BAB 1 PENDAHULUAN. Santrock, 2007) masa remaja sebagai pandangan badai dan stress (storm and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

Sahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. memandang remaja itu sebagai kanak-kanak, tapi tidak juga sebagai orang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak sekali permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Santrock,

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat pada era globalisasi (Sulistyaningsih, 2011). Masyarakat Indonesia banyak yang menggemari gadget karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan tata tertib. Siswa dituntut untuk menaati tata tertib sekolah di

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana peserta didik bergaul, belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

POLA ASUH KELUARGA DAN TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 7 MEDAN

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam Kamus Besar Indonesia (Depdikbud, 1998: 681) nakal adalah suka berbuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja mengalami perkembangan begitu pesat, baik secara fisik maupun

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB 2 TINNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah fisik, di mana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif (Agustiani, 2009). Menurut Hall (dalam Santrock, 2007) masa remaja sebagai pandangan badai dan stress (storm and stress view). Ia menyatakan bahwa masa remaja berkisar antara 12 hingga 23 tahun yang diwarnai oleh pergolakan, yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati. Menurut Havighurst (dalam Agustiani, 2009), tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja ada delapan yaitu, mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mempersiapkan karier ekonomi, menyiapkan perkawinan dan keluarga, dan memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi. Menurut Yusuf (2011) faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan salah satunya adalah faktor eksternal. Faktor eksternal adalah 1

2 faktor yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga. Hubungan anak yang paling intensif dan paling awal terjadi adalah dalam keluarga. Keluarga mempengaruhi dalam pencapaian tugas perkembangan usia tumbuh kembang termasuk remaja. Hurlock (1980), menjelaskan remaja dalam melewati tugas perkembangan dituntut adanya perubahan dalam sikap dan pola perilaku. Pada akhirnya dalam memenuhi tuntutan ini hanya sedikit anak laki-laki dan perempuan yang dapat melewati tugas selama masa awal remaja, hal ini terjadi terutama pada remaja yang mengalami keterlambatan mental. Agustiani (2009), keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan pada periode usia remaja akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya seseorang dalam menjalankan tugas perkembangan pada usia selanjutnya. Orang tua memiliki peranan yang banyak dalam pencapaian tugas perkembangan, seperti dalam perkembangan nilai-nilai yang sesuai dengan nilainilai orang dewasa (Hurlock, 1980). Pola asuh orang tua berpengaruh dalam proses pencarian identitas pada remaja, ditemukan bahwa orang tua demokratis mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, sebaliknya orang tua otoriter mengontrol perilaku remaja dan tidak memberikan peluang kepada mereka untuk mengeksperisikan pendapat, dan orang tua permisif kurang memberikan bimbingan dan membiarkan remaja untuk membuat keputusan sendiri (Enright dkk dalam Santrock, 2007). Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis tetapi juga norma-

3 norma yang berlaku dimasyarakat agar dapat hidup selaras dengan lingkungan. Menurut Hurlock (1980), bentuk pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga macam yaitu, pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Pola asuh demokratis bercirikan pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Pola asuh permisif, orang tua memberikan pengawasan yang sangat longgar pada anak. Hubungan yang baik antara orang tua dan remaja akan membantu pembinaan diri remaja dalam upaya menyelesaikan setiap tugas perkembangan remaja. Hubungan orang tua dan remaja yang membaik bermula ketika orang tua mulai menyadari bahwa anak-anak mereka bukan anak kecil lagi. Selanjutnya hubungan orang tua dan anak lebih menyenangkan pada saat orang tua berusaha untuk mengerti remaja dan nilai-nilai budaya baru dari kelompok remaja, meskipun tidak sepenuhnya menyetujui, dan menyadari bahwa remaja masa kini hidup dalam dunia yang berbeda dengan dunia ketika ia di besarkan dahulu (Hurlock, 1980). Menurut Havighurst (dalam Sunarto, 2008), tugas perkembangan pada masa remaja di pusatkan untuk menanggulangi sikap dan pola perilaku kekanakkanakan. Remaja dalam menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup dewasa, dalam arti mampu menghadapi masalah-masalah, bertindak dan bertanggung jawab sendiri. Fortuna (2008), dalam penelitiannya tentang hubungan pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja menunjukkan ada hubungan pola asuh

4 otoriter yang di berikan orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Sartika (2012), dalam penelitiannya tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan sosialisasi remaja menunjukkan bahwa pola asuh mempunyai hubungan yang besar terhadap perkembangan sosialisasi remaja. Hasil analisa menunjukkan bahwa 74 responden (82,22%) memiliki tipe pola asuh demokratis, dan analisa statistik bivariat diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dua pola asuh dengan perkembangan sosialisasi remaja (p value = 0,000). Menurut Hurlock (1980), ada masalah khas yang dialami remaja dalam pencapaian tugas perkembangan yaitu, masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalah pahaman atau penilaian berdasarkan stereotif yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orang tua. Pada umumnya masalah remaja disekolah berkenaan dengan tidak tercapainya tugas perkembangan remaja. Menurut Amidya (2013), adapun beberapa masalah remaja di sekolah yaitu, remaja malu dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar sekolah, melanggar peraturan sekolah, menyontek, membolos, tidak sopan terhadap guru dan mempermainkan temannya. Menurut Havighurst (Agustiani, 2009), bila dalam pencapaian tugas perkembangan gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu guru bimbingan konseling (BK) di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, menurut informasi rata-rata siswa berusia 16-19 tahun, dari siswa yang pernah mengalami kasus di sekolah

5 berasal dari latar belakang dan karakteristik orang tua yang berbeda. Pada saat kegiatan rapat orang disekolah, 85% orang tua datang kesekolah untuk menghadiri rapat tersebut dan sisanya tidak hadir tetapi membalas surat yang telah diberikan oleh sekolah. Dan pada saat kegiatan belajar mengajar dan kegiatan lain di lingkungan sekolah siswa sering melanggar peraturan sekolah dan mencari alasan apabila mereka bersalah. Seperti terlambat datang kesekolah. 5% dari siswa sering terlambat ke sekolah, setiap harinya sekitar 25-40 orang. Siswa cenderung tidak mempunyai pendirian dan siswa mengikuti perilaku teman-temannya yang menyimpang. Seperti merokok di lingkungan sekolah dan membolos. Tetapi tedapat juga siswa yang tidak pernah melanggar peraturan sekolah dan berprestasi dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian dan data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. Peneliti memilih SMA karena siswa SMA merupakan remaja yang sesuai dengan tujuan penelitian. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka di dapat rumusan masalah sebagai berikut, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara. 1.3 Pertanyaan Penelitian

6 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara? 1.4 Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara? 1.5 Tujuan 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. 1.5.2 Tujuan Khusus 1.5.2.1 Mengidentifikasi pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. 1.5.2.2 Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. 1.5.2.3 Mengidentifikasi hubungan pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan literatur untuk pengembangan ilmu keperawatan, khususnya ilmu keperawatan

7 jiwa berbasis komunitas tentang hubungan pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja dengan pencapaian tugas perkembangan remaja, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa. 1.6.2 Pelayanan Keperawatan Mengetahui lebih dalam mengenai perkembangan psikososial remaja khususnya pencapaian tugas perkembangan remaja sehingga dapat membantu di dalam pemberian pelayanan yang tepat apabila berhadapan dengan pengguna jasa pelayanan keperawatan, khususnya remaja. 1.6.3 Penelitian Berikutnya Dapat memberikan informasi bagi peneliti berikutnya mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja dan tipe pola asuh yang diterapkan orang tua untuk mendidik anak-anaknya di dalam keluarga. 1.6.4 Keluarga Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi keluarga, khususnya orang tua agar dapat menentukan pola asuh yang tepat untuk menerapkan disiplin pada anak.