PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BITUMEN PADAT DAERAH BATANG TIU KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI BITUMEN PADAT DENGAN OUTCROP DRILLING DAERAH MUARA SELAYA, PROVINSI RIAU

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH LUBUK JAMBI DAN SEKITARNYA, KABUPATEN INDRAGIRI HULU, PROPINSI RIAU

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

By : Kohyar de Sonearth 2009

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN. Posisi C ekungan Sumatera Selatan yang merupakan lokasi penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH BUNGAMAS, KABUPATEN LAHAT PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

MAKALAH PEMETAAN ENDAPAN BITUMEN PADAT DI DAERAH TIGABINANGA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN KARO, PROPINSI SUMATRA UTARA

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

EKSPLORASI BITUMEN PADAT DENGAN OUT CROP DRILLING DI DAERAH KEBON TINGGI, KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU

Bab III Geologi Daerah Penelitian

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI ENDAPAN BITUMEN PADAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA PROVINSI LAMPUNG

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI BITUMEN PADAT DENGAN OUT CROPS DRILLING DAERAH MALUTU DAN SEKITARNYA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB II GEOLOGI REGIONAL

STRATIGRAFI REGIONAL CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Bab II Geologi Regional

BAB II GEOLOGI REGIONAL

SURVEI TINJAU ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH TALANG KARANGAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUARA ENIM PROPINSI SUMATERA SELATAN

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KAJIAN POTENSI TAMBANG DALAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DAERAH SUNGAI MERDEKA, KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROV. KALIMANTAN TIMUR

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BITUMEN PADAT DI DAERAH AYAH DAN SEKITARNYA, KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH S A R I

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTEM DAERAH SENYIUR, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (LEMBAR PETA I816-24

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI ENDAPAN BITUMEN PADAT DI DAERAH SAMPOLAWA DAN SEKITARNYA KABUPATEN BUTON, PROVINSI SULAWESI TENGGARA (LEMBAR PETA : )

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENYELIDIKAN LANJUTAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGASILAT DAN SEKITARNYA KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Soleh Basuki Rahmat 1

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTIM DI DAERAH SUNGAI SANTAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

GEOLOGI REGIONAL. Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949)

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BATUBARA DI DAERAH LONGIRAM DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMATAN TENGAH

Transkripsi:

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BITUMEN PADAT DAERAH BATANG TIU KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,PROVINSI RIAU Untung Triono dan Robert L Tobing Kelompok Kerja Energi Fosil Pusat Sumber Daya Geologi ABSTRACT Daerah penyelidikan merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi,Provinsi Riau, secara geografis terletak dalam koordinat 101º 30' 00" - 101º 45' 00" BT dan 0º 45' 00" - 1º 00' 00"LS. Daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Sumatera Selatan dan Sumatera Tengah, tersusun oleh batuan Tersier dan Kuarter, batuan Tersier terdiri atas anggota bawah Formasi Kuantan, anggota Batugamping Formasi Kuantan, anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan, Anggota atas Formasi Telisa, Anggota bawah Formasi Palembang, Anggota Tengah Formasi Palembang,Anggota Atas Formasi Palembang, satuan paling muda adalah Endapan Aluvial berumur Kuarter yang merupakan endapan permukaan. Dari penyelidikan lapangan endapan serpih bitumen dijumpai pada anggota Atas formasi Telisa yang berumur Miosen Atas-Tengah, ketebalan lapisan 0,5-5m, arah jurus rata-rata Barat Laut - Tenggara mengikuti struktur perlapisan dan kemiringan antara10º- 15º. Morfologi daerah penyelidikan dibagi atas dua satuan,antara lain Satuan Morfologi Perbukitan bergelombang dan Satuan Morfologi Dataran. Satuan batuan pada Formasi pembawa bitumen padat berupa, lapisan batu gamping berlapis, serpih putih abu-abu, kearah timur menipis berubah jadi lapisan lempung abu-abu dan batupasir glaukonitan berwarna coklat kehijauan, ketebalan 0,5m. Dari analisa Retorting yang di lakukan terhadap beberapa conto menunjukkan tidak adanya kandungan minyak sedangkan dari analisa Petrografi diketahui bahwa tidak dijumpai adanya material organik pembentuk minyak dalam conto batuan yang dianalisa, sehingga disimpulkan bahwa di daerah penyelidikan tidak memungkinkan terbentuk endapan bitumen padat. Latar Belakang Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi dari Pusat Sumberdaya Geologi,Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, dimana salah satunya adalah mengadakan

Inventarisasi terhadap energi fosil yang terdapat pada cekungan-cekungan geologi yang tersebar di berbagai tempat di seluruh Indonesia, untuk daerah Batang Tiu, Kabupaten Kuantan Singingi ini adalah Bitumen Padat, dimana kemungkinan besar bisa didapati, hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah dalam penganeka ragaman bahan bakar, mengingat bahwa bahan bakar minyak bumi semakin tipis cadangannya, sehingga perlu diadakan penyelidikan energi fosil lainnya untuk dijadikan energi alternatif. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyelidikan Bitumen padat ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberadaan endapan Bitumen Padat yang terdapat di daerah Batang Tiu,Kabupaten Kuantan Singingi, meliputi aspek geologisnya seperti, lokasi keterdapatannya,formasi yang mengandung bitumenpadat, arah jurus dan kemiringan,ketebalan dan penyebarannya, sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar sumberdayanya, serta prospek pengembangannya pada masa yang akan datang. Lokasi Daerah Penyelidikan Daerah penyelidikan direncanakan di daerah Batang Tiu dan Sekitarnya, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, secara geografis tercakup dalam suatu wilayah didalam koordinat 101 30' 00" 101 45' 00" BT dan 0 45' 00" 1 00' 00" LS. Untuk mencapai lokasi daerah ini maka ditempuh dengan rute Bandung Jakarta- Pekan Baru- Taluk Kuantanlokasi inventarisasi.(gb.1) Keadaan Lingkungan Daerah penyelidikan sebagian besar merupakan wilayah Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, dimana hampir sebagian besar wilayah ini merupakan area perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan, serta perkebunan karet yang merupakan lahan perkebunan milik rakyat, serta beberapa konsesi pertambangan batubara yang aktif berproduksi. Dari wilayah ini dapat dicapai beberapa provinsi, seperti Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Jambi, karena merupakan daerah perbatasan, pendidikan didaerah ini sudah maju, didapati sarana pendidikan dari tingkat paling rendah sampai perguruan tinggi,

demikian juga dengan tingkat kehidupan masyarakatnya sudah terbilang maju, tingkat kesehatan juga maju, dimana dijumpai Puskesmas di tiap kecamatan, serta adanya bidan desa di tingkat desa. Mata pencarian penduduk sebagian besar adalah petani karet, sawit, sebagian lagi pedagang serta pegawai negeri dan swasta di perkebunan dan pertambangan. GEOLOGI UMUM Stratigrafi Daerah penyelidikan secara geologi merupakan bagian dari cekungan sumatera selatan dan sumatera tengah (De Coster,1974, Suwarna, dkk,1987), melakukan pemetaan geologi regional, De Coster membahas secara khusus kondisi kedua cekungan ini secara mendalam, kedua cekungan tersebut merupakan suatu cekungan yang besar, namun pada perioda tertentu terjadi pemisahan, jalur pemisah tersebut disepakati melalui pegunungan Bukit Tiga Puluh, Pegunungan Bukit Duabelas dan Bukit Limau, pengendapan sedimen pada kedua cekungan tersebut berlangsung secara terputus-putus mulai awal Tersier hingga Pliosen. Silitonga, dkk, (1995), menyatakan bahwa batuan tertua yang tersingkap didaerah penyelidikan adalah batuan metamorf yang merupakan batuan pra Tersier dan berumur dari Perm-Karbon, masing-masing formasi tersebut dari tua kemuda adalah sebagai berikut : Anggota bawah Formasi Kuantan. Litologi penyusun formasi ini adalah, kuarsit, batupasir kuarsa sisipan filit,batusabak,serpih,batuan gunung api,tuf klorit, konglomerat dan rijang. Anggota batugamping Formasi Kuantan. Litologi penyusun formasi ini antara lain, batugamping, batusabak, filit, serpih terkersikkan dan kuarsit. Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan. Litologi penyusun formasi ini adalah, serpih dan filit, sisipan batusabak, kuarsit, batulanau, rijang dan aliran lava. Hubungan ketiga formasi ini saling menjemari. Diatas kelompok batuan metamorf ini diendapkan secara tidak selaras kelompok batuan sedimen, dimana formasi formasinya adalah sebagai berikut : Anggota bawah Formasi Telisa. Litologi penyusun formasi ini adalah napal lempungan, batupasir lignit, tuf,

breksi andesit dan batupasir glaukonitan, umur formasi ini Miosen Bawah. Anggota atas Formasi Telisa. Litologi penyusun formasi ini antara lain, serpih dan batugamping napalan dengan sisipan tipis tufa andesit, umur formasi ini Miosen Atas. Anggota Bawah Formasi Palembang. Litologi penyusun formasi ini antara lain, batulempung dengan sisipan batupasir, dan batupasir glaukonitan, umur formasi ini Mio-Pliosen. Anggota Tengah Formasi Palembang. Litologi penyusun formasi ini antara lain, batupasir, lempung pasiran, sisipan lignit, tuf, umur formasi ini Pliosen. Anggota Atas Formasi Palembang. Litologi penyusun formasi ini adalah, tuf asam berbatuapung, batupasir tufaan, bentonit sisipan lignit dan kayu terkersikkan, umur formasi ini Plistosen. Alluvium Merupakan satuan batuan termuda, berumur Holosen, tersusun oleh litologi, lempung, pasir, kerikil dan bongkah batuan beku kwarsit. Struktur Geologi Struktur geologi yang dijumpai di daerah inventarisasi adalah struktur lipatan, berupa Sinklin dan Antiklindengan arah berkisar dari Baratlaut-Tenggara, struktur patahan geser dengan arah relatif tegak lurus sumbu lipatan yakni baratdaya - timurlaut. Indikasi BitumenPadat Indikasi bitumen padat didaerah inventarisai di tunjukkan oleh anggota atas dan anggota bawah formasi Telisa yang berumur Miosen, dimana formasi ini penyebarannya memanjang secara lateral dari arah Tenggara Barat Laut pada peta geologi lembar Solok, formasi ini menerus sampai lembar Pakanbaru, dimana penyebarannya membentuk suatu homoklin dari suatu sayap lipatan. Penyelidikan Lapangan Pemetaan geologi permukaan. dimana dilakukan pemetaan geologi yang di intensifkan pada formasi pembawa bitumen padat. Dari hasil pengamatan lapangan diketahui bahwa daerah yang mempunyai kemungkinan mengandung endapan bitumen padat adalah anggota atas formasi Telisa dengan litologi penyusun berupa serpih dan batugamping napalan,sisipan tipis tufa andesit, yang berumur Miosen atas.

Singkapan yang dijumpai antara lain : BT.01. Singkapan batugamping napalan yang tersingkap di desa Cengar dengan kedudukan N 195 E/40, dengan sisipan serpih, putih abu-abu, keras, berlapis, tebal sisipan 1,5m. BT.02. Serpih abu-abu keputihan dengan ketebalan 5m tersingkap di desa cengar, dengan kedudukan, N 330 E/11, bagian atas dibatasi oleh soil warna merah kecoklatan, sedangkan bagian bawah batasnya tidak jelas. BT.03, Singkapan lempung karbonan yang tersingkap didinding sungai, kedudukan, N 292 E/7, BT.04.Singkapan yang tersingkap di sungai Rumo, kedudukan N 245 E/6, batulempung pasiran, keras, berlapis, ketebalan 0,5m diapit oleh batulempung, abu-abu-coklat kekuningan. BT.05.Lokasi pinggir sungai Lubuk Ramo, serpih, putih abu-abu, kedudukan N 300 E/10, bagian atas diapit oleh soil, coklat kemerahan, bergradasi jadi serpih, sedangkan bagian bawah tidak terekspose karena tertutup air. BT.06.Singkapan serpih didalam perkebunan kelapa sawit, serpih putih abu-abu, berlapis, N 310 E/10, ketebalan tidak bisa diukur,menyisip dalam lapisan lempung abu-abu pada suatu longsoran BT.07.Singkapan serpih, putih abu-abu, kedudukan N 315 E/9, tidak bisa diukur, tersingkap ditebing jalan perkebunan kelapa sawit. BT.08.Singkapan serpih abu-abu,diapit pada bagian atas oleh laterit soil, sedangkan pada bagian bawah oleh batulempung abu-abu, N 340 E/11. BT.09.Singkapan batulempung di tebing sungai bukit panjang, mengapit serpih abu-abu, tebal 0,5m, N 355 E/12, BT.10.Singkapan batupasir glaukonitan, hijau, sedang-kasar, tersingkap ditebing sungai N 315 E/10, BT.11.Singkapan batuan beku andesit di sungai di daerah pangkalan, dijumpai adanya urat-urat kuarsa. BT.12.Batu lempung pasiran. BT.14.Singkapan batulempung, sisipan serpih,kedudukan N 5 E/19, serpih,putih abu-abu,masive,berlapis,ketebalan 0,5 m,diapit pada bagian atas oleh batulempung,abu-abu keputihan. BT.15.Singkapan serpih,abu-abu, BT.17.Singkapan serpih abu-abu, berlapis, ketebalan dan kedudukan tidak diketahui BT.18.Singkapan serpih abu-abu, kedudukan N295E/5, tebal >1,7m, batas

atas diapit oleh batulempung, putih abuabu, batas bawah tidak diketahui. BT.19.Singkapan serpih, abu-abu, tersingkap di sungai kunyit BT.25.Singkapan serpih yang diambil dari sumur penduduk pada kedalaman 7m, ketebalan lapisan serpih > 1m. Analisa Laboratorium Analisa Retorting Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kandungan hidrokarbon yang terdapat pada Bitumen Padat, dimana setelah digerus conto dipanaskan pada suhu tertentu, dari analisa ini dapat diketahui ada tidaknya kandungan minyak dalam suatu conto yang dianalisa, untuk keperluan ini telah dianalisa sebanyak 7 buah conto,masing-masingnya adalah conto BT.01,BT,03A,BT.04,BT.17, BT.18, BT.25, dimana hasil analisa menunjukkan bahwa untuk conto BT.01 kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 60 l/ton, specific gravity batuan 2,54, BT.03A kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 90 l/ton, specific gravity batuan 1,81, BT.04 kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 110 l/ton, specific gravity batuan 1,77, BT.14 kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 80 l/ton, specific gravity batuan 1,24, BT.17 kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 60 l/ton, specific gravity batuan 1,75, BT.18 kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 60 l/ton, specific gravity batuan 1,18, BT.25 kandungan minyak 0 l/ton, kandungan air 70 l/ton, specific gravity batuan 1,95. 3.2.2..Analisa Petrografi. Analisa petrografi dimaksudkan untuk mengetahui komposisi maceral dan kandungan organic yang dijumpai dalam bitumen padat, setelah conto disayat pada ketebalan tertentu, selanjutnya diamati dibawah mikroskop polarisator untuk di identifikasi apa saja kandungannya baik material organic dan non organic, dari pengamatan petrografi ini dikelompokkan termasuk jenis apa bitumen padat yang dijumpai. Conto yang sama yang dilakukan pada analisa Retorting dianalisa secara Petrografi, didapatkan hasil sebagai berikut, conto BT,01, Fluorecent liptinit absent,batulanau >batupasir,dom Absent,vitrinit,inertinit dan leptinit absent,oksida besi sparce,pirit rare. BT,03A.Fluorecent liptinit absent,karbonat,dom rare,vitrinit rare,inertinit dan leptinit absent,fragmen fosil abundan oksida besi sparce, pirit sparse,bt.04.rv mean 0,31% dengan kisaran antara 0,27-

0,35 %, Fluorecent liptinit absent,batulempung,dom rare,vitrinit rare inertinit dan leptinit absent,oksida besi sparce.bt,14 Fluorecent liptinit absent,batulempung karbonatan,dom Absent,vitrinit,inertinit dan leptinit absent,oksida besi major, pirit rare.bt.17 Fluorecent liptinit absent,batulempung karbonatan,dom Absent,vitrinit,inertinit dan leptinit absent,oksida besi abundan, pirit rare.bt.18 Fluorecent liptinit absent,batulempung,dom Absent,vitrinit,inertinit dan leptinit absent,oksida besi sparce pirit rare,bt.22.fluorecent liptinit absent,batulempung,dom Absent,vitrinit,inertinit dan leptinit absent,oksida besi common,pirit rare Fragmen fosil abundan,bt.25. Fluorecent liptinit absent,batulempung,dom rare,vitrinit, rare inertinit dan leptinit absent,oksida besi sparce,pirit abundan,oksida besi sparse. Geologi Daerah Penyelidikan Morfologi Dari pengamatan lapangan terlihat bahwa satuan morfologi daerah penyelidikan merupakan satuan morfologi Perbukitan bergelombang dan satuan morfologi Dataran, dimana satuan morfologi Perbukitan bergelombang merupakan daerah yang dominan menempati wilayah ini, sedangkan satuan morfologi Dataran menempati daerah sekitar aliran sungai saja. Stratigrafi Stratigrafi satuan batuan yang menyusun daerah penyelidikan, diutamakan pada daerah yang mengandung endapan bitumen padat, adalah sebagai berikut, batugamping berlapis, kuning kecokalatan,dengan sisipan serpih,keras, diatasnya diendapkan serpih abu-abu, dengan ketebalan 5m, dimana lapisan ini semakin ketimur berubah menjadi sisipan tipis dalam lapisan batulempung,serta batu pasir glaukonit, coklat kehijauan, ketebalan 1,5m Struktur Geologi Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan adalah struktur perlipatan berupa Sinklin dan Antiklin yang berarah Barat Laut Tenggara.

Potensi Bitumen Padat. Dari analisa retorting dan petrografi diketahui bahwa pada wilayah penyelidikan tidak memungkinkan terjadinya endapan bitumen padat Daftar Pustaka - Syufra Ilyas, 1990, Laporan Survey Tinjau Sumberdaya Batubara Daerah Kuantan Mudik, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau. - P.H.Silitonga,dkk, 1995, Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera, Puslitbang Geologi, Bandung. -AmarullahD.,2001,Penyelidikan pendahuluan Bitumen Padat di daerah TangkoKabupatenKuantanSingingi,Prov Riau,DIM,Laporan - Aridinarna T., 2004, Inventarisasi dan Evaluasi Endapan Bitumen Padat Kab.Kuantan Singingi dan Kab Kampar Provinsi Riau, DIM, Laporan - Amarullah D, dkk,2006, Inventarisasi Bitumen Padat dengan Out Crop Drilling Daerah Muara Selaya, Prov Riau,PMG,Laporan. - Tobing,S.M.,2006.InventarisasiKandung anminyakdalambitumenpadat DaerahPadangLawas,KabupatenDharma sraya,provinsisumatera Barat,PMG,Laporan

Gb.1.Peta Lokasi Penyelidikan

GB.2.Peta Geologi Daerah Penyelidikan

ZAMAN KALA FORMASI LITOLOGI HOLOSEN ALUVIUM KUARTER PLISTOSEN ANGGOTA ATAS FORMASI PALEMBANG Lempung,pasir,keri kil,bongkah batuan beku,kuarsit Tuf asam berbatu apung,batupasir tufaan,bentonit sisipan lignit,kayu terkersikkan T E R S I E R P R A T E R S I E R NEOGEN PLIOSEN MIOSEN ATAS BAWAH ATAS TENGAH BAWAH ANGGOTA TENGAH FORMASI PALEMBANG ANGGOTA BAWAH FORMASI PALEMBANG ANGGOTA ATAS FORMASI TELISA ANGGOTA BAWAH FORMASI TELISA PALEOGEN OLIGOSEN EOSEN PALEOSEN ATAS PERM BAWAH Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan KARBON ATAS TENGAH Anggota Bawah Formasi Kuantan BAWAH Tabel.1.Kolom Stratigrafi daerah Penyelidikan Batupasir,lempung pasiran sisipan lignit,tuf Batulempung dg sisipan batupasir,batupasir glauconitan Serpih dan batugamping napalan,sisipan tipis tufa andesit Napallempungan,,batupasir lignit,tuf,breksi andesit dan batupasir glaukonitan. Serpih dan filit,sisipan batusabak,kuarsit, batulanau,rijang dan aliran lava Kuarsit dan batupasir kuarsa sisipan filit,batusabak,serpi h,batuan gn api,tuf klorit,konglomerat dan rijang