MOZAIK SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA MENGGUNAKAN METODE PEMBINAAN KREATIVITAS DAN KETERAMPILAN

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH OLEH JUWITA OVITA SARI NPM A1I111014

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Lolita Indraswari ABSTRAK

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB VII MENEMPEL UNTUK ANAK USIA DINI. Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Kerajinan Fungsi Hias

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA MOZAIK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

Pengaruh Kegiatan Mozaik Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-6 Tahun. Intan Nursayyidah Wahyudi 1, Iman Nurjaman 2

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

PENGARUH KEGIATAN KOLASE TERHADAP KECERDASAN VISUAL- SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MASJID AGUNG MEDAN T.A. 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar adalah bagian dari system pendidikan yang merupakan lembaga pendidikan formal,

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain. Anak secara alami adalah sosok yang kreatif, umumnya mereka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB II METODOLOGI. A. Tujuan dan manfaat perancangan. 1. Tujuan perancangan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Keindahan dan keunikan menurut penulis merupakan sesuatu yang

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

KARYA ILMIAH. Disusun oleh : NURJULI INDRIANI NPM : A1I111030

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini memiliki kreativitas yang sangat penting untuk dikembangkan.


Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA KOLASE DENGAN MEDIA DAUN PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 03 BANYUMANIK SEMARANG

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Transkripsi:

Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal.226-231 Hasnawati & Dwi Anggraini PGSD FKIP Universitas Bengkulu MOZAIK SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA MENGGUNAKAN METODE PEMBINAAN KREATIVITAS DAN KETERAMPILAN Hasnawati Universitas Bengkulu Dwi Anggraini Universitas Bengkulu Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendiskusikan tentang materi mozaik sebagai sarana pengembangan kreativitas anak dalam pembelajaran seni rupa dengan metode pembinaan kreativitas dan keterampilan. Selain berupa kegiatan menggambar, melukis, mencetak, dalam berkreasi seni rupa bagi anak Sekolah Dasar juga dapat diberikan pengenalan seni aplikasi, seperti seni mozaik atau seni kerajinan mozaik. Mozaik dari bahan limbah selain dapat menunjang kreativitas anak juga sangat berpengaruh terhadap keterampilan anak dalam mencipta karya seni rupa. Yang sering terjadi dalam pembelajaran seni rupa pada siswa Sekolah Dasar adalah pembelajaran dirasa monoton dan tidak mengacu pada penekanan pengembangan kreativitas, padahal penciptaan karya seni pada pembelajaran seni rupa tingkat Sekolah Dasar bukan hanya menggambar. Kreativitas seni aplikasi berupa mozaik dari bahan limbah dapat mengembangkan kompetensi rasa seni dan keterampilan siswa Sekolah Dasar sejalan dengan perkembangan kreativitasnya. Dengan penggunaan metode pembinaan kreativitas dan keterampilan siswa dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman dalam mencipta karya seni rupa. Kata Kunci : Mozaik, Kreativitas, Pembinaan PENDAHULUAN Mozaik sebagai wadah atau media untuk mengekspresikan perasaan yang melahirkan sebuah produk seni sebenarnya sudah lama dikenal, namun kapan munculnya secara pasti tidaklah jelas. Pada mulanya mozaik terdapat pada tiang-tiang bangunan candi atau pada perhiasan dan kemudian sebagai dekorasi lantai. Pada masa ini mozaik bisa ditemukan pada ruang dalam bangunan, salah satunya bangunan dalam gereja. Mozaik pada zaman Bizantium- Romawi di benua Eropa adalah karya gambar atau desain yang dibuat dari susunan potongan-potongan batu-batuan, kaca berwarna, porselin (Soemardjadi, 1992). Dalam perkembangannya mozaik telah memperkaya keragaman karya seni rupa seperti lukisan dinding (fresco), karya seni kaligrafi, benda-benda kerajinan tangan, dekorasi, seni bangunan dan lainnya. Pada umumnya, mozaik di samping sebagai karya seni yang menginginkan estetika dalam seni juga mempunyai tujuan praktis, yaitu untuk kepentingan terapan. Karena karya mozaik sering dipakai untuk hiasan dinding, pintu, dan perangkat 226 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal. 226-231

Mozaik Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Rupa mebeler. Pada kaitannya dengan pembelajaran seni rupa untuk siswa Sekolah Dasar kerajinan mozaik juga dapat digunakan sebagai sarana praktis namun kreatif. Sehingga proses kreatif siswa Sekolah dasar tidak hanya menggambar saja. Mozaik yang merupakan salah satu cabang tehnik (karya) seni rupa dalam pemahaman nya merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kemampuan seni keterampilan anak, karena proses keterampilan tersebut merupakan kegiatan bermain sekaligus berseni. Sedang bermain adalah naluri bagi setiap anak terlebih pada usia dini dan berseni adalah kegiatan mengekspresikan diri, yang kemudian akhirnya dapat berperan dalam mematangkan emosional serta menunjang kreativitas anak sehingga mampu memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangannya. Frank E.William dalam Bob Eberly membedakan proses kreatif yang dapat mendukung ekspresi kreatif menjadi dua yaitu cognitive processes dan affective processes. Cognitive processes terdiri dari : Fluensi yaitu keluwesan dalam berpikir dengan menghasilkan gagasan dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat Fleksibel yaitu kemampuan menyesuaikan pikiran dan memberi gagasan alternatif dan pandangan yang berbeda Orisinilitas yaitu dapat menghasilkan gagasan yang lain dan unik serta memberi respon yang cerdas, tidak biasa dan baru Elaborasi yakni kemampuan untuk memperkaya, menghaluskan ide yang masih sederhana menjadi lengkap dan elegan Untuk affective processes terdiri dari curiosity yaitu rasa ingin tahu yang besar, bersedia mengambil resiko ditandai dengan perasaan bebas untuk menerka dan tidak takut salah, berspekulasi, avonturir yaitu suka menghadapi hal-hal yang rumit dan menyusunnya untuk menjadi teratur dan senang menghadapi tantangan, intuisi yaitu berpikir cepat dan mencerna gagasan atau informasi secara mandiri. Melalui proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa Sekolah Dasar yaitu melalui bermain sekaligus berseni, diharapkan dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya untuk pengembangan diri sejak dini. Keterampilan, pemahaman, pengalaman dan pengetahuan mozaik lebih didominasi pada kegiatan bermain sambil belajar bagi peserta didik yang sangat dekat eksistensinya dengan aktivitas peserta didik pada jenjang siswa Sekolah Dasar. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005:164) bahwa Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. PEMBAHASAN Mozaik Mozaik merupakan bagian atau cabang karya seni rupa, secara umum masyarakat masih menganggap bahwa mozaik adalah seni lukis, seni patung, seni gambar, padahal dilihat dari bentuk hasil karyanya mozaik merupakan paduan dari beberapa seni rupa yaitu seni lukis, seni kriya, seni dekorasi dan menggambar. Karya mozaik bisa berbentuk karya dua dimensi dan karya tiga dimensi yang dilakukan dengan cara menempel/melem potongan-potongan bahan dengan ukuran kecil-kecil. Bahan yang digunakan untuk membuat mozaik banyak sekali asal bahan tersebut biasa dipotong-potong menjadi lempengan kecil, seperti kayu, kaca, batu, dan tempurung (batok kelapa). Pamadhi (2014) menyatakan bahwa pembuatan mozaik menggunakan bahan dari kepingan- Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu ISSN 1693 8577 227

Hasnawati & Dwi Anggraini kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotongan-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Untuk satu tema karya mozaik biasanya menggunakan satu bahan atau satu material saja, misalnya karya mozaik mengunakan bahan dari tempurung. Untuk pewarnaan maka pilihlah tempurungnya yang berbeda warnanya. Tempurung kelapa tua warnanya coklat kehitam-hitaman dan kelapa yang lebih muda warna tempurungnya coklat keputihan. Karya mozaik dari tempurung kelapa sangat cocok dibuat karena tempurung kelapa mudah didapat Bengkulu adalah daerah pantai yang banyak tumbuh pohon kelapa yang menghasilkan tempurung. Proses Pembuatan Karya Kreatif dengan Teknik Mozaik Pembuatan karya kreaktif dengan teknik mozaik ada 4 langkah yaitu mempersiapkan disain motif, mempersiapkan alat dan bahan, teknik penempelan, dan penyelesaian akhir atau finishing (Soemarjadi,1992 :222). Mempersiapkan Desain Motif Untuk membuat desain motif dalam karya mozaik terlebih dahulu merancang ide dengan menentukan tema karya. Setelah dapat tema maka dlanjutkan dengan membuat gambar dibidang dasar mozaik sesuai dengan tema. Untuk pembuatan motif boleh dibuat sendiri sesuai dengan ide, boleh dijiplak dari gambar yang telah ada. Bahan dan alat Bahan yang digunakan dalam membuat mozaik terdiri atas: bahan yang lentur dan lunak serta bahan yang kaku dan keras. Bahan yang lentur dan lunak terdiri dari kertas, plastik, daun daunan dan kulit tumbuhan sedangkan bahan-bahan yang kaku dan keras terdiri dari kaca, batu, logam, keramik, kayu dan tempurung (batok kelapa). Bahan yang akan dilemkan untuk membuat karya mozaik banyak sekali yang penting bahan tersebut bisa dipotong-potong menjadi lempengan. Bentuk lempengan tersebut bebas yang penting apabila lempengan tersebut dilemkan bisa disusun dengan rapi. Dalam penyusunannya warna sangat menentukan hasil karya. Pewarnaan terjadi tidak dicat tetapi gambarnya terbentuk karena susunan warna yang di pakai. Dari bahan tersebut di atas bahan mempunyai karakteristik yang berbeda, oleh karena itu berbeda juga pengolahannya. Bahan perekat di mana bahan tersebut digunakan untuk merekatkan atau melemkan potongan-potongan ke dasaran, bahan perekat yang akan dipakai ditentukan dengan jenis bahn yang akan direkatkan, juga ditentukan dengan teknik merekatkan bahan pada bidang dasar mozaik tekniknya melalui teknik penempelan dan teknik pengecoran. Teknik penempelan yaitu menempelkan elemen-elemen atau potongan-potongan ke dasaran gambar atau ke motif yang telah dibuat sedangkan teknik pengecoran yaitu menyusun elemen-elemen potonganpotongan ke dasaran gambar yang telah dikasih bingkai kemudian dilanjutkan dengan dicorkan dengan bahan semen. Alat untuk pembuatan mozaik disesuaikan dengan bahan yang akan di pakai sepert alat yang digunakan untuk memotong: gunting, pisau, pemotong kaca, gergaji, alat untuk mengaduk sendok semen, untuk memudahkan memindahkan potongan- 228 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal. 226-231

Mozaik Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Rupa potongan kertas ke dasaran yang telah diberi lem menggunakan jarum bertangkai, dan lain-lain. Teknik Menempelkan Teknik menempelkan lem yang sudah disediakan diambil dengan sudip plastik dan di oleskan pada gambar atau motif yang telah dibuat. Cara mengoleskan lem tidak sekaligus tetapi dioleskan pada sebahagian bidang motif sebab lem kalau sudah terlalu lama akan mengering. Motif yang sudah dikasih lem tempelkan potongan-potongan atau elemen-elemen di atas motif sambil disusun dengan menggunakan jarum kalau elemennya seperti kertas, kemudian ditekan pelan-pelan agar potongan-potongan menempel dengan baik. Penyelesaian akhir (finishing) Penyelesaian akhir dari pembuatan karya ini, merapikan karya mozaik yang dibuat dengan melihat kalau ada motif yang belum tertutup dengan potongan-potongan atau elemen-elemen dan melmeriksa kalau ada penempatan warna yang kurang cocok. Penciptaan Karya Seni Mozaik dari Bahan Limbah sebagai Sarana Proses Kreatif Kreaktivitas membuat karya mozaik adalah kemampuan berolah seni rupa yang diwujudkan dengan keterampilan membuat motif di dasaran gambar, memotong bahan yang akan dilemkan ke motif yang telah dibuat. Dalam melem elemen-elemen tersebut harus memperhatikan motif gambar dan menentukan gelap terang dari gambar tersebut. Untuk gambar yang memerlukan gelap atau yang tdak dapat cahaya maka dipakai bahan yang warnanya gelap atau tua dan yang untuk gambar yang dapat cahaya maka dipakai warna yang terang. Mozaik merupakan pembelajaran seni khususnya seni rupa dilihat dari fungsi dan perannya mozaik merupakan sarana untuk ekspresi diri dan pengembangan kreaktivitas yang terwujud dalam proses dan hasil. Untuk ekspresi diri dalam membuat mozaik harus menanamkan kepercayaan diri dan mengembangkan kreaktivitas melalui keterampilan menguasai alat dan media yang digunakan waktu membuat mozaik. Pekerti (2005) pada metode pembina berguna untuk mengoptimalkan potensi yang ada serta mengembangkan bakat dan minat untuk mengembangkan bakat dan minat anak metode pembinaan kreaktivitas dan metode pembinaan keterampilan sangat diperlukan. Metode pembinaan kreaktivitas pada pembuatan mozaik bebas untuk membuat tema dan memilih bahan dan alat yang digunakan sesuai dengan kemampuan dan selera. Pembinaan kreatif dalam seni rupa khususnya dalam pembuatan mozaik harus diiringi dengan keterampilan keterampilan dalam mozaik di sini terampil dalam memilih bahan yang akan di pakai dan memilih alat sesuai dengan karya yang akan dibuat begitu juga terampil dalam mempergunakan atau memakai alat dalam membuat mozaik. Mozaik adalah bahagian dari seni rupa, salah satu sifat utama seni rupa adalah sebagai objek maupun wahana pengembangan kreaktivitas penciptanya melalui eksplorasi dan eksperimen sehingga seni rupa menjadi aktivitas kreatif manusia (Pekerti, 2005). Seni rupa memiliki sifat terbuka dan bebas yang paling khusus seni rupa memiliki sifat relatif tidak absolut. Relatif dalam pembuatan mozaik bisa dari bermacam-macam motif dengan bahan yang sama atau bahan yang sama motif yang berbeda, yang paling tampak relatif dalam seni rupa tentang penilai keindahan, Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu ISSN 1693 8577 229

Hasnawati & Dwi Anggraini dikatakan indah tergantung pada orang yang menilainya. Pengembangan Kreaktivitas Anak pada Pembelajaran Seni Rupa Kreaktivitas adalah daya atau kemampuan untuk mencipta, menurut Munandar dalam Sumanto (2011) dapat ditinjau dari empat segi, yakni: (1) segi pribadi, (2) pendorong, (3) proses dan (4) produk. Pada segi pribadi kreaktivitas adalah hasil keunikan pribadi dalam interaksinya dengan lingkungan dan menggambarkan berbagai ciri setiap individu. Cirinya antara lain rasa ingin tahu, daya imajinasi yang kuat, mempunyai kepercayaan diri, tekun dan ulet serta mempunyai minat yang luas. Segi pendorong berupa hasrat yang kuat pada diri individu dan bisa juga dari orang lain berupa penghargaan serta tersedianya sarana prasarana sebagai penunjang. Segi proses kreaktif sebagai suatu kemampuan untuk membentuk yang baru sesuai dengan pikirannya. Segi produk kemampuan untuk mencipta atau menghasilkan karya-karya baru. Pada pembalajaran seni rupa dalam pembuatan karya mozaik sebagai sarana dalam mengembangkan kreaktivitas anak SD yang harus diperhatikan pertama kegiatan harus sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat anak. Dalam membuat mozaik diajarkan memilih bahan dan menggunakan alat, setelah itu cara mengunting atau menentukan bentuk elemen kecil-kecil dan merekatnya, dalam hal ini supaya anak SD mempunyai pengalaman dan keterampilan. Adapun menentukan objek atau bentuk karya yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan ide atau kreativitas setiap anak biarkan anak berkreasi sesuai dengan keinginannya. Kedua kegiatan kreatif dilakukan dengan keadaan santai tidak tertekan maksudnya dalam pembuatan mozaik anak diberi kebebasan menentukan motif dan warna yang dipakai bukan guru yang menentukan. Dalam hal ini anak tetap diberi peluang atau kesempatan dalam bereksplorasi dan berkreasi secara terarah dan terbimbing agar dapat diketahui tingkat kemampuannya. Ketiga berikan kesempatan untuk berekpresi dengan menggunakan bermacam media, dalam membuat mozaik anak disuruh membuat mozaik dengan bermacam media seperti dari kertas, daun, biji-bijian. Keempat menanyakan tentang judul yang dibuat supaya guru mengetahui ungkapan yang ditampilkan anak. Kelima produk atau hasil bukanlah tujuan akhir tetapi ada hubungan antara kegiatan dan kesenangan dalam melakukan pembuatan mozaik yang tidak bisa terpisahkan antara keseluruhan pembelajaran. Keenam berikan motivasi sebelum memulai dengan melihatkan contoh-contoh karya terakhir sediakan tempat yang memadai untuk melakukan kegiatan berkreasi dalam membuat mozaik dengan menentukan waktu sesuai tingkat kesulitan karya. SIMPULAN Mozaik salah satu tehnik dalam berkarya seni rupa dengan cara menempelkan elemen-elemen kecil atau potongan-potongan kecil ke gambar dengan menggunakan satu macam bahan. Bahan untuk membuat mozaik terdiri dari bahan yang lentur dan lunak serta bahan yang kaku dan keras. Bentuk karya mozaik ada dua dimensi dan tiga dimensi. Kreativitas anak bisa dikembangkan melalui mozaik karena dalam pembuatan mozaik terdapat keterampilan membuat disain motif sesuai dengan ide yang dimiliki anak, memilih alat dan bahan sesusi dengan 230 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal. 226-231

Mozaik Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Rupa tema yang akan dibuat, keterampilan dan ketelitian dalam menguting atau memotong bahan serta ketelitian dalam melem potongan-potongan ke dasaran gambar (motif ) yang sudah dibuat. DAFTAR PUSTAKA Pamadhi, Hajar dan Evan Sukardi. 2014. Seni Keterampilan Anak. Tangerang: Universitas Terbuka Press. Setyahermawan.blogspot.com/2010/10/kreati fitas-seni-rupa.html Soemarjadi. 1993. Pendidikan Ketrampilan. Bengkulu: UNIB Press. Sumanto. 2011. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu ISSN 1693 8577 231