BAB I PENDAHULUAN. mereka harus memenuhi tuntutan dari lembaga perkuliahan. Individu. demi untuk memperoleh hasil yang maksimal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

Pokok Bahasan 12 KEPRIBADIAN. By Hiryanto, M.si.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset penting bagi

Tipe-tipe Kepribadian. Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. orang merupakan perpaduan di antara tipe-tipe tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern, bekerja merupakan suatu tuntutan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

KEPRIBADIAN TIPE A DAN B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1. Pendahuluan. yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey. tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rosulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: Menuntut ilmu


BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap mahasiswa perguruan tinggi wajib membuat tugas skripsi untuk memenuhi syarat tugas akhir dalam perkuliahan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan (S1), demi memperoleh gelar sarjana mereka harus memenuhi tuntutan dari lembaga perkuliahan. Individu dituntut untuk menyelesaikan skripsi dengan kerja keras individu demi untuk memperoleh hasil yang maksimal. Besarnya tuntutan yang dibebankan kepada masing-masing mahasiswa adalah sama, tetapi seringkali terdapat anggapan oleh mahasiswa satu terhadap mahasiswa lain berbeda-beda tingkat beban dari individu, ada yang menganggap bahwa skripsi merupakan hal yang mudah sehingga tidak terlalu dianggap sebagai beban, namun ada juga yang menganggap bahwa skripsi merupakan sesuatu beban yang sangat besar dan bahkan sulit untuk dikerjakan. Fakta yang terjadi ini dipengaruhi oleh faktor kepribadian dari masing-masing individu. Karena tuntutan yang dianggap berat ini sehingga menimbulkan stres dalam diri individu. Dari hasil wawancara tentang proses mengerjakan skripsi di Universitas Katolik Soegijapranata Fakultas Psikologi yang dilakukan terhadap mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Fakultas Psikologi Anggkatan 2013 tentang proses mengerjakan skripsi

2 menyatakan banyaknya tekanan dan kecemasan yang dialami dikarenakan berbagai hal. Hal seperti ini memicu munculnya stressor seperti misalnya mengejar target kelulusan, mendapatkan nilai yang optimal sampai pada hal teknis seperti menentukan judul skripsi, kesulitan dalam menemui dosen pembimbing skripsi, kesulitan dalam mencari jurnal dan juga buku-buku penunjang sebagai referensi, bagaimana cara mengerjakan skripsi, bagaimana proses pengambilan data skripsi, sampai pada menentukan subyek penelitian. Ada yang menganggap hal tersebut wajar terjadi dan ada juga yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan permasalahan yang sangat serius, keadaan ini dikarenakan oleh perbedaan tipe kepribadian yang dimiliki masing-masing individu. Tekanan yang dialami ini akan menimbulkan dampak negatif apabila tidak segera diatasi, dan hal ini akan memicu perilaku stres. Menambahkan wawancara dengan mahasiswa B bahwa skripsi menyebabkan tekanan yang luar biasa bagi dirinya, karena ingin menemui dosen pembimbing begitu susah, sehingga skripsi menjadi terhambat, hingga pada akhirnya menjadi malas dalam mengerjakan skripsi, disamping itu mengerjakan skripsi dirasa sangat susah. Mahasiswa B bercerita hal ini mulai dialami setelah dua bulan sejak mulai mengerjakan skripsi. Wawancara lain dengan mahasiswa R ketika mengerjakan skripsi dirasa tidak ada hambatan yang berarti walaupun dalam mencari referensi buku dirasa sedikit susah dan terkadang juga tidak bisa menemui dosen pembimbing namun hal ini dianggap sesuatu yang wajar dan skripsi dianggap seperti tugas kuliah

3 seperti biasanya. Dalam mengerjakan skripsi harus menunggu suasana hati yang bagus terlebih dahulu, menunggu gairah muncul, mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan merupakan hal yang sering terjadi pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Banyaknya mahasiswa yang lulus terlambat dan bahkan sampai dropout dikarenakan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tidak dapat menyelesaikan skripsi karena stres terhadap pengerjaan skripsi. Hal ini banyak sekali ditemui di lingkungan Universitas, bahkan skripsi menjadi sebuah hal yang sangat menakutkan bagi mahasiswa, tidak jarang mengakibatkan individu dalam mengerjakan skripsi menjadi stres dari tingkatan ringan sampai stres tingkat tinggi. Banyaknya hambatan-hambatan atau kesulitan yang banyak ditemui seiring dalam proses mengerjakan skripsi menjadi pemicu timbulnya stres. Stres merupakan suatu hal yang dapat dialami oleh semua orang, dari bayi sampai lanjut usia. Stres sendiri berasal dari bahasa latin yang memiliki arti strictus yang bisa diartikan kedalam bahasa Indonesia yaitu ketat atau sempit dan mempunyai kata kerja stringere yang mempunyai arti mengetatkan. Stres adalah suatu keadaan dimana keinginan seseorang tidak sesuai dengan harapan nyata yang terjadi baik secara biologis, sosial, maupun psikologisnya (Hardjana, 1994, h.14). Stres merupakan pengalaman personal yang dialami individu sehingga menyebabkan perbedaan tanggapan yang berbeda-

4 beda terhadap stressor yang bisa menimbulkan dampak secara fisik maupun psikologis. Keluarga, sosial dan ekonomi, kondisi fisik, dan kepribadian merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi stres dalam diri individu. Maraknya kasus bunuh diri dengan berbagai alasan dan latar belakang individu menunjukan bahwa tingkat stres yang dialami oleh rakyat Indonesia sangatlah tinggi dan juga tidak memandang usia. Hal tersebut berarti tekanan yang dialami individu menimbulkan ketidaknyaman dalam hidup karena adanya sesuatu hal yang mengancam karena tuntutan yang berasal dari diri sendiri dan lingkungan. Priyoto (2014, h.9) membedakan stres menjadi dua jenis yaitu eustress yang mempunyai arti sebagai stres yang baik ataupun stres positif, dan distress dapat diartikan sebagai stres yang mempunyai sifat merusak atau stres yang negatif. Hal ini bergantung dari pola pikir dan penilaian individu dalam menanggapi stressor yang ada. Gejala stres dapat diketahui dengan melihat gejala secara fisik atau tubuh, psikologis atau kejiwaan, intelektual atau pemikiranya dan juga emosional (Hardjana, 1994, h.24). Terdapat berbagai sumber stres selain dari faktor dalam individu seperti kepribadian, mempunyai penyakit kronis dan konflik interpersonal, stres juga dipicu oleh faktor dari luar seperti lingkungan keluarga dan juga lingkungan pergaulan. Tuntutan dari lingkungan luar menyebabkan

5 tingginya intensitas stres dalam diri individu karena kecilnya kontrol dalam mengendalikan munculnya stressor. Terdapat dua faktor utama yang memicu stres, yang pertama adalah faktor pribadi yang meliputi unsur kepribadian, dan kecerdasan, serta emosi. Dan faktor yang kedua adalah faktor situasi yang tidak menunjukan kejelasan, kehidupan yang tidak pasti, dan juga tuntutan yang berat serta mendesak (Hardjana, 1994, h. 20).Dari faktor yang dikemukakan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian mempunyai peranan yang sangat penting terhadap timbulnya stres. Faktor kepribadian mempunyai peran yang besar terhadap stres yang dialami oleh individu. Kepribadian sendiri merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris yaitu personality, kata personality sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau diartikan dalam bahasa latin persona yang bermakna topeng yang digunakan oleh aktor untuk menunjukan identitas kepribadianya pada saat bermain drama. Menurut Allport (dalam Hamdi,2016, h. 4) kepribadian adalah kesatuan yang selaras antara tubuh dan jiwa yang menentukan cara adaptasi terhadap sosialnya. Menurut Derlega dkk (dalam Hamdi, 2016, h. 4) kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis tentang karakter di dalam diri seseorang yang memberi sumbangsih terhadap intelektual, emosional, dan cara bertindak.

6 Tipe kepribadian yang menuntut semua hal dilakukan secara sempurna, terlalu sensitif, mempunyai rasa minder yang tinggi, terlalu emosional, tipe kepribadian ini sangat rentan terkena stres dan dengan dipicu stressor sedikit seperti beban fisik, kegagalan, kehilangan ataupun ketidakpuasan menyebabkan stres yang berlarut-larut dalam waktu lama (Khairani, 2016, h. 171). Hal ini dapat dikatan bahwa erat kaitanya antara tipe kepribadian terhadap tingkat stres dalam diri individu. Penelitian mengenai perbedaan tingkat stres berdasarkan tipe kepribadian pernah dilakukan oleh Polinggapo. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tipe kepribadian endomorph lebih cenderung memiliki stres yang rendah karena tipe ini memiliki sifat yang santai dan memiliki emosi yang seimbang sehingga lebih rileks dalam menghadapi suatu masalah ditambah lagi tipe kepribadian ini lebih cenderung menghindari masalah dan hal-hal yang membuat ia tidak nyaman baik fisik maupun psikis. Tipe kepribadian mesomorf lebih cenderung memiliki stres yang tinggi karena tipe ini lebih sering berada dalam tekanan misalnya berkompetensi untuk menjadi nomor satu sehingga remaja dengan tipe ini akan berusaha keras untuk membuktikan bahwa ia yang lebih unggul dari orang lain, hal ini membuatnya bekerja lebih keras dari orang lain dan terus berada dalam tekanan atas target-target pencapaianya. Sama halnya dengan tipe mesomorf, remaja yang memiliki tipe kepribadian ektomorf memiliki kecenderungan stres yang tinggi. Hal ini disebabkan karena

7 tipe ektomorf memiliki sifat yang tertutup, tidak percaya diri, dan sukar bersosialisasi. Dari ciri-ciri tipe kepribadian somatotype Sheldon yaitu endomorph, eksomorf, dan ektomorf juga memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan ciri-ciri tipe kepribadian yang dikemukakan Hippocrates Galenus yaitu sanguinis, melankolis, koleris, dan phlegmatis. Frieldman dan Rosenman (dalam Polinggapo, 2013) juga pernah melakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh tipe kepribadian terhadap stres. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian A dengan ciri-ciri kepribadian yang mempunyai keinginan bersaing tinggi, mempunyai orientasi pada hasil, selalu merasa dikejar waktu, tergesa-gesa, mudah emosi ketika berhadapan dengan sesuatu hal yang tidak tepat waktu dan terutama dengan orang yang dianggap bodoh. Hal ini menyebabkan tipe kepribadian A lebih mudah terkena stres dibandingkan dengan tipe kepribadian B yang mempunyai ciri-ciri kepribadian tidak tergesagesa dan tanpa perasaan bersalah dan melakukan suatu hal tanpa terbawa nafsu (Polinggapo, 2013, h. 6). Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kepribadian mempunyai peran yang sangat besar terhadap tingkat stres yang dialami oleh individu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fatningsaliska, Bidjuni, Wowiling (2015) yang berjudul perbandingan tingkat stres berdasarkan tipe kepribadian Hippocrates-Galenus pada mahasiswa

8 yang terlibat dalam organisasi tim kerohanian Kristen Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat. Dari hasil penelitian ini pengaruh tipe kepribadian terhadap tingkat stres, menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat stres berdasarkan tipe kepribadian. Hal ini terjadi karena jumlah subjek yang dipakai antara tipe kepribadian yang satu dengan lainya sangat drastis perbedaanya dan kemudian yang kedua adalah faktor yang diambil tidak menunjukan bahwa faktor tersebut sebagai pemicu stres. Menurut Galenus dalam menyempurnakan teori dari Hippocrates yang dipengaruhi oleh kosmologi empedokles, yang beranggapan bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu : kering, basah, dingin, panas. Kepribadian diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu sangunis (api) yang mempunyai ciri periang, optimistis, dan percaya diri, Melankolis (air) yang mempunyai ciri pemurung, sedih, pesimistis, Koleris (tanah) yang mempunyai ciri selalu merasa kurang puas, bereaksi negatif,dan agresif, dan yang terakhir Phlegmatis (udara) yang mempunyai ciri pendiam, tenang, netral, stabil (Hamdi,2016, h. 15). Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap kepribadian mempunyai pengaruh terhadap individu dalam menanggapi stressor yang muncul. Masing-masing tipe kepribadian mempunyai tanggapan masingmasing terhadap stres dalam diri individu. Mahasiswa tingkat akhir merupakan individu yang rentan terkena stres karena berada didalam masa peralihan antara masa

9 remaja akhir menuju ke masa dewasa. Kepribadian yang dimiliki masing-masing mahasiwa tingkat akhir berpotensi menentukan tingkat tinggi atau rendahnya terkena stres dalam proses mengerjakan skripsi, hal ini dikarenakan oleh pola pikir dari masing-masing kepribadian yang berbeda sehingga menyebabkan tanggapan terhadap permasalahan ada juga berbeda. Oleh karena itu mengerjakan skripsi seringkali dirasakan sebagai sesuatu yang mengerikan sehingga menyebabkan tekanan yang berat bagi mahasiswa. Mahasiswa adalah individu yang sedang menempuh tingkat pendidikan perguruan tinggi atau Universitas yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi tersebut. Mahasiswa pada tingkat akhir S1 mempunyai kewajiban dalam menyusun skripsi sebagai syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang digunakan sebagai hasil dari penelitian guna memperoleh gelar sarjana S1. Pengerjaan skripsi seringkali menimbulkan stres pada mahasiswa karena berbagai faktor, stres yang dialami oleh mahasiswa sangat beragam mulai dari stres ringan hingga stres berat. Hal ini dikarenakan oleh persepsi terhadap skripsi dari masing-masing mahasiswa yang beragam, ada yang menganggap pengerjaan skripsi mudah, ada juga yang menganggap bahwa pengerjaan skripsi merupakan hal yang sangat susah sekali sehingga seringkali menimbulkan banyak problem. Melihat apa yang sedang terjadi dikalangan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dengan menunjukan gejala-gejala stres

10 seperti gejala fisik, emosi, intelektual, dan interpersonal. Hal ini juga terlihat dari ciri-ciri stres baik secara psikologis seperti menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola berpikir, emosi, dan perilakunya kacau dan secara fisiologis seperti kegugupan dan kegelisahan itu menggejala pada degup jantung yang cepat, perut terkocok mual, mulut kering dari air liur, keringat yang mengucur di sekujur tubuh (Hardjana, 1994, h. 24). Sebagai dampak dari mengerjakan skripsi menimbulkan sebuah dampak hingga menyebabkan stres dan menimbulkan sebuah pertanyaan apakah terdapat perbedaan tingkat stres berdasar tipe kepribadian Hippocrates-Galenus. Untuk mengetahui jawaban berdasar pertanyaan yang muncul maka perlu dilakukan penelitian. Tingkat stres yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengerjakan skripsi beragam, mulai dari stres ringan, stres sedang hingga stres tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kepribadian dari masingmasing invidu, dikarenakan setiap kepribadian mempunyai mekanismenya masing-masing dalam menghadapi stressor. Cara berpikir dari setiap kepribadian yang dimiliki individu mempunyai daya tahan masing-masing dalam menghadapi stressor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat berkontribusi dalam mengetahui tipe kepribadian individu dan mengatasi stres yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.

11 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi berdasar tipe kepribadian Hippocrates-Galenus yaitu sanguinis, phlegmatis dan melankolis, koleris. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi perkembangan ilmu psikologi, terlebih dalam psikologi kesehatan, kepribadian. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi pembaca terutama mahasiswa dalam mengetahui tipe kepribadianya.