BAB I PENDAHULUAN. familiar digunakan oleh masyarakat dari anak-anak kecil hingga orang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. rangka menciptakan tatanan masyarakat yang tertib dan damai. 1 Putusan hakim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merugikan hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. masalah yang serius dan penegakannya tidak mudah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melingkupi semua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan

I. PENDAHULUAN. Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh Negara di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matinya orang misalkan pembunuhan, aparat kepolisian sebagai penyidik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian perkara pidana, keterangan yang diberikan oleh seorang saksi. pidana atau tidak yang dilakukan terdakwa.

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada ujud pidana yang termuat dalam pasal pasal KUHP yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3). Sebagai negara hukum tata. kehidupan bangsa dan bernegara harus sesuai dengan norma dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. proses acara pidana di tingkat pengadilan negeri yang berakhir dengan pembacaan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu kehidupan yang adil dan makmur bagi warganya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kali di dalam peraturan penguasa militer nomor Prt/PM-06/1957, sehingga korupsi

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep Negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kasus korupai yang terungkap dan yang masuk di KPK (Komisi. korupsi telah merebak ke segala lapisan masyarakat tanpa pandang bulu,

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

METODE PENELITIAN. dengan seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh

I. PENDAHULUAN. (2) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu sebagai berikut: Kedaulatan berada di. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan perlindungan fisik, mental dan spiritual maupun sosial

KEKUATAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. buruk bagi perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat). yaitu Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, sesuai Pasal 1 ayat (3)

III. METODE PENELITIAN. dalam mengolah dan menyimpulkan serta memecahkan suatu masalah.

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dari pidana itu adalah untuk mencegah timbulnya kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban pidana ( criminal liability) atau ( straafbaarheid),

Reni Jayanti B ABSTRAK

TUGAS II PENGANTAR ILMU HUKUM PENGARUH PUTUSAN PENGADILAN DALAM HUKUM

adalah penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemeriksaan keterangan saksi sekurang-kurangnya disamping. pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Petasan merupakan barang yang bisa meledak yang lazim dan familiar digunakan oleh masyarakat dari anak-anak kecil hingga orang dewasa sekedar untuk hiburan dan mengisi waktu luang karena keindahannya saat meledak dan tak jarang mereka membeli petasan atau bahkan merakitnya sendiri agar sesuai dengan hasil ledakan yang diharapkan, namun petasan bisa berubah menjadi barang berbahaya yang bahkan bisa mematikan apabila salah dalam menggunakan ataupun disalahgunakan, dan bisa mengakibatkan kerusakan suatu benda maupun fasilitas umum bahkan tidak jarang sampai merenggut nyawa seseorang. Putusan no.795lpid.b/20i2lpn.kpj telah menjatuhkan vonis pidana penjara selama 10 bulan untuk terdakwa Umar bin Wagir karena terdakwa bersama temannya Alkamsa yang masih berstatus DPO, menggunakan petasan yang dirakitnya bersama-sama dan diledakkan dibelakang rumah korban Ngatiri yang menyebabkan rumah bagian belakangnya rusak dan menderita kerugian materi senilai Rp. 1.000.000 dan oleh karena itu terdakwa didakwa melanggar pasal 187 jo. Pasal 55 ke 1 KUHP tentang kejahatan yang membahayakan kepentingan umum bagi orang atau barang. Terdakwa dituntut hukuman penjara selama 18 bulan oleh jaksa penuntut umum (JPU) namun hakim dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan 1

2 memberatkan terdakwa diputus pidana penjara selama 10 bulan dikurangi masa tahanan. Dalam suatu pandangan mengenai pengertian putusan hakim, Lilik Mulyadi 1 dalam bukunya seraut wajah putusan hakim dalam hukum acara pidana Indonesia mengatakan bahwa Putusan hakim merupakan mahkota sekaligus puncak pencerminan nilai-nilai keadilan; kebenaran hakiki; hak asasi manusia; penguasaan hukum atau fakta secara mapan, mumpuni dan facfual, serta fisualisasi etika mentalitas, dan moralitas dari hakim yang bersangkutan. Oleh karena putusan hakim merupakan mahkota sekaligus puncakdari pencerminan nilai-nilai keadilan maka penulis merasa perlu untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam putusan no.795/pid.b/2012/pn.kpj tersebut dari dua sudut pandang, yakni dari aspek kepastian hukum dan dari aspek keadilan. Penulis merasa tertarik dengan kasus ini dikarenakan penulis memandang pidana penjara 10 bulan tersebut kurang tepat karena kerugian dari korban berupa kerugian materi senilai Rp. 1.000.000 sehingga masih dimungkinkan untuk terdakwa mengganti kerugian tersebut entah itu dengan memperbaiki kerusakan rumah belakang korban maupun dengan uang sejumlah Rp.1.000.000 hal lain yang membuat penulis merasa tertarik adalah pada pidana penjara yang dijatuhkan hakim pada terpidana juga berdampak pada perkembangan psikis terpidana karena pengaruh buruk di penjara. Selain itu bila terdakwa dijatuhi pidana penjara maka untuk apa ia juga harus 1 Lilik Mulyadi, 2010, Seraut Wajah Putusan Hakim dalan Hukum Acara Pidana Indonesia Bandung, Citra Aditya Bakti, Hal 129

3 mengganti kerugian korban 2, dan bila demikian maka korban tidak akan mendapat solusi dari vonis tersebut karena belakang rumahnya tetap rusak tanpa ada ganti kerugian. Pidana sendiri diciptakan untuk suatu tujuan yakni terciptanya suatu kedamaian, ketertiban dan kedamaian masyarakat dan oleh karenanya ada beberapa teori tentang tujuan pemidanaan yang mana penulis sepakat dengan teori relative 3 yangmengedepankan usaha pencegahan tindak pidana dan pencegahan pengulangan tindak pidana dimasa mendatang, jadi disini pidana pemidanaan digunakan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi pelaku tindak pidana agar tidak melakukan perbutatan pidana kembali juga menakut-nakuti masyarakat untuk tidak melakukan perbuatan melawan hukum. Berbicara mengenai putusan yang sebagai mahkota atau puncakdari pencerminan rasa keadilan dan kepastian hukum maka suatu putusanharus memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi didalamnya, adapun aspekformil dan materiil yang harus ada dalam suatu putusan, dimana aspek formilyang berisi tentang syarat procedural dalam suatu putusan sebagaimana yangdiatur dalam KUHAP, dan aspek materiil yang berisi tentang pembuktianunsurunsur dalam suatu aturan tentang hukum pidana yang dimaksudkandisini adalah KUHP. Pembuktian kedua aspek tersebut sangat diperlukanguna tercapainya kepastian hukum dalam putusan tersebut. 2 Ulin, 2011, Keadilan restoratif bagi korban tindak pidana, http://tulismulin.blosspot.oom diakes pada 10 september 2013 pukul 20.50 WIB 3 Teguh Prasetyo, 2010, Hukum Pidana, Jakarta, Rajawali Pers, Hal 15

4 Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu putusan, atau syarat formil yang harus ada didalam putusan adalah pernyataan kesalahan terdakwa pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan tindakpidana disertai dengan kualifikasinya, sebagaimana yang ditulis dalam pasal 197 KUHAP huruf h. yang apabila tidak terpenuhinya syarat dalam pasal inimengakibatkan putusan batal demi hukum sebagaimana yang telah dijustifikasi dalam ayat (2) pasal ini. Dan didalam putusan no.795/pid.b/2012/pn.kpj. tersebut seakan-akan hakim mengadili terdakwa dengan cara yang sangat praktis dan tidak mencantumkan pernyataan tentang unsur-unsur kesalahan dari terdakwa secara terperinci yang sehingga nantidapat dinyatakan terdakwa tebukti melakukan suatu tindakan pidana dan telahterpenuhi unsur-unsurnya, dan apabila penyataan tentang pembuktian unsur-unsur tindak pidana oleh terdakwa ini tidak dibuktikan oleh majelis hakim bagaimana mungkin majelis menilai terdakwa telah memenuhi setiap unsur materiil tindak pidana dan bisa dijatuhi hukuman yang sepadan. Penjatuhan pidana penjara selama 10 bulan terhadap terpidana menurut penulis juga menyisakan pertanyaan selain apakah pemidanaan iniadil bagi pelaku mengingat pertimbangan dari penulis diatas juga apakah pemidanaan ini akan memberikan rasa keadilan bagi korban yang dalam kasus ini juga menderita kerugian materi sebesar Rp. 1.000.000 karena bagian belakang rumahnya rusak. Berdasarkan data fakta dan argumentasi diatas maka Penulis mengangkat judul "ASPEK KEPASTIAN HUKUM, ASPEK KEADILAN

5 DAN KEMANFAATAN DALAM PUTUSAN No.795/Pid.B/2012/PN.Kpj TENTANG TINDAK PIDANA YANG MEMBAHAYAKAN KEAMANAN UMUM BAGI ORANG ATAU BARANG " B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemenuhan aspek kepastian hukum dalam putusan no. 795/Pid.B/2012/PN.Kpj? 2. Apakah putusan pidana No.795/Pid.B/2012/PN.Kpjtelah memenuhi rasa keadilan bagi pelaku tindak pidana korban dan masyarakat? 3. Apakah Putusan Pidana no. 795/Pid.B/2012/PN.Kpjtelah memenuhi aspek kemanfaatan bagi Pelaku tindak pidana dan korban? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan mengkaji pemenuhan aspek kepastian hukum dalam putusan no. 795/Pid.B/2012/PN.Kpj 2. Untuk mengetahui dan mengkaji pemenuhan aspek keadilan dalam putusan pidana No. 795/Pid.B/2012/PN.Kpjterhadap pelaku tindak pidana korban dan masyarakat. 3. Untuk mengetahui dan mengkaji pemenuhan aspek kemanfaatan pada Putusan Pengadilan no. 795/Pid.B/2012/PN.Kpj.

6 D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian D.1. Manfaat Penelitian a. Warga Sekitar khususnya warga yang ada di tempat terjadinya tindak pidana adalah sebagai bagi warga dalam melihat kasus tersebut dan sebagai pandangan secara sudut pandang hukum terhadap kasus tersebut bagi warga sekitar. b. Aparat Penegak Hukum yang dalam hal ini Jaksa, Penasihat Hukum maupun Hakim sebagai masukan atas perimbangan hukum dari sudut yang berbeda, dan sebagai pandangan apabila ada upaya hukum yang terjadi. c. Pembuat Undang-Undang, bahwa penulisan ini diharapkan bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai pandangan bagi pembuat undang-undang dalam hal perbaruan undang-undang dan kualifikasi tentang bahan peledah tindak pidana dan hukumannya. D.2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini bagi objek yang diteliti yakni memberikan kontribusi keilmuan dan teori tentang aspek formil &materiil putusan hakim yang harus terpenuhi dalam suatu putusan untuk menjamin suatu kepastian hukum, juga dalam aspek keadilan dan kemanfaatan yang dihasilkan dari suatu putusan tersebut karena putusan hakim adalah puncak dari penentuan akan hak dan kewajiban juga cerminan atas keadilan untuk pihak pelaku maupun korban yang diharapkan penelitian ini bisa menjadi pandangan secara akademis

7 dankeilmuan atas pemenuhan keadilan dalam suatu putusan hakim kelak. E. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Penelitian Hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi 4. Penulis akan akan menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan yang memandang dan menganalisa peraturan-peraturan hukum yang berlaku dan terkait dengan permasalahan yang diteliti juga melihat dan menganalisa tentang hukum sebagai normanorma yang hidup di masyarakat. 2. Sumber Bahan Hukum Penulis akan menggunakan 3 (tiga) jenis sumber bahan hukumyaitu: a. Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang bersifat utama yang dalam penelitian ini termasuk Putusan No. 795/Pid.B/2012/PN.Kpj maupun perundang-undangan seperti KUHAP dan KUHP. b. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan-bahan hukum penunjang bahan hukum primer yaitu Buku, Jurnal Hukum, ataupun Komentar-Komentar atas Putusan Pengadilan. Hal.35 4 Peter Mahmud Maranki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

8 c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan yang menjadi penunjang bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus Hukum, Ensiklopediadsb. 3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Pada penelitian hukum ini, Penulis akan mengumpulkan bahanbahan hukum dengan menggunakan metode Studi Kepustakaan dan StudiDokumentasi. a. Studi Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan bahanbahan resmi yang terkait dengan objek. Dalam hal ini adalah PutusanNo. 795/Pid.B/2012/PN.Kpj serta peraturan perundangundangan lainnya yang terkait dengan Permasalahan yang diteliti. b. Studi Kepustakaan Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran atas berbagai bahan hukum seperti Buku, Jurnal Majalah, Artikel, Surat Kabar, bulletin. 4. Analisa Bahan Hukum Analisa bahan hukum merupakan salah satu kegiatan dalam penelitian yang berupa melakukan kajian atau menelaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu dengan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya, dan analisis data ini mempunyai tiga sifat 5 yakni: 5 Mukti Fajar dan YuliantoAchmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta,Pustaka pelajar, Hal. 183

9 1. Deskriptif yang maksudnya adalah penulis memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian. 2. Evaluatif, yang maksudnya penulis memberikan penilaian atas hasil penelitian, apakah hipotesis dari teori hukum yang diajukan diterima atau ditolak. 3. Preskriptif, yang maksudnya penulis memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Argumentasi ini dilakukan untuk memberikan penilaian benar atau salah atau apa yang seharusnya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwahukum dari hasil penelitian. Dan penulis akan meneliti dan menganalisa putusan hakim No.795/Pid.B/2012/PN.Kpj menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penulis akan memberikan gambaran umum tentang permasalahan yang diteliti yang tidak berdasarkan bilangan kuantitatif tapi lebih pada analisa terhadap putusan hakim No.795/Pid.B/2012/PN.Kpj dan Undangundang (KUHP dan KUHAP) sebagai bahan data primer dan ditunjang bahan pustaka maupun doktrin-doktrin para ahli yang berkaitan dengan objek yang diteliti sebagai dasar penulis menyusun argumentasi dalam penyelesaian kasus yang diteliti.

10 F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Yang didalamnya berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi Tinjauan Pustaka yang berisi tentang deskripsi atau teori-teori, doktrin atau pendapat ahli / sarjana yang berkaitan dengan objek penelitian yakni tinjauan umum tentang Kepastian Hukum, Keadilan, Kemanfaatan, Tindak Pidana Penyertaan, Putusan Hakim, Pembuktian, Pemidanaan dan Tujuan Pemidanaan. BAB III : HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dikaji dan dianalisa secara sistematis oleh penulis berdasarkan pada tinjauan pustaka guna menyusun argumentasi tentang pemenuhan aspek kepastian hukum, rasa keadilan, dan kemanfaatan pada putusan No.795/Pid.B/2012/PN.Kpj. BAB IV: PENIUTUP Bab ini berisi tentang penutup yangmana terdapat 2 sub bab yang dimasukkan dalam penelitian ini yaitu kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang merupakan masukkan dan rekomendasi penulis terhadap subjek hukum terkait dengan permasalahan yang diteliti