BAB IX STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KABUPATEN NATUNA DAN KABUPATEN ANAMBAS 9.1. Pembatasan Rancangan Program Program CSR dan CD memiliki tujuan yang ideal dalam mendorong keikutsertaan perusahaan membangun masyarakat secara umum maupun membangun hubungan antara perusahaan, komunitas dan pemerintah. Terdapat tujuh permasalahan umum yang dihadapi masyarakat Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas yaitu menyangkut : (1) sanitasi lingkungan pemukiman yang kurang baik; (2) aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar serta mobilitas masyarakat yang terbatas terbatas antar desa/dusun/ kampung; (3) kualitas pendidikan yang rendah; (4) perekonomian masyarakat belum bekembang; (5) tingkat kesehatan masyarakat yang masih rendah, (6) angka pengangguran yang masih tinggi; dan (7) koordinasi kelembagaan yang kurang optimal. Berangkat dari tujuan ideal secara konseptual, hasil evaluasi terhadap program yang sudah berjalan, serta kenyataan lapangan yang dihadapi oleh Perusahaan Star Energy di Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan, maka secara garis besar permasalahan dalam pelaksanaan program community development (CD) Perusahaan Star Energy adalah sebagai berikut: a. Program CD yang dilaksanakan Perusahaan Star Energy belum mampu memberdayakan masyarakat di bidang ekonomi secara berkelanjutan. Walaupun sudah ada kerjasama antara berbagai stakeholders dalam program CD tersebut, namun belum efektif karena keterlibatan pemerintah daerah belum maksimal. Rancangan program akan mengarah pada pemberdayaan masyarakat, serta kebijakan pemerintah b. Lembaga pengelola kolaborasi stakeholders untuk meningkatkan kapasitas lembaga ekonomi dan sosial masyarakat belum ada. Lembaga ini diharapkan dapat berperan sebagai wadah bagi pengembangan usaha produktif, interaksi dan ketahanan sosial, pengelolaan sumberdaya dari pemerintah dan potensi masyarakat, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan publik. Sasaran program yang ingin dicapai adalah
berkembangnya lembaga dan organisasi ekonomi-sosial masyarakat setempat yang dapat meningkatkan kehidupan ekonomi. Rancangan program mengarah pada pembentukan kelembagaan kemitraan, jaringan kelembagaan lokal dan kebijakan pembangunan daerah. 9.2. Rancangan Program 9.2.1. Rancangan Program Pemberdayaan Masyarakat Prinsip kesetaraan bagi para stakeholders merupakan sebuah kunci keberhasilan dalam membangun kolaborasi. Akan tetapi menurut kenyataan di lapangan, masyarakat lokal sebagai stakeholders berada pada posisi paling lemah sehingga diperlukan pemberdayaan. Melalui kegiatan pendampingan diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat lokal, sehingga pada saatnya nanti mereka akan dapat memiliki peran yang sebanding dengan stakeholders yang lainnya. Dengan demikian posisi mereka dapat disejajarkan dengan stakeholders lainnya. Rancangan program pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan kegiatan pendampingan, melalui beberapa upaya yang diantaranya adalah : a. Pembentukan dan Pengorganisasian Sistem Kelembagaan Kegiatan ini diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok dampingan oleh pihak pemerintah desa. Melalui mekanisme kelompok akan dibangun konsensus-konsensus atau komitmen bersama untuk menyelesaikan persoalan komunitas. Melalui kegiatan kelompok juga diharapkan dapat digali ide-ide atau gagasan yang selanjutnya akan dikembangkan secara bertahap sebagai proses pembelajaran partisipatif demi kemajuan kelompok dan masyarakatnya. Antar kelompok juga dapat membentuk networking baik di bidang kegiatan usaha produktif, sharing pengetahuan dan pengalaman, informasi dan yang lebih penting adalah dalam rangka menghimpun kekuatan bersama sehingga mereka memiliki posisi tawar (bargaining position) yang lebih kuat. b. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia
Peningkatan kualitas sumberdaya masyarakat dilakukan melalui kegiatankegiatan pelatihan, belajar bersama, diskusi kelompok, diklat, magang, studi banding, seminar, dan sebagainya. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pihak pemerintah Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan dan instansi terkait lainnya yang dapat juga bekerjasama dengan perguruan tinggi. c. Menciptakan dan Mengembangkan Usaha Produktif Kegiatan usaha produktif diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, yang berarti penguatan masyarakat di bidang ekonomi. Jenis kegiatannya bisa berupa pengembangan usaha produktif yang sudah ada, atau membuka bidang usaha baru. Penguatan masyarakat melalui pendekatan ekonomi akan dapat meningkatkan motivasi anggota dalam berkelompok karena sebagian kepentingan mereka dapat terpenuhi. Di pihak lain, keberhasilan dalam peningkatan ekonomi kelompok dapat memotivasi orang lain untuk ikut berkelompok. Sehingga keberhasilan kegiatan pendampingan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan selanjutnya. 9.3. Rancangan Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah 9.3.1. Pemberdayaan Bidang Ekonomi Dalam rangka membangun perekonomian masyarakat yang kuat, efisien, dan modern, terdapat lima agenda permasalahan yang harus diupayakan pemerintah daerah Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas, yaitu : Pertama, mengoptimalkan peran pemerintah dalam membangun sektor usaha dan mekanisme pasar yang efisien. Kedua, meningkatkan posisi tawar masyarakat dalam merespon pasar. Ketiga, meningkatkan daya beli masyarakat dan melancarkan pemasaran output secara efisien. Keempat, meningkatkan akses usaha masyarakat ke input produksi (modal, teknologi, lahan, tenaga kerja). Kelima, menciptakan keterkaitan usaha besar dengan usaha masyarakat secara sinergis dan setara.
9.3.2. Pemberdayaan Bidang Sosial dan Budaya Pemberdayaan masyarakat di bidang sosial dan budaya perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas dengan cara sebagai berikut : (1) membuka dan mendorong serta meningkatkan akses pelayanan terhadap masyarakat berdasarkan kebutuhan yang paling mendasar sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah; (2) melakukan proses pemberdayaan masyarakat di bidang sosial dan budaya sesuai dengan kebutuhan dan norma-norma adat setempat; (3) pengoptimalan dan pembagian peran stakeholders selaku pelaku pembangunan dalam upaya menuju kemandirian masyarakat; dan (4) memberikan proses pembelajaran kepada masyarakat/pelaku pembangunan dengan baik dan benar serta tidak mengabaikan aspek etika dan hukum yang berlaku, dengan harapan terbentuknya sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. 9.4. Strategi pelaksanan Progam 9.4.1. Organisasi Pelaksana Kegiatan CD Perusahaan Dalam kegiatan pelaksanaan program dimulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, menyiapkan pendampingan, monitoring dan evaluasi. Sebagai seorang pelaksana program di lapangan, petugas CD tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dan partisipasi masyarakat (yang menjadi sasaran binaan) serta stakeholders lainnya. Dibutuhkan tenaga pendukung yang terdiri dari kader komunitas. Fungsifungsi yang dapat dilakukan oleh kader komunitas ini dalam kegiatan CD adalah: Menjadi kepanjangan tangan dari perusahaan maupun masyarakat Memfasilitasi masyarakat dalam berbagai kegiatan CD perusahaan Menjadi pendamping masyarakat dalam pelaksanaan CD Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan CD Diharapkan kader komunitas ini akan dapat menjembatani kepentingan masyarakat dengan kepentingan perusahaan dan pemerintah di Kabupaten Natuna dan Anambas. Berikut ini adalah gambar pola keterkaitan antara pelaksana CD dengan pengambil kebijakan.
Gambar 18. Struktur Organisasi CD Perusahaan 9.4.2. Kordinasi dan sosialisasi dengan Stakeholders Tingkat Desa Sosialisasi program CD secara berkala, dilakukan bukan hanya kepada pihak Kecamatan, tetapi juga kepada pihak-pihak lain yaitu Kepala Desa, Ketua LPMD, Ketua BPD, Ketua PKK, Ketua LAM dan Ketua Pemuda. Hal ini dilakukan untuk mendukung program yang akan dilakukan. Koordinasi program dilakukan sejak akan dimulainya program hingga pelaksanaan program. Dengan demikian para stakeholders mendapatkan proses pembelajaran untuk melakukan perencanaan yang partisipatif. Sarana untuk mensinergikan gagasan kegiatan CD dan potensi dari masyarakat di tingkat RW yang merupakan hasil identifikasi kebutuhan, kelayakan dan prioritas program forum musyawarah kemitraan RW (FMK-RW). 9.4.3. Membuat Forum Musyawarah Kemitraan Kecamatan (FMK-Kecamatan) Sebagai sarana sosialisasi program CD serta untuk mensosialisasikan visi dan misi dari perusahaan Migas. Sebagai sarana untuk memilih dan menetapkan kader komunitas sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai sarana untuk mensinergikan gagasan kegiatan CD dan potensi dari masyarakat di tingkat kecamatan yang merupakan hasil identifikasi kebutuhan, kelayakan dan prioritas program FMK-Kecamatan. 9.4.4. Pelibatan Stakeholders Stakeholders yang dilibatkan dalam FKM-Kecamatan adalah perangkat dusun yang terdiri dari kepala dusun, ketua RW dan ketua RT. Stakeholders lain yang perlu dilibatkan adalah tokoh masyarakat/agama yang berada dalam lingkungan dusun; baik dalam kapasitasnya sebagai individu (guru, dokter, bidan desa, perawat) maupun dalam kapasitas sebagai anggota atau pengurus organisasi dan pemerintahan desa (pengurus/anggota PKK, pengurus/anggota kelompok pemuda, pengurus rumah ibadah, pengurus/anggota kelompok nelayan/tani, pengurus/anggota koperasi, pengurus BPD/LPMD/LAM, penghulu desa dan stafnya). Stakeholders dari pihak perusahaan disamping diwakili oleh pelaksana program di lapangan yang terdiri dari community development officer, government relation, public relation, perwakilan base supervisor, dan pihak security perusahaan. Stakeholeders dari pihak pemerintah kecamatan setidak-tidaknya diwakili oleh dinas terkait seperti Dinas Pendidikan Kecamatan atau Dinas Perkebunan dan Pertanian. Akan lebih baik lagi jika dihadiri oleh sekretaris kecamatan.
Sosialisasi rencana/model kegiatan CD Sosialisasi visimisi kegiatan CD per sahaan Sosialisasi rencana dan model kegiatan CD; Sosialisasi visimisi kegiatan Pemerintahan Dan Organisasi Stakeholders - Pemerintah Desa - Ketua BPD/LPMD - Ketua PKK Forum Musyawarah Kemitraan (FMK- Stakeholders - Kepala Dusun - Ketua RW/RT - Tokoh Masyarakat Agama sebagai Individu/anggot a organisasi Desa yang Forum Musyawarah Kemitraan RW (FMK-RW) Mengimforma sikan secara berkala perkembangan kegiatan CD Memilih dan menetapkan kader komunitas Mensinergikan program pada masing-masing lingkungan RW Sosialisasi rencana dan model kegiatan CD; Sosialisasi visimisi kegiatan CD Stakeholders - Ketua RW/RT - Tokoh Masyarakat Agama sebagai Individu/anggot a organisasi Desa yang tinggal di Identifikasi kader komunitas potensial; Idetentifikasi kebutuhan, kelayakan dan Gambar 19. Bagan alur proses koordinasi forum musyawarah kemitraan pembangunan dan pelibatan Stakeholders