BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Teknik Elektro gedung Albertus, Unika Soegijapranata. Pada Tugas Akhir ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

DESAIN DAN IMPLEMENTASI POMPA AIR MOTOR BLDC DENGAN SUPLAI DARI PANEL SURYA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN BRUSHLESS DC MOTOR 3 FASA SEDERHANADENGAN 4 KUTUB ROTOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SINUSOIDA. BERBASIS dspic 30F4012

INVERTER SATU FASA GELOMBANG PENUH SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN KENDALI DIGITAL

Crane Hoist (Tampak Atas)

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC MELALUI DETEKSI PUTARAN ROTOR DENGAN MIKROKONTROLLER dspic30f4012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

RANCANG BANGUN PENGGERAK GOKART MENGGUNAKAN BLDC MOTOR

DESAIN & OPERASI MOTOR SWITCH RELUCTANCE 4 KUTUB ROTOR 6 KUTUB STATOR LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : MOSES EDUARD LUBIS

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN MOTOR PENGGERAK MOBIL LISTRIK DESIGN AND BUILD CONTROLLER MOTOR DRIVER ELECTRIC CAR

PEMANFAATAN MIKROKONTROL ATMEGA 8535 SEBAGAI PENGENDALI INVERTER SATU FASA JEMBATAN PENUH TERPROGRAM ¼ λ

BAB III ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Desain Switch Mode Power Supply Jenis Push Pull. Converter Sebagai Catu Kontroler

PWM (PULSE WIDTH MODULATION)

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

Desain Buck Chopper Sebagai Catu. Power LED Dengan Kendali Arus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU FASA SEBAGAI SARANA ANTARMUKA SISTEM PHOTOVOLTAIC DENGAN JARINGAN LISTRIK BERBASIS dspic30f4012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

BAB III METODE PENELITIAN

INVERTER TIPE VOLT/HERTZ TIGA FASA DENGAN INJEKSI HARMONISA ORDE KE TIGA

SISTEM POMPA AIR BERTENAGA SURYA TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

BAB III RANCANGAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI POMPA AIR MOTOR BLDC DENGAN SUPLAI DARI PANEL SURYA

PEMANFAATAN IC MEMORI TERPROGRAM UNTUK MENGENDALIKAN INVERTER 3 FASA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DESAIN PENGISIAN BATERE METODE CONSTANT CURRENT CONSTANT VOLTAGE BERBASIS dspic30f4012

PENGESAHAN. Laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Kontrol PI dengan Pendekatan Orde Satu Untuk

PARALEL INVERTER 1 FASA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS KELUARAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

INVERTER DUA FASA SEBAGAI PENGENDALI. MOTOR HYSTERISIS BERBASIS dspic33fj16gs502 TUGAS AKHIR

Inverter Satu Fase dengan Pola Penyaklaran SPWM

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

STUDI KOMPARASI INVERTER SATU FASA DENGAN STRATEGI UNIPOLAR DAN BIPOLAR TUGAS AKHIR. Oleh : AJI REZA ADHITYA NUGRAHA

KENDALI VARIABEL VOLTAGE VARIABEL FREKUENSI PADA MOTOR INDUKSI SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROL ATMEGA8535 LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : MATHIAS WINDY

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB 5 SIMULASI INVERTER PWM LIMA-FASA

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION TUGAS AKHIR

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC

Skema Pengendali Motor BLDC Tanpa Sensor Posisi Rotor dengan Metode Deteksi Back EMF Berbasis Mikrokontroler Arduino

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan analisa tentang pengujian Tugas Akhir. Pengujian alat dilakukan di Laboratorium Program Studi Teknik Elektro gedung Albertus, Unika Soegijapranata. Pada Tugas Akhir ini akan dianalisa mengenai pengaturan kecepatan putar pada Motor Brushless Direct Current, dan juga akan diuraikan hasil pengujian pada software simulasi dan realisasi alat, serta pembahasan. 4.2 Simulasi Power Simulator (PSIM) Power Simulator adalah sowftware yang digunakan untuk mensimulasikan berbagai macam karakteristik elektronika dan sistem tenaga listrik, berupa aplikasi yang dijalankan pada Operator System Windows dan semacamnya. Simulasi menggunakan software ini digunakan sebagai acuan dan refrensi proses dan sinyal keluaran yang harus dicapai pada setiap tahap rangkaian, sehingga gabaran hasil yang mendekati kondis nyata. Rangkaian pada simulasi menggunakan komponen C-block sebagai pengganti dspic30f4012 yang berfungsi sebagai input program kontroler. Berikut adalah skema rangkaian penggerak Motor BLDC pada Power Simulator. 40

Gambar 4.1 Skema rangkaian Motor BLDC pada simulasi PSIM Skema simulasi rangkaian Motor BLDC diatas mendekati kondisi sesungguhnya. Pada simulasi ini, untuk menggerakkan motor BLDC digunakan program yang di masukkan ke dalam C-block. Program pada C-block menggunakan Bahasa pemrograman C sama seperti mikrokontroler sehingga cukup mudah untuk dipelajari. Berikut listing program pada C-Block : 41

//Deklarasi static double H1,H2,H3,V,S1,S2,S3,S4,S5,S6,car; //Input V=in[3]; H1=in[0]; H2=in[1]; H3=in[2]; //Eksekusi program out[0]=s1; out[1]=s2; out[2]=s3; out[3]=s4; out[4]=s5; out[5]=s6; //Output car=car+2; if(car<12) car=car; else car=0; if(v>car) { S1=H1; S2=-1*H1; S3=H2; S4=-1*H2; S5=H3; S6=-1*H3; } else { S1=-1*H1; S2=H1; S3=-1*H2; S4=H2; S5=-1*H3; S6=H3; } 42

Pengaturan kecepatan motor BLDC pada simulasi ini menggunakan sumber DC yang diatur secara manual menggunakan potensio, sehingga dapat mempengaruhi keluaran pada motor BLDC di simulasi. Pada simulasi ini dapat diambil beberapa data sebagai acuan dan sebagai perbandingan : Gambar 4.2 Sinyal keluaran Vab, Vbc, Vca pada kecpatan A Gambar diatas merupakan hasil keluaran tegangan tiap fasa pada kecepatan A, dari hasil sinyal pada simulasi tersebut dapat di perbesar sebagai berikut : Gambar 4.3 Sinyal pada kecepatan A jika d perbesar Pada gambar sinyal diatas terlihat duty cycle positif pada fasa motor BLDC kecil sehingga tampak berhimpitan yang menandakan motor berputar dengan kecepatan lambat. 43

Gambar 4.4 Sinyal keluaran Vab, Vbc, Vca pada kecepatan B Gambar diatas merupakan hasil keluaran tegangan tiap fasa pada kecepatan B, dari sinyal simulasi tersebut dapat diperbesar seperti berikut : Gambar 4.5 Sinyal pada kecepatan B jika diperbesar Pada gambar diatas terlihat duty cycle positif pada motor BLDC berukuran sedang sehingga duty cycle terlihat sedikit renggang di bandingkan pada saat kecepatan A, hal ini menandakan motor BLDC berputar dengan kecepatan sedang. 44

Gambar 4.6 Sinyal keluaran Vab, Vbc, Vca pada kecepatan C Gambar diatas merupakan sinyal keluaran pada Vab, Vbc, Vca pada kecepatan penuh. Dari sinyal tersebut dapat diperbesar sebagai berikut : Gambar 4.7 Sinyal pada kecepatan C jika diperbesar Pada gambar diatas duty cycle terlihat lebar dan tegangan yang lewat pada fasa memiliki hambatan yang sedikit dibandingkan dengan kecepatan A dan B, sehingga motor BLDC berputar dengan kecepatan penuh. 45

4.3 Pengujian Laboratorium Pengujian laboratorium dilakukan sebagai analisa serta pembanding antara pemodelan simulasi yang teah dilakukan dan implementasi secara riil. Pengujian pada alat Tugas Akhir ini dilakukan secara bertahap. Mulai dari arus sumber hingga rangkaian pada masing-masing fasa. Desain dan implementasi motor BLDC yang telah dikerjakan terdiri dari inverter tiga fasa, mikrkontrol dspic30f4012, rangkaian driver dan catudaya, serta potensio yang digunakan sebagai pengatur kecepatan. Gambar 4.8 Realisasi Tugas Akhir 46

Sebelumnya dilakukan pengecekan pada motor BLDC apakah motor dapat berputar dengan benar atau tidak, dengan cara mengecek satu-persatu fasa berupa kabel pada motor BLDC berwarna Kuning, Hijau, Biru yang disambungkan dengan sumber daya berupa Aki dan indikator berupa 3 buah LED yang dihubungkan pada tiap fasanya. Pertama-tama dilakukan dengan menyambung kabel fasa ke sumber pada aki, LED yang menyala (I) menandakan fasa yang aktif, sedangkan LED yang mati (O) menandakan fasa yang tidak aktif, pengecekan dikakukan sesuai dengan yang dibutuhkan sesuai dengan tabel. Berikut hasil pengecekan : Tabel 4.1 Hasil pengecekan rotasi motor BLDC accu LED No Positif Negatif (-) Kuning Hijau Biru (+) 1 B K 0 I I 2 B H 0 0 I 3 K H I 0 I 4 K B I 0 0 5 H B I I 0 6 H K 0 I 0 Arah KIRI KIRI KIRI Kemudian dilakukan pemrograman terlebih dahulu, Pengaturan kecepatan pada putaran motor Brushless DC ini dilakukan secara manual menggunakan potensio, yang disambungkan pada masukan positif (+), negatif (-) dan RE di PORTE pada mikrokontrol. Pada pengujian ini diambil 3 sample tahap pada pengendalian kecepatan motor Brushless DC tersebut, antara lain pada kecepatan A atau kecepatan 1, yaitu pada posisi potensio berada 1/3 dari posisi kecepatan penuh/full speed, B atau kecepatan 2 yaitu pada posisi potensio berada 2/3 dari 47

posisi kecepatan penuh/full speed, dan C atau kecepatan 3 yaitu pada saat posisi potensio berada dalam kecepatan penuh/full speed. Dari teori di atas bisa didapatkan perbandingan hasil pada masing-masing pengujian antara kecepatan A, B, dan C sebagai berikut : Gambar 4.9 Perbandingan hasil keluaran arus DC saat start pada kecepatan A,B,C Dari Gambar 4.9 dapat di lihat perbandingan arus yang keluar dari sumber DC saat Motor Brushless DC berputar, pada Gambar 4.9 A merupakan hasil keluaran arus DC pada kecepatan 1 atau 1/3 dari kecepatan penuh, Gambar 4.9 B merupakan hasil keluaran arus DC pada kecepatan 2 atau 2/3 dari kecepatan penuh, Gambar 4.9 C merupakan keluaran sinyal arus DC pada saat motor berputar dengan kecepatan penuh. Semakin tinggi kecepatan putar pada Motor maka riak pada arus akan terlihat semakin sedikit, berarti hambatan pada motor sedikit. 48

Gambar 4.10 Hasil keluaran sinyal PWM RE0,RE1,RE2,RE3 pada kecepatan A,B,C Gambar 4.10 A merupakan hasil keluaran sinyal RE0 sampai dengan RE3 pada kecepatan 1 atau 1/3 kecepatan, Gambar 4.10 B merupakan hasil keluaran sinyal RE0-RE3 pada kecepatan 2 atau 2/3 kecepatan, Gambar 4.10 C merupakan hasil keluaran sinyal RE0-RE3 pada kecepatan penuh. Gambar 4.11 Hasil keluaran sinyal PWM RE0,RE4,RE5 pada kecepatan A, B, C Pada Gambar 4.11 A adalah hasil keluaran sinyal PWM pada RE0, RE4, RE5 pada kecepatan 1 atau 1/3 kecepatan, 49

Gambar 4.11 B adalah hasil keluaran sinyal pada RE0, RE4, RE5 pada kecepatan 2 atau 2/3 kecepatan, Gambar 4.11 C adalah hasil sinyal keluaran RE0, RE4, RE5 pada kecepatan penuh. Gambar 4.12 Sinyal arus (Ia) dan tengangan (Vab) pada kecepatan A,B,C Pada Gambar 4.12 A adalah hasil sinyal arus (Ia) dan tegangan (Vab) dari keluaran inverter yang diukur pada kecepatan 1 atau 1/3 kecepatan, Gambar 4.12 B adalah hasil keluaran sinyal arus (Ia) dan tegangan (Vab) pada kecepatan 2 atau 2/3 kecepatan, Gambar 4.12 C adalah hasil sinyal keluaran arus (Ia) dan tegangan (Vab) pada kecepatan penuh. 50

Gambar 4.13 Sinyal arus (Ib) dan tegangan (Vbc) pada kecepatan A,B,C Pada Gambar 4.13 A adalah hasil keluaran sinyal arus (Ib) dan tegangan (Vbc) pada kecepatan 1 atau 1/3 kecepatan, Gambar 4.13 B adalah hasil keluaran sinyal arus (Ib) dan tegangan (Vbc) pada kecepatan 2 atau 2/3 kecepatan, Gambar 4.13 C adalah hasil sinyal keluaran arus (Ib) dan tegangan (Vbc) pada kecepatan penuh. Gambar 4.14 Sinyal arus (Ic) dan tegangan (Vca) pada kecepatan A,B,C 51

Pada gambar 4.14 A adalah hasil keluaran sinyal arus (Ic) dan tegangan (Vca) pada kecepatan 1 atau 1/3 kecepatan, Gambar 4.14 B adalah hasil keluaran sinyal arus (Ic) dan tegangan (Vca) pada kecepatan 2 atau 2/3 kecepatan, Gambar 4.14 C adalah hasil sinyal keluaran arus (Ic) dan tegangan (Vca) pada kecepatan penuh. Gambar 4.15 Sinyal keluaran Vab, Vbc, dan Vca pada kecepatan A Pada Gambar 4.15 adalah hasil sinyal keluaran tegangan saat kecepatan A ini terlihat hasil sinyal Vab, Vbc, dan Vca yang memiliki banyak riak, ini menandakan tegangan yang mengalir pada motor terhalang oleh resistansi yang besar sehingga memperlambat laju putar motor BLDC. Gambar 4.16 Sinyal keluaran Vab, Vbc, dan Vca pada kecepatan B 52

Pada Gambar 4.16 adalah hasil sinyal keluaran tegangan saat kecepatan B terlihat hasil sinyal Vab, Vbc, dan Vca yang memiliki riak yang terlihat lebih sedikit dari kecepatan A, hal ini menandakan tegangan yang mengalir ke motor memiliki resistansi yang sedang sehingga motor berputar dengan kecepatan sedang. Gambar 4.17 Sinyal keluaran Vca, Vbc, dan Vab pada kecepatan C Pada Gambar 4.17 adalah hasil sinyal keluaran tegangan Vab, Vbc, Vca pada kecepatan C, yaitu kecepatan penuh. Dimana hambatan pada motor BLDC hampir tidak ada sehingga sinyal yang keluar akan jauh lebih halus dibanding kecepatan A atau B. 53

4.4 Pembahasan Dari hasil pengujian simulasi dan implementasi yang telah dilakukan di laboratorium Fakultas Elektro UNIKA Soegijapranata, simulasi di lakukan menggunakan software PSIM. Hasil pada simulasi kemudian di bandingkan dengan hasil pada implementasi Tugas Akhir, pada Gambar 4.2, Gambar 4.4, dan gambar 4.6 merupakan hasil keluaran sinyal pada inverter yang ter-pwm pada saat kecepatan motor di ubah, terlihat perbandingan pada duty cycle yang berbedabeda, sama halnya dengan hasil sinyal keluaran pada saat implementasi alat Tugas Akhir yang terlihat pada Gambar 4.15, Gambar 4.16, dan Gambar 4.17. pada gambar tersebut terlihat duty cycle pada tiap fasanya berbeda hal ini dikarenakan oleh pengaturan kecepatan motor yang terprogam pada dspic30f4012 sehingga jika duty cycle diubah maka kecepatam pada motor BLDC juga berubah sesuai duty cycle nya. dspic30f4012 juga memiliki fungsi penting dalam pengolahan data sampai menghasilkan sinyal PWM yang berfungsi sebagai kendali switching MOSFET. Dengan demikian dapat disimpulkan perancangan alat Tugas Akhir pengendalian kecepatan Motor BLDC bekerja dengan baik yang dapat dilihat dari bentuk gelombang pada hasil simulasi dan realisasi pada alat Tugas Akhir. Pada alat Tugas Akhir ini sinyal refrensi diolah menggunakan microcontroller dspic30f4012 dengan metode variabel kecepatan yang telah terprogram dalam kontrol dan menghasilkan sinyal PWM yang diteruskan ke driver sehingga menjadi pengatur switching pada MOSFET, alat Tugas Akhir ini memiliki keluaran yang hampir sama dengan simulasi yang dibuat menggunakan PSIM. 54