Muhammad Nur 1. Keywords : Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, Kemampuan Sepaksila

dokumen-dokumen yang mirip
Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)

HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO.

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. beberapa hal, antara lain adalah: kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

PERBEDAAN KETEPATAN SERVIS MELALUI LATIHAN SEPAK SILA DAN PANTULAN BOLA KE TEMBOK DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. dilaksanakan untuk mengisi waktu luang mereka. Cara bermainnya dilakukan

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

Muhammad Adam Mappaompo

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

PENGARUH DAYA LEDAK LENGAN, KESEIMBANGAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

PENGARUH PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA TIM PSTI KEDIRI

KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

HUBUNGAN KOORDINASI MATA DAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN PASSING PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA SMPN 1 TELUK KUANTAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

Seminar Nasional PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW BAGI MAHASISWA. Oleh H. M. Husni Thamrin NIP

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Penjaskesrek OLEH : WISNU ADI NUGROHO

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

Oleh : SASONO AJI NUGROHO NPM:

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

PERBEDAAN LATIHAN SMESH

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS. 1. Hakikat Mengontrol Bola dengan Sepak Sila dalam Permainan Sepak Takraw

Permainan Sepak Takraw

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan baik di bidang akademis maupun bidang olahraga. muda yang tinggal di pesantren Darul Arafah.

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH LATIHAN BOLA GANTUNG BISA LEPAS TERHADAP KEMAMPUAN SMASH KEDENG PADA MAHASISWA UKM SEPAKTAKRAW UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN :

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, olahraga sepak takraw cukup diminati masyarakat baik dari kalangan

ANALISIS DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA MAHASISWA FIK UNM

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

JURNAL HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 1 REJOSO

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1. Untuk Mencapai gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

Lampiran 1 (lanjutan)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS.

COORDINATION OF EYE AND FOOT RELATION WITH SEPAK SILA SKILL GAME OF SEPAK TAKRAW IN EXTRACURRICULAR STUDENTS OF SMAN 2 TAMBANG KABUPATEN KAMPAR.

HUBUNGAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN TINGGI LOMPATAN DENGAN HASIL SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI TIM HIMADIRGA UNSYIAH

Transkripsi:

SPORTIVE: Journal of Physical Education, Sport and Recreation Volume 1 Nomor 2 Maret 218 e-issn: 2597-716 dan p-issn: 2595-455 This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4. International License Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Sepaksila Dalam Permainan Sepaktakraw Pada Murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep. Muhammad Nur 1 Keywords : Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, Kemampuan Sepaksila Corespondensi Author 1 Universitas Negeri Makassar, Email: Article History Received: 3-6-218; Reviewed: 1-7-218; Accepted: 15-17-218; Published: 23-7-218 ABSTRACT Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada kontribusi koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila dalam Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep; (2) Apakah ada kontribusi keseimbangan dengan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep; (3) Apakah ada kontribusi secara bersama-sama koordinasi matakaki dan keseimbangan dengan kemampuan sepaksila dalam Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep. Populasinya adalah seluruh siswa putra murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 4 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis inferensial melalui program SPSS 15 pada taraf signifikan α =,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep dengan nilai korelasi sebesar,7 (p<,5). (2) Ada kontribusi yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep dengan nilai korelasi sebesar,753 (p<,5) (3) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan keseimbangan terhadap kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep dengan nilai korelasi sebesar,576(p<,5) dan berkontribusi sebesar 57,2%. Terhadap kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw murid SD Negeri 28 Tumampua II Kab.Pangkep. Kata Kunci: Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, Kemampuan Sepaksila 17

SPORTIVE. e-issn: 2597-716 dan p-issn: 2595-455 PENDAHULUAN Sepaksila merupakan salah satu teknik dasar yang sangat penting dalam permainan sepaktakraw. Permainan sepaktakraw dengan identik sepaksila yang merupakan dasar dari semua gerakan, dengan sepaksila yang baik akan dapat membantu pemain dalam menguasai bola,sehingga dalam memberikan umpan kepada teman yang akan melakukan smash, arahnya dapat disesuaikan dengan keinginannya. Oleh sebab itu salah satu teknik dasar yang sangat menentukan kemenangan suatu regu adalah pemain yang memilki sepaksila yang baik. Dalam permainan sepaktakraw kekalahan suatu regu, sering disebabkan karena tekong regu tersebut tidak mampu melakukan sepaksila dengan baik, atau dengan kata lain bahwa kesalahan dalam melakukan sepaksila lebih banyak, sehingga tidak mampu mendapat angka, apalagi memenangkan permainan atau pertandingan. Penguasaan teknik sepaksila yang baik bagi seorang pemain dapat terjadi apabila ditunjang oleh beberapa faktor yang dapat mendukung, diantaranya adalah faktor kemampuan fisik dari pemain itu sendiri seperti kekuatan tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki. Mengenai faktor kekuatan tungkai, bagi yang memiliki kekuatan tungkai yang baik dengan keserasian tinggi badan dan besar tubuh yang ideal adalah merupakan salah satu potensi yang turut menentukan kualitas sepaksila yang dilakukan. Peranan kekuatan tungkai dalam melakukan sepaksila terutama diperlukan pada saat pemain melakukan umpan kepada teman yang akan melakukan smash, dengan semakin kuat tungkai seorang pemain takraw maka mudah dalam mengangkat bola menuju teman yang akan melakukan smash. Sehingga disaat melakukan smash teman merasa tidak kewalahan dengan arah dan tinggi bola yang diumpankan. Oleh sebab itu kemampuan sepaksila yang benar dan terukur harus dimiliki oleh seorang tekong maupun seorang apit. Sehingga hal ini diperkirakan dengan kekuatan tungkai yang cukup baik berhubungan erat dengan kemampuan sepaksila. keseimbangan merupakan salah satu komponen fisik yang harus dikembangkan untuk dapat menguasai teknik sepaksila dengan baik. Peranan keseimbangan dalam melakukan sepaksila adalah sangat penting, terutama pada saat bola disepak, disini dibutuhkan keseimbangan tubuh dalam mempertahankan posisi tubuh agar tetap seimbang, sehingga dalam melakukan sepaksila tubuh tetap stabil dan menghasilkan sepakan yang baik dan benar. sehingga mengarahkannya sesuai yang diinginkan. Tentu saja hal ini dapat menunjang pelaksanaan sepaksila secara efektif. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang kemampuan sepaksila yang baik adalah koordinasi matakaki. Tungkai sebagai alat gerak tubuh bagian bawah yang dipergunakan untuk melakukan sepaksila dalam permainan sepaktakraw, dituntut memiliki potensi tersendiri agar dapat mendukung pelaksanaan sepaksila yang baik koordinasi mata-kaki merupakan salah satu kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan sepaksila. Dengan koordinasi matakaki yang baik, akan dapat melakukan sepakan persis perkenaannya pada pertengahan bola sehingga arah dan kerasnya bola dapat dikontrol oleh pemain. Perkenaan bola dengan kaki yang baik akan dapat menghasilkan sepakan yang baik pula. Oleh sebab itu pemain yang memilki koordinasi mata-kaki yang baik merupakan modal utama yang dapat menunjang kemampuan sepaksila yang lebih baik dibandingkan dengan pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki yang kurang baik. Uraian tersebut di atas, memberi gambaran bahwa untuk dapat melakukan sepaksila dalam permainan sepaktakraw dengan baik, maka harus ditunjang oleh beberapa unsur kemampuan fisik diantaranya kekuatan tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki. Jika kekuatan tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki kurang baik maka tidak mungkin seseorang untuk mencapai prestasi maksimal, khususnya pada saat melakukan sepaksila dalam permainan sepaktakraw. Hal ini merupakan masalah yang perlu dicarikan jalan pemecahannya melalui penelitian. Untuk mengetahui secara pasti apakah komponen kondisi fisik tersebut di atas mempunyai hubungan erat dan mempengaruhi kemampuan sepaksila sepaktakraw yang baik, maka perlu dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian ini dengan judul: hubungan kekuatan tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw. 18

Vol 1 No 2, Maret 218 Kordinasi merupakan keterampilan antara gerakan yang satu dengan yang lainnya sehingga mampu menghasilkan suatu bentuk keterampilan gerak yang cukup sempurna. Pada dasarnya koordinasi adalah merupakan kemampuan untuk mengontrol gerak tubuh. Seseorang di katakan koordinasinya baik apabila ia mampu bergerak dengan mudah dan lancar dalam merangkaikan atau memadukan gerakan yang satu dengan yang lainnya, maka ia mampu melakukan gerakan secara efesien, pada akhirnya mampu melakukan aktifitas gerak fisik dengan baik. Menurut Neiman (199:3) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan menggunakan perasaan, penglihatan dan pendengaran bersama-sama dengan bagian-bagian tubuh dalam penampilan gerak secara tepat dan lancar.kavin O. Donnel dan Corin Seagrave (1993:3) berpendapat bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk menyongsong mulai bekerjanya suatu otot pada saat anda serentak menghentikan rangsangan kepada yang berlawanan dengan otot. Koordinasi adalah kemampuan biomotor yang sangat kompleks berkaitan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Selain dari itu, juga termasuk perpaduan prilaku dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya berkaitan dalam menghasilkan suatu kemampuan gerak. Kordinasi dari berbagai macam bagian tubuh, termasuk suatu kemampuan untuk menampilkan suatu model keterampilan gerak. kemampuan tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam suatu model gerakan yang kompleks, dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu gerakan, gerakan yang lancar, keberhasilan usaha dalam mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, koordinasi merupakan kualitas otot, tulang dan persendian, termasuk panca indra dalam menghasilkan suatu gerak. kemampuan koordinasi merupakan suatu aktualisasi komponen-komponen gerak yang dimaksud antara lain terdiri dari: sistem enegi, kontraksi otot, syaraf, tulang, persendian, dan indera mata. Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh, baik dalam posisi gerak dinamis yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting didalam melakukan suatu gerakan, karena dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakangerakan, dan dalam beberapa hal ketangkasan unsur kelincahan. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua gerakan. Menurut Muchammad sajoto (1988:58) tentang kemampuan mengatasi titik berat berat badan yang lebih dikenal dengan istilah keseimbangan bahwa: Keseimbangan atau balance adalah kemampuan seseorang mengendalikan organorgan syaraf ototnya selama melakukan gerakan-gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat pula baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam keadaan gerak dinamis. Lebih lanjut Harsono (1988:223) mengemukakan bahwa keseimbangan atau balance adalah Kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efesien selagi kita bergerak. Pada umumnya olahraga banyak yang mengharuskan olahragawan (atlet) memacu kecepatan dalam waktu singkat dari posisi diam. Apabila hal ini diperlukan, olahragawan sedapatnya menempatkan posisi tubuhnya dalam posisi bergerak sehingga mudah kehilangan keseimbangan, untuk kemudian memilih gerakan yang baru. Dari berbagai pengertian keseimbangan diatas, maka, dapat dikatakan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot untuk menahan beban atau tahanan yang dilakukan di dalam beraktifitas baik secara statis maupuan dinamis, seperti pada saat melakukan sepaksila dalam permainan sepaktakraw, disini dibutuhkan keseimbangan yang agar sepakan yang dilakukan dapat terkontrol dengan baik sesuai dengan yang diinginkan, serta dapat dengan mudah dalam menentukan maupun melakukan gerakan selanjutnya, seperti melakukan smash ataupun membendung serangan lawan. Penguasaan teknik dasar sepaksila merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya dalam suatu pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Syarifuddin (1994:42), mengemukakan bahwa: Seorang atlet yang mendapatkan latihan dengan berbagai situasi dan kondisi akan memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi yang lebih luas dibandingkan dengan atlet yang hanya 19

SPORTIVE. e-issn: 2597-716 dan p-issn: 2595-455 dilatih dengan situasi dan kondisi yang monoton Mengenai teknik dasar permainan sepaktakraw, Ismail Tola (1988:1-11), mengemukakan sebagai berikut : 1. Sepakan yang terdiri dari : (1) sepak sila yang bertujuan untuk, a) mengontrol dan menimang bola, b) membuat operan/umpan, c) menyelamatkan bola dari serangan lawan; (2) sepak kuda (punggung kaki) yang bertujuan untuk; a) memainkan bola rendah/jauh dan smash (rejam), b) menyelamatkan bola dari serangan lawan; (3) Sepak cungkil (ujung kaki) yang bertujuan untuk menyelamatkan bola yang jauh dan rendah; (4) telapak kaki yang bertujuan untuk menahan smash dan untuk mensmash ke pihak lawan serta menyelamatkan bola yang jauh dan rendah. 2. Mengkop yang terdiri dari : (1) bagian dahi yang berfungsi untuk mengumpan dan mensmash ke pihak lawan, (2) bagian kiri dan kanan untuk mensmash, (3) bagian belakang untuk menipu lawan; 3. Menahan dengan dada yang bertujuan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan; 4. Menahan dengan paha untuk bertahan dan menyelamatkan bola; dan 5 Menahan dengan bahu, yang digunakan dalam keadaan darurat waktu lawan menyerang. Melihat materi-materi teknik dasar permainan sepaktakraw yang harus dikuasai oleh pemain-pemain sepak takraw, sehingga untuk melaksanakan semuanya teknik dasar tersebut akan menyita waktu yang terlalu lama. Sehubungan dengan judul penelitian yang membahas mengenai kemampuan sepakmula. Keampuan sme merupakan salah satu teknik dasar sepaktakraw mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu tim atau regu ditentukan oleh kemampuan setiap individu dalam melakukan sepaksila. Dari berbagai teknik dasar yang terdapat permainan sepaktakraw, perhatian lebih tertuju pada teknik sepaksila dengan menggunakan kaki bagian dalam. Ratinus Darwis (1992:16), mengemukakan : Sepaksila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, Sepakmula digunakan untuk : 1. Menerima dan menimang (menguasai) bola. 2. Mengumpan dan antar bola. 3. Menyelamatkan serangan lawan. Jadi kemampuan sepaksila adalah kemampuan seseorang untuk menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Untuk mendapatkan hasil sepakan yang baik dan benar, maka perlu dipertimbangkan teknik-teknik sepakmula yaitu : (1) berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu, (2) kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu, (3) bola dikenai atau bersentuh dengan bahagian dalam kaki sepak pada bahagian bawah dari bola, (4) kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit, (5) mata melihat kepada bola, (6) kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku sebagai penjaga keseimbambangan, (7) pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegakkan atau dikerjakan. METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, keseimbangan dan kekuatan tungkai dengan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw. Ada dua variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas terdiri dari 2 buah yaitu Koordinasi Mata-kaki (X 1 ) dan Keseimbangan (X 2 ), sedangkan variabel terikatnya adalah Kemampuan Sepaksila sepaktakraw (Y). Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan suatu penelitian 11

Vol 1 No 2, Maret 218 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil analisis deskriptif data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Rangkuman hasil analisis deskriptif data keseimbangan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep Nilai Statistik koordinasi kemampuan Keseimbangan mata-kaki sepaksila N 4 4 4 Mean 14.7 19.37 12.7 Std. Deviation 2.21 5.12 3.34 Range 11. 29.48 15. Minimum 9. 8.4 5. Maximum 2. 37.88 2. Tabel 1 di atas merupakan gambaran data, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: Koordinasi mata-kaki, diperoleh nilai rata-rata = 14,7, standar deviasi = 2,21, nilai terendah = 9, dan nilai tertinggi = 2 keseimbangan, diperoleh nilai rata-rata = 19.37, standar deviasi = 5,12, nilai terendah = 8,4, dan nilai tertinggi = 37,88 kemampuan sepaksila, diperoleh nilai rata-rata = 12,7, standar deviasi = 3,34, nilai terendah = 5, dan nilai tertinggi = 2 a. Analisis regresi antara keseimbangan dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya kontribusi antara keseimbangan dengan kemampuan sepaksila pada Pangkep, dilakukan analisis korelasi Pearson. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rangkuman hasil Uji kontribusi data keseimbangan dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Variabel N R Keseimbangan kemampuan sepaksila Kabupaten Pangkep R Square P value Keterangan 4,753,567, Signifikan Keterangan: rho = Koefisien korelasi pearson P value = Nilai Probabilitas N = Banyaknya data Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (R) diperoleh =,753 (P value <,5) berarti ada kontribusi antara keseimbangan dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep. Nilai regresi square diperoleh,567 berarti keseimbangan memberikan kontribusi sebesar 56,7% terhadap kemampuan sepaksila. b. Analisis regresi antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya kontribusi antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Pangkep, dilakukan analisis korelasi Pearson. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rangkuman hasil Uji regresi data koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep 111

SPORTIVE. e-issn: 2597-716 dan p-issn: 2595-455 Variabel N R Koordina si matakaki kemampu an sepaksila 4,7 R squar e,49 P valu e, Keterang an Signifika n Keterangan: rho = Koefisien korelasi pearson P value = Nilai Probabilitas N = Banyaknya data Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (R) diperoleh =,7 (P value <,5) berarti ada kontribusi antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep. Nilai regresi square diperoleh,49 berarti koordinasi matakaki memberikan kontribusi sebesar 49% terhadap kemampuan sepaksila c. Analisis regresi antara koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw Untuk mengetahui keeratan kontribusi secara bersama-sama antara koordinasi matakaki dan keseimbangan dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Pangkep, maka perlu dianalisis dengan menggunakan analisis Regresi ganda. Untuk lebih jelasnya, maka rangkuman hasil analisis regresi ganda dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rangkuman hasil Uji regresi ganda data, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep Variabel N R keseimban gan dan koordinasi mata-kaki dengan Kemampu an sepaksila. 4,75 6 R squa re,57 2 P valu e, Keterang an Signifika n Keterangan: rho = Koefisien korelasi Pearson P value = Nilai Probabilitas N = Banyaknya data Berdasarkan Tabel 6 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien regresi ganda dengan menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai regresi (R) diperoleh =,756 (P value <,5) setelah dilakukan uji signifikan atau keberartian regresi ganda dengan menggunakan uji F regresi diperoleh F hitung = 24,749 (P value <,5), maka H ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan antara keseimbangan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep. Nilai regresi square diperoleh,572 berarti koordinasi mata-kaki dan keseimbangan secara bersamasama memberikan kontribusi sebesar 57,2% terhadap kemampuan sepaksila Pembahasan Hasil-hasil analisis regresi dalam hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teoriteoi yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada kontribusi antara keseimbangan dengan kemampuan sepaksila dalam 112

Vol 1 No 2, Maret 218 Pangkep sebesar 56,7%. Keseimbangan adalah keadaan dimana tubuh kita dapat mempertahankan posisinya walaupun telah melakukan gerakan. Keseimbangan sangat diperlukan dalam melakukan sepaksila, ketika menyepak bola takraw, salah satu kaki digunakan untuk menyepak dan kaki yang lain dugunakan untuk bertumpu. Kaki yang dugunakan untuk bertumpu harus mampu mempertahankan kondisi tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang, sehingga pelaksanaan sepaksila dapat berjalan sesuai yang dikehendaki. Selain itu jika tubuh dalam keadaan seimbang pada saat menyepak bola takraw, pemain dengan mudah menentukan arah sepakan bola dengan tenang dan sesuai arah yang diinginkan. Terlebih pada saat mengumpan kepada teman yang akan melakukan smash. Oleh sebab itu keseimbangan perlu ditingkatkan untuk mengembangkna kemampuan sepaksila menjadi lebih baik. Dengan demikian unsur keseimbangan dapat memprediksi terhadap kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai keseimbangan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai keseimbangan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw yang kurang baik pula. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada kontribusi antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada Pangkep sebesar 49%. Secara umum koordinasi diartikan sebagai kerja sama dari prosedur atau sesuatu yang berbeda, secara fisiologis koordinasi sebagai kerja sama dari sistem syaraf pusat dengan otot untuk menghasilkan tenaga, baik inter maupun intramusculer. Dengan pengertian luas, koordinasi sering juga merujuk pada istilah atau nama untuk beberapa kemampuan yang mendukung kerja sama dari proses gerak yang berbeda, misalnya dalam belajar, koordinasi dibedakan atas koordinasi kasar (kemampuan belajar gerak), koordinasi halus (kemampuan mengendalikan gerak), dan koordinasi halus stabil (kemampuan merubah dan menyesuaikan gerak). Dengan adanya koordinasi mata-kaki pemain mampu menampilkan suatu model keterampilan gerak dalam melakukan sepaksila, dapat menggabungkan gerakan menjadi satu bagian yang kompleks yang memadukan tungkai atau kaki dengan penglihatan menjadi terpadu dalam suatu pola gerakan yang disertai perasaan kontrol bola yang cermat pada bagian-bagian kaki. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi matakaki yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan sepaksila permainan sepaktakraw yang kurang baik pula. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada kontribusi antara keseimbangan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri 28 Tumampua II Kabupaten Pangkep sebesar 52,7%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketiga variabel bebas ini secara bersama-sama memberikan kontribusi yang nyata terhadap kemampuan sepaksila pada Pangkep dan sekaligus membuktikan bahwa seorang pemain takraw harus memiliki, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki. Sebab sepaksila pada permainan sepaktakraw adalah sepakan yang memerlukan gerakan yang cepat dan kuat, maka dalam pelaksanaannya membutuhkan kontrol gerak yang cepat, ketepatan pukulan dan kekuatan pukulan serta koordinasi mata-kaki dan koordinasi gerak secara tepat sehingga perkenaan bola dengan kaki serta arah pukulan sepaksila dilakukan sesuai sasaran. 113

SPORTIVE. e-issn: 2597-716 dan p-issn: 2595-455 KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada kontribusi koordinasi mata-kaki dengan kemampuan sepaksila pada Pangkep sebesar 49%. 2. Ada kontribusi secara bersama-sama antara keseimbangan dan koordinasi matakaki dengan kemampuan sepaksila pada Pangkep sebesar 56,7%. 3. Ada kontribusi secara bersama-sama antara keseimbangan dan koordinasi matakaki dengan kemampuan sepaksila pada Pangkep sebesar 57,2%. Adapun saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi para guru penjas, pembina maupun pelatih olahraga permainan sepaktakraw, bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan sepaksila permainan sepaktakraw bagi murid atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti koordinasi mata-kaki dan keseimbangan. 2. Bagi para atlet direkomendasikan bahwa perlu membekali diri mengenai pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan dan memiliki kemampuan fisik seperti koordinasi matakaki dan keseimbangan guna dapat lebih meningkatkan kemampuan sepaksila yang dimiliki. 3. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agara melibatkan variabelvariabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi, 1996., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Renika Cipta, Jakarta. Ateng, Abdul, Kadir. 1992. Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Dirjen Dikti, Jakarta. Harsono. 1998. Coaching dan Aspek Aspek Psychologi Dalam Coaching. Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta. Darwis, Ratinus, 1992., Olahraga Pilihan Sepaktakraw. Depdiknas, Jakarta. Hadi, Sutrisno, 199., Analisis Regresi. Andi Offset, Yogyakarta. Halim Ichsan Nur, 24., Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Universitas Negeri Makassar, Makassar. Kusuma, Dede, 1989., Olahraga dan Manfaatnya. CV. Karya Ilmiah, Jakarta. Rani, Adib,Abd. 1993. Ilmu Jiwa Gerak. Bahan kuliah FIK UNM Makassar. Soebroto, Moeh. 1975. Masalah Masalah Dalam Kedokteran Olahraga, Latihan Olahraga, dan Coaching. Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga, Depdikbud RI, Jakarta. Slameto, 21. Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhi, jakarta Rineka cipta. Sajoto, Mochamad, 1988., Pembinaan Kondisi Fisik dalam Bidang Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta. Syarifuddin, 1994., Sepak Takraw. PB. Persetasi, Jakarta. Tola, Ismail, 1998., Permainan Sepak Raga dan Sepak Takraw. FIK UNM, Makassar. Yahya,Kasmad. M, 1986., Struktur dan Ramburambu Penulisan Skripsi. Makalah Seminar Ilmiah FIK UNM 114