BAB 1 PENDAHULUAN. besar berupa lahan perkebunan (18,50 juta ha), tegalan 14,60 juta ha. Perluasan lahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. burung,1000 jenis reptil dan amphibi sertainsektakurang lebih 8000 jenis.

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. tahun mencapai US$ 681 juta pada tahun 2011 (FAO, 2013). Kopi memegang

I. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam (Anonim, 2007). Namun akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

RUANG LINGKUP EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melebihi 80% dari hewan yang ada di dunia (Grimaldi dan Engel,

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

Sistem Populasi Hama. Sistem Kehidupan (Life System)

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bawang merah merupakan salah satu komoditas rempah-rempah

KENDALA DAN PELUANG DALAM PRODUKSI PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA *)

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain: waduk, danau, kolam, telaga, rawa, belik, dan lain lain (Wibowo, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditi ekspor yang mempunyai arti

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang berukuran besar ataupun kecil (Arief : 11). yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

I. PENDAHULUAN. dan keanekaragaman agroklimat. Keadaan tersebut menyebabkan hampir setiap

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

I. PENDAHULUAN. dijuluki sebagai negara agraris yang mengandalkan perekonomian sektor pertanian. Oleh

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

I. PENDAHULUAN. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar

Analisis Keanekaragaman..I Wayan Karmana 1

Transkripsi:

BAB 1 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia dengan luas daratan sekitar 188,20 juta ha memiliki sumber daya lahan (jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk wilayah, ketinggian tempat dan iklim) yang sangat bervariasi (Mulyani, et al. 2006). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2005), luas lahan pertanian Indonesia sekitar 70,20 juta ha, dan sebagian besar berupa lahan perkebunan (18,50 juta ha), tegalan 14,60 juta ha. Perluasan lahan pertanian yang pesat terjadi pada lahan perkebunan, yaitu dari 8,77 juta ha pada tahun 1986 menjadi 18,50 juta ha pada tahun 2007. Perluasan lahan tersebut terutama untuk mendukung pengembangan beberapa komoditas ekspor, seperti kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, dan lada (Muliany, 2008). Pada tahun 2011 yang lalu produksi kopi Indonesia mencapai 600 ribu ton/tahun dan lebih dari 80%-nya berasal dari perkebunan rakyat. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada periode berikutnya mengingat pasar ekspor dan kebutuhan konsumsi yang tinggi terhadap kopi (Chairawaty, 2012). Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang potensial bagi Indonesia (Choiron, 2010). Kendala dalam budidaya kopi yang menyebabkan rendahnya produktivitas kopi antara lain akibat adanya serangga hama dan penyakit. Menurut Widiarta, et al. (2006) berdasarkan sudut pandang usaha tani serangga secara umum dikelompokkan menjadi serangga hama, serangga berguna, dan serangga netral. Sebagai organisme berguna, serangga ada yang berperan sebagai musuh alami baik sebagai parasitoid maupun predator, serangga penyerbuk, dan 1

2 dekomposer sedangkan serangga netral kerap menjadi mangsa. Di Indonesia tercatat lebih dari 111 spesies Arthropoda merupakan hama (Radiyanto, et al. 2010). Serangga adalah salah satu anggota kerajaan hewan yang mempunyai jumlah anggota terbesar. Hampir lebih dari 72% anggota binatang masuk kedalam golongan serangga. Serangga merupakan avertebrata yang hidup di berbagai tempat diantaranya dipermukaan tanah, di dalam tanah, di udara, di dalam air, bahkan parasit pada macam-macam tumbuhan ataupun hewan. Makanan serangga bermacam-macam misalnya buah-buahan, bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan ada juga yang makan hasil ekskresi. (Tambunan, et al. 2013). Menurut Evans (1994), bahwa untuk mendapatkan makanan, serangga memiliki tipe alat mulut yang sesuai dengan jenis makanan dan cara makan. Tipe-tipe alat mulut serangga antara lain: menggigit dan mengunyah, menusuk dan menghisap, menggali dan menggerek. Serangga yang memiliki tipe alat mulut menggigit dan mengunyah memiliki otot-otot mandibula yang kuat. Serangga jenis ini memakan daun dan tumbuh-tumbuhan. Spesies serangga yang memiliki tipe alat mulut menusuk dan menghisap, pada bagian alat mulut dilengkapi dengan probosis, yang berfungsi untuk menghisap larutan dari dalam jaringan tumbuhan, serangga yang memiliki tipe alat mulut menggali dan menggerek merusak akar, batang, buah dengan cara menggali bagian tumbuhan. Ekologi serangga adalah keseluruhan pola hubungan timbal balik serangga dengan lingkungannnya yang merupakan faktor abiotik. Usaha yang harus dilakukan dalam mengelola ekosistem pertanian agar populasi hamanya terkendali secara alami adalah dengan mempelajari struktur ekosistem seperti jenis hama (Tambunan, et al. 2013). Serangga dapat berperan sebagai kontrol biologi (predator bagi serangga lain)

3 yang mampu menekan populasi hama serangga perkebunan. Keanekaragaman hayati serangga berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Pada ekosistem alami, umumnya telah terjadi kestabilan populasi hama dan musuh alaminya sehingga keberadaan serangga hama pada pertanaman tidak lagi merugikan (Widiarta, et al. 2006). Berdasarkan hasil observasi dan data yang didapatkan dari kantor desa jambangan bahwa kopi robusta (Coffea robusta L.) yang telah dibudidayakan kurang mendapatkan hasil yang optimal, sehingga produksi kopi robusta (Coffea robusta L.) tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh serangga hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi robusta (Coffea robusta L.) tersebut. Namun sampai saat ini di perkebunan lahan masyarakat Desa Jambangan belum pernah diadakan penelitian tentang jenis serangga hama yang menyerang tanaman robusta (Coffea robusta L.), sehingga masyarakat sejauh ini belum mengetahui jenis serangga hama yang merusak tanaman robusta (Coffea robusta L.) pada perkebunan mereka. Kemudian juga dilakukan observasi ke sekolah khususnya SMA di kota Malang. Peneliti mendapatkan data bahwasannya pada materi Keanekaragaman Hayati belum ada kegiatan praktikumnya sehingga siswa belum bisa melakukan pengamatan langsung untuk mencari keanekaragaman. Hal ini juga dikarenakan siswa belum mengenal metode yang dapat digunakan dalam kegiatan praktikum. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui keanekaragaman serangga hama di perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian tentang Studi Keanekaragaman dan Peranan Serangga Hama di Daerah Perkebunan Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Sebagai Sumber Belajar

4 Biologi SMA Kelas X. Hasil penelitian dibawah ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi untuk menambah pengetahuan yang disajikan dalam bentuk Handout untuk SMA kelas X materi keanekaragaman hayati. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Serangga hama jenis apasaja yang terdapat di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang? 2. Bagaimana keanekaragaman serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan kecamatan Dampit Kabupaten Malang? 3. Bagaimana peranan serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang? 4. Bagaimanakah hasil penelitian tentang serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis serangga hama yang terdapat di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 2. Untuk menentukan keanekaragaman serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

5 3. Untuk mengetahui peranan serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 4. Untuk menentukan pemanfaatan hasil penelitian tentang serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi SMA kleas X. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah dan Instansi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara empiris melalui data yang disajikan mengenai keberagaman serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 2. Bagi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan memberikan penjelasan ilmiah tentang keanekaragaman serangga hama di daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang sebagai sumber belajar biologi kelas X dan mahasiswa pendidikan biologi. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang kenanekaragaman jenis dan peranan serangga hama yang ada di perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) dan penerapan ilmu biologi terutama pada materi keanekaragaman hayati kemudian dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan

6 dengan kajian keanekaragaman serangga hama maupun jenis serangga yang lainnya. 1.5 Batasan Masalah Penelitian Adapun batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan di perkebunan kopi robusta (Coffea robusta L.) di Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 2. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode pit fall trap dan light trap. Pengambilan sampel dilakukan dibeberapa stasiun dengan menggunakan jebakan dari botol yang diisi dengan formalin dan cairan detergen. 3. Hewan sampel diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi sesuai dengan tinjauan literatur. 4. Data komposisi spesies dan jumlah individu serangga hama digunakan untuk analisis indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan. 5. Faktor lingkungan abiotik yang diukur dalam penelitian ini adalah ph, kelembaban tanah, suhu tanah, suhu udara, dan kelembaban udara. 6. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai sumber belajar berupa Handout. 1.6 Definisi Istilah Adapun definisi istilah dalam penelitian ini antara lain: 1. Keanekaragaman (biological diversity) adalah keragaman kehidupan dalam semua bentuk, tingkat, dan kombinasi, yang terbagi atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu; keanekaragaman genetik (genetic diversity), keanekaragaman spesies (species diversity), dan keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity) (Suryati, et al. 2007).

7 2. Peranan serangga diantaranya adalah sebagai polinator, dekomposer, predator, parasitoid, hingga sebagai bioindikator (Santosa & Sulistyo, 2007). 3. Serangga hama ialah serangga yang menyerang tanaman dan membuat tanaman menjadi rusak yang akhirnya akan menimbulkan rendahnya produktivitas tanaman (Sunarto & Nurindah, 2009). 4. Perkebunan kopi adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman kopi tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman kopi tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat (Febi, 2012). 5. Sumber belajar merupakan segala macam sumber yang di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memudahkan terjadinya proses belajar (Arief dalam Rusnia, 2016). 6. Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie" yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi (Wijayanto & Sumirat, 2009).