BAB I PENDAHULUAN. hanya oleh orang dewasa, anak-anak, pria, bahkan wanita pun memainkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULAN. di Indonesia, metodologi kepelatihan harus ditingkatkan untuk dalam upaya. meningkatkan prestasi dalam cabang sepakbola.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. juta permainan sepakbola dimainkan setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menandingi atau menyamai kepopuleran olahraga sepakbola ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah olahraga yang paling terpopuler di dunia dan permainan

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepak bola yang memiliki pemain - pemain berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepak bola yang memiliki pemain - pemain berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing masing regu terdiri

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jlegiwinangun, Kutowinanngun, Kebumen. beranggotakan sebelas pemain tiap regu yang bertujuan mencetak gol ke

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi terhadap kemampuan hasil passingbola yang benar

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. dari semua kalangan maupun usia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya club dan

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepakbola yang memiliki pemain-pemain yang berkualitas. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia saat ini, khususnya dalam usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, disiplin dan ketaqwaan. Di era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia, tidak hanya oleh orang dewasa, anak-anak, pria, bahkan wanita pun memainkan olahraga ini. Sepakbola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia.sepakbola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit ke gawang lawan. (Putro, 2013) Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena imbas dari sepakbola. Masyarakat Indonesia sangat gemar bermain sepakbola tak hanya orang dewasa-mulai dari anak-anak hingga orang tua pun sangat menggemari olahraga yang diciptakan di Inggris tersebut. Dari Sabang hingga Merauke pasti ada setidaknya satu tim sepakbola yang mewakili kota tersebut. Jakarta, Malang, Bandung, Surabaya, Palembang, Solo, Makasar, dan Jayapura adalah beberapa kota di Indonesia yang memiliki tradisi kuat dalam olahraga yang dimainkan oleh 11 orang ini. Liga Sepakbola pertama yang ada di indonesia dimulai sejak tahun 1930 di era kolonial Belanda. Namun baru pada tahun 1993 Indonesia membentuk liga yang profesional. Dengan 413 kabupaten, 1 kabupaten administrasi, 92 kota, dan 5 kota administrasi, setidaknya ada lebih dari 500 tim sepakbola baik profesional, semi-profesional, maupun yang amatir (Firmansyah, 2010). 1

2 Setiap atlet sepakbola harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik. Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal dasar bagi seseorang untuk melakukan aktifitas fisik atau kerja sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa adanya kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmatiwaktu luangnya (Irianto 2000:5). Kebugaran jasmani yang baik akan berpengaruh terhadapaktivitas sehari-hari dan membuat tubuh semakin semangat dalam menjalankan berbagai aktivitas seharihari. Menurut Syahban Junen (2005:19) bahwa seseorang yang memiliki kebugaran jasmani berarti kapasitas belajar atau bekerja menjadi lebih baik. Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak. Sajoto (1995:8-11) mengungkapkan kebugaran jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen kebugaran jasmani meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kebugaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang

3 untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai. Dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya fikir dan daya kegiatan fisiksehari-hari yang cukup tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas fisik adalah melalui kegiatan fisik yang dilakukan secarabenar, teratur dan terukur dan semuanya itu akan tercapai dengan melakukanlatihan fisik atau latihan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani yang baik di asumsikan bahwa seseorang sering melakukan aktifitas jasmani dan sebaliknya apabila kebugaran jasmaninya kurang berarti seseorang tersebut kurang melakukan aktifitas jasmani. Faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kebugaran jasmani yang erat hubungannya dengan gerak adalah makanan atau gizi. Gizi yang diperoleh seseorang melalui konsumsi makanan setiap hari berperanbesar untuk kehidupan seseorang. Gizi merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan gizi yang baik di butuhkan dalam kegiatan fisik maupun mental. Zatzat gizi yang di perlukan dalam tubuh, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan reproduksi untuk kerja atau aktivitas dan pemeliharaan tubuh. Terutama bagi anak dalam masa pertumbuhan, makanan yang mengandung nilai gizi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otak serta fisik. Apabila kebutuhan gizi terpenuhi

4 secara lengkap maka proses di dalam tubuh dapat berjalan dengan normal, seperti kebutuhan energinya terpenuhi untuk melakukan berbagai aktifitas seperti bermain, berolahraga dan membuat tubuh lebih bersemangat dalam malakukan aktivitas seharihari. Status gizi adalah merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas. Selain faktor gizi, sebagai faktor penunjang kebugaran hendaknya dapat diperoleh melalui latihan fisik yang benar baik takaran maupun intensitas latihannya. Seseorang akan selalu melakukan aktivitas sehari-hari, dalam melakukan aktivitas sehari-hari ini harus didukung dengan energi yang cukup serta kondisi badan yang baik. Tanpa adanya energi yang cukup serta kondisi kesehatanyang prima kita akan dengan mudah mengalami kelelahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga dengan kondisi yang sepertiitu kita akan sulit mencapai tuntutan gerak yang baik dan lebih cepat lelah. Penggunaan energi untuk kegiatan jasmani bertambah pada saat remaja, karena remaja merupakan golongan dengan kegiatan aktif. Di samping itu, kelak mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan berpotensi dan berkualitas tinggi sehingga kecukupan energi bagi golongan ini perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 1990:5). Remaja itu sendiri menurut Sayogo (1992:407) adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, fisiologis dan psikososial. Kelompok umur remaja merupakan fase pertumbuhan yang pesat selain pada masa balita, sehingga wajar kalau pada masa ini dibutuhkan zat gizi yang relatif lebih besar jumlahnya (Sediaoetama, 2000:25). Anak seusia sekolah yang meliputi

5 kelompok masyarakat umur 15 sampai dengan 16 tahun merupakan kelompok yang rawan, karena pada usia ini, merupakan usia pertumbuhan, intensitas pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup sehat merupakan bagian penting dari pemeliharaan kesehatan anak. Pada tahun 2003, prevalensi gizi kurang di Indonesia mencapai37,5%. Remaja dengan gizi kurang dapat mengakibatkan kurang gairah dan kurang lincah sehingga daya tahan menurun, cepat lelah, gerakannya lamban dan ini akan mempengaruhi daya tahan kardiovaskular dalam tubuh pada saat anak akan melakukan kebugaran jasmani. Selain itu, gizi kurang pada umumnya diakibatkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan adanya daerah miskin gizi (Sunita Almatsier, 2003:301). Menurut Agus Amin Sulistiono (2004), bahwa berdasarkan hasil pengkajian penelitian terhadap tingkat kebugaran jasmani pelajar (SD, SMP, SMA/SMK) tahun 2003 dan 2004 yang telah dilaksanakan di 15 provinsi terhadap 10.110 pelajar, diperoleh data bahwa tingkat kebugaran jasmani pelajar secara umum berada pada kategori kurang (45,97%). Data ini amat berbeda dengan tingkat kebugaran jasmani pelajar berdasar data tahun 1995 yang berada pada kategori sedang (51,6%). Artinya, tingkat kebugaran jasmani pelajar saat ini mengalami penurunan, jika dibandingkan pada tahun 1995. Angka-angka tersebut menunjukkan masih rendahnya tingkat kebugaran jasmani pada pelajar, padahal dalam usia ini seharusnya dalam status baik karena secara fisiologis mereka masuk dalam taraf peningkatan (pertumbuhan) dalam

6 fisik yang baik. Untuk memperoleh tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik, maka dapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal. Sekolah Sepakbola (SSB) menjadi salah satu organisasi non formal yang mendidik anak-anak dan remaja agar menjadi pemain Sepakbola yang handal dan potensial. Dalam olahraga Sepakbola dibutuhkan kebugaran jasmani yang baik, maka untuk menuju kesana perlu dibuat program-program latihan yang baik serta didukung dengan fasilitas dan tenaga pelatih yang profesional. Berorentasi pada berbagai penjelasan di atas, keberadaan kebugaran jasmani dan status gizi merupakan permasalahan yang penting untuk dikaji secara mendalam. Untuk itu perlu diadakan suatu penelitian yang mengkaji tentang status gizi dan tingkat kebugaran jasmani. Permasalahan tersebut melatar belakangi penelitian yang berjudul, Profil tingkat kebugaran jasmani dan status gizi atlet usia 15-16 Sekolah Sepakbola Debar Gelora tahun 2017. Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora adalah salah satu sekolah Sepakbola yang berada di Kabupaten Langkat yaitu di daerah Kecamatan Hinai. Dalam usaha untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak yang memiliki ketertarikan dalam Sepakbola maka berbagai kalangan di Kabupaten Langkat sering mengadakan kompetisi setiap tahunnnya agar dapat mencari bibit muda yang berbakat. Sekolah Sepakbola Debar Gelora ini mempunyai cukup banyak anggota yang terdiri dalam beberapa kelompok usia, yaitu dari kelompok usia 8 tahun sampai 16 tahun dan Sekolah Sepakbola Debar Gelora mencoba membina pemain-pemain muda berbakat yang

7 memiliki kualitas, inilah merupakan langkah positif yang perlu mendapatkan perhatian serius demi kemajuan dan peningkatan persepakbolaan di masa mendatang. Debar Gelora pernah mendapatkan juara pertama dalam turnamen sepakbola U16 memperebutkan Tropi Komandan Koramil 14 Besitang yang berlangsung di lapangan bola AFR Besitang setelah mengalahkan Cokro FC dengan skor 3-1.Turnamen Sepakbola ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun TNI ke 71 dengan mengambil tema, "Dengan Semangat HUT TNI ke 71 kita wujudkan masyarakat yang sehat dan bebas narkoba." Turnamen ini diikuti 12 klub Sepakbola Wilayah Teluk Aru, Kabupaten Langkat. Andira Lesmana pelatih tim sepakbola Debar Gelora kepada SIB (Sinar Indonesia Baru) mengatakan Para pemain dilatih secara maksimal bukan hanya dipersiapkan untuk turnamen Komandan Koramil 14 Besitang ini, tapi juga untuk piala Suratin yang akan dimulai tahun 2017 nanti. Sebelum menjuarai Tropi Komandan Koramil 14 Besitang Sekolah Sepakbola Debar Gelora pada tahun 2013 juga pernah menjuarai sebuah turnamen Sepakbola yang dilaksanakan dalam memperingati HUT ke 31 Brimo Utama yang merupakan sebuah klub bola di Kabupaten Langkat pada 8 April hingga 4 Mei 2013.Dengan pertimbangan di atas maka hal ini merupakan alasan yang tepat untuk melakukan penelitian disebuah klub Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

8 1. Bagaimana tingkat dari kebugaran jasmani atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 2. Bagaimana cara melatih kebugaran jasmani atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 3. Bagaimana menjaga kebugaran jasmani atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 4. Bagaimana status gizi atlet usia 15-16 tagun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 5. Apa saja asupan yang di terima atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 6. Bagaimana menjaga asupan gizi atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? C. Pembatasan Masalah Untuk mengatasi interpretasi yang salah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini. Untuk mengukur kebugaran jasmani dalam penelitian ini meliputi:, daya tahan, kelincahan,, power dan daya tahan jantung dan paru-paru. Dan untuk mengukur status gizi atlet digunakan tinggi badan dan berat badan atlet. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti yakni :

9 1. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 2. Bagaimanakah status gizi atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka ditetapkan bahwa tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani atlet usia 15-16 tahunpada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? 2. Untuk mengetahui bagaimana status gizi atlet usia 15-16 tahun pada Sekolah Sepakbola (SSB) Debar Gelora? F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pelatih, pembina Sekolah Sepakbola (SSB), atlet Sepakbola dan masyarakat untuk : 1. Memberikan gambaran tentang tingkat kebugaran jasmani dan status gizi atlet sehingga dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap program yang telah dilakukan sekaligus untuk menentukan program tambahan yang akan diberikan dalam Sekolah Sepakbola Debar Gelora. 2. Memberikan wawasan tentang pentingnya kebugaran jasmani serta pemenuhan gizi yang baik untuk mencapai hidup yang lebih baik. 3. Digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengupas lebihjauh tentang tingkat kebugaran jasmani dan status gizi.

10 4. Digunakan sebagai masukan bahwa kebugaran jasmani dan status gizi yang baik diharapkan akan memberikan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi atlet pada Sekolah Sepakbola Debar Gelora, sehingga baik Sekolah Sepakbola maupun orang tua akan memperhatikan kebugaran jasmani serta status gizi atlet. 5. Mengetahui tingkat kebugaran jasmanai dan status gizi atlet sehingga memiliki upaya untuk selalu melakukan aktifitas fisik baik yang dilakukan di Sekolah Sepakbolamaupun diluar Sekolah Sepakbolaserta merubah pola hidup yang kurang baik menjadi pola hidup yang lebih.