BAB IX STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KABUPATEN NATUNA DAN KABUPATEN ANAMBAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE KAJIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA DI MASYARAKAT

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

PERATURAN DESA TULANGAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA TULANGAN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi SKPD VISI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pemerintahan Desa dan Kelurahan

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA hal 1 dari 5

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Transkripsi:

BAB IX STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KABUPATEN NATUNA DAN KABUPATEN ANAMBAS 9.1. Pembatasan Rancangan Program Program CSR dan CD memiliki tujuan yang ideal dalam mendorong keikutsertaan perusahaan membangun masyarakat secara umum maupun membangun hubungan antara perusahaan, komunitas dan pemerintah. Terdapat tujuh permasalahan umum yang dihadapi masyarakat Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas yaitu menyangkut : (1) sanitasi lingkungan pemukiman yang kurang baik; (2) aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar serta mobilitas masyarakat yang terbatas terbatas antar desa/dusun/ kampung; (3) kualitas pendidikan yang rendah; (4) perekonomian masyarakat belum bekembang; (5) tingkat kesehatan masyarakat yang masih rendah, (6) angka pengangguran yang masih tinggi; dan (7) koordinasi kelembagaan yang kurang optimal. Berangkat dari tujuan ideal secara konseptual, hasil evaluasi terhadap program yang sudah berjalan, serta kenyataan lapangan yang dihadapi oleh Perusahaan Star Energy di Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan, maka secara garis besar permasalahan dalam pelaksanaan program community development (CD) Perusahaan Star Energy adalah sebagai berikut: a. Program CD yang dilaksanakan Perusahaan Star Energy belum mampu memberdayakan masyarakat di bidang ekonomi secara berkelanjutan. Walaupun sudah ada kerjasama antara berbagai stakeholders dalam program CD tersebut, namun belum efektif karena keterlibatan pemerintah daerah belum maksimal. Rancangan program akan mengarah pada pemberdayaan masyarakat, serta kebijakan pemerintah b. Lembaga pengelola kolaborasi stakeholders untuk meningkatkan kapasitas lembaga ekonomi dan sosial masyarakat belum ada. Lembaga ini diharapkan dapat berperan sebagai wadah bagi pengembangan usaha produktif, interaksi dan ketahanan sosial, pengelolaan sumberdaya dari pemerintah dan potensi masyarakat, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan publik. Sasaran program yang ingin dicapai adalah

berkembangnya lembaga dan organisasi ekonomi-sosial masyarakat setempat yang dapat meningkatkan kehidupan ekonomi. Rancangan program mengarah pada pembentukan kelembagaan kemitraan, jaringan kelembagaan lokal dan kebijakan pembangunan daerah. 9.2. Rancangan Program 9.2.1. Rancangan Program Pemberdayaan Masyarakat Prinsip kesetaraan bagi para stakeholders merupakan sebuah kunci keberhasilan dalam membangun kolaborasi. Akan tetapi menurut kenyataan di lapangan, masyarakat lokal sebagai stakeholders berada pada posisi paling lemah sehingga diperlukan pemberdayaan. Melalui kegiatan pendampingan diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat lokal, sehingga pada saatnya nanti mereka akan dapat memiliki peran yang sebanding dengan stakeholders yang lainnya. Dengan demikian posisi mereka dapat disejajarkan dengan stakeholders lainnya. Rancangan program pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan kegiatan pendampingan, melalui beberapa upaya yang diantaranya adalah : a. Pembentukan dan Pengorganisasian Sistem Kelembagaan Kegiatan ini diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok dampingan oleh pihak pemerintah desa. Melalui mekanisme kelompok akan dibangun konsensus-konsensus atau komitmen bersama untuk menyelesaikan persoalan komunitas. Melalui kegiatan kelompok juga diharapkan dapat digali ide-ide atau gagasan yang selanjutnya akan dikembangkan secara bertahap sebagai proses pembelajaran partisipatif demi kemajuan kelompok dan masyarakatnya. Antar kelompok juga dapat membentuk networking baik di bidang kegiatan usaha produktif, sharing pengetahuan dan pengalaman, informasi dan yang lebih penting adalah dalam rangka menghimpun kekuatan bersama sehingga mereka memiliki posisi tawar (bargaining position) yang lebih kuat. b. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia

Peningkatan kualitas sumberdaya masyarakat dilakukan melalui kegiatankegiatan pelatihan, belajar bersama, diskusi kelompok, diklat, magang, studi banding, seminar, dan sebagainya. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pihak pemerintah Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan dan instansi terkait lainnya yang dapat juga bekerjasama dengan perguruan tinggi. c. Menciptakan dan Mengembangkan Usaha Produktif Kegiatan usaha produktif diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, yang berarti penguatan masyarakat di bidang ekonomi. Jenis kegiatannya bisa berupa pengembangan usaha produktif yang sudah ada, atau membuka bidang usaha baru. Penguatan masyarakat melalui pendekatan ekonomi akan dapat meningkatkan motivasi anggota dalam berkelompok karena sebagian kepentingan mereka dapat terpenuhi. Di pihak lain, keberhasilan dalam peningkatan ekonomi kelompok dapat memotivasi orang lain untuk ikut berkelompok. Sehingga keberhasilan kegiatan pendampingan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan selanjutnya. 9.3. Rancangan Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah 9.3.1. Pemberdayaan Bidang Ekonomi Dalam rangka membangun perekonomian masyarakat yang kuat, efisien, dan modern, terdapat lima agenda permasalahan yang harus diupayakan pemerintah daerah Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas, yaitu : Pertama, mengoptimalkan peran pemerintah dalam membangun sektor usaha dan mekanisme pasar yang efisien. Kedua, meningkatkan posisi tawar masyarakat dalam merespon pasar. Ketiga, meningkatkan daya beli masyarakat dan melancarkan pemasaran output secara efisien. Keempat, meningkatkan akses usaha masyarakat ke input produksi (modal, teknologi, lahan, tenaga kerja). Kelima, menciptakan keterkaitan usaha besar dengan usaha masyarakat secara sinergis dan setara.

9.3.2. Pemberdayaan Bidang Sosial dan Budaya Pemberdayaan masyarakat di bidang sosial dan budaya perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas dengan cara sebagai berikut : (1) membuka dan mendorong serta meningkatkan akses pelayanan terhadap masyarakat berdasarkan kebutuhan yang paling mendasar sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah; (2) melakukan proses pemberdayaan masyarakat di bidang sosial dan budaya sesuai dengan kebutuhan dan norma-norma adat setempat; (3) pengoptimalan dan pembagian peran stakeholders selaku pelaku pembangunan dalam upaya menuju kemandirian masyarakat; dan (4) memberikan proses pembelajaran kepada masyarakat/pelaku pembangunan dengan baik dan benar serta tidak mengabaikan aspek etika dan hukum yang berlaku, dengan harapan terbentuknya sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. 9.4. Strategi pelaksanan Progam 9.4.1. Organisasi Pelaksana Kegiatan CD Perusahaan Dalam kegiatan pelaksanaan program dimulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, menyiapkan pendampingan, monitoring dan evaluasi. Sebagai seorang pelaksana program di lapangan, petugas CD tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dan partisipasi masyarakat (yang menjadi sasaran binaan) serta stakeholders lainnya. Dibutuhkan tenaga pendukung yang terdiri dari kader komunitas. Fungsifungsi yang dapat dilakukan oleh kader komunitas ini dalam kegiatan CD adalah: Menjadi kepanjangan tangan dari perusahaan maupun masyarakat Memfasilitasi masyarakat dalam berbagai kegiatan CD perusahaan Menjadi pendamping masyarakat dalam pelaksanaan CD Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan CD Diharapkan kader komunitas ini akan dapat menjembatani kepentingan masyarakat dengan kepentingan perusahaan dan pemerintah di Kabupaten Natuna dan Anambas. Berikut ini adalah gambar pola keterkaitan antara pelaksana CD dengan pengambil kebijakan.

Gambar 18. Struktur Organisasi CD Perusahaan 9.4.2. Kordinasi dan sosialisasi dengan Stakeholders Tingkat Desa Sosialisasi program CD secara berkala, dilakukan bukan hanya kepada pihak Kecamatan, tetapi juga kepada pihak-pihak lain yaitu Kepala Desa, Ketua LPMD, Ketua BPD, Ketua PKK, Ketua LAM dan Ketua Pemuda. Hal ini dilakukan untuk mendukung program yang akan dilakukan. Koordinasi program dilakukan sejak akan dimulainya program hingga pelaksanaan program. Dengan demikian para stakeholders mendapatkan proses pembelajaran untuk melakukan perencanaan yang partisipatif. Sarana untuk mensinergikan gagasan kegiatan CD dan potensi dari masyarakat di tingkat RW yang merupakan hasil identifikasi kebutuhan, kelayakan dan prioritas program forum musyawarah kemitraan RW (FMK-RW). 9.4.3. Membuat Forum Musyawarah Kemitraan Kecamatan (FMK-Kecamatan) Sebagai sarana sosialisasi program CD serta untuk mensosialisasikan visi dan misi dari perusahaan Migas. Sebagai sarana untuk memilih dan menetapkan kader komunitas sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai sarana untuk mensinergikan gagasan kegiatan CD dan potensi dari masyarakat di tingkat kecamatan yang merupakan hasil identifikasi kebutuhan, kelayakan dan prioritas program FMK-Kecamatan. 9.4.4. Pelibatan Stakeholders Stakeholders yang dilibatkan dalam FKM-Kecamatan adalah perangkat dusun yang terdiri dari kepala dusun, ketua RW dan ketua RT. Stakeholders lain yang perlu dilibatkan adalah tokoh masyarakat/agama yang berada dalam lingkungan dusun; baik dalam kapasitasnya sebagai individu (guru, dokter, bidan desa, perawat) maupun dalam kapasitas sebagai anggota atau pengurus organisasi dan pemerintahan desa (pengurus/anggota PKK, pengurus/anggota kelompok pemuda, pengurus rumah ibadah, pengurus/anggota kelompok nelayan/tani, pengurus/anggota koperasi, pengurus BPD/LPMD/LAM, penghulu desa dan stafnya). Stakeholders dari pihak perusahaan disamping diwakili oleh pelaksana program di lapangan yang terdiri dari community development officer, government relation, public relation, perwakilan base supervisor, dan pihak security perusahaan. Stakeholeders dari pihak pemerintah kecamatan setidak-tidaknya diwakili oleh dinas terkait seperti Dinas Pendidikan Kecamatan atau Dinas Perkebunan dan Pertanian. Akan lebih baik lagi jika dihadiri oleh sekretaris kecamatan.

Sosialisasi rencana/model kegiatan CD Sosialisasi visimisi kegiatan CD per sahaan Sosialisasi rencana dan model kegiatan CD; Sosialisasi visimisi kegiatan Pemerintahan Dan Organisasi Stakeholders - Pemerintah Desa - Ketua BPD/LPMD - Ketua PKK Forum Musyawarah Kemitraan (FMK- Stakeholders - Kepala Dusun - Ketua RW/RT - Tokoh Masyarakat Agama sebagai Individu/anggot a organisasi Desa yang Forum Musyawarah Kemitraan RW (FMK-RW) Mengimforma sikan secara berkala perkembangan kegiatan CD Memilih dan menetapkan kader komunitas Mensinergikan program pada masing-masing lingkungan RW Sosialisasi rencana dan model kegiatan CD; Sosialisasi visimisi kegiatan CD Stakeholders - Ketua RW/RT - Tokoh Masyarakat Agama sebagai Individu/anggot a organisasi Desa yang tinggal di Identifikasi kader komunitas potensial; Idetentifikasi kebutuhan, kelayakan dan Gambar 19. Bagan alur proses koordinasi forum musyawarah kemitraan pembangunan dan pelibatan Stakeholders