BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga keuangan yang dibangun atas dasar kepercayaan. Bank dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank

BAB I PENDAHULUAN. dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas. /pengertian-sistem-informasi akuntansi.html)sistem Informasi Akuntansi

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan serta memiliki fungsi menjadi jembatan keuangan diantara

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara baik secara ekonomi makro mikro ataupun kegiatan moneter.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan Indonesia. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang memerlukan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

KREDIT TANPA JAMINAN

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Koperasi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Tujuan organisasi dapat bersifat profit oriented maupun non profit

BAB I PENDHULUAN. Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dipandang sebagai tulang punggung

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat perlu melakukan usaha untuk memenuhi. kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi tidak semua

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan perbaikan demi mewujudkan cita cita bangsa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. perorangan maupun badan usaha adalah untuk mengangkat pertumbuhan

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap dunia usaha. Setiap waktu selalu terjadi banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam. bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjerat kredit bermasalah, hal ini akan berpengaruh besar bagi operasional

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan diinginkannya. Disamping sifat sifat di atas

BAB I PENDAHULUAN. keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan mitra usaha yang mempunyai peran penting dalam dunia usaha baik itu dunia industri, dagang, jasa, dan lembaga keuangan lainnya. Bank merupakan lembaga keuangan yang dibangun atas dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat berupa giro, deposito, tabungan dan produk lainnya yang tujuannya adalah untuk pengumpulan dana masyarakat. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank dan bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Oleh sebab itu masyarakat yang menyimpan uangnya di bank harus benar-benar yakin bahwa uangnya aman bahkan dapat memperoleh manfaat ekonomi dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Bank memperoleh pendapatan melalui pemberian kredit kepada masyarakat. Semakin tinggi permintaan kredit yang dapat dipenuhi oleh bank maka kemungkinan memperoleh laba usaha juga akan semakin meningkat, namun dalam pemberian kredit pada masyarakat bank harus hati- hati karena jika tidak bank akan terjebak dalam masalah kredit macet dan akan menderita kerugian, masyarakat yang memberikan tabungannya sebagai sumber dana usaha bank juga akan takut uangnya tidak kembali. Oleh sebab itu pemberian kredit kepada masyarakat merupakan suatu proses yang memerlukan pertimbangan dan analisa- 1

2 analisa yang baik dari bank untuk menghindari kemungkinan kerugian serta pertimbangan dan analisa tersebut dipengaruhi oleh ketentuan dari Bank Indonesia dan kebijakan dari kantor pusat itu sendiri. Sebelum memberikan kredit seorang pemimpin atau pejabat yang berwenang dalam memutuskan kredit harus memperhatikan beberapa faktor sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan kredit seperti : siapa yang menginginkan kredit, untuk apa kredit digunakan, apa dan berapa nilai agunannya, dan bagaimana dan berapa lama kredit akan dikembalikan kepada bank dan beberapa pertimbangan lainnya yang diperoleh. Pengawasan kredit yang dilakukan dalam menjamin kepentingan bank terhadap kredit yang diberikan, maka menerapkan system pengawasan yang meliputi prosedur pemberian kredit sampai pengawasan lanjutan setelah kredit diterima debitur. Di dalam proses pengawasannya sebelum pemberian kredit kepada debitur, bank meminta laporan-laporan yang diperlukan secara periodik tentang perkembangan usahanya khususnya tentang usaha yang dibiayai oleh bank sehingga bank dapat mengawasi usaha nasabahnya. Pengawasan kredit yang diberikan oleh bank sangat penting artinya bagi bank untuk menjamin kepentingannya terhadap pembayaran kembali kreditnya dan untuk memastikan digunakan sesuai rencana permohonan kredit Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untik melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

3 Ditinjau dari sudut pandang perbankan, kredit mempunyai suatu kedudukan yang strategis, sebab antara volume permintaan akan dana jauh jauh lebih besar dari penawaran dana yang ada di masyarakat. Pendapatan bunga kredit merupakan komponen komponen dominan dibandingkan dengan jasa jasa perbankan, sektor perkreditan tetap merupakan kegiatan yang penting dari suatu industri perbankan. Karena kredit adalah salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha, dimana sebagai salah satu sumber uang yang perlu dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat dititikberatkan sebagai kunci kehidupan bagi setiap manusia. Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank merupakan asset yang terbesar bagi bank. Dalam hal kegiatan bank memberikan fasilitas kredit, resiko kerugian sebagian besar bersumber pada kegiatan tersebut, sehingga bila tidak dikelola dengan baik dan disertai pengawasan yang memadai akan mengancam kelangsungan hidup bank tersebut. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untik melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Bentuk pengawasan tidak hanya terlepas peda penjagaan saja tetapi juga bagaimana agar usaha usahadi bidang perkreditan tersebut dapat dihindarkan dari hal hal yang boros dalam waktu, tenaga maupun dana. Untuk peningkatan efesiensi dan penjagaan/pengamanan terhadap harta bank tersebut tentu

4 administrasi perkreditan harus dapat diandalkan keampuhannya pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanandalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghindarkan terjadinya penyimpangan penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi perkreditan yang benar jadi pada tahap pertama pengawasan kredit ini merupakan upaya dalam penjagaan dan pegamanan harta bank dalam bentuk kredit, pengertian penjagaan disini tentu bersifat preventif. Sedangkan pengertian pengamanan disini bersifat represip, untuk menyelamatkan kemungkinan kemungkinan kerugian dari penyelewengan dana kredit yang digunakan nasabah agar tidak terjadi kredit macet. Secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari pengawasan perkreditan itu sendiri adalah sejalan dengan batasan / pengertian pengawasan tersebut diatas, atau secara lebih lenkap tujuan pengawasan perkreditan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Agar penjagaan atau pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank, dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan lebih baik untuk menghindarkan penyelewengan penyelewengan baik dari oknum oknum ekstern bank/intern bank. b. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang perkreditan serta penyusunan dokumentasi perkreditan yang lebih baik. c. Untuk memeajukan efesiensi di dalam pengelolaan dan tata laksana usaha

5 dibidang perkreditan dan mendorong tercapainya rencana yang ada. d. Untuk memajukan agar kebijaksanaan yang telah ditetapkan seperti tersebut diatas manual perkreditan surat-surat edaran dan dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. Jika diperhatikan satu per satu dari masing-masing tujuan itu sebetulnya tujuan itu mempunyai kaitan yang erat satu sama lainnya, sebagai missal adanya administrasi perkreditan yang dilaksanakan secara teliti dan benar akan membantu dan mempermudah menemukan penyelewengan penyelewengan yang terjadi adanya system dokumentasi yang baik terhadap arsip arsip perkreditan akan memajukan efesiensi pengelolaan dibidang perkreditan dan seterusnya. Jadi dengan demikian pelaksanaan pengawasan perkreditan tersebut mempunyai ruang lingkup yang sangat luas tidak semata mata mencari atu menemukan adanya penyimpangan atau penyelewengan saja. Dalam pemberian kredit di Bank Tabungan Negara (persero) cabang Purwakarta, pihak bank di hadapkan pada suatu resiko adanya kredit macet. Dengan segala permasalahan yang ada maka pihak bank harus melakukan pengawasan kredit yang di tujukan untuk mengetahui sebab terjadinya kredit macet, apakah di sebabkan adanya penyelewengan dana dari pihak debitur atau pun adanya penyelewengan dari oknum intern pada saat proses pemberian kredit.

6 Tabel 1.1 Alokasi Dana Untuk Kredit Tahun 2008 Sampai Dengan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah) Periode Alokasi Dana Untuk Kredit Kredit Macet 2008 70.573 10.817 2009 100.136. 14.696 2010 100.548 16.513 (Sumber : Bank Tabungan Negara (persero) Berdasarkan uraian-uraian di atas penulis akan menganalisis apakah pengawasan terhadap sistem pemberian dan pengembalian kredit yang diterapkan sudah cukup memadai pada Bank Tabungan Negara (persero). Sehingga dapat meminilalkan jumlah kredit macet. Oleh karena itu penulis mengambil topik mengenai pelaksanaan pengawasan kredit pada bank dan kredit macet yang mungkin muncul. Bertitik tolak pada latar belakang diatas, maka penulis dalam penulisan ini mengambil judul Analisis Pelaksanaan Pengawasan Kredit, Guna Meminimalkan Jumlah Kredit Macet Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero ) Cabang Purwakarta. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Pihak bank selalu dihadapkan pada permasalahan jumlah kredit macet yang cukup besar apakah dana dan bunga dari kredit yang diberikan akan dapat

7 diterima kembali sesuai dengan yang telah dijanjikan dalam ikatan perjanjian kredit. Jadi proses pemberian kredit tidak berakhir setelah kredit tersebut direalisasi, tetapi masih diperlukan pengawasan terhadap kegiatan debitur agar seluruh kredit beserta bunga dapat dibayar sesuai dengan prosedur yang disepakati. Jadi pada tahap pertama pengawasan pemberian kredit ini merupakan upaya dalam penjagaan dan pegamanan harta bank dalam bentuk kredit, untuk menyelamatkan kemungkinan-kemungkinan kerugian dari penyelewengan dana kredit yang digunakan nasabah agar tidak terjadi kredit macet. Dilihat dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit di Bank Tabungan Negara (persero). 2. Bagaimana perkembangan pemberian kredit di Bank Tabungan Negara (persero). 3. Bagaimana analisis Pelaksanaan Pengawasan Kredit Guna Meminimalkan Jumlah Kredit Macet Pada PT. Bank Tabungan Negara ( Persero ) Cabang Purwakarta. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas maka maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai Pelaksanaan Pemberian Kredit Guna Meminimalkan Jumlah

8 Kredit Macet Pada PT. Bank Tabungan Negara ( Persero ) Cabang Purwakarta. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit di Bank Tabungan Negara (persero). 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemberian kredit di Bank Tabungan Negara (persero). 3. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pengawasan Kredit Guna Meminimalkan Jumlah Kredit Macet Pada PT. Bank Tabungan Negara ( Persero ) Cabang Purwakarta. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini di harapkan diperoleh hasil rumusan atau informasi yang akurat serta relevan yang dapat memberikan kegunaan lain bagi operasional dan pengembangan ilmu. 1.4.1 Kegunaan Praktis Memberikan sumbangan bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kegiatan pengawasan pembarian kredit.

9 1.4.2 Kegunaan Akademis A. Bagi Pengembangan Ilmu Diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat dan bernilai khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang kegiatan pelaksanaan pengawasan kredit B. Bagi Pembaca Untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan agar berguna bagi yang memerlukannya terutama mahasiswa. C. Bagi Peneliti Lain diharapkan dapat memberikan masukan dan referensi maupun bahan pertimbangan bagi mereka yang melakukan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai penelitian yang sejenis. 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan kegiatan penelitian ini di Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Purwakarta untuk mendapatkan data-data tertulis dan informasi lainnya sebagai bahan penyusunan penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan di Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Purwakarta yaitu selama 3 bulan mulai dari bulan April Juni 2011.

10 Tabel 1.2 Jadwal Penelitian Tahun Akademik 2010/2011 N O URAIAN MAR APRIL MEI JUNI JULI AGT 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Penelitian 2 Pelaksanaan Penelitian 3 Bimbingan TA 4 Sidang TA