BAB I PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai pengetahuan dan teknologi. Penerima proses. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi nilai-nilai pengetahuan dan teknologi. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik. 1 Pendidikan merupakan interaksi antara orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan yang berhubungan dengan usaha pengembangan kehidupan manusia yang lebih baik. Pernyataan di atas relevan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3), p endidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 h.12 1 Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. 2 Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), Jakarta: Sinar Grafika, 2005. h. 5-6

2 Setiap tujuan yang diniatkan dalam kagiatan belajar mengajar adalah dapat menciptakan dan mepertahankan kondisi yang menguntungkan untuk proses belajar mengajar tersebut. Tempat belajar mengajar tersebut hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang sekitar yang dapat mengganggu konsentrasi belajar mengajar, sebab untuk belajar di perlukan konsentrasi yang tenang. 3 Tempat pembelajaran yang dimaksud adalah kelas. Selain tempat belajar, perilaku-perilaku siswa itu sendiri juga dapat mempengaruhi keefektifan pengajaran, baik secara individual maupun kelompok. Perilaku-perilaku yang tidak wajar atau tidak disiplin dilakukan oleh para siswa sering menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan pengajaran, dalam arti tujuan tidak tercapai. Maka sangat diperlukan disiplin kelas dalam proses pembelajaran. Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin kelas juga merupakan bagian yang penting dalam dinamika kelas. Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas, agar pemberian hukuman pada seseorang atau sekelompok orang dapat dihindari. 4 Fungsi disiplin adalah untuk menjamin kelancaran proses pembelajaran yang merupakan inti dari pendidikan. Selain itu keuntungan dari adanya disiplin adalah peserta didik belajar dengan pembiasaan hidup yang baik, positif dan bermanfaat. Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan 3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003. h. 77 4 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: CV. Haji Musa Agung, 1989, h. 140

3 dan kemerdekaan yang lebih besar kepada peserta didik dalam batas-batas kemampuannya. Ternyata dalam proses pembelajaran banyak terjadi pelanggaran disiplin kelas. Di antara bentuk-bentuk pelanggaran atau masalah-masalah disiplin kelas adalah sebagai berikut: 1. Masalah yang bersifat individu 2. Masalah yang bersifat kelompok. 5 Berdasarkan bentuk-bentuk pelanggaran disiplin kelas di atas, maka apabila ditemukan masalah-masalah tersebut di dalam proses pembelajaran akan mengakibatkan terganggunya proses belajar mengajar dan tujuan pengajaran sulit untuk dicapai. Dalam mengatasi permasalahan, guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Hal ini sesuai dengan pedoman umum tentang kompetensi tenaga pendidikan di Indonesia. Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi peadagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 6 Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi peadagogik yang diantaranya mencakup pengelolaan kelas dan pemahaman terhadap peserta 5 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010. h.146 6 Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2005. h. 44

4 didik. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar. 7 Sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa ke arah disiplin kelas, apabila timbul masalah-masalah kelas atau pelanggaran yang merusak ketertiban atau kedisiplinan kelas maka perlu adanya pendekatan sebagai berikut: 1. Perintah dan larangan 2. Penekanan dan penguasaan 3. Penghukuman dan pengancaman. 8 Kedisiplinan sangat penting dilaksanakan oleh sebuah lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II telah membuat seperangkat peraturan sekolah yang berupa buku tata tertib sekolah, berhubungan dengan siswa di sekolah dan khususnya di kelas. Tata tertib dibuat untuk dipatuhi, namun pada kenyataannya di SMA Al- Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru masih banyak 7 Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. h.174 8 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. h. 97

5 terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap tata tertib terutama tata tertib kelas. Di antara pelanggaran-pelanggaran yang terjadi adalah: 1. Adanya siswa yang sering terlambat masuk kelas. 2. Adanya siswa yang makan pada saat belajar 3. Adanya siswa yang mengganggu temannya saat pelajaran sudah dimulai. 4. Adanya siswa yang bertingkah laku tidak sopan saat pelajaran berlangsung. 5. Adanya siswa yang keluar masuk ruangan saat pelajaran sedang berlangsung. 6. Adanya siswa yang tidak membuat PR yang diberikan guru. Setelah pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, penulis melihat adanya guru yang tidak melakukan penanggulangan setelah pelanggaran itu terjadi. Berdasarkan studi pendahuluan penulis menemukan adanya permasalahan guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru, hal ini terlihat dari beberapa gejala sebagai berikut: 1. Adanya guru yang kurang tegas dalam menegakkan disiplin kelas. 2. Adanya guru yang tidak memberikan teguran dan hukuman terhadap siswa yang melakukan pelanggaran disiplin kelas. 3. Adanya guru yang tidak memberikan bimbingan bagi siswa yang melakukan pelanggaran disiplin kelas. 4. Adanya guru yang tidak professional dalam menyelesaikan pelanggaran disiplin kelas.

6 5. Adanya guru yang tidak memberikan contoh tauladan yang baik, sehingga menunjukan prilaku yang melanggar disiplin kelas. Melihat gejala-gejala yang ada dan penulis temukan, penulis ingin melakukan penelitian tentang bagaimana pentingnya seorang guru dalam menanggulangi setelah pelanggaran itu terjadi. Penelitian ini penulis lakukan mengingat betapa pentingnya disiplin kelas itu didalam proses pembelajaran, agar pembelajaran dilaksanakan dengan suasana yang baik dan kondusif. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Menanggulangi Pelanggaran Disiplin Kelas di Sekolah Menengah Atas Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II.

7 B. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini. 1. Menanggulangi Menanggulangi adalah adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencegah, menghadapi, atau mengatasi suatu keadaan. 9 Sedangakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan menghadapi atau mengatasi. 10 Menanggulangi yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah menanggulangi dalam upaya mengatasi dan mencegah pelanggaran atau masalah-masalah di kelas. Lebih lanjut upaya dapat diartikan usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar. 11 2. Pelanggaran Dalam kamus Bahasa Indonesia pelanggaran adalah tindak pidana yang lebih ringan dari kejahatan. 12 Sedangkan pelanggaran yang penulis maksud adalah masalah yaitu sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). 13 Jadi penelitian yang penulis teliti adalah masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. 9 Http://Id.Answers.Yahoo.Com/Question/Index?Qid=20100111075348aawt923 10 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka: 2007 11 Ibid. h. 1250 12 Ibid. h. 634 13 Ibid, h. 719

8 3. Disiplin Kelas Perkataan disiplin berasal dari bahasa Yunani Disciplus yang artinya murid atau pengikut seorang guru. 14 Disiplin kelas adalah rasa tanggung jawab dari pihak murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di kelas sehingga dapat belajar dengan baik. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: a. Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas oleh guru PAI belum optimal. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas belum diidentifikasi oleh guru PAI. c. Motivasi guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas masih rendah. d. Usaha guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas belum maksimal. 2. Batasan Masalah Untuk mengarahkan penelitian ini maka penulis memberi batasan masalah yaitu: a. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. 14 Mudasir, Manajemen Kelas, Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011. h.89

9 b. Usaha guru PAI menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al- Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. c. Faktor penghambat usaha guru PAI menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. d. Faktor pendukung usaha guru PAI menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Untuk mangarahkan penelitian ini agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami penelitian ini maka penulis dapat merumuskan masalah: a. Apa saja bentuk pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru? b. Apa saja usaha guru PAI dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru? c. Bagaimana usaha guru PAI dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru? d. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat usaha guru PAI dalam menanggulangi pelanggaraan disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II Kecamatan Sail Kota Pekanbaru?

10 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran disiplin kelas di SMA Al- Azhar Syifa Budi Pekanbaru II. b. Untuk mengetahui usaha guru PAI dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru. c. Untuk mengetahui Bagaimana usaha guru PAI dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II. d. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat usaha guru PAI dalam menanggulangi pelanggaran disiplin kelas di SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi para guru Pendidikan Agama Islam, dalam menanggulangi masalah-masalah pelanggaran disiplin kelas. b. Sebagai bahan informasi untuk pihak SMA Al-Azhar Syifa Budi Pekanbaru II. c. Sebagai bahan informasi untuk masyarakat dan pemerintah. d. Untuk memperkaya Khazanah Ilmu Pengetahuan pada umumnya, khususnya dibidang pendidikan.