Melihat Keunikan Inovasi Kader Cerdas Desa Darmo, Muara Enim. Judul: Suami Laporkan Kehamilan Istri via SMS, Dukun Jadi Mitra

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

RANCANGAN PEMANTAUAN DAN PENLAIAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BEBAS PASUNG PUSKESMAS TELUK LUBUK

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB VII PENUTUP. Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Pariaman Standar Pelayanan

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

PUSKESMAS NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CANJUR PROGRAM : KIA/KB TAHUN 2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Latar Belakang. Manfaat. a. Bagi Stakeholders/ Pengguna. - Meningkatnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil dan ibu nifas;

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

suplemen Informasi Jampersal

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

Program Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak ( Pelayanan Peduli Bunda )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

PUSKESMAS 9 NOPEMBER

E-voting SITANDI Solusi Pilkades Cepat dan Akurat

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

Melihat Keunikan Inovasi Kader Cerdas Desa Darmo, Muara Enim Judul: Suami Laporkan Kehamilan Istri via SMS, Dukun Jadi Mitra DESA Darmo berada di daerah dataran tinggi. Masuk wilayah kecamatan Lawang Kidul, bersama 7 Desa/Kelurahan lain. Jumlah penduduk di sana terdata 3.309 jiwa. Hampir 75% dengan mata pencaharian sebagai petani. Kebiasan berkebun secara mandah. Yakni menginap di lokasi kebun (talang). Jarak dari talang ke Desa ± 10-25 km. Waktu tempuh 1 sampai 2 jam dengan kendaraan roda dua. Sejumlah persoalan harus dihadapi warga Desa Darmo. Paling menonjol pada 2016, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Ada 1 kasus kematian ibu akibat hypertensi kehamilan. Satu kasus lagi disebabkan terinfeksi kuman tetanus. Angka itu merupakan angka tertinggi apabila dibandingkan dengan Desa/ Kelurahan lain di Kecamatan Lawang Kidul. Di sana, pelayanan kesehatan sudah ada Puskesmas Tanjung Enim. Hanya saja, jangkauan pelayanan ke Desa Darmo ini, paling jauh. Jaraknya 10 km dari Puskesmas. Melihat kondisi yang ada, wajar kalau ibu hamil kesulitan memeriksakan kehamilan dan bayi yang baru lahir. Maklum, itu tadi. Mereka tinggal di Talang. Jauh dari fasilitas kesehatan. Ditambah lagi, faktor budaya. Masyarakat masih mempercayai dukun beranak dalam membantu persalinan. Ditambah lagi, partisipasi masyarakat lintas sektoral memang rendah. Kader kesehatan belum dibekali pengetahuan yang cukup mengenai deteksi dini faktor risiko AKI dan AKB. Masing-masing bekerja sendiri. Hasil yang diperolehpun tak optimal. Kepala Puskesmas Tanjung Enim, Gani tergugah dengan kondisi dan fakta tersebut. Dia menginisiasi sebuah inovasi. Namanya "Kader Cerdas Peduli AKi- AKB". Cerdas dimaksud mencakup makna Cepat Deteksi Keberadaan Ibu Hamil dan Bayi Sakit, Dampingi Pemeriksaan Kesehatan, SMS laporkan segera. Sebuah pemikiran maju. Inovasi unik dan kreatif. Kolaborasi dunia usaha, pemerintah desa, masyarakat, dan media lokal. Tujuannya sederhana. Menurunkan AKI dan AKB. Ikut serta membangun kepedulian terhadap kesehatan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Sejumlah keunikan inovasi ini. Ada kantong persalinan dusun yang dikelola oleh istri Kepala Dusun selaku koordinator Kader Cerdas. Sebelum adanya inovasi ini, kantong persalinan dikelola oleh Bidan Desa. Dengan adanya kantong persalinan dusun maka tersedia data yang lebih akurat mengenai ibu hamil di setiap dusun. Kesediaan masyarakat desa menjadi Kader Cerdas yang bertugas mendata

ibu hamil dan bayi sakit. Melaporkan hasil pendataan melalui SMS kepada Bidan Desa, melakukan pengawasan serta mendampingi ibu hamil dan bayi sakit saat memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan. Lalu, mendorong peran suami agar melaporkan kehamilan istrinya kepada Kader Cerdas dan Bidan Desa melalui SMS. Sekaligus menemani istri memeriksakan kehamilan. Peran pemerintah desa? Ya, mereka mendukung dengan menyediakan alokasi anggaran Dana Desa untuk pengadaan sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan. Tak kalah penting dukungan pihak swasta. Dalam hal ini, dari PT. Manambang Muara Enim (PT. MME) berupa dana CSR. Digunakan untuk operasional Kader Cerdas dalam melakukan pendampingan ibu hamil dan bayi sakit ke fasilitas kesehatan. Sebetulnya, bagaimana penerapan inovasi kader cerdas ini sendiri? Diawali dengan pembentukan dan pembekalan kader cerdas. Puskesmas Tanjung Enim mengusulkan Kader Cerdas berdasarkan kriteria tertentu. Masyarakat kemudian memilih sendiri Kader Cerdas untuk dusun masing-masing dan ditetapkan melalui SK Kepala Desa. Kader Cerdas kemudian dibekali dengan pengetahuan mengenai deteksi dini faktor risiko AKI - AKB. Menjadikan dukun beranak sebagai mitra. Mereka wajib melapor kepada Kader Cerdas atau Bidan Desa apabila ada ibu hamil atau ibu hamil yang akan melahirkan. Perannya sebagai pendamping dalam proses persalinan. Kader cerdas mengirimkan petugas kesehatan ke talang setiap satu minggu sekali. Tepatnya saat jadwal penimbang karet untuk memeriksa apabila ada ibu hamil atau bayi sakit. Kedatangan petugas kesehatan sekaligus menyampaikan agar ibu hamil yang usia kandungannya mencapai 6 (enam) bulan untuk tidak lagi menginap di talang dan pulang ke rumahnya di dusun. Dengan adanya inovasi ini, kesehatan ibu hamil dan bayi sakit dapat senantiasa dipantau. Terutama untuk ibu hamil dengan risiko tinggi. Ibu hamil dan bayi sakit yang tinggal cukup jauh dari fasilitas kesehatan akan mendapatkan haknya dalam pelayanan kesehatan sehingga akan menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Desa Darmo yang akan berkontribusi pada penurunan AKI dan AKB di Kecamatan Lawang Kidul. (*) ---------------------------------- Pelaksanaan dan Penerapan Inovasi kader cerdas dilaksanakan melalui sejumlah tahapan. Langkah awal adalah melakukan advokasi STOP AKI-AKB yang dilaksanakan di aula Puskesmas

Tanjung Enim pada 31 Agustus 2016. Hasil advokasi ini adalah Keputusan Kepala Puskesmas tentang advokasi angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta gerakan penurunan AKI-AKB di Kecamatan Lawang Kidul dan memilih Desa Darmo sebagai pilot project inovasi. Berikut, melakukan advokasi. Pelaksanaan di Balai Desa Darmo pada 17 Januari 2017 dengan mengundang Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Masyarakat Desa Darmo dan PT MME. Advokasi bertujuan untuk menyamakan persepsi semua stakeholder yang akan terlibat pada pelaksanaan inovasi. Sekaligus meyakinkan masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan kepedulian penurunan AKI-AKB. Penandatanganan komitmen bersama Camat Lawang Kidul, Kepala Puskesmas Tanjung Enim, Kepala Desa Darmo, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Petugas Puskesmas Pembantu, Petugas Kesehatan Mandiri, Bidan Desa dan PT. MME. Selanjutnya, penunjukan Kader Cerdas. Kriteria Kader Cerdas adalah warga yang berdomisili di Desa Darmo, bisa menulis dan membaca, bisa menggunakan handphone, bekerja dengan ikhlas dan semangat tinggi, sudah biasa berkecimpung di bidang kesehatan (kader posyandu, poslansia). Tak hanya itu, dilakukan juga pembuatan MoU dengan dukun beranak. Dimana dukun beranak berperan sebagai mitra Kader Cerdas dan Bidan Desa. Dukun beranak melaporkan apabila ada ibu hamil akan melahirkan. Dukun beranak tidak lagi menolong persalinan namun tetap mendampingi/menjadi pendamping dalam proses persalinan. Pengumpulan data dan pelaporan. Pengumpulan data dan pelaporan oleh Kader Cerdas dilakukan sesegara mungkin setelah didapat informasi mengenai ibu hamil dan bayi sakit. Pelaporan disampaikan kepada Bidan Desa melalui SMS dengan format yang telah ditentukan. Setelah mendapat laporan, Bidan Desa melakukan pengecekan dan pemeriksaan ibu hamil atau bayi sakit. Pada saat pemeriksaan, Bidan Desa sekaligus memberikan edukasi kepada Kader Cerdas mengenai pengolahan data dan interpretasi sederhana dalam bentuk kantong persalinan dusun yang dikelola oleh istri Kepala Dusun selaku koordinator Kader Cerdas. Pelatihan Kader Cerdas. Dilakukan pada 17 Januari 2017 dan refreshing pelatihan 11 Juli 2017. Materi yang diberikan yaitu cegah kematian ibu dan bayi dengan deteksi dini kehamilan berisiko tinggi. Diharapkan dengan adanya pelatihan maka pengetahuan Kader tentang deteksi dini faktor risiko AKI-AKB dapat meningkat. Pertemuan Kader Cerdas dilakukan rutin setiap bulan. Berikut, PJ UKP Puskesmas Pembantu, Bidan Desa bersama PJ UKP KIA Puskesmas Tanjung Enim akan menganalisa data dan membuat rumusan masalah kepedulian kesehatan ibu

hamil, bayi, balita sakit. Apabila ditemukan permasalahan pada ibu hamil dan bayi sakit maka Kepala Puskesmas Tanjung Enim dan Camat Lawang Kidul akan berkonsultasi ke Dinas Kesehatan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Pemantauan dan pendampingan ibu hamil dan bayi sakit memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan sesuai jadwal. Pemantauan dilakukan dengan kunjungan Kader Cerdas ke rumah ibu hamil atau bayi sakit. Sedangkan untuk ibu hamil pendampingan pemeriksaan kesehatan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama kehamilan. Monitoring dan evaluasi. Dilakukan oleh PJ UKM KIA Puskesmas Tanjung Enim dan bidan koordinator Puskesmas Tanjung Enim secara berkala. Laporan monitoring dan evaluasi disampaikan kepada Dinas Kesehatan, Camat Lawang Kidul, Kepala Puskesmas Tanjung Enim, Kepala Desa, dan PT. MME. Dilakukan juga penyuluhan dan informasi tentang inovasi ini melalui radio lokal RGBA. Biasanya setiap Selasa dan Minggu. Nah, mereka yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi ini, adalah Ibu hamil dan bayi yang ada di Desa Darmo sebagai kelompok sasaran dari kegiatan inovasi. Lalu, Puskesmas Tanjung Enim selaku penggagas ide inovasi yang melakukan advokasi untuk menggugah kesadaran masyarakat Desa agar mau berperan serta dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Puskesmas Tanjung Enim juga memberikan pelatihan kepada Kader Cerdas serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Berikut Kader Cerdas yang merupakan pelaksana kegiatan di lapangan. Kader Cerdas bertugas melakukan pendataan ibu hamil dan bayi sakit, pemantauan dengan kunjungan ke rumah dan pendampingan ibu hamil dan bayi sakit ke fasilitas kesehatan. Kepala Desa Darmo yang menugaskan 25 orang Kader Cerdas. Setiap dusun terdiri dari 5 orang kader yang dikoordinir oleh istri Kepala Dusun. Lalu, Dukun beranak yang merupakan mitra kerja Kader Cerdas dan Bidan Desa. Penanggung Jawab Unit Pelayanan Kesehatan (PJ UKP) Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa yang bekerjasama dalam melakukan pengawasan dan pemantauan ibu hamil dan bayi sakit hasil pendataan dan laporan dari Kader Kesehatan. Kader Cerdas juga melakukan pendekatan dengan para suami, keluarga terdekat dan masyarakat yang bermukim di kebun (talang). Intinya biar mereka segera melaporkan kondisi kehamilan dan bayi melalui SMS. Kesuksesan inovasi ini juga didukung oleh siaran rutin setiap Selasa oleh RGBA. Radio yang sangat akrab dengan masyarakat di wilayah tersebut. Apa sih keluaran kongkret inovasi ini? Ya, tak lain nihilnya kasus kematian ibu dan bayi di tahun 2017. Di samping, meningkatnya kunjungan ibu hamil dan bayi

sakit di fasilitas kesehatan yang sangat penting untuk deteksi sejak dini. Juga penanganan tepat setiap kondisi yang tidak diharapkan. Menariknya, inovasi ini telah direplikasi oleh seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Enim. Bahkan, sudah dituangkan dalam berbagai perjanjian kerjasama atau MoU (Memorandum of Understanding). Di samping, Keputusan Pemerintah Kabupaten Muara Enim untuk menjamin keberlanjutannya. Analisis Masalah (5%) 1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inovasi? (Maksimal 500 kata) Kecamatan Lawang Kidul berada di bagian barat daya Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah penduduknya 67.278 jiwa. Luas wilayah sekitar 287,26 km2. Memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat, di sana sudah ada sarana dan prasarana kesehatan. Antara lain 1 rumah sakit, 1 puskesmas, 4 puskesmas pembantu (pustu), dan 7 poskesdes. Menariknya, walaupun fasilitas kesehatan cukup memadai, namun 2016 Kecamatan Lawang Kidul menduduki peringkat tertinggi kematian se-kabupaten Muara Enim. Ibu meninggal 2 kasus. Lalu jumlah kematian bayi sebanyak 14 kasus. kematian dengan berbagai penyebab. Kecamatan Lawang Kidul terdiri dari 7 Desa/ Kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Tanjung Enim dimana Desa Darmo merupakan jangkauan pelayanan terjauh yaitu 10 km dari Puskesmas. Topografi Desa Darmo berada di daerah dataran tinggi dengan jumlah penduduk 3.309 jiwa. Hampir 75% mata pencaharian masyarakat sebagai petani. Masyarakat masih memiliki kebiasan berkebun secara mandah yaitu menginap di lokasi kebun (talang). Jarak dari talang ke Desa ± 10-25 km dengan waktu tempuh 1 sampai 2 jam dengan kendaraan roda dua. Permasalahan yang dihadapi di Desa Darmo sebelum adanya inovasi ini antara lain : 1. Rendahnya deteksi dini risiko kematian ibu dan bayi yang berakibat kematian ibu dan bayi. Kasus di Desa Darmo pada tahun 2016 terjadi kematian ibu yang disebabkan oleh hypertensi kehamilan sebanyak 1 (satu) kasus dan kematian bayi sebanyak 1 (satu) kasus yang disebabkan terinfeksi kuman tetanus. Angka ini merupakan angka tertinggi apabila dibandingkan dengan Desa/ Kelurahan lain di Kecamatan Lawang Kidul. 2. Sulitnya ibu hamil memeriksakan kehamilan dan bayi yang baru lahir karena tinggal di talang yang cukup jauh dari fasilitas kesehatan. 3. Kurangnya kepedulian dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini faktor risiko AKI, AKB, serta perlunya memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan. Termasuk permasalahan gizi dan pemberian ASI eksklusif. 4. Rendahnya jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke puskesmas pembantu. 5. Faktor budaya masyarakat dimana mereka masih mempercayai dukun beranak terutama dalam menolong persalinan.

6. Belum adanya partisipasi masyarakat lintas sektoral dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Kader kesehatan belum dibekali pengetahuan yang cukup mengenai deteksi dini faktor risiko AKI dan AKB. Masing-masing bekerja sendiri sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Menghadapi permasalahan tersebut Kepala Puskesmas Tanjung Enim memandang perlunya suatu gerakan kesadaran masyarakat yang harus dilakukan secara bersama-sama untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi sebagai komitmen untuk penurunan AKI dan AKB di Kecamatan Lawang Kidul. Gerakan ini dinamakan Gerakan Kader Cerdas Peduli AKI-AKB (Cepat Deteksi Keberadaan Ibu Hamil dan Bayi Sakit, Dampingi Pemeriksaan Kesehatan, SMS laporkan segera). A. Pendekatan Strategis (20%) 2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi ini telah memecahkan masalah tersebut? (Maksimal 600 kata) Ide inovasi ini bermula dari keinginan Kepala Puskesmas Tanjung Enim untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan bayi dalam upaya penurunan AKI dan AKB yang tinggi pada tahun 2016 dengan usaha dan peran akif masyarakat. Strategi yang dilakukan dalam inovasi ini adalah pertama, peningkatan peran serta masyarakat dengan melibatkan masyarakat dan menggandeng pihak swasta untuk berkomitmen dan berkolaborasi dalam usaha meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi. Pihak Puskesmas melakukan advokasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini risiko AKI dan AKB. Selain itu dilakukan pendekatan kepada pihak swasta yang hadir pada saat advokasi sehingga menghasilkan komitmen dari PT. Manambang Muara Enim (PT. MME) untuk mendukung inovasi ini melalui dana CSR yang digunakan sebagai biaya operasional Kader Cerdas dalam mendampingi ibu hamil dan bayi sakit memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan. Kedua, memilih 1 (satu) desa sebagai pilot project. Desa ini akan menjadi percontohan pelaksanaan inovasi sebelum dilaksanakan di Desa/ Kelurahan lain di Kecamatan Lawang Kidul. Desa Darmo dipilih karena menduduki peringkat tertinggi kematian ibu dan bayi pada tahun 2016 dan lokasi nya cukup jauh dari fasilitas kesehatan. Ketiga, pembentukan dan pembekalan kader cerdas. Puskesmas Tanjung Enim mengusulkan Kader Cerdas berdasarkan kriteria tertentu. Masyarakat kemudian memilih sendiri Kader Cerdas untuk dusun masing-masing dan ditetapkan melalui SK Kepala Desa. Kader Cerdas kemudian dibekali dengan pengetahuan mengenai deteksi dini faktor risiko AKI - AKB. Keempat, menjadikan dukun beranak sebagai mitra. Masyarakat Desa umumnya masih mempercayai Dukun Beranak. Faktor budaya ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Untuk itu dukun beranak yang ada di Desa dirangkul sebagai mitra Kader Cerdas dan Bidan Desa. Dukun beranak wajib melaporkan kepada Kader Cerdas

atau Bidan Desa apabila ada ibu hamil atau ibu hamil yang akan melahirkan dan berperan sebagai pendamping dalam proses persalinan. Kelima, mengirimkan petugas kesehatan ke talang setiap satu minggu sekali pada saat jadwal penimbang karet untuk memeriksa apabila ada ibu hamil atau bayi sakit. Kedatangan petugas kesehatan sekaligus menyampaikan agar ibu hamil yang usia kandungannya mencapai 6 (enam) bulan untuk tidak lagi menginap di talang dan pulang ke rumahnya di dusun. Dengan adanya inovasi ini maka kesehatan ibu hamil dan bayi sakit dapat senantiasa dipantau, terutama untuk ibu hamil dengan risiko tinggi. Ibu hamil dan bayi sakit yang tinggal cukup jauh dari fasilitas kesehatan akan mendapatkan haknya dalam pelayanan kesehatan sehingga akan menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Desa Darmo yang akan berkontribusi pada penurunan AKI dan AKB di Kecamatan Lawang Kidul. 3. Dalam hal apa inovasi kreatif dan inovatif? (Maksimal 200 kata) Inovasi Kader Cerdas Peduli AKI-AKB Desa Darmo adalah inovasi yang unik dan kreatif karena mampu menggerakkan unsur masyarakat, pemerintah dan dunia usaha untuk berkolaborasi dan ikut serta membangun kepedulian terhadap kesehatan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Keunikan inovasi ini ditunjukkan antara lain oleh : 1. Adanya kantong persalinan dusun yang dikelola oleh istri Kepala Dusun selaku koordinator Kader Cerdas. Sebelum adanya inovasi ini, kantong persalinan dikelola oleh Bidan Desa. Dengan adanya kantong persalinan dusun maka tersedia data yang lebih akurat mengenai ibu hamil di setiap dusun. 2. Kesediaan masyarakat desa menjadi Kader Cerdas yang bertugas mendata ibu hamil dan bayi sakit, melaporkan hasil pendataan melalui SMS kepada Bidan Desa, melakukan pengawasan serta mendampingi ibu hamil dan bayi sakit saat memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan. 3. Mendorong peran suami agar melaporkan kehamilan istrinya kepada Kader Cerdas dan Bidan Desa melalui SMS kepada Kader Cerdas atau Bidan Desa. Selain itu suami dapat melaporkan secara langsung sekaligus menemani istri memeriksakan kehamilan. 4. Pemerintah Desa mendukung dengan menyediakan alokasi anggaran Dana Desa untuk pengadaan sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan. 5. Dukungan dari PT. Manambang Muara Enim (PT. MME) berupa dana CSR yang digunakan untuk operasional Kader Cerdas dalam melakukan pendampingan ibu hamil dan bayi sakit ke fasilitas kesehatan. B. Pelaksanaan dan Penerapan (35%) 4. Bagaimana pelaksanaan inovasi? (Maksimal 600 kata) Inovasi ini dilaksanakan dengan cara :

1. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan advokasi STOP AKI-AKB yang dilaksanakan di aula Puskesmas Tanjung Enim pada tanggal 31 Agustus 2016. Hasil advokasi ini adalah Keputusan Kepala Puskesmas tentang advokasi angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta gerakan penurunan AKI-AKB di Kecamatan Lawang Kidul dan memilih Desa Darmo sebagai pilot project inovasi. 2. Melakukan advokasi dilaksanakan di Balai Desa Darmo pada tanggal 17 Januari 2017 dengan mengundang Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Masyarakat Desa Darmo dan PT. Manambang Muara Enim (PT.MME). Advokasi bertujuan untuk menyamakan persepsi semua stakeholder yang akan terlibat pada pelaksanaan inovasi dan meyakinkan masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan kepedulian penurunan AKI-AKB. 3. Penandatanganan komitmen bersama Camat Lawang Kidul, Kepala Puskesmas Tanjung Enim, Kepala Desa Darmo, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Petugas Puskesmas Pembantu, Petugas Kesehatan Mandiri, Bidan Desa dan PT. MME. 4. Penunjukan Kader Cerdas. Kriteria Kader Cerdas adalah warga yang berdomisili di Desa Darmo, bisa menulis dan membaca, bisa menggunakan handphone, bekerja dengan ikhlas dan semangat tinggi, sudah biasa berkecimpung dibidang kesehatan (kader posyandu, poslansia). 5. Pembuatan MoU dengan dukun beranak dimana dukun beranak berperan sebagai mitra Kader Cerdas dan Bidan Desa. Dukun beranak melaporkan apabila ada ibu hamil atau ibu hamil yang akan melahirkan. Dukun beranak tidak lagi menolong persalinan namun tetap mendampingi/ menjadi pendamping dalam proses persalinan. 6. Pengumpulan data dan pelaporan. Pengumpulan data dan pelaporan oleh Kader Cerdas dilakukan sesegara mungkin setelah di dapat informasi mengenai ibu hamil dan bayi sakit. Pelaporan disampaikan kepada Bidan Desa melalui SMS dengan format yang telah ditentukan. Setelah mendapat laporan, Bidan Desa melakukan pengecekan dan pemeriksaan ibu hamil atau bayi sakit. Pada saat pemeriksaan, Bidan Desa sekaligus memberikan edukasi kepada Kader Cerdas mengenai pengolahan data dan interpretasi sederhana dalam bentuk kantong persalinan dusun yang dikelola oleh istri Kepala Dusun selaku koordinator Kader Cerdas. 7. Pelatihan Kader Cerdas. Pelatihan Kader Cerdas dilakukan pada tanggal 17 Januari 2017 dan refreshing pelatihan tanggal 11 Juli 2017. Materi yang diberikan pada saat pelatihan yaitu cegah kematian ibu dan bayi dengan deteksi dini kehamilan berisiko tinggi. Diharapkan dengan adanya pelatihan maka pengetahuan Kader tentang deteksi dini faktor risiko AKI-AKB dapat meningkat. 8. Pertemuan Kader Cerdas dilakukan rutin setiap bulan. 9. PJ UKP Puskesmas Pembantu, Bidan Desa bersama PJ UKP KIA Puskesmas Tanjung Enim akan menganalisa data dan membuat rumusan masalah kepedulian kesehatan ibu hamil, bayi, balita sakit. Apabila ditemukan permasalahan pada ibu hamil dan bayi sakit maka Kepala Puskesmas Tanjung Enim dan Camat Lawang Kidul akan berkonsultasi ke Dinas Kesehatan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. 10. Pemantauan dan pendampingan ibu hamil dan bayi sakit memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan sesuai jadwal. Pemantauan dilakukan dengan kunjungan Kader Cerdas ke rumah ibu hamil atau bayi sakit sedangkan untuk

ibu hamil pendampingan pemeriksaan kesehatan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama kehamilan. 11. Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh PJ UKM KIA Puskesmas Tanjung Enim dan bidan koordinator Puskesmas Tanjung Enim secara berkala. Laporan monitoring dan evaluasi disampaikan kepada Dinas Kesehatan, Camat Lawang Kidul, Kepala Puskesmas Tanjung Enim, Kepala Desa, dan PT. MME. 12. Dilakukan juga penyuluhan dan informasi tentang inovasi ini melalui radio lokal RGBA pada hari Selasa setiap minggu. 5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan? (Maksimal 300 kata) Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi ini yaitu : 1. Ibu hamil dan bayi yang ada di Desa Darmo sebagai kelompok sasaran dari kegiatan inovasi. 2. Puskesmas Tanjung Enim selaku penggagas ide inovasi yang melakukan advokasi untuk menggugah kesadaran masyarakat Desa agar mau berperan serta dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Puskesmas Tanjung Enim juga memberikan pelatihan kepada Kader Cerdas serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. 3. Kader Cerdas yang merupakan pelaksana kegiatan dilapangan. Kader Cerdas bertugas melakukan pendataan ibu hamil dan bayi sakit, pemantauan dengan kunjungan ke rumah dan pendampingan ibu hamil dan bayi sakit ke fasilitas kesehatan. 4. Kepala Desa Darmo yang menugaskan 25 orang Kader Cerdas. Setiap dusun terdiri dari 5 orang kader yang dikoordinir oleh istri Kepala Dusun. 5. Dukun beranak yang merupakan mitra kerja Kader Cerdas dan Bidan Desa. 6. Penanggung Jawab Unit Pelayanan Kesehatan (PJ UKP) Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa yang bekerjasama dalam melakukan pengawasan dan pemantauan ibu hamil dan bayi sakit hasil pendataan dan laporan dari Kader Kesehatan. 7. PT. Manambang Muara Enim (PT. MME) yang memberikan dukungan dana CSR sebagai dana operasional pelaksanaan kegiatan. 8. Dinas Kesehatan sebagai pusat rujukan apabila ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan inovasi. 9. Radio RGBA yang memberikankesempatan setiap hari Selasa kepada Puskesmas Tanjung Enim untuk memberikan penyuluhan dan menginformasikan inovasi Kader Cerdas. 6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inovasi dan bagaimana sumber daya tersebut dimobilisasi? (Maksimal 500 kata) Sumberdaya yang digunakan dalam inovasi ini antara lain : 1. Sumber daya manusia, yaitu Kader Cerdas, Bidan Desa, petugas Penanggung Jawab Unit Pelayanan Kesehatan (PJ UKP) Puskesmas Pembantu Desa Darmo, Kepala Desa Darmo beserta unsur pemerintahan desa, Kepala Puskesmas Tanjung Enim dan jajarannya, Tokoh Masyarakat, Dinas Kesehatan, dan Camat Kecamatan Lawang Kidul. Semua berkolaborasi dalam

pelaksanaan kegiatan inovasi dan berkoordinasi apabila ditemukan permasalahan ibu hamil dan bayi sakit yang perlu segera ditindaklanjuti. 2. Sumber daya keuangan, berasal dari : Alokasi Dana BOK Puskesmas Tahun 2017 sebesar Rp. 6.000.000,- yang digunakan untuk pembinaan dan biaya transport petugas kesehatan. Alokasi Dana Desa Tahun 2017 sebesar Rp. 38.016.900,- digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana Kader Cerdas dalam pelaksanaan kegiatan seperti ATK, masker disposible, handscond, timbangan badan manual, tensimeter digital, termometer digital, air sound timer, seragam kaos kader. Selain itu dana desa juga digunakan untuk penyediaan peralatan bagi dukun beranak seperti gunting tali pusat, penjempit tali pusat dan handscond. Dana CSR PT. Manambang Muara Enim (PT. MME)Tahun 2017 sebesar Rp 10.000.000,- digunakan untuk biaya pelaporan melalui SMS kepada Penanggung Jawab Unit Pelayanan Kesehatan (PJ UKP) Puskesmas Pembantu dan bidan desa serta biaya transportasi Kader Cerdas dalam mendampingi ibu hamil dan bayi sakit melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. Kader Cerdas dapat mengklaim biaya transport sebesar Rp.50.000,- per pendampingan yang diajukan setiap bulan kepada Bidan Desa. 3. Sumber daya lainnya: Penggunaan SMS untuk pelaporan informasi ibu hamil dan bayi sakit kepada bidan desa. Radio lokal (RGBA) untuk mempublikasikan inovasi dan merupakan media untuk promosi dan penyuluhan kesehatan Komitmen bersama antara Dinas Kesehatan, Puskesmas Tanjung Enim, Pemerintah Desa, pihak swasta, dan masyarakat yang memungkinkan inovasi ini berjalan dengan baik. 7. Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil dari pelaksanaan inovasi? (Maksimal 400 kata) Keluaran yang paling berhasil dari pelaksanaan inovasi adalah : 1. Tidak ada kasus kematian ibu dan bayi di tahun 2017 dan tidak ada lagi penanganan persalinan yang dilakukan oleh dukun beranak. 2. Tersedianya data kehamilan yang akurat dalam bentuk kantong persalinan dusun. 3. Adanya kenaikan jumlah kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan yang signifikan sebesar 87% di tahun 2017 yaitu dari 142 kunjungan pada tahun 2016 menjadi 266 kunjungan. Meningkatnya jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan. Pada tahun 2017 ibu hamil yang memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 93 orang. Apabila dibandingkan dengan jumlah ibu hamil yang memeriksakan kesehatan pada tahun 2016 sebanyak 91 orang maka terjadi kenaikan sebesar 4 %. 4. Terjadinya peningkatan deteksi dini (cakupan 100%). Deteksi dini faktor risiko oleh tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan (kader kesehatan) di tahun 2016 sebanyak 34 orang (37,2 %) ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko tinggi sedangkan di tahun 2017 sebanyak 38 orang (41%). Adanya peningkatan

kunjungan deteksi dini faktor risiko oleh tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan sebanyak (4,2 %) 5. Siaran rutin di radio lokal (RGBA) untuk penyuluhan kesehatan dan peran Kader Cerdas. 8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi inovasi? (Maksimal 400 kata) Pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan inovasi dan evaluasi dilakukan secara berjenjang dan berkala dengan cara : 1. Pemantauan rutin bulanan dilakukan oleh kepala desa, petugas kesehatan desa (pustu/puskesdes) dan Puskesmas untuk memastikan pelaksanaan inovasi, dankader Cerdas berkewajiban membuat laporan setiap bulan 2. PJ UKM KIA Puskesmas Tanjung Enim melakukan monitoring dan evaluasi setiap bulan dan membuat laporan monitoring dan evaluasi yang ditujukan kepada Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Enim, Kepala Desa Darmo, Camat Lawang Kidul dan PT. Manambang Muara Enim (PT. MME). 3. Pemantauan langsung pelaksanaan Kader Cerdas oleh PT Manambang Muara Enim (PT. MME) Bersama tim Puskesmas secara berkala. 4. Laporan ini akan menjadi bahan pertimbangan intervensi Gerakan Kader Cerdas Peduli Penurunan AKI-AKB di Desa Darmo. 9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi? (Maksimal 300 kata) Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi antara lain : 1. Adanya penolakan terhadap kedatangan Kader Cerdas pada awal gerakan dilakukan karena kurangnya kesadaran masyarakat mengenai perawatan kesehatan kehamilan dan masih percaya kepada dukun beranak. Masalah ini diatasi dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat serta mengajak dukun beranak yang merupakan mitra kerja Kader Cerdas dan Bidan Desa. 2. Sulitnya menjangkau tempat tinggal sasaran kegiatan yang berada di kebun (talang). Masalah ini diatasi dengan bantuan kendaraan operasional dari PT MME yang dapat menempuh jalan tanah dan lumpur. Bantuan ini diperoleh melalui pengajuan proposal. 3. Tidak tersedianya alat kesehatan sebagai alat bantu kerja Kader Cerdas. Untuk mengatasi hal ini, Kepala Desa telah memberikan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana Kader Cerdas berasal dari alokasi Dana Desa Tahun 2017, yang diperoleh dengan mengajukan proposal. 4. Tidak tersedianya dana operasional kader untuk memberikan laporan melalui SMS, mendampingi ibu hamil dan bayi sakit ke fasilitas kesehatan. Puskesmas Tanjung Enim mengajukan proposal bantuan kepada PT. MME sehingga diperoleh dana CSR untuk biaya operasional Kader Cerdas. C. Dampak Sebelum dan Sesudah (25%) 10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan oleh inovasi? (Maksimal 700 kata)

Manfaat utama yang dihasilkan dari kegiatan inovasi ini adalah : 1. Risiko kematian ibu dan bayi dapat diminimalkan dan ditangani melalui deteksi dini yang tepat sehingga pada tahun 2017 tidak terjadi kasus kematian ibu dan bayi (0 - nihil). 2. Kepedulian/ kesadaran masyarakat meningkat terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi serta faktor risiko AKI-AKB. Meningkatnya cakupan ASI eksklusif dan suami menjadi lebih memperhatikan kesehatan istri yang sedang hamil. 3. Meningkatnya pengetahuan Kader Kesehatan dalam memberikan pendampingan terhadap ibu hamil dan bayi sakit. 4. Meningkatnya kepedulian pihak swasta, khususnya PT MME untuk berkontribusi terhadap masalah kesehatan ibu dan anak secara berkesinambungan 5. Dukun bayi memahami peran dan fungsinya sebagai pendamping ibu dan bayi dan tidak lagi menangani persalinan 11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi dilaksanakan? (Maksimal 700 kata) Video : https://youtu.be/wlbd3o5rhmy No Faktor Perubahan Sebelum Inovasi Sesudah Inovasi 1. Jumlah kunjungan ibu hamil 142 kunjungan. 266 kunjungan 2. Cakupan ASI Eksklusif 3. Pemahaman tentang faktor risiko AKI-AKB 78,05 % (Sasaran 41, Realisasi 32) Rendahnya pengetahuan Kader Kesehatan tentang penyebab, akibat dan faktor risiko AKI-AKB. 80,95% (Sasaran 43, Realisasi 34) Bertambahnya pengetahuan Kader Kesehatan tentang faktor risiko AKI - AKB dan meningkatnya kemampuan dalam mendampingi ibu hamil dan bayi sakit. 4. Dukungan multipihak terhadap Puskesmas Kader kesehatan yang terbatas Dukungan dari pihak: - Kepala Desa - PT MME - Masyarakat/Kader 5. Budaya masyarakat Tabu bagi suami untuk membicarakan kehamilan istrinya. Suami siap melaporkan kehamilan istrinya kepada Kader Cerdas dan bidan desa.

No Faktor Perubahan Sebelum Inovasi Sesudah Inovasi 6. Jumlah kasus kematian ibu dan bayi Terjadi 1 kasus kematian ibu dan 1 kasus kematian bayi di Desa Darmo pada tahun 2015 Nihil (Tidak terjadi kematian ibu dan bayi di Desa Darmo pada tahun 2017). 7. Peran dukun beranak Masih menolong proses persalinan. Tidak lagi menolong persalinan (Dukun beranak menjadi mitra Kader Cerdas dan Bidan Desa) 8 Peran media lokal - Rutin menyediakan air time untuk penyuluhan, promosi dan kampanye kesehatan termasuk inovasi Kader Cerdas 12. Apa saja dari kegiatan inovasi tersebut yang sejalan dengan satu atau lebih dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan? (Maksimal 300 kata) Kegiatan yang dilaksanakan pada inovasi ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk dengan target 3.1. pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan target 3.2. pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan angka kematian balita 25 per 1000. Kegiatan inovasi ini dilaksanakan terutama oleh Kader Cerdas yang merupakan masyarakat Desa Darmo dengan melakukan pendataan terhadap ibu hamil dan bayi sakit yang berdomisili di Desa. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kader Cerdas juga bertugas mendampingi ibu hamil dan bayi sakit memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan. Jika ditemukan permasalahan kesehatan pada ibu hamil dan bayi maka Kader Cerdas, Penanggung Jawab Unit Pelayanan Kesehatan (PJ UKP) Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa akan berkoordinasi dengan Puskesmas Tanjung Enim, Camat Lawang Kidul dan Dinas Kesehatan untuk melakukan tindakan yang diperlukan sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

D. Keberlanjutan (15%) 13. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik? (Maksimal 200 kata) Pembelajaran yang dapat dipetik dari kegiatan inovasi ini yaitu : 1. Kerjasama antara pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha sangat penting dalam usaha mencapai tujuan pembangunan dalam hal ini pembangunan kesehatan. 2. Masyarakat perlu didorong untuk meningkatkan partisipasi dan kepedulian terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi sehingga akan menciptakan kondisi masyarakat yang mandiri dalam mengatasi risiko AKI - AKB. 3. Perekrutan Kader Cerdas yang merupakan penduduk asli akan lebih meningkatkan peluang keberhasilan inovasi karena timbulnya rasa memiliki dalam pelaksanaan kegiatan. 4. Siaran radio lokal sangat efektif, karena masyarakat terutama yang bermukim di kebun (talang) selalu rutin mendengarkan siaran radio. Rekomendasi: 1. Sesegera mungkin, Puskesmas Tanjung Enim akan mengikutsertakan Kader Cerdas AKI AKB untuk melakukan siaran di radio, agar keberadaannya semakin dikenal masyarakat. 2. Saat ini pendataan ibu hamil dan bayi sakit serta pelaporan masih menggunakan SMS. Di masa depan akan sangat baik apabila Kader Cerdas dilengkapi dengan HP berbasis aplikasi android dalam melakukan pendataan ibu hamil dan bayi sakit. Dengan aplikasi android, Kader Cerdas cukup mengisi data-data ibu hamil dan bayi sakit dan dapat dilengkapi dengan foto. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam hal monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan inovasi. 14. Apakah inovasi pelayanan publik ini berkelanjutan dan direplikasi? (Maksimal 500 kata) Inovasi Kader Cerdas Peduli Penurunan AKI - AKB di Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim akan terus dilanjutkan pada tahun 2018 sesuai dengan Keputusan Kepala Desa Darmo Nomor 140/KPTS/V/2017. Kepala Desa Darmo dan PT. Manambang Muara Enim (PT. MME) telah berkomitmen tetap mengalokasikan anggaran Dana Desa dan Dana CSR untuk keberlanjutan kegiatan inovasi ini. Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi sakit juga menjadi jaminan untuk keberlanjutan inovasi. Inovasi Kader Cerdas AKI AKB telah direplikasi oleh seluruh Desa/ Kelurahan (7 Desa/ Kelurahan) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Enim.Keberhasilan inovasi ini mendorong Kepala Dinas Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran agar Puskesmas lain dapat mereplikasi inovasi ini dan saat ini sedang dalam proses pembuatan Surat Edaran Bupati Kabupaten Muara Enim agar seluruh Desa/ Kelurahan di Kabupaten Muara Enim mereplikasi inovasi ini sehingga AKI dan AKB dapat diminimalkan.

Hal-hal yang dapat direplikasi dari inovasi ini antara lain : 1. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. 2. Penggunaan dana desa dan CSR untuk mendukung kegiatan penurunan AKI dan AKB. 3. Menugaskan penduduk setempat sebagai Kader Kesehatan (Kader Cerdas). 4. Sistem pelaporan ibu hamil dan bayi sakit dengan menggunakan SMS. 5. Pembuatan kantong persalinan dusun.