Hubungan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano Tahun 2009

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJADI SMAN 2 PADANG. Winda Sari Isna Asyri Syahrina

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan

BAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja dianggap sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Padang, terdapat 24 panti asuhan yang berdiri di Kota Padang.

PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi.

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

Abstrak. Kata Kunci: dukungan sosial, penyesuaian diri, remaja awal, panti asuhan. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBEDAAN RESPON STRES-ADAPTASI PADA REMAJA JALANAN KOMUNITAS DINDING PASAR BERSEHATI DAN REMAJA PANTI ASUHAN BAKTI MULIA MANADO

Hubungan antara Usia Ibu Hamil dengan Kesiapan Mental Menghadapi Persalinan di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu tentunya menginginkan kehidupan yang bahagia. Kehidupan bahagia

HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta berdiri pada tanggal 2 Juni Fasilitas yang ada di MTs X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

Transkripsi:

Hubungan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano Tahun 2009 Viviany Angela Kandari Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado Abstrak Masa remaja merupakan masa transisi dalam tugas perkemabangan individu. Remaja memerlukan dukungan dari orang sekitar terutama agar dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungan. Namun,ada sebagian dari remaja ini yang harus terpisah dari keluarga dan tinggal di panti asuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan, yang dilakukan pada remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano dengan 42 responden. Data diperoleh melalui kuesioner multiple choice. Penelitian dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2009. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Fisher s Exact diperoleh nilai ρ = 0,001 dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Ini menunjukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Penyesuaian Diri, Remaja, Panti Asuhan. Abstract Adolescence is a period of transition in the task of individual development. Teenagers need support from people around, especially in order to adapt themselves well to the environment. However, some of these teenagers who have separated from family and lived in an orphanage. This study aims to determine the relationship of social support with adolescent adjustment in the orphanage, who performed on adolescents in Dorcas Orphanage Tondano with 42 respondents. Data obtained through the questionnaire multiple choice. Research was conducted on August 6, 2009. Based on the results of bivariate analysis with Fisher's Exact test values obtained ρ = 0.001 with useful levels of α <0.05. This shows that there is a relationship between social support with adolescent self adjustment in an orphanage. Keywords: Social Support, Self Adjustment, Teenagers, Orphanage Journal of Community and Emergency I (I) 2013 27

Pendahuluan Masa remaja dimulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir pada saat ia mencapai usia matang secara fisik dan psikis. Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir (Hurlock, 2004). Selain itu masa remaja itu sendiri merupakan periode perkembangan antara masa kanak kanak dan dewasa. Hal ini ditandai dengan pubertas dan timbulnya perubahan fisik, psikis dan sosial yang dialami oleh remaja, sehingga dapat dimaklumi jika pada remaja timbul tindakan tindakan yang kurang pas seperti: ingin berbeda dengan tindakan orang tua, mulai menyukai lawan jenis, merasa dirinya lebih dari yang lain. Adanya kondisi seperti ini dapat membawa remaja pada keadaan emosi yang tidak stabil karena belum tercapainya kematangan kepribadian dan pemahaman nilai sosial remaja sebagai manusia yang sedang berkembang menuju tahap dewasa yang mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat. Perkembangan pada masa remaja pada dasarnya meliputi aspek fisiologi, aspek psikologis dan aspek sosial (Walgito, 2002). Perkembangan aspek fisiologi ditandai dengan berfungsinya hormon dan perubahan suara. Perkembangan psikologis meliputi keadaan emosi, kognisi dan pemahaman tentang diri pribadi sosial meliputi pemahaman nilai sosial dan melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya (Santrock, 2002). Tugas tugas perkembangan remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa remaja. Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas- tugas masa remaja awal, apalagi mereka yang terlambat untuk matang (Hurlock, 2004). Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar dengan lingkungan sehingga individu merasa puas terhadap diri dan lingkungannya. Penyesuaian diri itu dilakukan untuk melepaskan diri dari hambatan-hambatan dan ketidakenakan yang ditimbulkannya sehingga akan mendapatkan suatu keseimbangan psikis yang dalam hal ini tentu tidak menimbulkan konflik bagi dirinya sendiri dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Penyesuaian diri merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah keadaan diri dan keinginannya agar sesuai dengan keadaan dan keinginan lingkungan. Keluarga adalah tempat yang penting dimana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil di masyarakat. Keluarga yang berisi ayah, ibu dan saudara kandung adalah tempat utama bagi individu mendapatkan pengalaman bersosialisasi pertama kalinya, agar dapat tumbuh utuh secara mental, emosional dan sosial. Orang tua mempunyai peran penting dalam kaitannya dengan menumbuhkan rasa aman, kasih sayang dan harga diri, yang semua itu merupakan faktor kebutuhan psikologis anak. Terpenuhinya kebutuhan psikologis tersebut akan membantu perkembangan psikologis secara baik dan sehat (Febriasari, 2007). Perjalanan hidup seorang anak tidak selamanya berjalan dengan baik. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa anak harus berpisah dari keluarganya karena sesuatu alasan, seperti menjadi yatim piatu. Anak-anak inilah yang dipelihara oleh pemerintah maupun swasta dalam suatu lembaga yang disebut panti asuhan. Tempat itulah yang selanjutnya dianggap sebagai keluarga oleh anak-anak tersebut. Panti asuhan berperan sebagai pengganti keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak dalam Journal of Community and Emergency I (I) 2013 28

proses (Febriasari,2007). perkembangannya Interaksi sosial yang dialami oleh remaja yang tinggal di panti asuhan berbeda dengan yang tinggal di keluarga biasa. Remaja di panti asuhan bergaul dan berhadapan dengan para pengasuh yang mempunyai peranan sebagai pengganti orang tua. Walaupun esensi dari panti asuhan adalah menggantikan yang hilang dari orang tua melalui para pengasuh tetapi kenyataan ini sering sulit dicapai secara memuaskan. Sehubungan dengan adanya kondisi-kondisi khusus seperti kurangnya perhatian pengasuh, kurangnya fasilitas fisik, terlalu ketatnya disiplin dan aturan yang dijalankan serta harus mengikuti kegiatan keagamaan dan program keterampilan yang diikuti oleh remaja tersebut. Akibatnya, dalam mengadakan hubungan dengan lingkungan sekitarnya memungkinkan remaja tersebut cenderung menampakkan sikap pendiam, pasif, kurang responsif terhadap orang lain dan merasa rendah diri, sehingga cenderung menarik diri dan lebih bersikap defensif dalam pergaulan. Dengan demikian jelas terlihat bahwa remaja yang tinggal di panti asuhan secara umum mempunyai kecenderungan kurang mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya (Febriasari, 2007). Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidup. Oleh karena itu, individu membutuhkan individu lain yang dapat memberi dukungan sosial. Dukungan yang diberikan dimaksudkan agar remaja terhindar dari problem psikologis seperti yang ditampakkan di atas. Adanya dukungan sosial bagi remaja di panti asuhan merupakan salah satu cara untuk mengatasi hambatan dalam penyesuaian dirinya (Febriasari, 2007). Dukungan sosial kurang bisa secara maksimal diberikan pada remaja panti asuhan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adalah rasio jumlah anak asuh dengan pengasuh sangat tidak seimbang, remaja yang jumlahnya sangat banyak tentu menghambat pemberian dukungan sosial secara individu. Padahal pada kenyataannya menurut Rutter dalam Mussen, dkk (1989) bahwa anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan lebih tergantung, lebih banyak membutuhkan perhatian dari orang dewasa dan lebih mengganggu di sekolah dibandingkan anak yang dirawat di rumah. Hartini (2001) dalam penelitiannya pada anak-anak panti asuhan di Jawa Timur menemukan bahwa : Lima puluh dua persen anak-anak panti asuhan cenderung menunjukkan kesulitan dalam penyesuaian sosialnya yang menggambarkan adanya kebutuhan psikologis untuk dapat menyesuaikan diri dengan tata cara atau aturan lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan panti tersebut terlalu kaku dan kurang memperhatikan pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosial para penghuninya. Remaja yang tinggal di panti asuhan menemui banyak aturan yang harus ditaati oleh remaja tersebut. Hal ini seringkali membuat remaja merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang ada dan merasa kurang bebas, sehingga seringkali remaja melanggar aturan yang ada. Berdasarkan pengalaman yang dialami peneliti saat berkunjung ke salah satu panti asuhan didapatkan bahwa ada seorang remaja putra berusia ± 13 tahun yang merasa bosan dengan aturan-aturan dan kebiasaan yang dilakukan di panti yang monoton dan tidak memberikan kebebasan bagi mereka, merasa jengkel dengan pengasuh yang menurut dia suka memerintah seenak hati dan suka marahmarah tanpa alasan yang jelas. Hal ini kemudian membuat dia marah dan berpikir untuk melarikan diri dari panti asuhan. Selain itu juga ada seorang remaja putri berusia ± 14 tahun yang merasa malu dan kaku saat berinteraksi dengan teman- Journal of Community and Emergency I (I) 2013 29

teman di sekolah, dan merasa terkekang dengan aturan-aturan panti. Menurut pengakuannya dia pernah melarikan diri dari panti namun kembali lagi karena tidak tahu harus tinggal dimana. Kedua kisah di atas hanya sebagian dari kisah penyesuaian diri yang belum maksimal dari remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Panti Asuhan Dorkas Tondano dan dilaksanakan pada 6 Agustus 2009. Populasi penelitian adalah semua anak remaja usia 13-17 tahun yang tinggal di Panti Asuhan Dorkas Tondano. Jumlah populasi di Panti Asuhan Dorkas Tondano sebanyak 56 orang. Penarikan sampel menggunakan metode total sampling dimana sampel yang digunakan adalah semua yang hadir dalam penelitian diberikan kesempatan untuk mengisi kuisioner dan sample yang diperoleh adalah sebanyak 42 responden. Untuk melihat adakah hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja menggunakan uji Fisher s Exact pada derajat kemaknaan α 0,05. Hasil dan Pembahasan Analisa hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano Dukungan Sosial Penyesuaian Diri Maladaptif % Adaptif % Total % ρ Kurang 7 16,67 4 9,52 11 26,19 Baik 3 7,14 28 66,67 31 73,81 Total 10 23,81 32 76,19 42 100 0.001 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa 11 responden (26,19%) mempunyai dukungan sosial kurang yang terbagi atas 7 responden (16,67%) yang mempunyai penyesuaian diri yang maladaptif dan 4 responden (9,52%) yang memiliki penyesuaian diri yang adaptif. Sedangkan responden yang memiliki dukungan sosial yang baik berjumlah 31 responden (73,81%) yang terbagi atas 3 responden (7,14%) yang memiliki penyesuaian diri maladaptif dan 28 responden (66,67%) yang memiliki penyesuaian diri yang adaptif. Berdasarkan hasil uji Fisher s Exact, diperoleh nilai ρ = 0,001 dengan demikian ρ < α 0,05, dimana hal ini menggambarkan adanya hubungan antara Journal of Community and Emergency I (I) 2013 30

dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano. Berdasarkan hipotesis penelitian, kerangka konsep, serta analisa data, didapatkan suatu hasil penelitian yang dapat menjawab tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Dengan uji statistik didapatkan bahwa sebagian besar remaja yang tinggal di Panti Asuhan Dorkas Tondano mendapat dukungan social yang baik dan mempunyai penyesuaian diri yang adaptif yaitu 66,67%. Ttelah terbukti bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano. Dengan kata lain, faktor dukungan sosial mempengaruhi penyesuaian diri. Hal tersebut sejalan dengan dukungan beberapa ahli antara lain: seseorang akan mampu menerima kehidupan yang dihadapi serta mempunyai sikap, pendirian dan pandangan hidup yang jelas, sehingga mampu hidup di tengah-tengah masyarakat luas secara harmonis. Jika individu merasa didukung oleh lingkungannya, segala sesuatu dapat menjadi lebih mudah pada saat mengalami kejadian-kejadian yang menegangkan (Smet, 2001). Seseorang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya jika ia memiliki keterampilan sosial dan mampu berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman atau dengan orang yang tidak dikenalnya (Hartini,2001). Hal ini dapat dilihat dalam hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar remaja panti asuhan memiliki penyesuaian diri maladaptif adalah mereka yang mendapat dukungan sosial kurang. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis individu akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian yang menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri dan kejelasan identitas diri serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri (Effendi dan Tjahjono, 2002). Pramudiani (2001) mengatakan bahwa dalam menghadapi peristiwaperistiwa yang menekan, individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi tidak hanya mengalami stres yang rendah tapi juga dapat mengatasi stres secara lebih berhasil bila dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh dukungan sosial. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Demikian juga dengan remaja yang tinggal di panti asuhan. Kehidupannya tidak lepas dari hubungannya dengan orang lain. Baik itu pandangan masyarakat, lingkungan tempat dia bergaul maupun kehidupan bersama dengan para penghuni panti. Dalam menghadapi hariharinya sebagai anak panti asuhan merupakan sesuatu yang sangat berat. Dukungan dari pengasuh dan teman sebayanya sebagai pengganti keluarga merupakan hal yang sangat penting sehingga remaja dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap keadaanya Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Dorkas Tondano. Saran Saran yang bisa diberikan berdasarkan hasil penelitian ini ialah: 1. Bagi Remaja di Panti Asuhan Hendaknya remaja lebih berupaya untuk mengembangkan penyesuaian diri yang baik dalam lingkungannya. Remaja diharapkan dapat memahami Journal of Community and Emergency I (I) 2013 31

arti penting dari penyesuaian diri dan dapat mengambil nilai-nilai yang positif dalam kehidupan misalnya dengan mensyukuri semua hal yang terjadi dalam hidup sehingga remaja dapat menerima diri mereka apa adanya tanpa merasa malu dan minder dengan keadaanya. 2. Bagi Pengurus Panti Asuhan Dukungan sosial yang diberikan Pengurus Panti Asuhan sudah baik sehingga sebagian besar remaja yang tinggal di Panti Asuhan Dorkas Tondano sudah memiliki penyesuaian diri yang adaptif. Namun ini masih perlu ditingkatkan terutama karena ada sebagian remaja di panti asuhan yang masih merasa dukungan sosial yang diberikan masih kurang sehingga penyesuaian diri mereka maladaptif. 3. Bagi Perawat Bagi perawat terutama yang bekerja di masyarakat yang dalam wilayah kerjanya terdapat panti asuhan agar dapat bekerjasama dengan pihak panti asuhan dalam hal pemberian dukungan sosial yang ada hubungannya dengan kesehatan misalnya pemberian informasi tentang kesehatan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap penyesuaian diri. Daftar Pustaka Effendi dan Tjahjono. 1999. Hubungan Antara Perilaku Coping dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada Ibu Hamil Anak Pertama. Anima: Bandung. Febriasari, A. 2007. http.//febriasari.blogspot.com/2007.ht ml. (diakses tanggal 8 Juni 2009 jam 21.25) Hartini, N. 2001. Deskripsi Kebutuhan Psikologi Pada Anak Panti Asuhan. Jakarta : Insan Media. Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Mussen, P.H.,dkk. 1989. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Alih Bahasa: Meitasari, T. Jakarta: Gramedia Santrock, J.W. 2002. Live Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Edisi 5. Alih Bahasa : Chausairi, A. Jakarta : Erlangga Smet, B. 1994, Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Grasindo Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. ANDI : Yogyakarta. Journal of Community and Emergency I (I) 2013 32