BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PERANCANGAN. Desain Interior Food Center Sebagai Area Pendukung Shopping Center Di B. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa jika pada suatu kota yang besar terdapat banyak pelaku-pelaku industri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha restoran di kota Bandung berjalan sangat pesat. Restoran-restoran ini

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB 1 PENDAHULUAN. MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sektor ekonomi dan budaya juga ikut. terpengaruh perubahan kebudayaan juga tidak dapat dihindari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan, baik itu belanja barang maupun jasa. Recreational Shopper

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB I PENDAHULUAN HOUSE OF DESIGNERS

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interior sampai menawarkan menu makanan yang unik. Harga yang. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2012 diketahui bahwa sektor

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PERANCANGAN Desain Interior Food Center Sebagai Area Pendukung Shopping Center Di Surakarta B. LATAR BELAKANG MASALAH Shopping Center adalah sebuah bangunan yang menjadi pusat area perbelanjaan. Shopping Center menyediakan banyak pelayanan dan fasilitas. Hampir semua kebutuhan, baik kebutuhan pimer ataupun kebutuhan sekunder tersedia disana. Saat ini Shopping Center telah menjamur terutama di daerah perkotaan dan daerah yang sudah berkembang. Perkembangan Shopping Center semakin cepat seiring dengan moderinisasi, baik dari segi desain ataupun pelayanannya. Perkembangan ini dipicu oleh kebutuhan masyarakat modern yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Shopping Center yang menjadi pusat area perbelanjaan itu di dalamnya terdapat berbagai tempat yang dapat dikunjungi. Tempat-tempat tersebut adalah tempat belanja kebutuhan sehari-hari, fashion center, tempat kuliner atau biasa dikenal dengan food center. Tempat yang selalu menarik dari shopping center adalah food center. Food center merupakan area usaha bersama antar pengusaha makanan dan minuman. Food center menyediakan beraneka ragam makanan, baik makanan berat untuk santap siang maupun malam dan makanan ringan untuk teman duduk maupun berkumpul bersama keluarga atau sahabat. Saat ini keberadaan Food 1

2 center semakin mudah ditemui untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang meningkat setiap harinya. Makanan murah, sehat dan cepat dalam penyajian membuat food center ramai dikunjungi oleh konsumen. Bukan hanya itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah desain area food center. Desain area tersebut sangat mempengaruhi kedatangan pengunjung, karena desain yang menarik dan nyaman membuat pengunjung ingin kembali berkunjung secara continue, sehingga hal tersebut akan menaikkan tingkat kepopuleran food center di mata masyarakat. Kemunculan shopping center yang kemudian membawa food center di ranah masyarakat tentu mempengaruhi peluang suatu usaha. Melihat peluang bisnis kuliner tersebut maka dapat dilihat bahwa kuliner menjadi salah satu cara yag efektif untuk menarik para pengunjung shopping center. Hampir setiap shopping center kini memiliki area makan tersendiri yaitu food center. Munculnya shopping center dan food center ini tentu dipengaruhi oleh cara pandang masyarakat yang sangat praktis dalam mengikuti perkembangan zaman. Penemuan-penemuan baru yang membantu kehidupan masyarakat tentu akan bermunculan. Kemunculan berbagai macam penemuan tersebut membantu kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan menjadi lebih efektif. Penemuan-penemuan tersebut pada akhrinya berakibat pada pola pikir atau sudut pandang masyarakat, misalnya masyarakat saat ini memiliki anggapan bahwa lebih baik tidak menghabiskan waktu dan tenaga untuk memasak, karena sudah banyak ditemukan makanan-makanan instan siap saji. Masyarakat dengan pola pikir yang demikian membuka peluang bagi para pengusaha kuliner. Hal tersebut sangat berkaitan erat karena semakin tingginya jiwa konsumtif yang ada di masyarakat membuat para pengusaha kuliner berbondong-bondong melakukan

3 persaingan untuk membuka tempat makan. Tempat makan tersebut saling berkompetisi untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya dengan mengadakan berbagai penawaran menarik, mulai dari menu, harga dan lain sebagainya. Pembuatan tempat makan yang inovatif itu pada akhirnya menarik masyarakat untuk menikmati hidangan yang ditawarkan, baik makanan berat maupun makanan ringan seperti camilan. Gaya hidup masyarakat yang kian hari kian meningkat mengikuti perkembangan kuliner membuat bisnis kuliner menjamur dimana-mana. Pembuatan tempat makan yang inovatif tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti menu makanan ataupun desain bangunan termasuk desain interiornya. Desain area food center yang menarik dan nyaman saat ini masih jarang ditemukan. Hal tersebut dikarenakan oleh ketidakpedulian pengusaha food center akan tampilan area yang dibuatnya Desain yang berbeda-beda dari masing-masing mitra usaha kuliner menjadikan food center memiliki kesan yang tidak tertata. Selain itu, food center juga tampak tidak memiliki keserasian dan keseimbangan dalam desain. Namun dapat dikatan bahwa konsep food center memang sudah terstruktur dan terkesan biasa di mata masyarakat. Food center yang merupakan ruang komersil yang serupa dengan food center yaitu memberikan pelayanan di bidang makanan hanya saja food center lebih memikirkan desain dan konsep. Tentu hal itu akan memberikan dampak yang lebih baik dan mampu mempengaruhi minat masyarakat untuk datang ke Food center tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena, masyarakat mulai mengenal dunia yang penuh kepopuleran. Oleh karena itu, masyarakat akan lebih tertarik

4 mengunjungi Food center dengan desain yang menarik dan nyaman dilihat untuk sekedar mencicipi hidangan ditempat tersebut atau mengikuti arus zaman. Perbedaan desain antar mitra juga akan mempengaruhi pendapatan dari mitra itu sendiri. Semakin bagus desain maka akan semakin menarik perhatian konsumen. Untuk mendapatkan desain yang bagus tentu membutuhkan kreatifitas dan modal yang tidak sedikit. Desain yang ikonik biasanya sudah didapatkan oleh mitra yang sudah berkembang dan maju, sedangkan untuk mitra yang memulai usaha tentu akan tertinggal. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara agar dapat menghilangkan kesan tersebut dan jika berhasil maka tidak hanya mitra yang telah maju saja yang dapat meningkatkan pendapatan tetapi mitra yang baru berkembangpun dapat melakukannya. Keserasian desain antara konsep Shopping Center dan tenant untuk kuliner perlu diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan oleh keserasian desain akan meningkatkan keindahan dan kenyamanan serta kesan rapih dan eksklusif dapat dimunculkan. Kesan eksklusif yang dimunculkan dalam konsep belum tentu berakibat pada harga mahal. Kesan eksklusif disertai dengan harga makanan yang terjangkau akan dengan mudah menarik perhatian konsumen dan secara otomatis meningkatkan pendapatan. Dari berbagai alasan tersebut maka perlu adanya rancangan yang mampu memberikan keserasian dan keseimbangan dengan memperhatikan kenyamanan dan tidak merubah desain ikonik dari masing-masing mitra yang bekerja sama. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya dengan intensitas kedatangan yang berkelanjutan. Oleh karena itu perlu adanya perancangan dan perencanaan food center yang

5 memberikan kenyamanan untuk konsumen dan keserasian dengan konsep secara menyeluruh. C. RUANG LINGKUP PERANCANGAN 1. Lobby 2. Shoping area 3. Dining area 4. Toilet 5. Ruang pegawai 6. Gudang 7. Ruang operasional D. BATASAN MASALAH Perancangan desain interior pada shopping Center ini akan dibatasi dan difokuskan pada area pendukung yaitu food center : 1. Dinning Restoran. 2. Tampilan depan per restoran kecuali back area. E. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah merancang interior Food center yang modern sesuai dengan fungsi komersil, hiburan dan edukasi?

6 2. Bagaimanakah merancang interior Food center agar diperoleh keserasian antara konsep modern dari Shopping Center dengan masing-masing restoran? F. TUJUAN PERANCANGAN 1. Merancang interior food center dengan konsep modern yang sesuai dengan komersil, hiburan dan edukasi pada public space. 2. Merancang interior food center dengan desain yang serasi antara konsep shopping center dengan masing-masing restoran. G. MANFAAT Perancangan ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Designer a. Menambah pengalaman desain khususnya desain untuk public space. b. Sebagai wadah menerapkan ilmu desain tentang public space yang telah diperoleh. 2. Bagi Mitra Food center a. Meningkatkan pendapatan masing-masing mitra yang bekerja sama. b. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan tempat kepada masyarakat yang berkunjung. 3. Bagi Masyarakat a. Masyarakat akan merasa lebih nyaman dan aman saat berkunjung b. Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang terbaik baik pelayanan dari masing-masing mitra Food center atau dari segi desain.

7 H. SUBSTANSI OBJEK PERANCANGAN 1. Ide Gagasan Food center ini akan dirancang dengan konsep modern. Konsep modern dihadirkan sebagai simbol masa kini dan simbol kepraktisan, dimana kepraktisan sudah menjadi salah satu hal yang digemari masyarakat. Material yang akan digunakan adalah material yang mudah dalam pemasangan, perawatan, tahan lama dan mudah ditemukan. Warna yang digunakan akan menggunakan warna-warna yang bisa bertahan dalam jangka panjang longlast. Penambahan material aluminium juga akan digunakan agar daya tahan lebih lama. Pemilihan material yang tahan lama itu dikarenakan oleh food center merupakan area dengan tingkat aktivitas yang tinggi, sehingga membutuhkan bahan material yang tahan lama agar tidak mudah rusak. Perancangan food center ini merupakan salah satu fasilitas yang mendukung agar Shopping center menjadi salah satu pusat perbelanjaan ternama. Perancangan tersebut memberikan pelayanan di bidang makanan secara global, sehingga akan menambah wawasan dan memiliki nilai hiburan bagi masyarakat khususnya pengunjung food center. Makanan yang telah disediakan di food center dapat benar-benar dinikmati oleh pengunjung beriringan dengan adanya fasilitas yang telah disediakan seperti perancangan area food center yang modern. 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada food center akan dirancang dengan desain yang modern. Desain modern yang simple dan ringan dengan menghadirkan suasana santai digunakan agar konsumen dapat menikmati

8 makanan yang disajikan. Kenyamanan dihadirkan tanpa melupakan aspek keamanan. Untuk menghadirkan keserasian dan keseimbangan desain bagi masing-masing mitra food center akan menggunakan pilaster pada masingmasing stand mitra. Dengan begitu akan diperoleh keserasian konsep dan mitra. Pilaster adalah kolom buatan yang tidak menyatu dengan kolom bangunan. Untuk meningkatkan keamanan area food center akan dipilih materialmaterial yang tidak berbahaya dan kuat. Bentuk furniture yang tidak tajam dan halus akan menjadi salah satu kriteria wajib yang tidak boleh dilupakan. Selain keamanan untuk konsumen, keamanan bagi mitra kuliner juga akan dilengkapi sesuai dengan standar keamanan seperti adanya splinker, alarm kebakaran, smoke detector, dinding tahan api dan lain-lain. I. METODE PERANCANGAN Dalam perencanaan dan perancangan desain interior food center ini menggunakan metode seperti di bawah ini: 1. Metode Observasi Mufidah, Nur Lailatul dalam perancangannya yang berjudul Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan (Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt oleh Keluarga) (2006:163) menjelaskan bahwa observasi merupakan teknik yang dilakukan perancang pada awal perancangan untuk mengamati kegiatan apa saja yang dilakukan pengunjung shopping center di dalam food center. Pada pengamatan ini tidak terjadi interaksi antara perancang dengan

9 informan. Dalam melakukan perancangan dengan metode pengamatan, perancang menggunakan alat bantu seperti kamera dan buku catatan. 2. Metode Wawancara Selanjutnya Mufidah (2006:164) menjelaskan metode Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan obyek pelaku secara langsung yang di dalamnya terdapat suatu komunikasi dengan tujuan untuk mendapat in-formasi yang penting, yaitu menggali se-suatu yang perlu untuk diteliti dan segala sesuatu yang tersembunyi dari subyek perancangan itu sendiri. 3. Analisa Teknik pengumpulan data yang bersumber dari arsip atau dokumen yan berhubungan dengan perancangan food center. Analisa dilakukan dengan mempertimbangkan hasil dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya hingga mendapatkan hasil analisa yang nantinya akan ditarik sebagai kesimpulan. 4. Masalah a. Praktis yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern saat ini, termasuk praktis dalam hal makanan. b. Kerapian, kenyamanan dan keserasian food center dan konsep bangunan yang tidak seimbang. c. Perbedaan konsep desain masing-masing mitra kuliner yang berkerja sama. d. Ketidakjelasan konsep desain yang diterapkan. e. Kenyamanan konsumen yang kurang diperhatikan.

10 5. Ide Merancang food center dengan rancangan yang serasi dan seimbang baik dengan bangunan itu sendiri ataupun dengan mira kuliner yang memilik desain yang ikonik. kemudian dapat meningkatkan penghasilan, baik untuk pengelola ataupun mitra-mitra kuliner yang bekerja sama. Memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan tinggi akan memberikan kenyamanan yang lebih kepada para kostumer. 6. Masalah dari ide Food center harus dirancang dengan karakter yang modern dari semua segi baik dari segi desain, kenyamanan ataupun keamanan sehingga akan memberikan kesan yang bersih dan masa kini yang sesuai dengan konsep. 7. Tujuan Merancang food center yang memiliki keserasian desain dan konsep. Dapat memberikan kesan bahwa setiap mitra kuliner berada di dalam konsep yang sama dengan food center meskipun mitra kuliner memiliki desain mereka sendiri. 8. Studi lapangan a. Food center Hartono Mall b. Food center Solo Square c. Food center The Park, Solo Baru 9. Studi literatur Mencari informasi yang berkaitan dengan konsep modern, food center, public space, dan semua yang berkaitan dengan hal tersebut.

11 10. Alternatif desain Food center dirancang dengan konsep modern sebagai pemecahan masalah. Konsep modern dipilih karena sesuai dengan keadaan yang masa kini yang jauh lebih praktis, simple dan bersih. Karakter dan suasana yang dimunculkan dengan konsep yang tepat akan memberikan dampak visual dan psikologis yang baik. 11. Diujikan sesuai dengan tujuan Food center ini memberikan dan mendukung fungsi pelayanan terutama pelayanan dibidang kuliner kepada kostumer. Selain itu juga memberikan dukungan untuk fasilitas bagi mitra yang menjalin kerja sama. 12. Skema pola pikir perancangan Skema pola pikir perancangan dalam perancangan desain interior food center sebagai area pendukung di shopping center ini adalah sebagai berikut:

12 Studi Lapangan : Studi Literatur 1. Food center Solo Grand Mall 2. Food center Paragon Mall 3. Food center The Park, Solo Baru Bagan 1: Pola Pikir Perancangan

13 J. PENUTUP Perencanaan dan perancangan Food center di Surakarta perlu dilakukan mengingat berbagai permasalahan yang muncul seperti, cara berpikir praktis masyarakat, kerapian, kenyamanan dan keserasian food center dengan konsep bangunan yang tidak seimbang, perbedaan konsep desain masing-masing mitra kuliner yang berkerja sama, ketidakjelasan konsep desain yang diterapkan, kenyamanan konsumen yang kurang diperhatikan. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu dipecahkan salah satunya dengan merencanakan dan merancang desain food center dengan konsep modern dengan menghadirkan nuansa rapi, nyaman dan eksklusif. Selain itu, juga merancang food center dengan desain yang serasi dan seimbang dengan nuansa santai. K. SISTEMATIKA PENULISAN 1. BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bab Pendahuluan yang terdiri atas judul perancangan, latar belakang masalah, ruang lingkup perancangan, rumusan masalah perancangan, tujuan perancangan, manfaat, substansi objek perancangan, metode peracangan, penutup dan sistematika penulisan. 2. BAB II : KAJIAN TEORI Terdiri dari kajian teori dan penjelasan tentang pendekatan desain. Kajian teori yang dipakai adalah yang memiliki keterkaitan dengan proyek yang akan dibuat.

14 3. BAB III : KAJIAN LAPANGAN Bab ini berisi tentang kajian lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu kajian umum dan kajian khusus. Kajian umum merupakan referensi tempat yang sejenis. Sedangkan kajian khusus adalah referensi tempat yang memiliki fungsi hamper sama. 4. BAB IV : ANALISA DESAIN Bab ini terdiri dari programming dan konsep desain, dimana pada analisa desain, desain yang dibuat harus sesuai dengan konsep. 5. BAB V : SIMPULAN Terdiri dari rekomendasi desain yang berisi ide gagasan, tema, suasana ruang, pola penataan ruang, pengisi ruang, sistem interior dan sistem keamanan yang mampu mengatasi permasalahan yang ada.