BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya pun semakin berkembang pesat. Bidang industri menempati posisi

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang kita hadapi

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sangat ketat dalam semua bidang usaha. Bidang usaha tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tanpa adanya peran aktif dari pegawai atau karyawan sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PENUTUPAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu organisasi juga dituntut mengelola lingkungan internalnya agar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mutu perusahaan agar dapat memenangkan persaingan dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. daya, terutama sumber daya manusia dalam pelaksanaan suatu proyek maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu industri prioritas nasional yang masih sangat prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial. Industri tekstil merupakan industri padat karya. Dari sisi tenaga kerja, pengembangan atau penambahan kapasitas industri dapat dengan mudah terakomodasi oleh melimpahnya tenaga kerja dengan tingkat upah yang lebih kompetitif, khususnya dibandingkan dengan kondisi di negara industri maju. Industri tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor. Namun demikian, industri tekstil dan garmen masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, antara lain dengan maraknya produk impor, baik yang masuk secara legal maupun illegal. Maraknya produk impor dengan harga yang relatif lebih murah telah mendistorsi pasar Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di dalam negeri. Apalagi daya serap pasar dalam negeri masih lemah dengan rendahnya daya beli masyarakat. Sementara itu biaya produksi terus meningkat. Industri tekstil Indonesia kian lama kian berkembang dikarenakan hasil atau profit yang diperoleh menjanjikan, maka terjadi persaingan yang ketat didalam industri tekstil. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) berperan penting bagi negara Indonesia dalam proses industrialisasi. Bagi Indonesia, TPT yang semula hanya merupakan produksi substitusi impor saat ini telah berubah 1

2 menjadi komoditi ekspor andalan. Maka dari itu pemerintah Indonesia harus terus memacu peningkatan investasi di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) karena memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi keberlangsungan industri TPT, pemerintah telah berkontribusi dengan melakukan berbagai langkah strategis diantaranya, yakni memfasilitasi pemberian insentif fiskal, melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan Industri, dan peningkatan kemampuan SDM. Saat ini industri TPT menempati ranking 3 ekspor nasional dan menyerap tenaga kerja hingga 2,79 juta orang dengan hasil produksi yang mampu memenuhi 70% kebutuhan sandang dalam negeri. Sepanjang tahun 2015, sektor TPT telah memberikan kontribusi 1,22% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dan surplus ekspor sebesar USD4,31 miliar. Nilai ekspor TPT sendiri mencapai USD 12,28 miliar, atau berkontribusi sebesar 8,17% dari total nilai ekspor nasional. Industri TPT juga memiliki andil besar dalam menyumbang devisa negara. Total investasi di sektor tersebut pada 2015 mencapai Rp573 triliun, naik 16,9% dari 2014. Tercatat sektor TPT menyumbang 5,05% investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan 3,07% investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). (Kemenperin.com 2016) Meski kinerja industri tekstil sempat menurun 4,79% pada tahun 2015 akibat krisis ekonomi global, peluang pertumbuhan tahun ini masih sangat besar. Ini dikarenakan Indonesia dapat merespon krisis global secara tepat dan sudah mulai menunjukan perbaikan di sisi ekonomi nasional. Terlebih lagi, kelas

3 menengah yang menjadi lokomotif konsumsi nasional menyumbang cukup banyak pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, ketika pasar dunia tengah melemah, pasar domestik masih menjadi potensi besar. Kepala Pusdiklat Industri Kemenperin Mujiyono mengatakan sejumlah tantangan masih akan dihadapi pelaku usaha TPT, misalnya para pekerja yang belum banyak tersertifikasi sesuai keahliannya sehingga menghambat kemapuan penelitian dan pengembangan di sektor industri tersebut. PT. Sinar Sari Sejati pada mulanya hanya bergerak dalam bidang pertenunan dan perdagangan tekstil, baik di pasaran lokal maupun internasional. Kemudian mengembangkan usahanya di bidang printing (pencetakan), dyeing (pencelupan), dan penyempurnaan (finishing). Sehingga saat ini industri dari PT. Sinar Sari Sejati merupakan industri tekstil yang terpadu (integrated industry) yang memproduksi dan menjual kain jadi dan kain setengah jadi atau grey dengan jenis kain yang dihasilkan yaitu polyester yang memiliki berbagai corak. Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan yang memiliki kapasitas besar, tentunya memerlukan karyawan dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian faktor sumber daya manusia yang ada juga harus dikelola dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar dapat bekerja secara optimal dan memiliki kinerja karyawan yang tinggi, sehingga misi dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam setiap perusahaan. Arti penting sumber daya manusia terletak pada kemampuannya untuk bereaksi secara positif terhadap sasaran-sasaran pelaksanaan pekerjaan dan ikut serta

4 secara aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan berharap agar dapat terus bertahan di arena persaingan yang kian sengit untuk memperoleh hasil terbaik yaitu kesuksesan. Melihat sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, sudah selayaknya pengelolaan dan pemeliharaan sumber daya manusia ditetapkan sebagai prioritas utama. Banyak kegagalan yang dialami perusahaan disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap faktor manusia. Tidak sedikit perusahaan yang mengejar keuntungan dan mengabaikan faktor pekerja, untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup perusahaan justru harus bersikap saling menguntungkan. Dalam arti harus mampu memadukan antara kepentingan perusahaan dengan kebutuhan karyawan. Mengingat begitu pentingnya peranan sumber daya perusahaan, sudah sepatutnya aspek-aspek kerja yang berkaitan dengan sumber daya manusia diperhatikan, karena karyawan yang memiliki motivasi kerja yang kuat merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Banyak kegagalan yang dialami perusahaan disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap faktor manusia. Fakta membuktikan bahwa perusahaan kurang berpihak kepada kepentingan karyawan. Jadi, karyawan cenderung menata kemampuan yang dimiliki seoptimal mungkin dengan harapan dapat mencari penghidupan yang lebih pasti di tempat lain. Berkaitan dengan hal tersebut, karyawan merupakan sumber daya penting yang wajib mereka jaga. Salah satunya diperlukan sumber daya manusia yang

5 profesional, bertanggung jawab, jujur, adil melalui pembinaan yang dilakukan berdasarkan sistem kinerja karir yang dititik beratkan pada kinerja karyawan serta mengarah terhadap pengembangan dalam pelaksanaan peningkatan kinerja dan produktivitas. Peningkatan kinerja karyawan menempuh beberapa cara misalnya, melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, pemberian motivasi dan penetapan disiplin kerja yang baik. Melalui proses-proses tersebut, karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan telah terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi kerja mereka. Kinerja karyawan yang optimal adalah gambaran dari sumber daya manusia yang berkualitas. Kinerja karyawan ini mencerminkan keberhasilan dari diri seseorang. Pada PT. Sinar Sari Sejati, kinerja karyawan sangat diperhatikan karena kinerja yang tinggi dari seseorang karyawan akan menghasilkan peningkatan kinerja secara keseluruhan. Kinerja karyawan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap instansi dimanapun tidak terkecuali bagi PT. Sinar Sari Sejati Bandung, karena kinerja karyawan mempengaruhi keberhasilan instansi tersebut dalam mencapai tujuannya. Kinerja karyawan yang baik dan memuaskan dapat menghasilkan prestasi yang baik bagi perusahaan, sedangkan kinerja yang buruk dapat menghasilkan prestasi yang rendah bagi perusahaan. Salah satu upaya perusahaan dalam mempertahankan kinerja karyawan nya adalah dengan cara

6 memperhatikan motivasi karyawan yang merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Tabel 1.1 Hasil Penilaian Rata-Rata Kinerja Karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung (2015-2016) No. Unsur unsur Tahun 2015 Tahun 2016 Presentase Keterangan Presntase Keterangan 1 Kesetiaan 92 Sangat Baik 85 Baik 2 Prestasi Kerja 82 Baik 76 Cukup 3 Tanggung Jawab 82 Baik 80 Baik 4 Ketaatan 82 Baik 80 Baik 5 Kejujuran 82 Baik 81 Baik 6 Kerjasama 82 Baik 75 Cukup 7 Prakarsa 82 Baik 78 Cukup 8 Kepemimpinan 83 Baik 79 Cukup Jumlah 667 634 Rata Rata 83,38% Baik 79,25% Cukup Sumber: PT. Sinar Sari Sejati Bandung Keterangan: 1. 90 100 = Sangat Baik 2. 80 89 = Baik 3. 70 79 = Cukup 4. 60 69 = Buruk 5. 50 59 = Sangat Buruk Data pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja pegawai PT. Sinar Sari Sejati Bandung kondisinya baik pada tahun 2015, yaitu sebesar 83,38%. Akan tetapi pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 4,13% dari tahun 2015 menjadi 79,25%. Tentunya hal ini jauh dari harapan perusahaan yang menginginkan pegawai memiliki kinerja baik yaitu 100%. Hal ini menunjukan masalah dari unsur prestasi kerja yang disebabkan oleh hasil pekerjaan yang

7 kurang maksimal, unsur kerjasama yang disebabkan karyawan kurang mampu bekerjasama, dan unsur prakarsa yang disebabkan oleh kurangnya insiatif karyawan dalam bekerja padahal sudah diberi instruksi, dan unsur kepemimpinan yang disebabkan oleh masih ada pimpinan yang tidak memberikan kebebasan dalam bertindak. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, baik yang berasal dari lingkungan organisasi tempat pegawai bekerja maupun yang berasal dari dalam diri seorang karyawan itu sendiri. Kinerja karyawan yang tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha kerja sama karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa alasan atau jawaban yang dapat dikemukakan berkenan dengan pentingnya kinerja karyawan bagi suatu organisasi atau perusahaan yaitu dengan adanya kinerja karyawan yang tinggi maka pekerjaan yang diberikan kepada karyawan tersbut dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat atau lebih cepat, selain itu dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja karena malas, perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih, dan dengan adanya kinerja karyawan yang tinggi, otomatis membuat karyawan akan merasa betah bekerja sehingga kecil kemungkinan karyawan tersebut tidak akan pindah bekerja ke tempat lain ( I Made Adi Suryadharma 2015:12). Faktor yang menjadi penyebab menurunya kinerja yaitu faktor kemampuan serta faktor motivasi. Berdasarkan pra survei yang dilakukan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung terhadap variabel yang mmpengaruhi kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

8 Tabel 1.2 Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan pada PT. Sinar Sari Sejati Bandung Tahun 2017 No. Variabel SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Total X F N F N F N F N F N Skor 1 Kepemimpinan 7 35 10 40 5 15 7 14 1 1 105 3,5 2 Motivasi Kerja 7 35 10 40 8 24 5 10 0 0 109 3,63 3 Kompensasi 3 15 9 36 8 24 7 14 3 3 92 3,06 4 Budaya Organisasi 6 30 8 32 8 24 5 10 3 3 99 3,3 5 Disiplin Kerja 5 25 9 36 7 21 7 14 2 2 94 3,13 6 Prestasi Kerja 3 15 10 40 7 21 10 20 0 0 96 3,2 7 Lingkungan Kerja 7 35 11 44 5 15 7 14 0 0 108 3,6 8 Kompensasi 4 20 9 36 8 24 7 14 2 2 96 3,2 9 Pendidikan dan Pelatihan 5 25 9 36 7 21 9 18 1 1 101 3,36 10 Kepuasan Kerja 1 5 9 36 13 36 5 10 3 3 90 3 Sumber : Hasil olah data kuesioner Pra Survey (2017) Keterangan: F = Frekuensi N = Nilai X = Rata-rata Responden = 30 Berdasarkan hasil observasi diatas, dapat dihasilkan variabel tertinggi yang diangkat untuk menjadi varibel independen yaitu motivasi kerja dengan hasil rata-rata skor sebesar 3,63 dan lingkungan kerja dengan hasil rata-rata skor sebesar 3,6. Dengan demikian kedua faktor tersebut merupakan masalah yang paling besar diantara variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Motivasi kerja sangatlah penting bagi pegawai baik yang ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapaian jenjang karir tertinggi atau untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap orang. Motivasi

9 merupakan sebuah dorongan yang dapat membangkitkan kemauan kerja karyawan untuk memulai melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Faktor motivasi memegang peranan yang amat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan (Ninuk Setiawati 2014:1). Selain itu, tanpa motivasi kerja tidak mungkin karyawan mendapatkan kinerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir karyawan. Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Berikut data yang diperoleh penulis mengenai motivasi kerja adalah sebagai berikut : Tabel 1.3 Motivasi Kerja di PT. Sinar Sari Sejati Bandung Variabel (Motivasi Kerja) No Dimensi Frekuensi SS S KS TS STS Jumlah Skor Skor Ideal Realisasi (%) Target (%) 1 2 3 Needs of Achievment Needs of Affiliation Needs of Power 6 8 11 3 2 103 150 69 100 7 5 10 4 4 97 150 65 100 13 10 5 1 1 123 150 82 100 Jumlah Skor Rata-rata 107,7 150 72 100 Sumber: Hasil olah data pra-survey (2017) Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa motivasi kerja di PT. Sinar Sari Sejati Bandung yang secara keseluruhan dapat dikatakan masih rendah dengan nilai rata-rata sebesar 72% dari target 100% yang telah ditetapkan

10 perusahaan. Hal yang harus mendapat perhatian utama yaitu pada kebutuhan akan afiliasi (Needs of Affiliation) yaitu kurangnya keinginan karyawan untuk mengerjakan tugas dengan baik serta kurang nya dorongan karyawan dalam menjalin hubungan dengan karyawan lain dalam bentuk kerjasama. Dan juga kebutuhan akan prestasi (Needs of Achievment) yaitu kurangnya kesempatan karyawan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Dan kebutuhan untuk berkuasa (Needs of Power) yaitu kurangnya kebutuhan untuk memberikan pengaruh dan aturan dalam lingkungan kerja. Penulis melakukan wawancara dengan beberapa karyawan untuk memperkuat pernyataan diatas, dan mendapatkan beberapa permasalahan yang bersangkutan dengan motivasi kerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung yaitu, kurangnya kesempatan karyawan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya dan juga kurang nya dorongan pegawai dalam menjalin hubungan dengan karyawan lain dalam bentuk kerjasama. Kemudian, salah satu hal yang juga mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja di perusahaan. Lingkungan kerja merupakan tempat dimana pegawai melakukan aktivitas kerja setiap harinya. Disini penulis akan meneliti mengenai lingkungan kerja non fisik di PT. Sinar Sari Sejati Bandung. Lingkungan kerja non fisik yang baik diharapkan dapat memacu kinerja karyawan. Setiap perusahaan akan mengahadapi perubahan lingkungan yang bersifat teknis dan fenomatik. Untuk mendukung tingkat produktivitas kerja karyawan dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja non fisik yang menyenangkan.

11 Lingkungan kerja non fisik merupakan hal penting karena sangat berpengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan dilingkungan sekitarnya. Antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat dalam situasi dan kondisi yang terdapat di sekitar tempat kerja. Berbagai aspek dari lingkungan kerja tersebut tidak dapat dipisahkan dari berbagai rutinitas pegawai didalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu lingkungan kerja non fisik harus dibuat senyaman mungkin agar semangat kerja para karyawan dalam melaksanakan tugas tugasnya dapat berjalan dengan baik guna meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Berikut data yang diperoleh penulis mengenai lingkungan kerja adalah sebagai berikut : No 1 Tabel 1.4 Lingkungan Kerja Non Fisik di PT. Sinar Sari Sejati Bandung Variabel ( Lingkungan Kerja Non Fisik) Dimensi Suasana Kerja Frekuensi SS S KS TS STS Jumlah Skor Skor Ideal Realisasi (%) Target (%) 5 7 14 3 1 102 150 68 100 2 Perlakuan yang baik 4 9 13 2 2 101 150 67 100 3 Rasa aman 10 12 6 2 0 120 150 80 100 4 Hubungan yang harmonis 6 5 17 1 1 104 150 69 100 Jumlah Skor Rata-rata 106,75 150 71 100 Sumber: Hasil olah data pra-survey (2017) Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa lingkungan kerja non fisik di PT. Sinar Sari Sejati Bandung yang secara keseluruhan dapat dikatakan masih

12 rendah dengan nilai rata-rata sebesar 71% dari target 100% yang tetapkan perusahaan. Hal ini menunjukan masalah dari dimensi suasana kerja yaitu kurangnya suasana kekeluargaan yang nyaman dan akrab saat berada di tempat kerja baik dengan atasan, bawahan, maupun rekan kerja. Masalah dari dimensi perlakuan yang baik yaitu pegawai kurang mendapatkan perlakuan yang baik dengan sesama rekan kerja. Dan masalah dari dimensi hubungan yang harmonis yaitu kurangnya komunikasi dan kerjasama dengan rekan kerja. Peneliti melakukan wawancara kembali kepada karyawan, dimana peneliti mendapatkan informasi mengenai lingkungan kerja non fisik yang ada di PT. Sinar Sari Sejati Bandung, yaitu dimana antara satu karyawan dengan karyawan lain kurang adanya komunikasi yang baik di dalam hubungan kerja, beberapa karyawan mempunyai hubungan yang kurang baik dengan atasannya, pengawasan yang sangat ketat bagi setiap karyawan, kurangnya kesadaran emosional di dalam diri pegawai itu sendiri pada saat di tempat kerja, dan kejenuhan karyawan dalam bekerja. Pemaparan di atas menunjukkan ada beberapa hal yang menimbulkan permasalahan yang mempengaruhi kinerja karyawawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung diantara nya motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisik. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisk yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung.

13 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka penulis akan mengidentifikasikan dan merumuskan masalah dari penelitian. 1.2.1 Identifikasi Masalah Sejalan dengan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan berpijak pada hasil observasi dan wawancara, maka teridentifikasi beberapa permasalahan, yaitu: 1. Masalah kinerja karyawan kerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung: a. Adanya penurunan kinerja karyawan. b. Adanya penurunan kerjasama karyawan. c. Adanya penurunan prestasi kerja. d. Adanya penurunan prakarsa. e. Adanya penurunan kepemimpinan. 2. Masalah motivasi kerja di PT. Sinar Sari Sejati Bandung: a. Kurangnya dorongan karyawan dalam menjalin hubungan dengan karyawan lain. b. Kurangnya kesempatan karyawan untuk mengerjakan tugas dengan baik. c. Kurangnya kebutuhan untuk memberikan pengaruh dan aturan dalam lingkungan kerja. 3. Masalah lingkungan kerja non fisik di PT. Sinar Sari Sejati Bandung: a. Suasana kerja yang kurang nyaman dan akrab saat berada ditempat kerja baik dengan atasan dan rekan kerja.

14 b. Karyawan kurang mendapatkan perlakuan yang baik dengan sesama rekan kerja. c. Karyawan kurang menjalin hubungan yang harmonis sesama rekan kerja. 1.2.2 Rumusan Masalah Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi kerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung. 2. Bagaimana lingkungan kerja non fisik di PT. Sinar Sari Sejati Bandung. 3. Bagaimana kinerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung. 4. Seberapa besar Pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung secara simultan dan parsial. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasakan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Motivasi kerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung. 2. Lingkungan kerja non fisik di PT. Sinar Sari Sejati Bandung. 3. Kinerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung.

15 4. Besarnya pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Sinar Sari Sejati Bandung secara simultan dan parsial. 1.4 Kegunaan penelitian Kegunaan penelitian yang dapat diperoleh dari dilakukannya penelitian ini yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dokumen ilmiah yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu terutama yang berkaitan dengan teori motivasi kerja, lingkungan kerja non fisik, dan kinerja karyawan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil akhir dari penelitian ini, diharapkan dapat membantu atau memberi sumbangan pikiran dan pandangan dalam meningkatkan kinerja karyawan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT. Sinar Sari Sejati Bandung di masa yang akan datang. 1. Bagi Penulis/Peneliti a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta mengamati secara langsung dunia perusahaan. b. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku di dunia kerja. c. Memahami dan mengidentifikasi hambatan - hambatan yang mempengaruhi kinerja karyawan.

16 d. Menambah pengetahuan mengenai motivasi kerja, lingkungan kerja non fisik, dan kinerja karyawan. e. Sebagai alat untuk mengimplementasikan teori - teori yang diperoleh selama kuliah. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai harapan yang dapat menjadi suatu bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sumber daya manusia di masa yang akan datang. b. Memberikan masukan informasi yang membangun tentang motivasi kerja, lingkungan kerja non fisik, dan kinerja karyawan. c. Dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisik yang baik pada PT. Sinar Sari Sejati Bandung, d. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan secara efektif dan efisien. e. Agar perusahaan dapat mengukur pencapaian visi dan misi serta sasaran yang diharapkan perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan bagi penelitianpenelitian selanjutnya dalam bidang kajian yang sama. b. Memberikan tambahan informasi mengenai motivasi kerja, lingkungan kerja non fisik, dan kinerja karyawan. c. Memberikan gambaran mengenai bagaimana pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan. d. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi.