Analisis Kelayakan Budidaya Perikanan Air Payau Berdasarkan Analisis Kualitas Air Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

Studi Potensi Air Tanah di Pesisir Surabaya Timur Untuk Budidaya Perikanan Air Payau

Rofizar. A 1, Yales Veva Jaya 2, Henky Irawan 2 1

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

BAB I PENDAHULUAN I-1

MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):85-94

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

ANALISIS KESESUAIAN PARAMETER PERAIRAN TERHADAP KOMODITAS TAMBAK MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN PIDIE JAYA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN

FORMASI SPASIAL PERAIRAN PULAU 3S (SALEMO, SAGARA, SABANGKO) KABUPATEN PANGKEP UNTUK BUDIDAYA LAUT Fathuddin dan Fadly Angriawan ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Journal Of Aquaculture Management and Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

KATA PENGANTAR. Jatinangor, 22 Juli Haris Pramana. iii

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BUDIDAYA MULTITROPIK UDANG WINDU (Penaeus monodon), NILA MERAH (Oreochromis niloticus), DAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI TAMBAK

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) ABSTRAK

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

STUDI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Analisis Kesesuaian Lokasi dan Data Spasial Budidaya Laut berdasarkan Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lasongko Kabupaten Buton Tengah

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Tim Penyusun. Daftar Isi - i

POTENSI KEBERADAAN TEKNOLOGI TAMBAK INTENSIF DI KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN: STUDI KASUS PT.

Model Optimasi Pengelolaan Kualitas Lingkungan melalui Peran Biofilter Rumput Laut (Gracilaria sp.) untuk Pengembangan Tambak yang Berkelanjutan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tangga 24 Agustus 5 Oktober 2014.

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI Bahan dan Alat yang Digunakan Data Data Relevan

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

BAB III METODA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BAB III METODE PENELITIAN

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

BAB II METODE PENELITIAN

TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA

DAYA DUKUNG LAHAN TAMBAK BUDIDAYA IKAN KERAPU (Ephinepelus spp) DI KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN. Agung Pamuji Rahayu*

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

Oleh: Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, Yusni Ikhwan Siregar ABSTRAK

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2

MANAJEMEN KUALITAS AIR

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT PENYUSUNAN STATUS MUTU LAUT KOTA BATAM DAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

3. METODE PENELITIAN

dan (3) pemanfaatan berkelanjutan. Keharmonisan spasial mensyaratkan bahwa dalam suatu wilayah pembangunan, hendaknya tidak seluruhnya diperuntukkan

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

TUG AS AKHIR. I Dewa Gde Krishna Ramadia Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

3. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di bulan Febuari sampai Mei 2016 di Kecamatan

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

I. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

METODE PENELITIAN. Gambar 7 Lokasi penelitian di perairan dangkal Semak Daun.

KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKAN DI TAMBAK INTENSIF

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 Analisis Kelayakan Budidaya Perikanan Air Payau Berdasarkan Analisis Kualitas Air Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur Teuku Muhammad Faisal 1, Andika Putriningtias 1 dan Teuku Kusnafizal 2 1 Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Samudra 2 Program Studi Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas samudra Langsa Aceh email : teukumuhammadfaisal@unsam.ac.id Abstrak Wilayah Aceh Timur sebagian besar merupakan kawasan pesisir, dengan potensi perikanan air payau dan laut khususnya produksi perikanan budidaya adalah terbesar di Provinsi Aceh, oleh karena itu diperlukan pengelolaan secara tepat dan berkelanjutan dalam pengelolaan wilayah pesisir di kabupaten tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan budidaya ikan air payau berdasarkan analisis kualitas air di wilayah pesisir. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG), sampel parameter perairan dikumpulkan dari 5 titik sampling di perairan tambak. Kualitas air pada perairan tambak yang diukur meliputi 5 parameter yang sangat berpengaruh terhadap komoditas tambak, diantaranya : salinitas; ph; oksigen terlarut; kecerahan air dan kandungan nitrat. Data parameter kualitas air yang diukur pada lokasi penelitian dan kemudian dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan metode overlay untuk menghasilkan peta tambak dalam pengembangan budidaya air payau di pesisir Alue Kumba, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur. Hasil penelitian pemetaan tambak di wilayah pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur berdasarkan analisis kualitas air sebagai upaya pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan, maka berdasarkan hasil pengamatan dan analisis sampel kualitas air sebagaimana digambarkan dalam peta pada hasil penelitian diketahui bahwa dari hasil kajian tersebut pada pengambilan sampel kualitas didapatkan hasil kelayakan dalam usaha budidaya perikanan air payau di pesisir Alue Kumba, dalam hal ini memenuhi syarat sesuai standar baku mutu kualitas air dalam usaha budidaya perikanan air payau. Kata kunci : Alue Kumba, Aceh Timur, kualitas air, pemetaan, SIG. Pendahuluan Kabupaten Aceh Timur memiliki sumberdaya alam, dari hutan, gas hingga sektor kelautan dan perikanan. Daerah pesisir Aceh Timur memiliki potensi sumberdaya perikanan terbesar di Provinsi Aceh baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Wilayah pesisir Kabupaten Aceh Timur berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sehingga kaya akan hasil lautnya. Potensi sumberdaya sektor kelautan dan perikanan meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya dan didukung dengan fasilitas yang cukup memadai sehingga dapat mengembangkan sektor tersebut untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Aceh Timur.

2 Adapun potensi tambak untuk pengembangan budidaya perikanan air payau dengan dengan luas 17.837 Ha dengan jumlah petani tambak sebanyak 5.998 orang, dengan hasil produksi setiap tahun mencapai 10.592 Ton (Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, 2016). Dilihat dari potensi areal budidaya yang ada dikawasan pesisir, sejatinya dapat menjadi sumber penghidupan masyarakat pembudidaya ikan yang memiliki prospek ekonomi dan sekaligus memberikan konstribusi yang besar pula bagi daerah. Dilihat dari potensi areal budidaya yang ada dikawasan pesisir, sejatinya dapat menjadi sumber penghidupan masyarakat pembudidaya ikan yang memiliki prospek ekonomi dan sekaligus memberikan konstribusi yang besar pula bagi daerah. Namun kenyataannya, potensi yang ada tersebut belum diberdayakan secara maksimal. Beberapa penyebab yang diduga menurunnya produksi budidaya perikanan air payau diantaranya, seperti tidak produktifnya tambak pasca konflik (RI-GAM) di Aceh menyebabkan berkurangnya lahan budidaya sehingga berhentinya kegiatan budidaya dalam waktu relatif lama dan berpengaruh terhadap pengetahuan pembudidaya tentang manajemen yang baik, khusus manajemen kualitas air. Kemudian ditambah lagi dengan akibat alih fungsi lahan tambak menjadi lahan pertanian terutama di wilayah pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur diduga merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas air untuk budidaya perikanan. Disamping itu kurangnya penataan kelayakan tambak untuk budidaya terutama manajemen kualitas air, sehingga baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi usaha budidaya. Gambar 1. Lokasi Pengambilan ampel Kualitas Air

3 Metodologi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah pesisir pada area tambak Desa (Gampong) Alue Kumba, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur, meliputi tahap survei pendahuluan, tagging lokasi dan penentuan titik sampling. Adapun data peta yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi : a. Citra satelit Landsat 7 ETM+ perekaman tahun 2011. b. Peta Infrastruktur Aceh Timur, Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2016. Metode Pengumpulan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu menggunakan analisis secara deskriptif kuantitatif berdasarkan variabel-variabel penelitian. Dimana metode survei ini adalah akan dilakukannya suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual (Moleong, 2006). Metode lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan overlay (Purnawan et al., 2015). Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer : Salinitas, ph air, oksigen terlarut, kecerahan air, ph tanah dan kandungan nitrat. Data sekunder merupakan data pendukung untuk melakukan analisis kesesuaian tambak berupa informasi dan data tambak dari pembudidaya atau masyarakat pesisir Alue Kumba, penelitian dan pengambilan sampel hanya terbatas pada unit sampel yang sesuai dengan kriteriakriteria tertentu (parameter kualitas Pemetaan tambak dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui analisis pengolahan data dengan Software Q GIS ver. 2.16 berdasarkan parameter kualitas air. Adapun metode pengambilan data kualitas perairan tambak, yaitu diambil dengan 3 kali perulangan pada setiap stasiunnya. Data sekunder merupakan data pendukung untuk melakukan analisis kesesuaian tambak berupa informasi dan data tambak dari pembudidaya atau masyarakat pesisir Alue Kumba, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan yaitu merupakan bentuk penarikan sampel nonprobabilitas yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu, seperti sumber airnya dan kegiatan dalam budidaya perikanan diarea tambak. Pengambilan sampel ini yaitu sebagaimana dikemukakan oleh Purnawan et al. (2015), dipilih apabila peneliti ingin memilih anggota sampel berdasarkan kriteria tertentu. Penentuan lokasi sampling berdasarkan pertimbangan tertentu antara lain kemudahan menjangkau lokasi titik sampling, serta efisiensi waktu dan biaya yang didasari pada interpretasi awal lokasi dan dan pengambilan sampel penelitian.kabupaten Aceh Timur, meliputi tahap survei pendahuluan, tagging lokasi dan penentuan titik sampling dan pengambilan sampel penelitian. air) yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Pengamatan atau pengambilan data primer di lapangan dilakukan

4 di 5 titik sampling (kondisi perairan tambak) yang mewakili wilayah penelitian di kawasan tambak pesisir Alue Kumba, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur. Pada setiap stasiun pengamatan titik sampling dilakukan pengamatan awal dengan menentukan dan mencatat dicatat titik koordinatnya dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Selain itu juga dilakukan wawancara secara langsung dengan masyarakat pembudidaya Alue Kumba. Untuk memudahkan analisis, maka dilakukan tabulasi data kemudian data dianalisis berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan alat analisis yang telah ditentukan. Analisis Spasial Analisis spasial dalam penentuan kesesuaian lahan dalam penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu pada proses metode overlay. Setelah diketahui data nilai parameter perairan tambak di 5 titik yang ada seluruh kawasan tambak pesisir Alue Kumba, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur. Kemudian dilakukan pengelompokan nilai setiap parameter di seluruh seluruh kawasan tambak pesisir Alue Kumba perairan tambak kedalam tingkatan kesesuaiannya. Selanjutnya dilakukan metode overlay merupakan proses analisis kesesuaian lahan yang dilakukan Software Q GIS ver. 2.16 dengan membandingkan tingkat kesesuaian dari kelima parameter dengan mempertimbangkan bobot pengaruh dari masing-masing parameter tersebut. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian Pemetaan Tambak dengan Metode Sistem Informasi Geografis (SIG) Berdasarkan Analisis Kualitas Air sebagai Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur didapatkan data bahwa sebagaimana tersaji dalam Tabel 1. Hasil pengamatan di lapangan dan laboratorium setelah dilakukan pengukuran kualitas air di wilayah perairan tambak pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur menunjukkan bahwa secara umum data parameter kualitas air di perairan tambak tersebut relatif tidak jauh berbeda. Tabel 1. Data Kualitas Air Untuk Tiap Stasiun Pengamatan No. Parameter Air Satuan Stasiun A Stasiun B Hasil Stasiun C Stasiun D Stasiun E BAKU MUTU* 1 Suhu C 30,3 31 31,5 30,9 31,3 28-32 2 Salinitas g/l 15 15 15 15 15 Mei-40 3 ph - 8,1 8,8 8 8,5 8,3 7,5-8,5 4 5 Oksigen terlarut Bahan Organik mg/l 10 9,4 10,2 9,7 9,5 > 3,0 mg/l 53 51 53 52 52 55 (max) 6 Nitrit mg/l 0,01 0,01 0,01 0,03 0,02 < 0,01 (max)

5 7 Nitrat mg/l 0,3 0,3 0,2 0,5 0,5 0,5 (max) 8 Kecerahan air cm 30 30 30 30 30 30-45 * : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75/PERMEN-KP/2016 Dari data hasil pengukuran kualitas air yang tersaji dalam tabel tersebut didapatkan berdasarkan pengamatan dan pengambilan sampel di perairan tambak pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur dengan menentukan lokasi titik samping di 5 lokasi dengan 3 kali pengulangan. Penentuan titik lokasi tersebut berdasarkan kondisi tambak produktif dan kondisi baik serta memiliki tatak letak lokasi tambak yang belum direvitalisasi. Secara umum kondisi perairan tambak kawasan pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur dalam keadaan baik dan layak untuk kondisi lingkungan dalam suatu kegiatan budidaya perikanan khususnya air payau. Gambar 2. Hasil uji kualitas air (DO) pada Tambak Budidaya Gampong Alue Kumba. Berdasarkan gambar 2, terlihat hasil uji kualitas air pada pengamatan parameter DO terlihat pada stasiun 1 sampai 5 memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan angka kisaran antara 9,4 sampai 10,2 mg/l. Dalam hal ini hasil dari pemetaan dengan tambak berdasarkan kualitas air dapat memudahkan untuk kondisi secara utuh pada kondisi perairan tambak.

6 Gambar 3. Hasil uji kualitas air (kecerahan) pada Tambak Budidaya Gampong Alue Kumba. Demikian pula dari hasil pengukuran parameter kecerahan pada masing-masing stasiun terlihat tidak adanya perbedaan yaitu dengan nilai 30. Dalam pengukuran parameter ph tanah juga tidak adanya perbedaan yang signifikan yaitu antara 5,2 sampai 7. Dalam hal ini berdasarkan tampilan gambar masing-masing parameter dapat terlihat dengan bahwa dengan metode ini dapat memudahkan membedakan antara satu parameter dengan parameter lainnya. Gambar 4. Hasil uji kualitas tanah (ph tanah) pada Tambak Budidaya Gampong Alue Kumba. Berkaitan dengan hasil pengukuran kualitas air untuk parameter ph air berkisar 8 8,8. Dalam hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dan hasil uji ph air tersebut dapat dilihat pada gambar 5.

7 Gambar 5. Hasil uji kualitas air (ph air) pada Tambak Budidaya Gampong Alue Kumba. Pada gambar 6 menunjukkan hasil pengukuran parameter kualitas air dengan parameter salinitas. Perbedaan pada setiap lokasi dan berdasarkan pengukuran parameter kualitas air berdasarkan perbedaan warna peta yang ditampilkan dengan menggunakan metode sistem informasi geografi. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan kadar nilai parameter salinitas yang ada pada setiap stasiun dengan pengulangan yang sama dengan parameter lainnya, dalam hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan pada angka nilainya, yaitu 30 g/l. Nilai kisaran parameter kualitas air yang ada pada tabel 2, secara keseluruhan dapat digabungkan dengan gambaran pada masing masing peta pada gambar. Gambar 6. Hasil uji kualitas air (salinitas) pada Tambak Budidaya Gampong Alue Kumba. Pembahasan Kondisi umum perairan tambak di wilayah pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur relatif terlihat masih normal untuk syarat

8 budidaya perikanan air payau, meskipun sebagian besar tambak produktif yang ada di pesisir Alue Kumba masih menggunakan sistem tradisional dan sederhana baik dari aktivitas budidaya maupun. Berdasarkan hasil pengamatan secara umum, adapun komoditas yang selama ini dibudidayakan adalah bandeng dibandingkan dengan komoditas seperti udang. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari data yang disajikan pada tabel 2, yaitu nilai kisaran parameter kualitas air yang memenuhi syarat untuk standar baku mutu kualitas air yang disyaratkan dalam keputusan menteri permen kelautan dan perikanan nomor 75/KP/2016 dalam kegiatan budidaya ikan air payau khususnya udang vaname dan udang windu, dimana disyaratkan bahwa nilai standar baku mutu yang disajikan dalam tabel 2. Dalam hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang ditemui di lapangan didapatkan informasi bahwa adanya keluhan mengenai permasalahan penyakit yang menyerang udang dan diduga diakibatkan oleh faktor kualitas air. Berdasarkan hasil pengukuran parameter kualitas air di perairan tambak Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur, pada setiap stasiun dengan 3 kali pengulangan parameter. Data tersaji dalam tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar setiap lokasi maupun stasiun dan pada tabel 2 juga tersaji data mengenai standar baku mutu kualitas budidaya udang vaname dan udang windu. Dilihat dari standar baku mutu tersebut maka dikatakan memenuhi syarat untuk kondisi kualitas air yang ada di perairan tambak Alue Kumba. Gambaran umum secara visual terlihat pada gambar 2 sampai 6 bahwa pada masing-masing kualitas air pada setiap stasiun. Kondisi perairan tambak pesisir Alue Kumba yang relatif untuk dikembangkan untuk kawasan budidaya perikanan air payau, diduga karena kondisi lingkungan yang masih normal dan belum tercemar oleh bahan-bahan yang berasal dari industri. Kondisi ini sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Alue Kumba, Terutama yang masuk kelompok pembudidaya untuk mengembangkan usahanya. Hal tersebut berdasarkan data kesesuaian standar baku mutu kualitas air yang layak dan masuk kategori masih sangat bagus. Faktor lingkungan, dalam hal ini kualitas sangat berpengaruh dalam suatu usaha keberhasilan budidaya perikanan khususnya budidaya udang windu dan vaname, dalam hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Neori et al. (2004), yaitu dimana teknologi budidaya tambak udang harus memenuhi persyaratan lingkungan yang baik dan memenuhi syarat meliputi parameter biologi, kimia dan fisika bagi komoditas yang dibudidayakan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antar lokasi juga dapat

9 dijadikan alasan yang mendasar untuk menjadi pertimbangan dalam pengembangan budidaya air payau di pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur. Pengembangan usaha budidaya perikanan air payau di pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur diharapkan menjadi salah satu wujud nyata dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Dari kajian diatas pemerintah melalui dinas terkait diharapkan dapat mengambil peran penting dengan melibatkan pihak terkait dengan berbagai upaya untuk menghidupkan kembali tambak tidak produktif untuk dikembangkan menjadi tambak yang produktif baik menggunakan sistem tradisional, intensif maupun super intensif. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : a. Wilayah perairan tambak pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur masih dalam kondisi yang relatif baik untuk dikembangkan dalam kegiatan usaha budidaya perikanan, khususnya budidaya udang vaname dan windu. b. Hasil pengukuran parameter kualitas antar lokasi penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, dalam hal ini dipastikan kondisi perairan yang masih normal walaupun tidak lokasi yang sama. c. Berdasarkan dasar acuan dengan standar baku mutu kualitas air yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui PERMEN KP Nomor 75 tahun 2017 dengan hasil pengukuran parameter kualitas masuk dalam kategori toleran untuk budidaya udang vaname dan windu. d. Metode pemetaan tambak dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) diduga sangat efektif dalam menyajikan informasi berdasarkan analisis parameter kualitas air di perairan tambak pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur. e. Menjadi dasar pertimbangan dalam usaha pengembangan budidaya perikanan air payau di pesisir Alue Kumba Kabupaten Aceh Timur Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada DIPA UNIVERSITAS SAMUDRA 2017 yang telah memberikan dana penelitian dan semua pihak terkait yang telah membantu sehingga penelitian ini berjalan lancar. Daftar Pustaka Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Cetakan keduapuluh dua, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Neori, A., T. Chopin, M. Troell, A. H. Buschmann, G. P. Kraemer, C. halling, M. Shpigel, and C. Yarish. 2004. Integrated aquaculture: rationale, evolution and state of the art emphasizing seaweed biofiltration in modern mariculture. Aquaculture 231 : 361-391.

10 Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. 2016. Mengenal Lebih Dekat Aceh Timur yang Kaya Potensi Alamnya. [terakhir diperbaharui 19 Mei 2016].] tersedia pada http://acehtimurkab.go.id/beri ta-953-mengenal-lebih-dekataceh-timur-yang-kayapotensi-alamnya.html Purnawan, S., M. Zaki, T. Asnawi dan I. Setiawan. 2015. Studi penentuan lokasi budidaya kerapu menggunakan keramba jaring apung di perairan Timur Simeulue. DEPIK. 4 (1).