DAFTAR ISI PERSETUJUAN PERNYATAAN PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian kriminalitas menurut para ahli adalah sebagai berikut:

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey, sedangkan jenis

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

ANALISIS FAKTOR (FACTOR ANALYSIS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanpa memperhatikan bidang penelitian yang dikaji, mengumpulkan data

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2010, dan Untuk mendapatkan beberapa informasi dan sumber data yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PERNYATAAN PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iv v vi vii ix x xi Bab 1. Bab 2. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 3 1.3. Pembatasan Masalah 3 1.4. Tinjauan Pustaka 4 1.5. Tujuan Penelitian 5 1.6. Kontribusi Penelitian 6 1.7. Metodologi Penelitian 6 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Faktor 9 2.1.1. Model Analisis Faktor 10 2.1.2. Statistik yang Relevan dengan Analisis Faktor 12 2.1.3. Pelaksanaan Analsis Faktor 14 2.1.3.1. Identifikasi Data 14 2.1.3.2. Pengambilan Data 15 2.1.3.3. Bentuk Matriks Korelasi 15 2.1.3.4. Menentukan Metode Analisis Faktor 17 2.1.3.5. Penentuan Banyaknya Faktor 17 2.1.3.6. Rotasi Faktor 19 2.1.3.7. Interpretasi Faktor 20 2.1.3.8. Mengukur Ketepatan Model 20 Bab 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum 21 3.2. Analisis Hasil Perhitungan 22 3.2.1. Uji Asumsi Kecukupan Data dan korelasi Antar Variabel 22 3.2.2. Penentuan Banyaknya Faktor 25 3.2.3. Rotasi Faktor 26 3.2.4. Interpretasi Faktor 29 3.2.5. Ketepatan Model (Model Fit) 30 vi

Bab 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 32 4.2. Saran 34 DAFTAR PUSTAKA 35 LAMPIRAN 36 DAFTAR TABEL Nomor Tabel 2.1. 2.2. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 4.12. 4.13. Judul Matriks Korelasi Untuk Jumlah Variabel n = 3 Matriks Korelasi Untuk Jumlah Variabel n = 4 Pengujian KMO dan Bartlett s Variabel PDRB ADHB Korelasi Variabel PDRB ADHB Pengujian KMO dan Bartlett s Variabel PDRB ADHK Korelasi Variabel PDRB ADHK Eigenvalue, Variance, dan Cumulative Korelasi Matriks PDRB Faktor Loading dan Komunalitas Variabel PDRB ADHB Sebelum dirotasi Faktor Loading dan Komunalitas Variabel PDRB ADHK Sebelum dirotasi Faktor Loading dan Komunalitas Variabel PDRB ADHB Setelah dirotasi Faktor Loading dan Komunalitas Variabel PDRB ADHK Setelah dirotasi Hasil Rotasi Faktor Varimax dari Variabel PDRB ADHB Hasil Rotasi Faktor Varimax dari Variabel PDRB ADHK Residual antara Observed Correlation dan Reproduced Correlationi Variabel PDRB ADHB Residual antara Observed Correlation dan Reproduced Correlationi Variabel PDRB ADHK Halaman 12 13 22 23 24 25 25 27 27 27 28 28 29 31 31 vii

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 1.1. 15 Variabel di Reduksi Menjadi 5 Faktor 4 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lamp. 1. 2. 3. 4. Judul Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2013 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2013 (Juta Rupiah) Hasil Print Out SPSS Analisis Faktor PDRB Perhitungan Analisis Faktor Dengan Menggunakan Matriks Halaman 36 38 40 51 viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dari pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi (id.wikipedia.org/wiki/pembangunan-ekonomi). Menurut Badan Pusat Statistik (2014), pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang penting untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil pembangunan yang dilaksanakan khusus dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana kinerja atau aktivitas dari berbagai sektor ekonomi dalam menghasilkan nilai tambah atau pendapatan wilayah/daerah pada periode tertentu. Provinsi Sumatera Utara memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka perekonomian nasional. Provinsi ini adalah daerah agraris yang menjadi pusat pengembangan perkebunan dan hortikultura di satu sisi, sekaligus merupakan salah satu pusat perkembangan industri dan pintu gerbang pariwisata Indonesia di sisi lain. Ini terjadi karena potensi sumber daya alam dan karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Provinsi Sumatera Utara memiliki luas total sebesar 181.860,65 km 2 yang terdiri dari luas daratan sebesar 71.680,68 km 2 dan luas perairan sebesar 110.000,65 km 2. Sebagian besar berada didaratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias, pulau pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik diperairan bagian barat maupun dibagian timur pulau Sumatera (bappeda.sumutprov.go.id/index.php/potensi-daerah/141-aspek-geografi-dandemografi).

2 Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam suatu periode tertentu. Perhitungan PDRB ditampilkan dalam dua jenis yaitu, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), yang mana dalam perhitungannya menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu daerah/wilayah pada periode tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar (Badan Pusat Statistik, 2014). Perhitungan PDRB suatu daerah dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Berdasarkan pendekatan tersebutlah yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi oleh banyak variabel. Dalam penelitian kali ini dilakukan sebuah analisis berdasarkan pada perhitungan PDRB yang dipengaruhi oleh banyak variabel. Agar pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara lebih optimal maka perlu diketahui variabel variabel apakah yang saling berkaitan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang ada di wilayah Sumatera Utara sebagai salah satu daerah yang potensi di Indonesia. Menurut J. Supranto (2010), Analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable). Dalam analisis faktor, tidak ada variabel dependen dan independen, proses analisis faktor sendiri mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel variabel yang saling dependen dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari

3 jumlah awal. Dengan adanya analisis faktor tersebut dapat diketahui variabelvariabel apakah yang saling berkaitan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Oleh sebab itu, penulis mengajukan sebuah penelitian dalam Tugas Akhir yang berjudul Penentuan Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Dengan Analisis Faktor. 1.2. RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dengan analisis faktor. 1.3. BATASAN MASALAH Agar permasalahan yang dikaji lebih fokus dan menjadi lebih jelas maka permasalahan dibatasi oleh : 1. Variabel-variabel ekonomi yang dibahas adalah berdasarkan perhitungan PDRB menurut lapangan usaha yang terdiri dari sektor : (1) Pertanian, (2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri Pengolahan, (4) Listrik, Gas, dan Air Minum, (5) Bangunan, (6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran, (7) Pengangkutan dan Komunikasi, (8) Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan (9) Jasa-Jasa. 2. Penelitian dilakukan berdasarkan data tahun 2013 yang dilaporkan dalam buku publikasi tahun 2014. 3. Menggunakan aplikasi SPSS. 1.4. TINJAUAN PUSTAKA Menurut J. Supranto (2010), Analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable). Dalam analisis faktor, tidak ada variabel dependen dan independen, proses analisis faktor sendiri mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel variabel yang saling dependen dengan yang lain,

4 sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah awal. Analisis faktor digunakan di dalam situasi sebagai berikut : a. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying dimensions) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel. b. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya. c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya. V 1 V 6 V 11 V 3 V 5 V 12 V 4 V 7 V 13 V 2 V 8 V 14 V 9 V 10 V 15 Variabel Awal Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 V1 V4 V5 V8 V3 V7 V2 V6 V9 V10 V13 V14 V11 V12 V15 Kalau Gambar variabel 1.1 : variabel 15 Variabel dibakukan Reduksi (standardized), Menjadi 5 Faktor model analisis faktor bisa ditulis sebagai berikut : XX ii = BB ii1 FF 1 + BB ii2 FF 2 + BB ii3 FF 3 + + BB iiii FF jj + + BB iiii FF mm + VV ii μμ ii, i = 1, 2, 3,..., p ; j = 1, 2, 3,..., p ; m = 1, 2, 3,..., p Di mana : XX ii = Variabel ke-i yang dibakukan (rata ratanya nol, standar deviasinya satu). BB iiii FF jj = Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada common factor ke-j. = common factor ke-j.

5 VV ii μμ ii m = Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada faktor yang unik ke-i (unique factor). = Faktor unik variabel ke-i. = Banyaknya common factor. Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel variabel yang terlihat/terobservasi (the observed variables) hasil penelitian lapangan. FF ii = WW ii1 XX 1 + WW ii2 XX 2 + WW ii3 XX 3 + + WW iiii XX kk, i = 1, 2, 3,..., p dan k = 1, 2, 3,..., p Di mana : FF ii WW ii k = Perkiraan faktor ke-i (didasarkan pada nilai variabel X dengan koefisiennya W i = Timbangan/bobot atau koefisien nilai faktor ke-i = banyaknya variabel 1.5. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan, maka penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan apakah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. 1.6. KONTRIBUSI PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi : 1. Penulis a. Mengetahui sektor-sektor lapangan usaha yang mempengaruhi PDRB b. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang telah diperoleh. 2. Pemerintah Sumatera Utara Diharapkan bisa menjadi rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara periode selanjutnya. 3. Departemen/Universitas Agar dapat dijadikan bahan studi kasus bagi pembaca, acuan bagi mahasiswa, serta bahan referensi bagi pihak perpustakaan dan dapat berfungsi sebagai bahan bacaan yang dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

6 1.7. METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Adapun metodologi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Data dan Pendefenisian Variabel Tahap awal dalam penelitian ini yaitu, dengan melakukan identifikasi data dan menentukan data apasajakah yang akan dianalisis menggunakan metode analisis faktor. Dalam penelitian ini, data yang diamati adalah berupa data data yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang ditinjau berdasarkan pendekatan perhitungan PDRB yang tersedia, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dengan adanya identifikasi data ini maka akan memperjelas data manakah yang bisa digunakan untuk dianalisis sehingga dapat diketahui variabel variabel apakah yang saling berkaitan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terutama daerah Sumatera Utara yang bisa dikelompokkan menjadi suatu faktor yang tepat. Kemudian melakukan pendefenisian terhadap masing masing variabel. 2. Pengambilan Data Pada tahap ini dilakukan pengambilan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PDRB dari 33 Kabupaten dan Kota Madya yang ada di Sumatera Utara Tahun 2013 yang diterbitkan pada tahun 2014 yang meliputi : (a) Sektor Pertanian, (b) Sektor Pertambangan, (c) Sektor Industri Pengolahan, (d) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, (e) Sektor Bangunan, (f) Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, (g) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, (h) Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan (i) Sektor Jasa Jasa. 3. Perumusan Model Analisis Faktor Pada tahap ini akan dirancang model analisis faktor untuk mendapatkan faktor faktor yang merupakan representasi dari variabel variabel yang saling berhubungan.dalam perumusan model analisis faktor dilakukan beberapa tahapan yaitu : a. Uji ketepatan data dan uji korelasi variabel

7 Pada tahap ini akan dibentuk matriks korelasi untuk melihat korelasi antar variabel, serta mengukur homogenitas variabel sebagai indikator kesesuaian antar variabel dengan menggunakan perhitungan Kaiser-Meyer-Olkin. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan penggunaan metode analisis faktor dalam menganalisa variabel b. Factoring Factoring adalah tahapan untuk mendapatkan sejumlah faktor faktor utama yang merupakan interpretasi dari variabel variabel yang memiliki korelasi yang tinggi. Tujuan dari factoringadalah melakukan ekstraksi faktor untuk mendapatkan nilai common factor dengan menghitung estimasi dari loading faktor dan spesifik faktor. Dengan menggunakan metode estimasi loading faktor yaitu dengan principal component. c. Rotasi Rotasi Merupakan tahapan yang bertujuan untuk menyederhanakan struktur dengan cara matriks faktor diubah (to be transformed) ke dalam matriks yang lebih sederhana sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Rotasi faktor dilakukan dengan cara merotasikan loading faktor yang ada dengan menggunakan metode rotasi sehingga menghasilkan loading faktor yang baru. Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi orthogonal dengan kriteria varimax. 4. Analisis dan Kesimpulan Bagian iniakan membahas tahapan analisis dari hasil perhitungan dari prosedur analisis faktor yang dilakukan. Disamping itu, akan ditarik kesimpulan dan saran terkait hasil analisis yang telah dilakukan.