Title Layout Subtitle

dokumen-dokumen yang mirip
Kepala Auditorat V.A

3. Ketidaksiapan sumber daya manusia (SDM) dan sistem aplikasi untuk mendukung penerapan pelaporan keuangan berbasis akrual. 1) Sumber daya manusia 6

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan

Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., C.P.A Anggota V BPK. Blitar, 30 September

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

B U P A T I K U N I N G A N

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

- 3 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA. dan WALIKOTA TASIKMALAYA MEMUTUSKAN:

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka hasil. 1. LKPD yang mencapai tingkat artikulasi LKPD 100% sebanyak 7 LKPD

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 4. Investasi permanen disajikan sebesar

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan. reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan sistem

I. PENDAHULUAN.

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT

SISTEM AKUNTANSI PPKD

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

LAPORAN KEUANGAN 2014

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Jurnal

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014

Peran BPK Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa z. Pekanbaru, 16 Nopember 2017

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

HUBUNGAN STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI. Standar Akuntansi

Kata Sambutan Kepala Badan

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhi

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

: : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (3)

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

Transkripsi:

Title Layout Subtitle

UUD 1945 Pasal 23 E, F,G UU No 17/2003 Keuangan Negara UU No 1/2004 Perbendaharan Negara UU No 15/2004 Pemerikasaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab KN UU No 15/2006 Badan Pemeriksa Keuangan

Memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara Menyerahkan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD dan DPRD Memeriksa APBN dan APBD Memeriksa BUMN dan BUMD Untuk keperluan tindak lanjut, BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/ Walikota Pada hakekatnya seluruh kekayaan Negara pada Pasal 2 UU No.17/2003

1. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, 2. Meminta keterangan dan/atau dokumen 3. Melakukan pemeriksaan di tempat 4. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi 5. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara 6. Menetapkan kode etik pemeriksaan 7. Menggunakan tenaga ahli 8. Membina jabatan fungsional pemeriksa; 9. Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan; dan 10. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern pemerintah

Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemeriksaan Kinerja Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi BPK Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah

Standar pemeriksaan yang digunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Peraturan BPK nomor 1 tahun 2007 Pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat/daerah (termasuk BUMN/D) untuk memberikan pernyataan pendapat tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria 1. kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan 2. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures) 3. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 4. Efektivitas sistem pengendalian intern Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan terdiri dari 3 buku yaitu : Buku I, memuat Opini BPK Buku II, memuat hasil pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern Buku III, memuat hasil pemeriksaan Kepatuhan atas Peraturan Perundang-undangan.

PERUBAHAN BASIS AKUNTANSI Kas menuju akrual PP 24 Tahun 2005 Neraca (akrual), LRA (kas) PP 71 Tahun 2010 Kas menuju akrual (jika belum siap) Akrual penuh (wajib mulai 2015)

Laporan Keuangan Kas Menuju Akrual dan Berbasis Akrual Berbasis Kas Menuju Akrual: Komponen LKPD terdiri dari 4 laporan: 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas (LAK) dan 4. Catatan Laporan Keuangan (CaLK). Berbasis Akrual: Komponen LKPD terdiri dari 7 laporan: 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Laporan Perubahan SAL 3. Laporan Operasional (LO) 4. Neraca 5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) 6. Laporan Arus Kas (LAK) dan 7.Catatan Laporan Keuangan (CaLK)

Sejak Tahun 2013 membuat temuan pemeriksaan terkait kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual Mengadakan Workshop/FGD yang melibatkan pemerintah daerah, Kementerian Dalam Negeri, KSAP, dsb Pemeriksaan Kinerja atas atas Efektivitas Upaya Pemerintah Daerah dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual Pendapat BPK Kesiapan Pemerintah dalam Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual Tahun 2015

80% 60% 40% 20% 0% Aspek Komitmen, Kebijakan dan Regulasi 67% 29% 4% 2% 73% 25% 6% 44% Provinsi Kabupaten Kota Efektif Belum Sepenuhnya Efektif Tidak Efektif 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 59% 41% 50% 42% 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Aspek TI 58% 30% 0% 0% 0% 70% Aspek SDM 87.50% 85% 12.50% 15% 0 0 0 Provinsi Kabupaten Kota Efektif Belum Sepenuhnya Efektif Tidak Efektif 53% Provinsi Kabupaten Kota 47% Efektif Belum Sepenuhnya Efektif Tidak Efektif

Permasalahan pokok tentang kesiapan pemerintah dalam pelaporan keuangan berbasis akrual meliputi: 1. Belum ada strategi komprehensif dalam penerapan pelaporan keuangan berbasis akrual. 2. Ketidakjelasan kebijakan mengenai penyajian kembali laporan keuangantahun 2014 berbasis akrual. 3. Ketidaksiapan SDM dan sistem aplikasi untuk mendukung penerapan pelaporan keuangan berbasis akrual. 4. Belum lengkapnya perangkat regulasi yang digunakan pemerintah dalam penerapan pelaporan keuangan berbasis akrual. 5. Belum dilaksanakannya penilaian mandiri atas pengendalian control self assessment (CSA) sebagai strategi penguatan instrumen pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.

BPK berpendapat bahwa pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dalam 3 bulan ke depan perlu segera melaksanakan langkah taktis untuk mempercepat penerapan SAP berbasis akrual dalam rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah tahun 2015, yaitu: 1. Melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan berbasis akrual untuk tahun 2015 oleh pihak yang berkompeten dari pemerintah. 2. Melakukan penyesuaian akun neraca per 31 Desember 2014 dalam rangka penyusunan saldo awal untuk pelaksanaan basis akrual tahun 2015, danbukan untuk mempertanggungjawabkan kembali laporan pelaksanaanapbn/apbd tahun 2014. 3. Menyusun roadmap untuk menyelesaikan permasalahan: (i) kebijakan dan regulasi antara lain keselarasan dan kelengkapan peraturan; (ii) perencanaankebutuhan, penempatan, dan pelatihan SDM; (iii) sistem aplikasi yang terintegrasi dan mampu menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual; serta (iv) penguatan sistem pengendalian intern dengan menerapkan control self assessment (CSA) dalam pelaporan keuangan pemerintah berbasis akrual.

Melakukan cash opname secara berkala, menyetorkan dan mempertanggungjawabkan sisa kas di bendahara pengeluaran tidak melewati batas waktu yang ditetapkan Menatausahakan persediaan secara tertib, yaitu dengan melakukan pencatatan yang dilengkapi dengan dokumen pendukung, melakukan stock opname, dan melaporkan persediaan. Mencatat penyertaan modal pemda berdasarkan laporan keuangan perusahaan daerah yang telah diaudit oleh auditor independen. menyajikan akun penyertaan modal dengan metode ekuitas (equity method), menerbitkan dokumen kepemilikan atas investasi permanen pemda. menertibkan dokumen pendukung pencatatan dana bergulir, menyajikan akun investasi non-permanen dengan metode NRV. Mencatat aset tetap yang diperoleh dari dana BOS atau dari dana non-apbd lainnya, melengkapi perincian dokumen pendukung aset tetap, menginventarisasi untuk mengetahui keberadaan aset tetap, merevaluasi aset tetap terutama untuk aset tetap yang bernilai Rp1,00 dan Rp0,00, mengapitalisasi aset tetap yang terpisah dari aset induknya, menyelesaikan permasalahan dokumen kepemilikan aset tetap termasuk aset tetap yang dihibahkan dari pemda induk ke pemda pemekaran, menertibkan aset yang dikuasai pihak lain.

memverifikasi sisa uang panjar yang belum dikembalikan ke kas daerah - menertibkan dokumen pendukung tagihan TP/ TGR - melakukan reklasifikasi terhadap aset yang rusak berat dan using ke aset lainnya - menelusuri keberadaan aset yang rusak berat dan menertibkan pencatatan atas aset yang diserahkan ke masyarakat dalam bentuk hibah - memproses penghapusan aset yang rusak berat. melakukan rekonsiliasi data penerimaan pajak dengan bank - pencatatan pendapatan sesuai dengan dokumen penagihan yang diterbitkan. merealisasikan belanja sesuai dengan mata anggaran yang telah direncanakan - menyalurkan belanja hibah dan bantuan sosial sesuai dengan ketentuan sehingga dokumen penyaluran dan pertanggungjawabannya menjadi dasar pencatatan yang memadai

1% 6% 35% 58% WTP WDP TMP TW

Opini pemda se-indonesia Atas 221 LKPD yang belum memperoleh opini WTP umumnya disebabkan masih adanya kelemahan dalam penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAP. Tiga akun terbesar dan permasalahannya yang memengaruhi opini LKPD tidak WTP sebagai berikut: Aset tetap pada 188 pemda, antara lain aset tetap tanah untuk gedung dan bangunan, jalan dan saluran irigasi belum dicatat. Beban LO pada 77 pemda, antara lain kesalahan penganggaran yang tidak dapat dikoreksi ke beban - lo sehingga penyajian beban LO tidak dapat diukur dengan tepat Belanja daerah pada 67 pemda, antara lain belanja hibah dan belanja bantuan sosial direalisasikan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan tujuannya 16

80% 70% 67% 60% 50% 61% 59% 47% 58% 40% 46% 30% 20% 10% 19% 13% 23% 15% 30% 9% 35% 6% 6% 0% 1% 1% 2% 1% 1% 2011 2012 2013 2014 2015 WTP WDP TMP TW

pencatatan kas tidak didukung dokumen sumber yang lengkap dan rekonsiliasi internal - perbedaan saldo kas daerah antara neraca dengan rekening koran tidak dapat dijelaskan - fisik kas tidak dapat dijelaskan keberadaannya dan terdapat penggunaan kas untuk kepentingan pribadi - kas digunakan untuk kegiatan yang tidak dianggarkan. penatausahaan piutang pajak tidak didukung dengan perincian dan Surat Ketetapan Pajak Daerah - Pemda belum melakukan rekonsiliasi data objek pajak maupun wajib pajak atas pengalihan pajak pusat ke daerah yaitu piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta penyisihan piutang PBB-P2 - penatausahaan persediaan kurang memadai karena tidak dilakukan inventarisasi fisik secara berkala (stock opname) dan pencatatan tidak didukung dengan kartu persediaan

pencatatan investasi permanen pemda pada laporan keuangan perusahaan daerah tidak menyajikan nilai investasi dari pemda - pencatatan investasi permanen berupa penyertaan modal pemda tidak menggunakan metode ekuitas tetapi menggunakan metode biaya - perhitungan nilai penyertaan modal pemda tidak didasarkan atas informasi yang valid - Investasi Non-Permanen Lainnya belum disajikan menggunakan metode NRV pencatatan aset tetap belum didukung dengan daftar aset maupun pencatatan dalam kartu inventaris barang yang valid - terdapat selisih pencatatan antara Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dengan nilai aset hasil konsolidasi dari seluruh SKPD - pengeluaran setelah perolehan awal tidak ditambahkan pada nilai aset tetap terkait melainkan dicatat sebagai aset baru - aset tetap tidak diketahui keberadaannya dan tidak didukung bukti kepemilikan - aset tetap belum didukung pengamanan fisik yang memadai.

Aset dalam kondisi rusak berat disajikan sebesar nilai perolehan dan tidak didukung perincian - akumulasi saldo kas pada tahun-tahun sebelumnya yang dicatat dalam akun TGR, belum dipertanggungjawabkan dan tidak dalam penguasaan bendahara serta belum diproses penetapan ganti ruginya - aset lain-lain yang merupakan reklasifikasi dari aset tetap yang sudah rusak/usang tidak diketahui keberadaannya. Kewajiban jangka pendek belum mencakup utang perhitungan pihak ketiga (PFK) atas pungutan Pajak Penghasilan (PPh) dan PPN yang belum disetorkan ke kas negara, dan atas pekerjaan yang belum dibayarkan, serta utang belanja barang dan jasa. - penyajian utang kepada pihak ketiga belum didukung dengan rincian utang dan dokumen pendukungnya - pemungutan dan penyetoran PFK di Bendahara Umum Daerah (BUD) tidak didukung rekonsiliasi periodik antara BUD/ Kuasa BUD dengan pihak bank dan Kantor Pelayanan Pajak.