BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, terutama di wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. beraktivitas dan pergerakan roda perekonomian suatu daerah. Salah satu jenis angkutan

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diketahui tidak dapat hidup sendiri

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang optimal dalam Implementasi Bus Rapid Transit Sebagai Transportasi Publik

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Dishubkominfo DIY dalam hal ini UPTD Jogja Trans dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum normatif-empiris, yaitu penelitian

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat kota Padang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari sangat tinggi.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tataguna lahan yang kurang didukung oleh pengembangan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. melayani 10 koridor dengan total panjang lintasan 123,35 km yang

BAB I PENDAHULUAN. Solo Trans. Namun pada kenyataannya implementasi Batik Solo Trans belum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yuridis normatif yaitu dengan menelaah ketentuan-ketentuan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN I.1

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tingginya kemacetan dan kepadatan jalan menghiasi kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat, sehingga terjadi. 1. manusia yang membutuhkan perangkutan,

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat tujuan. Angkutan terdiri dari angkutan orang dengan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi atau pengangkutan merupakan kebutuhan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan masyarakat dapat melakukan segalanya secara cepat. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah proses, prinsip-prinsip, dan tata cara memecahkan suatu masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi dapat berperan dalam menunjang pembangunan nasional dan merupakan sarana penting untuk memperlancar roda perekonomian, serta dapat mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, terutama di wilayah perkotaan. Salah satu sarana transportasi yang banyak digunakan di wilayah perkotaaan termasuk di Kota Padang adalah angkutan umum. Peran dari angkutan umum pada suatu wilayah perkotaan sangat penting, yaitu berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah, ataupun jauh. Banyak juga permasalahan yang ditimbulkan dari angkutan umum ini, terutama kemacetan dan keamanan transportasi. Kemacetan di Kota Padang semakin hari semakin menunjukkan peningkatan, terutama pada jam-jam sibuk, seperti pagi hari dan jam pulang kerja pegawai maupun anak sekolah. Sedangkan keamanan dan kenyamanan angkutan umum di wilayah Kota Padang masih rendah, terutama karena perilaku sopir angkot yang sering ugalugalan di jalan raya untuk berebut penumpang, dan musik yang terlalu keras membuat kenyamanan penumpang terganggu. Transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu merupakan idaman masyarakat. Untuk itu diperlukan peran dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menyediakan angkutan umum yang sesuai dengan keinginan masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi.

Sebagaimana ketentuan dalam Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum, dan/atau masyarakat. Pasal 138 ayat (1) menyatakan angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. Pasal 2 menyatakan pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Padang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi massal yang bersih, aman dan nyaman adalah pemerintah mengizinkan bus angkutan massal untuk beroperasi di Kota Padang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Trans Padang. Dalam pengoperasian angkutan massal Trans Padang tersebut berpedoman pada Peraturan Walikota Padang Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Trans Padang. Peraturan Walikota Padang Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Trans Padang Bab II Pasal 3 ayat (2) disebutkan standar pelayanan minimal merupakan acuan bagi penyelenggara Trans Padang dalam memberikan pelayanan bagi pengguna jasa. Dalam Pasal 3 ayat (3) standar pelayanan minimal meliputi: standar kendaraan, standar operasi pelayanan, standar keselamatan, standar layanan pelanggan, dan standar pelaporan. Pasal 1 angka 1 Peraturan Walikota Padang Nomor

21 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Trans Padang adalah sistem angkutan massal khusus berbasis jalan dengan sistem pembelian pelayanan (buy the service) di wilayah Kota Padang dengan menggunakan bus pada trayek/ jalur yang telah ditetapkan. Trans Padang adalah layanan angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) yang mulai beroperasi sejak Februari 2014 di Kota Padang. BRT adalah sebuah sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor dengan memanfaatkan salah satu jalur pada jalan utama. BRT juga didefiniskan sebagai sistem transportasi yang memiliki kualitas tinggi baik dari segi keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu, infrastruktur, dan juga sistem transportasi yang terjadwal. 1 Jadi bisa dikatakan bahwa BRT adalah sistem angkutan cepat (rapid transit) yang dilayani bus yang umumnya ditandai ciri-ciri berikut: 1. Tempat perhentian khusus (halte) 2. Bus khusus 3. Sistem ticketing khusus 4. Jalur khusus 5. Frekuensi pelayanan sering dan teratur sepanjang hari 6. Intelegent Transportation System. 2 Dari salah satu ciri dari BRT tersebut adalah menggunakan sistem ticketing khusus, yaitu tiket yang telah disediakan oleh pihak Trans Padang yang dilakukan dengan sistem manual dimana pramugara memberikan tiket 1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/bus_rapid_transit 2 http://www.dishubkotasemarang.com/?page_id=89

kepada penumpang, lalu penumpang membayar ongkos sesuai dengan tarif pada tiket tersebut, dengan kategori untuk umum Rp3.500,- dan untuk pelajar Rp 1.500,- untuk satu kali perjalanan. Pelaksanaan penjualan tiket Trans Padang ini menimbulkan berbagai permasalahan, banyaknya keluhan dari pengguna Trans Padang yang mengadu kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Trans Padang melalui layanan konsumen yang telah disediakan oleh pihak Trans Padang. Permasalahan tersebut seperti: 1. Penumpang bus yang membayar ongkos tanpa diberikan tiket oleh pramugara; 2. Pramugara Trans Padang sering kecolongan atau lupa meminta ongkos ke penumpang karena penumpang bus over kapasitas; 3. Penumpang yang memberikan ongkos Rp 4000,- dan uang kembaliannya Rp 500,- tidak dikembalikan oleh pramugara dikarenakan uang recehan Rp 500,- yang dimiliki pramugara terbatas. 3 Dari permasalahan dan keluhan pengguna Trans Padang tersebut, pemerintah Kota Padang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pembayaran tiket Trans Padang. Salah satu upaya pemerintah Kota Padang adalah dengan menerapkan tiket elektronik untuk seluruh pengguna Trans Padang. 3 http://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/naik-trans-padang-uang-kembaliantidak-diberikan/, By NewsRoom, Posted on 27 Feb 2014-07.24

Dalam Peraturan Walikota Padang Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Tiket Elektronik Pada Angkutan Massal Trans Padang Bab I Pasal 1 ayat (10) disebutkan tiket elektronik adalah kartu atau alat yang digunakan untuk pembayaran layanan yang dikeluarkan oleh pihak perbankan atau lembaga keuangan bukan bank. Dalam rangka penerapan layanan tiket elektronik ini, pemerintah Kota Padang (Dishubkominfo) melakukan perjanjian kerja sama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Padang dalam pembayaran tiket Trans Padang. Dalam perjanjian kerjasama tersebut pihak kedua, yaitu BRI menyediakan sebanyak 17 unit EDC di 15 unit Trans Padang pada tahap awal, yaitu mekanisme pembayaran tarif dengan Brizzi dan tiket manual. Pada kenyataannya, permasalahan yang terjadi adalah mesin EDC yang disediakan sebanyak 17 unit untuk 15 unit Trans Padang tidak cukup, setelah dievaluasi pelaksanaanya, baterainya tidak sanggup untuk operasional 1 hari penuh. Dalam pelaksanaan suatu perjanjian dimungkinkan muncul kendala serta permasalahan dalam pelaksanaan dilapangan. Kendala yang muncul tentu diharapkan tidak menghambat proses perjanjian kedua belah pihak. Disini akan dilihat apakah semua yang diperjanjikan dalam perjanjian kerjasama tersebut sudah dilakukan dengan semestinya atau tidak, dan apakah terdapat kendala dalam pelaksanaannya, yang memiliki dampak langsung terhadap pelaksanaan perjanjian tersebut.

Berdasarkan uraian dan alasan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan kemudian dituangkan dalam bentuk karya tulis yang berjudul PERJANJIAN KERJASAMA DALAM PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DALAM SISTEM E- PAYMENT TRANS PADANG DAN PELAKSANAANNYA ANTARA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISHUBKOMINFO) DENGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, untuk lebih terarahnya penyusunan penulisan ini maka penulis akan merumuskan masalah tersebut sebagai berikut: 1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama dalam Penggunaan Uang Elektronik Sebagai Alat Pembayaran Dalam Sistem E-Payment Trans Padang Antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk? 2. Apa Saja Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama dalam Penggunaan Uang Elektronik Sebagai Alat Pembayaran Dalam Sistem E-Payment Trans Padang Antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan Upaya Penyelesaiannya?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama dalam Penggunaan Uang Elektronik Sebagai Alat Pembayaran Dalam Sistem E-Payment Trans Padang Antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 2. Untuk Mengetahui Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama dalam Penggunaan Uang Elektronik Sebagai Alat Pembayaran Dalam Sistem E-Payment Trans Padang Antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan Upaya penyelesaiannya. D. Manfaat Penelitian Harapan penulis, tulisan ini dari hasil penelitian nantinya dapat dirasakan manfaatnya baik bagi penulis sendiri maupun masyarakat: 1. Manfaat teoritis a. Untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan informasi tentang pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam penggunaan Brizzi sebagai alat pembayaran dalam sistem E-Payment Trans Padang, terutama bagi akademis dan perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perjanjian. b. Diharapkan hasil penelitian ini mempunyai kegunaan bagi keberadaan dan perkembangan ilmu hukum.

2. Manfaat praktis a. Memberikan pengetahuan dan bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai topik yang diangkat oleh penulis. b. Agar dapat menjadi bahan bacaan, referensi atau pedoman bagi penelitian-penelitian berikutnya dan perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perjanjian. E. Metode Penelitian Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini serta mempertanggung jawabkan validitasnya, maka penulis melakukan pendekatan masalah dengan menggunakan metode penelitian yuridis empiris, yaitu penelitian yang langsung kelapangan untuk mendapatkan data primer, disamping itu juga dilakukan penelitian terhadap bahan kepustakaan untuk mendapat data sekunder. Untuk melaksanakan metode yuridis empiris sebagaimana diungkapkan diatas diperlukan langkah sebagai berikut: 1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian hukum yang berusaha untuk menerapkan permasalahan yang diteliti agar dapat memberikan gambaran yang relevan tentang sifat-sifat atau karakteristik atau keadaan yang dijadikan sebagai bahan analisa. Deskriptif analitis dalam penelitian ini adalah dengan menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum

yang berlaku dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan yang diteliti. 2. Sumber Data dan Jenis Data a. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari: 1) Penelitian kepustakaan (Library Research), yakni penelitian yang dilakukan terhadap buku, undang-undang dan peraturan terkait lainnya. Penelitian ini dilakukan pada: a) Perpustakaan pusat Universitas Andalas b) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas c) Buku-buku dan bahan kuliah yang dimilki penulis 2) Penelitian Lapangan (field Research), yakni penelitian yang dilakukan di lapangan, yaitu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang dan UPT. Trans Padang. b. Jenis Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mempergunakan cara sebagai berikut: 1) Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu dengan terlebih dahulu mempersiapkan pokokpokok pertanyaan sebagai pedoman dan variasi-variasi dengan situasi ketika wawancara dengan pihak-pihak terkait dalam perjanjian kerjasama dalam penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran dalam sistem E-Payment Trans Padang yaitu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang.

2) Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui penelitian kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum berupa: a) Bahan hukum primer (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ). (4) Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (5) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 jo Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 jo Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). (6) Peraturan Walikota Padang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Trans Padang. (7) Peraturan Walikota Padang Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Tiket Elektronik Pada Angkutan Massal Trans Padang. b) Bahan hukum sekunder terdiri dari: Kepustakaan yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam penggunaan Brizzi sebagai alat pembayaran

dalam sistem E-Payment Trans Padang yang terdiri dari jurnaljurnal, makalah, dan website. c) Bahan hukum tersier Merupakan bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya kamus, ensiklopedia, dan lain sebagainya. 3. Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, menelusuri, dan mengidentifikasi suatu data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapat pedoman dari permasalahan penelitian. b. Wawancara Wawancara merupakan proses pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik. Wawancara ini dilakukan dengan cara semi struktur, artinya disamping membuat daftar pertanyaan, namun pertanyaan tersebut dapat berkembang sesuai jalanya wawancara. 4. Pengolahan data Pengolahan data diperlukan dalam usaha merapikan hasil pengumpulan data sehingga siap untuk dianalisa. Data yang diperoleh

setelah penelitian diolah melalui proses editing. Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti kembali dan mengoreksi atau melakukan pengecekkan terhadap hasil penelitian sehingga tersusun dan akhirnya melahirkan suatu kesimpulan. 5. Analisis Data Setelah semua data diperoleh baik secara tertulis maupun lisan maka akan diolah dengan menghubungkan dengan permasalahan dan teori yang relevan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisa dan disajikan dengan cara diuraikan deskriptif kualitatif. Deskriptif artinya penelitian telah dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh dan sistematis tentang bagaimana pelaksanaan dan kendala dan upaya penyeleaiannya dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang dengan BRI cabang Padang. Sedangkan kualitatif artinya dengan memperhatikan fakta dan akibat hukum yang diperoleh dari penelitian, maka data tersebut akan dianalisa dalam bentuk uraian. Dengan demikian maka akan diperoleh gambaran yang akurat dari permasalahan yang diteliti dan melahirkan suatu kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan. F. Sistematika Penulisan Agar penulis lebih terarah dan teratur maka penulis merasa perlu untuk memaparkan sistematika dari penulisan ini: Bab I PENDAHULUAN

Memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penelitian. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan membahas tentang tinjauan tentang perjanjian, tinjauan khusus tentang perjanjian kerjasama, dan tinjauan umum tentang bank. Bab III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan di uraikan hasil penelitian dan analisa berdasarkan bahan hukum dan data yang diperoleh, yakni pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran dalam sistem e-payment Trans Padang, kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran dalam sistem e-payment Trans Padang dan upaya penyelesaiannya. Bab IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN