HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KASIHAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

Keywords: Anemia, Social Economy

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN STATUS HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA. Hera Ariyani 1, Ekawati 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA DIET DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWA KEBIDANAN D IV STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KASIHAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Aisyah Indriani 1610104298 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2017 1

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KASIHAN NASKAH PUBLIKASI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Aisyah Indriani 1610104298 Telah memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti Ujian Skripsi Progran Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas ILmu Kesehatan Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Oleh : Pembimbing : Fayakun Nur Rohmah, S.ST., MPH Tanggal : 15 September 2017 :15 September 2017 Tanda Tangan : 2

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KASIHAN ¹ Aisyah Indriani ², Fayakun Nur Rohmah ³ INTISARI Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia dapat menyebabkan lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi belajar rendan dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Menurut SDKI 2012 anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi yaitu 75,9%, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan. Tujuan : Mengetahui hubungan status gizi dan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan. Metode Penelitian : Merupakan penelitian kuantitatif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportional random sampling dengan jumlah sampel responden. Analisis statistic menggunakan chi-square. Hasil : Hasil analisis data diperoleh nilai p value sebesar 0,474 (p < 0,05). Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan Tahun 2017. Simpulan dan Saran : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan. Status gizi pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan mayoritas memiliki status gizi normal dan tidak mengalami anemia. Diharapkan sekolah tetap melakukan tindak lanjut kerjasama dengan pihak puskesmas dalam memberikan penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan terutama anemia. Kata Kunci : Status Gizi, Anemia, Remaja Putri Daftar Pustaka : 26 daftar pustaka (2007-2016) ¹Judul Skripsi ²Mahasiswa Program Studi Kebidanan Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta ³Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3

THE CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND ANEMIA INCIDENT IN TEENAGE GIRLS IN SMAN 1 KASIHAN ¹ Aisyah Indriani ², Fayakun Nur Rohmah ³ ABSTRACT Background: Anemia is one of the health problems around the world, especially in developing countries where 30% of the world's population suffers from anemia. Anemia can cause fatigue, the concentration of learning decreases so that the learning achievement is low and can decrease work productivity. According to the SDKI 2012, anemia in young women to date is still quite high at 75.9%. According to World Health Organization (WHO) (2013), the prevalence of world anemia ranges from 40-88%. The population of adolescents (10-19 years) in Indonesia is 26.2% consisting of 50.9% male and 49.1% female. Objective: To know the correlation of nutritional status with anemia events in female student in Sman 1 Kasihan ¹ Research Method: The research is analytic quantitative research using the cross sectional approach. The sampling was conducted by proportional random sampling with total samples of respondents. The statistical analysis is using chi-square. Result: The result of data analysis obtained p value of 0.474 (p <0,05). These results indicate that there is no significant correlation between nutritional status and the incidence of anemia at teenage girls in SMAN 1 Kasihan. Conclusion and Suggestion: There is no correlation between nutritional status and anemia event in teenage girls in SMAN 1 Kasihan. Most of the nutritional status of teenage girl in SMAN 1 Kasihan have normal nutritional status and do not have anemia. It is expected that the school will continue to follow up cooperation with the community health center in giving counseling or health check especially anemia. Keywords : Anemia, Nutritional Status, Teenage Girl References : 26 References (2005-2016) 1 Thesis Title 2 Student of Diploma IV Midwifery Program Health Sciences, Aisyiyah University of Yogyakarta 3 Lecture of Health Sciences Faculty Aisyiyah University of Yogyakarta 4

PENDAHULUAN Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013). Anemia dapat menyebabkan lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Di samping itu juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Prevalensi anemia yang tinggi dikalangan remaja jika tidak tertangani dengan baik akan berlanjut hingga dewasa dan berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu, bayi lahir prematur, dan bayi dengan berat lahir rendah (Robertus, 2014). Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Oleh karena itu, sasaran program penanggulangan anemia gizi telah dikembangkan yaitu mencapai remaja putri SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita diluar sekolah sebagai upaya strategis dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012), prevalensi penyakit anemia sebanyak 75,9% pada remaja putri. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 50,5%. Pada tahun 2013 angka anemia pada remaja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 34% (Dinkes Yogyakarta, 2013). Prevalensi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari tahun 2010 hingga 2012 sebesar 20,95% ; 18,9%; 17,35% cenderung menurun dibawah target nasional 20%. Sedangkan di kabupaten Bantul prevalensi anemia sebesar 25,7% di tahun 2010, tahun 2011 sebesar 25,6% dan tahun 2012 sebesar 28,67%, data terakhir di tahun 2013 angka anemia sebesar 27,67% (Dinkes Bantul, 2014). Program pemberian tablet tambah darah bagi remaja kembali digalakkan dengan target pemberiannya secara nasional adalah 10% remaja putri mendapatkan tablet tambah darah dengan dosis pencegahan yaitu remaja putri (10-19 tahun) atau WUS (15-45 tahun) sehari 1 tablet tiap minggunya, jadi total tablet tambah darah (fe) yang akan diterima oleh remaja putri adalah 13 tablet selama 4 bulan. Fakta dilapangan tablet tambah darah yang menjadi salah satu alternative untuk menanggulangi anemia di lapangan hanya berfokus pada ibu hamil saja, sedangkan untuk remaja putri belum dilakukan secara maksimal (Dinkes Lumajang, 2016). hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 12 siswi di SMAN 1 Kasihan, didapatkan 12 siswi sudah mendapatkan penyuluhan tentang anemia tetapi belum pernah melakukan pemeriksaan kadar Hb, 8 dari 12 siswi mengatakan sering merasakan lelah pada saat belajar terutama pada saat mengalami menstruasi. 5

METODE PENELITIAN Desain penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian survey analitik dengan melakukan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional random sampling. Analisis data menggunakan Chi Square. HASIL Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik 1. Usia 15 tahun 16 tahun 17 ahun 2. Siklus Menstruasi Normal Tidak Normal 3. Usia Menarche 11 tahun 12 tahun 13 tahun 4. Berat Badan 36-46 kg 47-57 kg >58 kg Frekuensi N % 24 27 9 55 5 12 25 23 20 26 14 40 45 15 91,7 8,3 20 41,7 38,3 33,3 43,3 23,3 99,9 5. Tinggi Badan 143-153 cm 154-164 cm >165 cm 18 36 6 30 10 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kadar Hb Kadar Hb Tidak Anemia Anemia Frekuensi N % 47 78,3 13 21,7 6

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Tinggi Badan Normal Tidak Normal Frekuensi N % 46 76,7 14 23,3 Tabel 4.4 Tabulasi frekuensi Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri Status Gizi Normal Tidak Normal Kejadian Anemia P Anemia % Tidak Anemia % % value 10 19,6 36 80,4 46 0,474 3 28,6 11 71,4 14 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi status gizi pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan menunjukkan bahwa rata-rata remaja putri berstatus gizi normal. Menurut Adrian (2014) mengemukakan bahwa status gizi remaja dapat dicerminkan oleh pola makan yang teratur dan aktifitas fisik, agar dapat mencapai pertumbuhan fisik yang optimal. Pertumbuhan status gizi remaja juga dipengaruhi oleh asupan protein, kalori dan energi. Energy yang dibutuhkan oleh remaja sesuai dengan aktifitas yang mereka lakukan, oleh sebab itu apabila tidak sesuai maka kebutuhannya belum tercukupi dengan baik. Dengan mengkonsumsi protein dan kalori sesuai kebuthan dan cukup maka pertumbuhan badan yang menyangkut pertambhan berat badan dan tinggi badan akan dicapai dengan baik (Dieny, 2014). Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 1 Kasihan dapat diketahui bahwa sebagian besar tidak mengalami anemia pada remaja putri sebanyak 47 siswi (78,3%) dan sebagian kecil mengalami anemia sebanyak 13 siswi (21,7%). Hasil penelitian didapatkan sebanyak 21,7% remaja putri mengalami anemia, kejadian anemia pada remaja putri dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya karena status gizi. Dimana status gizi mempunyai korelasi positif dengan konsentrasi Hemoglobin, artinya 7

semakin buruk status gizi seseorang maka semakin rendah kadar Hemoglobinnya (Proverawati, 2011). Hasil observasi peneliti di SMAN 1 Kasihan sudah memiliki fasilitas ruang UKS yang baik tetapi tidak ada media bagi siswi tentang masalah anemia. Untuk kelas X dan XI siswi belum terpapar adanya promosi kesehatan tentang anemia yang dilakukan puskesmas sehingga kurangnya pengetahuan siswi tentang anemia. Promosi kesehatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan melalui media yang memiliki manfaat untuk menimbulkan minat, memudahkan dalam menyampaikan informasi serta memudahkan penerimaan informasi. Dikarenakan siswi yang terkena anemia tidak memiliki minat untuk mengonsumsi sayur-sayuran sehingga melalui promosi kesehatan diharapkan siswi mempunyai minat untuk mengonsumsi sayur-sayuran. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan p=0,474 yang artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri dikarenakan tidak memperhatikan faktor-faktor yang harus dikontrol seperti status menstruasi, pola diit dan kebiasaan sarapan pagi. Hal ini diduga karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap terjadinya anemia yaitu tingkat konsumsi zat gizi, remaja putri dengan kategori normal memungkinkan menderita anemia apabila tingkat konsumsi zat gizi yang mempermudah absorpsi besi masih kurang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki status gizi normal sejumlah 46 responden (76,7%) dan status gizi tidak normal sejumlah 14 responden (23,3%). Mayoritas responden tidak anemia sejumlah 47 responden (78,3%) dan yang mengalami anemia sejumlah 13 responden (21,7%). Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Kasihan. 8

SARAN 1. Bagi siswi Remaja Putri Diharapkan bagi siswi agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang anemia, menjaga dan peduli terhadap status gizi agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan terutama anemia. 2. Bagi SMAN 1 Kasihan Diharapkan bagi institusi pendidikan tetap melakukan tindak lanjut kerjasama dengan pihak puskesmas dalam memberikan kegiatan penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan terutama anemia dan bahaya anemia jika tidak diatasi melalui promosi kesehatan dan media seperti leaflet atau poster yang menarik. DAFTAR PUSTAKA Adrian, M dan Wirjadmadi, B. (2014). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kecana Prenadamedia Group Departemen Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf diakses 25 November 2016 Departemen Kesehatan Kota Yogyakarta. (2015). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta (Data Tahun 2014). Kota Yogyakarta : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Dieny, F. (2014). Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Handayani, Nini. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Puti di SMAN 1 Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Depok : Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Proverawati, Atikah. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika 9