STRUKTUR INTRINSIK LEGENDA KONTU KOWUNA PADA MASYARAKAT MUNA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut:

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB II KAJIAN TEORI. cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI. Pada umumnya drama menampilkan beberapa tokoh yang saling. sebagai manusia hidup di dunia nyata artinya tokoh-tokoh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

Transkripsi:

STRUKTUR INTRINSIK LEGENDA KONTU KOWUNA PADA MASYARAKAT MUNA Oleh Hermin (Ketua) Sance A. Lamusu (Anggota 1) Muslimin (Anggota 2) Universitas Negeri Gorontalo Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia No. Hp. 085241583365 Email: hermin209@ymail.com Abstrak Struktur Intrinsik Legenda Kontu Kowuna Pada Masyarakat Muna. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah penokohan dalam legenda kontu kowuna pada masyarakat Muna?, (2) bagaimanakah tema cerita dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna? (3) bagaimanakah hubungan tokoh dengan tema dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna? (4) bagaimanakah hubungan tokoh dengan plot dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan menggunakan pendekatan struktural. Data dalam penelitian ini berupa kutipan cerita yang mengandung unsur tema, plot, tokoh dan penokohan yang bersumber dari dalam cerita legenda Kontu Kowuna. Dalam teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menganalisis, penarikan simpulan, dan disajikan. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) penokohan dalam legenda Kontu Kowuna dapat dipahami dengan perwatakan atau karakter, tindakan, dan tingkah laku, (2) tema yang terdapat legenda Kontu Kowuna bervariasi, (3), hubungan tokoh dengan tema memiliki hubungan yang erat. Karena tema hadir untuk menggambarkan makna sebuah cerita sedangkan tokoh sebagai pelaku cerita untuk menyampaikan tema cerita, (4) hubungan tokoh dengan plot memiliki hubungan yang erat. Dalam cerita legenda Kontu Kowuna menggunakan plot lurus karena peristiwa-peristiwa yang dikisahkan kronologis, secara runtut. Kata Kunci : Struktur Intrinsik, Legenda Kontu Kowuna, Masyarakat Muna ------------------ ¹Hermin, SebagaiPeneliti di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna ²Sance A. Lamusu, ³Muslimin, Sebagai Dosen Tetap di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Pendahuluan Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi Tenggara yang memiliki ragam sastra lisan yang diklasifikasikan menjadi lima bagian, yakni: pertama, legenda merupakan salah satu cerita rakyat yang dianggap sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dan dapat dipercaya oleh masyarakat pemiliknya misalnya legenda Kontu Kowuna milik masyarakat Muna. Kedua, dongeng adalah bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Ketiga, kantola merupakan sastra lisan daerah Muna Sulawesi Tenggara yang berbentuk prosa liris dan jumlah baris lirikliriknya tidak terbatas, tergantung pada ketuntasan penyampaian makna. Keempat, gambusu merupakan nyanyian tradisional Muna yang diiringi dengan irama dan kesenian ini dinyanyikan saling berbalasan antara laki-laki dan perempuan, sementara lagu yang dinyanyikan biasanya dapat mewakili perasaan cinta, sindiran, berupa nasehat, pengalaman hidup, dan lain-lain. Kelima, mantra merupakan perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib, susunan kata yang berunsur puisi (rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib. Khususnya, di kecamatan Tongkuno terdapat ragam sastra legenda. Legenda merupakan salah satu karya sastra yang bersifat imajinatif yang menggambarkan permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Permasalahan tersebut ada yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Gambaran permasalahan dalam legenda yang bersifat positif dapat dilihat pada perilaku tokoh yang awalnya tidak baik namun pada akhirnya menemukan

hidayah untuk menjadi baik. Contohnya tokoh Sawergading pada awalnya menjadi anak yang durhaka dan pada akhirnya menjadi anak penurut. Hal ini menjadi teladan bagi pembaca untuk mengintropeksi diri. Selain itu, legenda bersifat negatif yang dapat dilihat dari tokoh Tandriabe yang hamil di luar nikah. Ini dapat memberikan gambaran kehidupan sosial yang tidak baik dalam masyarakat dan melanggar hukum Allah Swt. Legenda memiliki unsur pembangun cerita yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik terdiri atas tema, plot, latar, amanat, tokoh dan penokohan. Unsur ekstrinsik terdiri atas aspek pendidikan, agama, ekonomi, dan sosial budaya. Hal tersebut telah dikatakan oleh Wellek dan Warren (dalam Tuloli, 2000:8) bahwa unsur-unsur intrinsik dimasukkan pada bagian bentuk dan isi karya sastra. Unsur-unsur intrinsik itu adalah tokoh dan penokohan, latar, alur, amanat, dan tema sedangkan struktur luar unsur karya sastra mempuyai unsurunsur ekstrinsik yakni, melihat hubungan konteks sosial, ekonomi, politik dan agama. Penelitian ini lebih dititikberatkan pada unsur intrinsik, yakni tokoh dan penokohan dalam legenda Kontu Kowuna. Tokoh dan penokohan merupakan dua unsur yang tidak dapat terpisahkan. Tokoh adalah pelaku cerita yang menggerakan jalannya suatu cerita. ------------------ 4Nani Tuloli, Kajian Sastra, (Gorontalo : Nurul Jannah, 2000) Hal.8.

Hal ini senada dengan pendapat Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010:165) menyatakan bahwa tokoh cerita dapat diartikan sebagai orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan ataupun yang diekspresikan melalui tindakan para tokoh tersebut. Penokohan adalah penampilan keseluruhan ciri atau watak seorang tokoh cerita melalui percakapan (dialog) dan perbuatan (action). Adapun cara menyajikan watak tokoh, yaitu melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis, melalui ucapan-ucapannya, penggambaran fisik tokoh, pikiran-pikirannya, dan penerangan langsung, dengan demikian, penokohan lebih luas pengertiannya sebab mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Senada dengan pendapat Waluyo (dalam Tuloli, 2000:12) bahwa Penokohan adalah cara menampilkan tokohtokohnya, jenis-jenis tokoh, hubungan tokoh dengan unsur cerita lain, watak, tokoh-tokoh, dan bagaimana menggambarkan watak tokoh-tokoh itu. ------------------ 4Nani Tuloli, Teori Fiksi, (Gorontalo: Nurul Jannah, 2000) Hal.12. 5Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta : Gadjah Mada Universty Press, 2010) Hal. 165.

Tokoh dan penokohan lebih identik dengan karakter. Tokoh menunjuk pelaku cerita dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Karakter merupakan sifat atau watak yang membedakan masing-masing tokoh dalam cerita. Khususnya tokoh dalam novel, cerpen dan legenda. Menurut Hutomo (1991:64) bahwa legenda adalah cerita-cerita yang oleh masyarakat yang mempunyai ceritacerita tersebut dianggap sebagai peristiwa- peristiwa sejarah. Itulah sebabnya bahwa ada orang yang mengatakan legenda adalah sejarah rakyat. Legenda Kontu Kowuna merupakan salah satu jenis sastra lisan yang dimiliki oleh masyarakat Muna. Cerita Kontu Kowuna banyak melahirkan pertentangan antar tokoh di dalamnya. Hal dapat tergambarkan dalam tokoh utama yang selalu menantang keinginan orang tuanya. Tetapi di situlah musibah datang menghampiri para tokoh. Banyak perubahan yang mendasar pada perwatakan tokoh. Hal itu juga tidak jauh dari adanya hubungan intrinsik dengan perwatakan tokoh yakni di antaranya penghadiran alur cerita yang secara tidak langsung dalam perwatakan tokoh. Selain itu, permasalahan yang ada dalam legenda Kontu Kowuna yakni, berupa permasalahan kehidupan sosial para tokoh. Peranan tokoh dalam legenda Kontu Kowuna disesuaikan dengan pengkarakterisasian terhadap tokoh. Tokoh yang menampilkan hal-hal yang tidak sesuai dengan pandangan dan harapan para pembaca dan tokoh yang sering kali ditampilkan sebagai tokoh yang bertentangan. ------------------ 6 Sadi Suripan Hutomo, Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. (Surabaya: HISKI Jatim, 1991), hal. 64.

Dari sekian permasalahan yang dihadirkan dalam legenda Kontu Kowuna, maka pembaca diharapkan dapat melihat perwatakan atau karakter tokoh, bukan hanya dari sisi negatifnya melainkan memaknainya dari sisi positif pula, sehingga hal tersebut bisa dijadikan inspirasi, motivasi, dan bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup. Pengkajian tentang legenda masih minim terutama yang terkait dengan perwatakan tokoh, sehingga dengan adanya persoalan ini, maka muncul suatu ketertarikan untuk meneliti struktur intrinsik legenda Kontu Kowuna yang mencakup tokoh dan penokohan. Berdasarkan uraian di atas, struktur intrinsik legenda Kontu Kowuna sangat penting untuk diteliti. Hal itu dilakukan untuk mengetahui penokohan, tema, plot dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna. Olehnya itu penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan penokohan dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna, (2) Mendeskripsikan tema cerita dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna, (3) Mendeskripsikan hubungan tokoh dengan tema dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna, (4) Mendeskripsikan hubungan tokoh dengan plot dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan tema, plot, tokoh dan penokohan dalam legenda. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan apa adanya objek yang diteliti dengan menggunakan pendekatan struktural oleh Endraswara (2013:52)

------------------ 7Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Sastra. (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), Hal.52. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melakukan analisis data, dalam menemukan struktur intrinsik legenda Kontu Kowuna pada masyarakat, diperoleh hasil sebagai berikut, (1) penokohan dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna, (2) tema cerita dalam legenda Kontu Kowuna, (3) hubungan tokoh dengan tema cerita dalam legenda Kontu Kowuna, (4) hubungan tokoh dengan plot dalam legenda Kontu Kowuna pada masyarakat Muna Dalam memahami penokohan cerita rakyat Kontu Kowuna tak lepas dari tokoh, perwatakan, dan penempatan dan pelukisan tokoh dalam sebuah cerita. Masalah hidup dan kehidupan yang dihadapi dan dialami manusia sangat kompleks, walaupun permasalahan dihadapi manusia tidak sama, ada kehidupan tertentu yang bersifat universal. Legenda Kontu Kowuna mempunyai versi cerita yang berbeda-beda. Olehnya itu, memiliki tema yang berbeda-beda. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2010:67) bahwa tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Dalam cerita legenda Kontu Kowuna menggunakan plot lurus karena peristiwa-peristiwa yang dikisahkan kronologis, secara runtut cerita dimulai dari tahap (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks) dan akhir (penyelesaian). Tokoh dan plot merupakan dua fakta cerita yang mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain. Plot adalah apa yang dilakukan tokoh

dan apa yang menimpahnya. Adanya kejadian demi kejadian, ketegangan konflik dan sampai ke klimaks. Berdasarkan uraian penokohan di atas, dapat diketahui bahwa plot dapat diketahui dari perjalanan cara kehidupan tokoh baik dalam cara berpikir dan berperasaan, bersikap, berperilaku maupun bertindak. Pembahasan Penokohan dalam legenda Kontu Kowuna dapat dipahami dengan perwatakan atau karakter, tindakan, dan tingkah laku. Legenda Kontu Kowuna diperankan oleh Sawergading sebagai tokoh utama, Lakina Luwu sebagai raja, Abe sebagai ratu, Tandriabe sebagai putri raja. Peran tokoh dalam legenda Kontu Kowuna bervariasi baik tokoh yang bertindak sebagai tokoh antagonis maupun protagonis. Selain itu, tokoh memilih barbagai macam sifat dan karakter yang dimunculkan baik dalam bersikap, berperilaku maupun bertindak sesuai dengan peran masing-masing. Tema yang terdapat legenda Kontu Kowuna bervariasi, yakni: pertama, kedurhakaan seorang anak terhadap orangtunya artinya, cerita menggambarkan kehidupan seorang anak muda yang hidup berfoya-foya yang tak mau peduli dengan orang lain. Pada hal sebagai manusia membutuhkan orang lain untuk bisa hidup bersosial terutama pengabdian terhadap kelurga. Hal tersebut sangat menentukan keberhasilan seseorang untuk bisa menjalani hidup dengan baik. Namun sebaliknya cerita legenda Kontu Kowuna hanya mementingkan diri sendiri dari pada orang lain Tokoh dalam karya sastra sangat memiliki peran yang sangat penting untuk membangun unsur cerita. Hal itu dapat dipahami dari tokoh utama yang memiliki

kehidupan yang awalnya bahagia namun pada akhirnya meninggalkan duka yang mendalam yang harus berpisah dengan keluarganya. Kaitannya dengan tema cerita dalam Kontu Kowuna lebih menitikbertkan masalah kehidupan keluarga yang harus meninggalkan satu sama lain karena semua badai masalah yang menghampiri dan akhirnya harus terpisahkan. Persamaan tokoh dan plot cerita merupakan sesuatu yang lumrah. Hal itu dapat dilihat dalam cerita legenda Kontu Kowuna yang menceritakan tentang seorang pemuda yang tidak mematuhi perintah kedua orang tuanya sehingga harus menerima balasannya. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penokohan dalam legenda Kontu Kowuna dapat dipahami dengan perwatakan atau karakter, tindakan, dan tingkah laku. Legenda Kontu Kowuna diperankan oleh Sawergading sebagai tokoh utama, Lakina Luwu sebagai raja, Abe sebagai ratu, Tandriabe sebagai putri raja. Peran tokoh dalam legenda Kontu Kowuna bervariasi baik tokoh yang bertindak sebagai tokoh antagonis maupun protagonis. Selain itu, tokoh memilih barbagai macam sifat dan karakter yang dimunculkan baik dalam bersikap, berperilaku maupun bertindak sesuai dengan peran masing-masing. Tema yang terdapat legenda Kontu Kowuna bervariasi, yakni: pertama, kedurhakaan seorang anak terhadap orangtunya. Kedua, kurangnya perhatian

orangtua terhadap anaknya. Olehnya itu, tema secara umum dalam cerita legenda Kontu Kowuna, yakni masalah kehidupan sosial keluaga. Hubungan tokoh dengan tema memiliki hubungan yang erat. Karena tema hadir untuk menggambarkan makna sebuah cerita. Sedangkan tokoh sebagai pelaku cerita untuk menyampaikan tema cerita. Hal itu dapat dipahami dengan adanya tokoh utama Sawergading yang selalu menentang keinginan orang tuanya sehingga timbul kemarahannya dan akhirnya bencana yang menimpanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya sebagai pelaku utama maupun tokoh pembantu yaang menyampaikan tema yang ada yang dalam legenda Kontu Kowuna. Hubungan tokoh dengan plot memiliki hubungan yang erat. Dalam cerita legenda Kontu Kowuna menggunakan plot lurus karena peristiwa-peristiwa yang dikisahkan kronologis, secara runtut cerita dimulai dari tahap (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks) dan akhir (penyelesaian). Plot cerita legenda Kontu Kowuna yang dibuktikan dengan adanya perjalanan cara kehidupan tokoh, baik dalam berpikir dan berperasaan, bersikap, berperilaku maupun bertindak. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan oleh peneliti di atas, ada beberapa hal yang menjadi saran untuk penelitian selanjutnya, yakni: pertama untuk memperkaya khazanah penelitian, tentunya dibutuhkan sebuah analisis yang mendalam. Hal ini bertujuan agar kita benar-benar memahami apa yang ingin dikaji. Kedua, penelitian terfokus pada pada struktur legenda yang

mencakup peranan tokoh. Perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam untuk memahami struktur legenda Kontu Kowuna secara keseluruhan. Ketiga, pendekatan struktural sangat cocok untuk mengkajinya dengan unsur-unsur yang lain. Keempat, Penelitian ini dikembangkan dengan dengan aspek ketokohan Sawergading yang berasal dari kabupaten Muna dengan cerita Sawergading yang berasal dari Sulawesi Tengah. Daftar Rujukan Endaswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Media Pressindo. Hutomo, Sadi Suripan. 1991. Mutiara yang Terlupakan : Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya : HISKI Jatim Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Tuloli, Nani. 2000. Kajian Sastra. Gorontalo : Nurul Jannah. Tuloli, Nani. 2000. Teori Fiksi. Gorontalo : Nurul Jannah