BAB I PENDAHULUAN. lebih memfokuskan terhadap perekonomian rakyat. di antara negara lainnya, terutama sejak tahun Jumlah UMKM di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi suatu negara salah satu hal yang paling utama adalah kesejahteraan masyarakatnya, karena dari situlah terpancar keberhasilan suatu pemerintahan dalam memimpin negaranya.kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan dengan lebih memfokuskan terhadap perekonomian rakyat. Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Jumlah UMKM di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun 2015, 2016 hingga tahun 2017 jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan. (data UMKM 2015, 2016, 2017) Beberapa tahun belakangan, populasi penduduk dengan usia produktif lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia. Hal ini memicu khususnya para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis.sebagian besar tergolong sebagai pelaku usaha sektor industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2014, terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia. Di 2017 serta beberapa tahun ke depan diperkirakan jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah. 1

2 UMKM mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Selama ini UMKM telah memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PBD) sebesar 57-60% dan tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional (Profil Bisnis UMKM oleh LPPI dan BI tahun 2015).Tidak jauh berbeda dengan catatan Kadin (Kamar Dagang Indonesia), kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto meningkat 57,84% menjadi 60,34% dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja di sektor ini juga meningkat dari 96,99% menjadi 97,22% pada periode yang sama. UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis.ketika krisis menerpa pada periode tahun 1997-1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit.dari jumlah tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah usaha besar. Selama tahun 2011 sampai 2012 terjadi pertumbuhan pada UMKM serta penurunan pada usaha besar. Bila pada tahun 2011, usaha besar mencapai 41,95%

3 tahun berikutnya hanya 40,92%, turun sekitar 1,03%. Pada UMKM terjadi sebaliknya. Bila usaha menengah pada tahun 2011 hanya 13,46%, pada tahun 2012 mencapai 13,59%. Ada peningkatan sebesar 0,13%. Berbeda dengan usaha kecil, ada sedikit penurunan dari tahun 2011. Pada tahun itu mencapai 9,94% namun pada tahun 2012 hanya mencapai 9,68%, artinya menurun sekitar 0,26%. Peningkatan cukup besar terjadi pada usaha mikro, bila tahun 2011 hanya mencapai 34,64%, pada tahun 2012 berhasil meraih 38,81% terjadi peningkatan sebesar 4,17%. Sehubungan dengan peningkatan pendapatan dan perbaikan modal setelah pasca krisis dalam peningkatan UMKM ini diperlukan suatu Badan Usaha seperti Koperasi yang dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan usahanya.pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional, koperasi harus menjadi sokoguru dan wadah dalam perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut benar-benar sesuai dengan isi dan jiwa UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, yang menyatakan bahwa perekenomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Perkembangan data usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia2009 jumlah UMKM 52.764.750 unit dengan pangsa 99,99% 2010 jumlah UMKM 54.114.821 unit dengan pangsa 100,53% 2011 jumlah UMKM 55.206.444 unit dengan pangsa 99,99% 2012 jumlah UMKM 56.534.592 unit dengan pangsa 99,99% 2013 jumlah UMKM 57.895.721 unit dengan pangsa 99,99%

4 Maka diperkirakan dari 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit dan pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000 unit. UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Oleh karena itu, kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan. Pada tahun 2017 perkembangan UMKM dan Koperasi tetap menjadi sorotan dan perhatian pemerintah hingga saat ini.secara umum UMKM masih menghadapi permasalahan rendahnya kualitas SDM didalamnya seperti kurangnya keterampilan, kurangnya jiwa kewirausahaan maupun rendahnya pengetahuan mengenai teknologi. Namun meskipun demikian perkembangan UMKM tetap relatif baik dimana UMKM mampu bertahan dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional. Mengingat sektor UMKM mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, maka ketersediaan modal adalah salah satu unsur yang sangat vital untuk mendorong pertumbuhan UMKM.Akan tetapi akses UMKM yang terbatas terhadap kredit perbankan menghambat potensi kredit, sehingga tidak semua UMKM mendapatkan fasilitas kredit.keterbatasan akses tersebut dikarenakan anggapan pihak perbankan bahwa UMKM tidak bankable atau tidak layak diberikan kredit. Anggapan ini terjadi karena kurangnya informasi

5 mengenai UMKM yang potensial, tingginya suku bunga, biaya transaksi yang tinggi per nasabah, dan lemahnya UMKM dalam hal sumberdaya manusia, permodalan, teknologi, manajemen, dan pemasaran. Menurut Bank Indonesia (2010) sebanyak 60 juta UMKM di Indonesia belum tersentuh perbankan. Melihat kondisi yang ada, akhirnya Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan Nota Kesepahaman Bersama antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan. Nota Kesepahaman Bersama tersebut, ditandatangani oleh para pihak yang berwenang pada tanggal 9 Oktober 2007 dengan ditandai peluncuran Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM. Di kota Yogyakarta keberadaan koperasi sangat membantu terhadap peningkatan pendapatan dan pengembangan UMKM. Dari berbagai jenis koperasi yang ada, salah satu koperasi yang memberikan peranan sangat penting yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP).Koperasi Simpan Pinjam menurut Undang- Undang No.25 Tahun 1992 adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.keanggotaan Koperasi Simpan Pinjam cenderung bebas bagi semua orang yang memenuhi syarat yakni bagi yang mempunyai usaha baik itu dagang, manufaktur maupun jasa. Koperasi yang ada di Yogyakarta kebanyakan memberikan bantuannya di desa-desa ataupun kampung-kampung yang ada di kota. Salah satu koperasi yang berbentuk demikian adalah Koperasi Dian Mandiri Yogyakarta yang ada di

6 Nogotirto, Gamping, Sleman.Koperasi Dian Mandiri adalah salah satu koperasi simpan pinjam yang aktif dalam memberikan bantuan kredit kepada pengusaha UMKM.Selain itu, Koperasi Dian Mandiri memberikan pula pelatihan baik keterampilan maupun kemampuan mengelola keuangan (Financial Literacy) sehingga usahanya dapat mengalami peningkatan dan dapat berjalan lancar. Koperasi Dian Mandiri hingga saat ini memiliki total aset sebesar Rp57 miliar. Rp53 miliar asetnya merupakan penyaluran kredit.sekitar 90 persen dari nilai tersebut, disalurkan kepada pelaku usaha mikro dan kecil dengan besaran mulai Rp500 ribu hingga Rp50 juta.hal ini dikarenakan Koperasi Dian Mandiri benar-benar ingin menjadi koperasi yang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya melalui penyaluran kredit yang diberikan kepada UMKM. Penyaluran kredit yang dilakukan Koperasi Dian Mandiri kepada UMKM anggotanya selama ini berlangsung sesuai dengan pengajuan dari para anggota.koperasi Dian Mandiri berusaha mencairkan setiap kredit yang diajukan anggotanya tanpa memilih usaha mana yang lebih menguntungkan untuk diberikan kredit, baik menguntungkan bagi UMKM pemohon kredit maupun Koperasi Dian Mandiri sbeagai penyalur kredit. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit yang biasanya dijadikan acuan bagi tiap pihak yang akan memberikan kredit adalah usia pemohon, tingkat pendapatan, jenis usaha, lokasi usaha, lama usaha dijalankan, dan sebagainya, tidak semuanya diperhatikan dan diteliti secara rinci oleh Koperasi Dian Mandiri.

7 Koperasi Dian Mandiri Yogyakarta telah banyak menyalurkan kredit kepada UMKM sejak berdirinya pada tahun 2010.Tentu hal ini berdampak baik kepada Koperasi Dian Mandiri. UMKM anggota Koperasi Dian Mandiri yang mendapatkan bantuan kredit pun mampu mengembangkan usahanya, sehingga hal ini bisa dijadikan pertimbangan bagi UMKM atau masyarakat yang belum menjadi anggota Koperasi Dian Mandiri untuk bergabung menjadi anggota guna meningkatkan kesejahteraan. Keberadaan koperasi ini sangat membantu UMKM yang ada di desa maupun kampung, terutama bagi UMKM yang tidak memenuhi syarat pinjaman di Bank. Oleh karena latar belakang tersebut maka penulis memilih judul penelitian :Peranan Penyaluran Dana Koperasi Simpan Pinjam terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Yogyakarta ( Studi Kasus : Koperasi Simpan Pinjam Dian Mandiri Yogyakarta ). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalahdi atas, maka beberapa perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sistem penyaluran kredit yang diterapkan Koperasi Dian Mandiri kepada UMKM di Yogyakarta? 2. Bagaimanakah pendapatan yang diperoleh UMKM dengan adanya penyaluran kredit yang dilakukan oleh Koperasi Dian Mandiri?

8 C. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Dian Mandiri cabang Yogyakarta.UMKM anggota Koperasi Dian Mandiri adalah unit yang akan dianalisis pendapatannya sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan kredit, dengan pertimbangan Koperasi Dian Mandiri banyak menyalurkan kredit pada anggotanya. Evaluasi mengenai peranan Koperasi Dian Mandiri dalam perkembangan UMKM khususnya di Yogyakarta adalah dengan menganalisis seberapa besar perubahan pendapatan anggota Koperasi Dian Mandiri setelah mendapatkan bantuan kredit.waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan terhitung dari bulan April hingga Juni 2017. D. Tujuan Penelitian adalah : Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini 1. Mengetahui sistem penyaluran kredit yang diterapkan Koperasi Dian Mandiri kepada UMKM di Yogyakarta. 2. Menganalisis pendapatan yang diperoleh UMKM dari penyaluran kredit yang dilakukan Koperasi Dian Mandiri.

9 E. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak Koperasi Dian Mandiri mengenai peranan koperasi dalam pengembangan UMKM dengan bantuan penyaluran kredit yang dilakukan. 2. Memberikan masukan, baik kepada pihak perbankan, koperasi, dan UMKM untuk mengembangkan UMKM sebagai upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran. 3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.