BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian Dilihat dari judul penelitian ini yaitu, ANALISA PROGRAM BANK SAMPAH STUDI KASUS KONTRIBUSI YAYASAN UNILEVER INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, maka untuk itu penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif Deskriptif. Dimana penelitian kualitatif sendiri merupakan pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai social dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya. (John W. Creswell, 2003:8). Metode kualitatif deskriptif sendiri sangat berguna untuk melahirkan teoriteori tentatif. Dalam metode ini, peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Dalam metode ini tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiiz, Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang insightmulating, yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Peneliti bebas mengamati objek, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian (Dr. Elvinaro Ardianto, 2011). Dalam penelitian ini juga menggunakan wawancara dan observasi untuk mendapatkan data primer serta dibantu oleh data-data dari dokumentasi, buku-buku, serta jurnal sebagai data sekunder.
1.2. Tahap-Tahap Riset Program Bank Sampah Dari Divisi Environment Yayasan Unilever Indonesia Pengumpulan data melalui studi literatur (baca buku dan data) dari perusahaan Melakukan wawancara dengan pihak Yayasan Unilever Indonesia Melakukan wawancara dengan pihak masyarakat yang menjadi anggota Program Bank Sampah Melakukan wawancara dengan masyarakat yang dilakukan secara acak Merumuskan mekanisme pembentukan sistem Program Bank Sampah serta keefektivan program tersebut bagi perusahan dan masyarakat (dibantu dengan studi literatur) Melakukan penyusunan laporan
1.3. Metode Riset 1.3.1. Wawancara Mendalam (Intensive/ Depth Interview) Para ahli memaparkan bahwa wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini harus dilakukan berulang-ulang. Selanjutnya dalam penelitan harus dibedakan key informan dan responden. Biasanya wawancara mendalam menjadi alat utama pada penelitian kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipan (Dr. Elvinaro Ardianto, 2011:178-179). Wawancara mendalam punya karakteristik seperti digunakan pada subjek yang sedikit, menyediakan latar belakang yang terperinci mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu, peneliti tidak hanya memperhatikan jawaban verbal informan tapi juga respon nonverbal, wawancara dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali, memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda antara informan satu dengan yang lain. Disini wawancara mendalam dilakukan dengan lima orang. Wawancara pertama dilakukan dengan Asistant Manager Program dari Divisi Environment YUI yang juga menjadi key informan. Assistant Manager Program dipilih menjadi key informan karena ia memiliki banyak informasi tentang Program Bank Sampah yang sekiranya dapat membantu pengumpulan informasi untuk mempermudah jalannya penelitian. Selain itu juga Assistant Manager Program dipilih karena ia dapat menunjukkan informan lain yang bisa membantu memberikan informasi seputar Program Bank Sampah. Kemudian wawancara berlanjut kepada koordinator dan anggota Program Bank Sampah karena mereka yang terlibat langsung dalam program yang berjalan. Serta wawancara dilakukan dengan warga masyarakat biasa
yang menjadi konsumen pemakai produk-produk kebutuhan yang dipilih secara acak untuk dimintai pendapat mereka seputar keterkaitan Program Bank Sampah dengan perilaku konsumen. 1.3.2. Observasi Lapangan Observasasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan panca indra yang dimiliki dan merupakan kegiatan memahami lingkungan. Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dalan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi (pelaku) dan percakapan yang terjadi antara subjek yang diteliti sehingga metode ini memiliki keunggulan, yakni mempunyai dua bentuk data yaitu interaksi dan percakapan (diadaptasi dari Kriyantono( 2006:10) dalam Dr. Elvinaro Ardianto, 2011:179 ). Dalam penelitian ini khusus digunakan observasi partisipan dimana disini lebih memungkinkan untuk mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi nyata, dimana terdapat pengaturan yang nyata tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis. Metode ini juga memungkinkan untuk memahami apa yang terjadi serta interaksi yang terjadi di tempat observasi. Sementara partisipan sebagai orang luar yang netral yang mempunyai kesempatan untuk bergabung dalam kelompok serta berpartisipasi dalam kegiatan dan pola hidup kelompok sambil melakukan pengamatan (Krisyantono(2006) dalam Dr.Elvinaro Ardianto, 2011; 180). Observasi untuk penelitian ini dilakukan di Bank Sampah RW.03 yang berlokasi di Kelurahan Malakasari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Lokasi ini dipilih karena lokasi Bank Sampah ini telah menjadi contoh Bank Sampah tingkat Nasional yang dirasa sangat cocok untuk mendukung penelitian ini.
1.4. Analisis dan Penafsiran Data Nasution (2003) memaparkan bahwa analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Analisis data dalam penelitian kualitatif harus dimulai sejak awal. Dalam penelitian ini diputuskan untuk menggunalkan Model Miles and Huberman yang memaparkan tiga jenis kegiatan dalam analisis data. 1. Reduksi Reduksi merupakan bagian dari analisis data. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis untuk memilih dan menfokuskan serta membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. 2. Model Data (Data Display) Model merupakan suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pedeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. 3. Penarikan atau Verifikasi Kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, penelitian kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi (Dr. Elvinaro Ardianto, 2010;216-217). 3.5. Keabsahan Data Dalam menentukan keabsahan data, penelitian kualitatif harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Danim (2002) menyatakan proses kerja penelitian sebagai kerja ilmiah, apakah dalam ilmu eksakta atau ilmu sosial,
memutlakkan objektivitas dan sebuah proses kerja ilmiah disebut memenuhi kriteria objektivitas jika persyaratan validitas dan reliabilitas terpenuhi. (Dr. Elvinaro Ardianto, 2011;193) Untuk itu dalam penelitian ini sengaja digunakan triangulasi untuk menentukan keabsahan data. Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan menggunakan metode yang berlainan. Triangulasi dapat dilakukan dengan membandingkan antara hasil dua peneliti atau lebih tergantung bentuk triangulasi yang digunakan. Triangulasi tidak sekedar menilai kebenaran data, tetapi juga menyelidiki validitas tafsiran penelitian mengenai data yang ada. (Dr. Elvinaro Ardianto, 2011;193) Triangulasi digunakan karena sering kali diklaim memberikan gambaran yang lebih lengkap. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan bentuk triangulasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian digunakan bentuk Triangulasi Metodologis. Dengan menggunakan triangulasi metodologis berarti dalam penelitian ini digunakan dua meotde atau lebih dalam riset yang sama. Dalam penelitian ini digunakan metode wawancara mendalam dan observasi partisipan. (Daymon & Holloway, 2008;154) Selain menggunakan Triangulasi, digunakan juga perspektif alternatif yaitu otentik (Authenticity). Sebuah riset akan dinyatakan otentik jika strategi yang digunakan memang sesuai untuk pelaporan gagasan yang sesungguhnya (true reporting). Dimana ketika riset dilaksanakan secara adil dan membantu partisipan untuk memahami dunia mereka dan membantu memperbaikinya (Daymon & Holloway, 2008;144).