BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

BAB II KAJIAN TEORI. Bucher dalam Yustinus Sukarmin (2004: 1) mengatakan bahwa pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAAN. Semua makhluk hidup memerlukan makanan, demikian pula dengan. manusia. Makanan akan memberikan zat-zat yang akan digunakn untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pekik (2004:2) beberapa istilah yang sering digunakan, antara lain

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses transfer falsafah dan sistem nilai,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Survai Kemampuan Motorik Pemain Sekolah Sepakbola Selabora FIK UNY Oleh:

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 KARANGNONGKO, KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

MEMBINA KEBUGARAN JASMANI ANAK DENGAN SENAM PEMBENTUKAN

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. manusia memiliki aktivitas fisik yang berbeda, otomatis kebugaran

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LEMBAR PERSETUJUAN...

bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

ISBN : PROCEEDING asmnal PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Yogyakarta, 12 Mei 2012 Hotel Quality

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

Profil Perilaku Hidup Sehat...(Restu Alif Juniardianto)2

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Kalau dipelajari buku-buku yang membicarakan tentang kesegaran jasmani akan dijumpai definisi yang beragam. Menurut Safris, (1981 :212) dari sudut pandang biologis, Kesegaran jasmani adalah kapasitas untuk dapat menyesuaikan din terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dan akibat latihan tersebut. Definisi yang lebih umum kesegaran jasmani adalah kemampuan dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan penuh energi melakukan dan menkmati kegiatan pada waktu luang dan dapat rnenghadapikdaan darurat bila datang. Ditinjau dari segi ilmu faal kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaikan (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkn kelelahan yang berlebihan (Dangsina Moeloek. 1984:12). Pengertian yang dirumuskan dan hasil rninar kesegaran jasmani nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda (Nurhasan, 2001 :132) kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. 6

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas kesegaran jasmani merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa menimbulkan keluhan yang berarti, lebih-lebih untuk melakukan aktivitas berikutnya. Apabila seorang anak sehabis melakukan aktivitas kemudian memiliki keluhan yang dirasakan bahkan malas untuk melakukan kegiatan berikutnya, berartti kondisi kesegaran jasmaninya kurang. Salah satu contoh yang ada di SD Negeri Bojong 1-2 Mungkid, Magelang yaitu adanya siswa yang merasa malas dan tidak beksemangat mengikuti pelajaran setelah praktek pendidikan jasmani. 2. Unsur-unsur Kesegaran Jasmani Menurut Nurhasan (2001:132-133) aspek kesegaran jasmani ada dua yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: a. Daya tahan jantung dan paru-paru b. Kekuatan otot c. Daya tahan otot d. Fleksibilitas dan e. Komposisi tubuh Kesegaran jsmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi: a. Kecepatan/power b. Keseimbangan c. Kelincahan d. Koordinasi dan kecepatan reaksi Di dalam buku Depdikbud (1997:4) komponen kesegaran jasmani terdiri atas: a. Daya tahan 7

b. Kekuatan otot c. Kecepatan d. Kelincahan e. Kelentukan f. Keseimbangan g. Koordinasi h. Komposisi tubuh Menurut Mohammad Sajoto (1988:43-44) komponen kesegaran jasmani meliputi: a. kesegaran kardiovaskular b. kesegaran kekuatan otot c. kesegaran keseimbangan tubuh d. kesegaran kelentukan Komponen motor fitness terdiri dan hal-hal yang menyangkut: a. koordinasi c. keseimbangan d. kecepatan e. kelincahan f. daya ledak Mengacu pada pendapat para pakar tentang komponen atau unsur-unsur kesegaran jasmani di atas dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam lingkup kesegaran jasmani meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, daya ledak (power), kecepatan, kelentukan, kelincahan dan daya tahan kardiorespirasi. Secara lebih rinci, komponen-komponen kesegaran jasmani dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kekuatan otot Menurut Rusli Lutan (2002; 56) kekuatan otot diartikan sebagai kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Namun demikian dalam penampilannya kekuatan bukan merupakan kecakapan tunggal. 8

b. Daya tahan otot Daya tahan dibagi dua yaitu daya tahan otot dan daya tahan kardiorespirasi. Menurut Debdikbud (1997: 5) daya tahan otot adalah kernampuan seseorang dalam mempergunakan kelompok ototnya untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu yang relatif cukup larna, dengan beban tertentu. Menurut Suharto (1997: 5) daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernafasan dan peredaran darahnya, secara efektif dan efisien dalam menjalankan kerja terus menerus, yang melibatkan kontraksi otot-otot besar dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup larna. Dengan demikian daya tahan otot selalu dipengaruhi oleh daya tahan kardiorespirasi. Oleh karena itu, kerja otot dapat berjalan lebih lama apabila cukup oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan dalarn proses oksidasi tersebut diambil oleh paru-paru dan diedarkan oleh jantung. c. Daya ledak Daya ledak kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Jadi bila seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan kekuatan yang lebih dan dalam waktu yang relatif singkat, berati mempunyai daya ledak yang baik. 9

d. Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. e. Kelentukan Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalarn penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktivitas tubuh dalam penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, legarnenturn-ligamen di sekitar persendian. Dengan dernikian tingkat kelentukan akan membuat luasnya gerak persendian, sehingga rnernungkinkan untuk melakukan gerakan yang lebih luas pula. f. Keseimbangan badan Keseimbangan berat badan tergantung pada rasio perbandingan ketebalan lemak dengan serabut otot tipis akan menimbulkan kesegaran jasmani yang lebih baik. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Djoko Pekik Irianto (2000: 6) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat yang meliputi tiga upaya bugar, yaitu: makan, istirahat, dan olahraga. a. Pola makan yang sehat 10

Tubuh manusia terdiri atas berbagai jaringan tubuh, antara lain: tulang, gigi, otot, hati, jantung, darah, dan otak. Untuk dapat mempertahankan hidup, tubuh manusia membutuhkan makanan yang cukup dan memenuhi syarat sangat mutlak bagi kesehatan terutama yang mempertahankan dan mencapai berat badan yang diinginkan. Pemilihan makanan dan gizi yang tepat dan seimbang, cukup energi dan nutrisi, meliputi: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Dengan proporsi makanan yaitu karbohidrat 60 %, protein 15 % dan lemak 25 %. Selain menjaga pola makan yang sehat juga harus meninggalkan kebiasaan buruk seperti, merokok, minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan makan tidak teratur. b. Istirahat yang Cukup Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan dan sel-sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak mungkin berkerja terus menerus tanpa berhenti, kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia, untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan, sehingga dapat melakukan kerja atau aktivitas sehari-hari dengan nyaman. c. Olahraga yang Teratur Olahraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran, sebab olahraga juga mempunyai manfaat antara lain, manfaat fisik, manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih 11

mampu berkonsentrasi), manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi). Olahraga untuk mendapatkan kesegaran juga dipenuhi oleh tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, intensitas latihan, dan lamanya waktu latihan. 4. Karakteristik Anak Usia 10-12 tahun Masa usia sekolah dasar kelas IV dan V antara usia 10-12 tahun merupakan individu yang sangat aktif dalam melakukan aktifitas fisik dan mengisi waktu luangnya. Mereka tidak bisa tinggal diam dan selalu bergerak hampir setiap stimulus atas rangsang yang datang dari sekelilingnya selalu dijawab dengan gerakan, mereka selalu ingin mengetahui dan mencoba suatu yang dilihatnya. Perkembangan dari berbagai aspek sudah makin baik. Walau demikian proses perkembangan anak masih terus berlanjut. Anak melakukan proses belajar dengan cara yang makin komplek. Anak akan menggunakan panca inderanya untuk menangkap berbagai informasi dari luar. Anak mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara luas. Masa usia sekolah dasar juga masa intelektual, karena keterburukan dan keinginan anak mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman serta memiliki sifat yang sangat khas. Menurut Abu Ahmadi dan Munawar (2005: 25) sifat khas anak kelaskelas tinggi Sekolak Dasar, kira-kira umur 9 sampai 13 tahun sebagai berikut: 12

1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjan yang praktis. 2. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar. 3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori tafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus). 4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orangorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak rnenghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha rnenyelesaikannya sendiri. 5. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. 6. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sarna. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi tertarik kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. 5. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan denga penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hedi Ardiyanto Hermawan (1995) yang berjudul Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas I SMU Negeri se-kabupaten Sleman. Hasil yang diperoleh rnenunjukkan hahwa tingkat kesegaran jasmani siswa kelas I SMU Negeri se-kabupaten Sleman adalah 0% kategori baik sekali, 10,5% kategori baik, 46,6% kategori sedang, 36,7% kategori kurang, dan 6,2% kategori kurang sekali. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini juga dilakukan oleh Indri Sulistiyani (2002) yang berjudul Status Kebugaran Kardio-respirasi Mahasiswa yang Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk 13

mengetahui status kebugaran kardio-respirasi mahasiswa yang mengikuti UKM olahraga. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 150 mahasiswa, semua populasi digunakan sebagai sampel, sehingga disebut sampel total (sensus). Metode yang digunakan adalah metode survai dengan teknik tes. Instrurnen yang digunakan adalah tes lari 12 menit dan Cooper. Teknik analisis data menggunakan deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan hahwa status kebugaran kardio respirasi rnahasiswa yang mengikuti UKM olahraga adalah: kategori Baik Sekali 10,7 %, kategori Baik 13,3 %, kategori Sedang 40,0 %, kategori Kurang 19,35 %, dan kategori Kurang Sekali 16,7 %. Secara keseluruhan sebagian besar masuk dalam kategori tidak bugar. B. Kerangka Berfikir Kesegaran jasmani sangatlah penting bagi semua orang, sehingga berbagai cara dilakukan guna mendapatkan kebugaran jasmani yang baik. Kesegaran jasmani mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu kebugaran jasmani dapat menentukan hasil kerja seseorang. Kesegaran jasmani ialah kemampuan seseorang untuk bekerja sehari-hari secara aman, efektif, dan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memanfaatkan waktu luangnya. Siswa kelas IV, V putra dan Putri di SD Negeri Bojong 1-2 Mungkid, Magelang memiliki keadaan kesegaran yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan perbedaan intensitas aktivitas fisik antara siswa putra dan putri. Selain itu siswa putra dan putra juga berbeda dalam hal kondisi dan perkembangan fisiologisnya. Meskipun 14

siswa putra lebih banyak aktivitas fisiknya namun secara fisiologis siswa putri lebih cepat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu penelitian ini diarahkan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V di SD Negeri Bojong 1-2 Mungkid, Magelang. C. Hipotesis Penelitain Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka disusun hipotesis sebagai berikut: Ada perbedaan yang signifikan pada tingkattingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V antara siswa putra dan putri di SD Negeri Bojong 1-2 Mungkid, Magelang. 15