BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab dari krisis ini menurut Tarmidi (1999:3) dalam Maulana (2010), bukanlah karena fundamental ekonomi yang lemah saja, tetapi karena utang swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam akibat adanya spekulasi dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah yang besar dan secara bersamaan, sehingga permintaan akan dollar meningkat, ditambah dengan lemahnya sistem perbankan nasional sebagai akar terjadinya krisis financial. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis (Almilia, 2006). Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio 1
2 keuangan. Foster dalam (Wahyu dan Doddy, 2009) menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dengan model rasio keuangan yaitu: 1) untuk mengandalkan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu; 2) untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan; 3) untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan; 4) untuk mengkaji hubungan empiris antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial distress). Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model financial distress perlu dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat melakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi yang mengarah kepada kebangkrutan. Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi: 1) untuk keputusan investasi dan kredit, 2) mengenai jumlah dan timing arus kas, 3) mengenai aktiva dan kewajiban, 4) mengenai kinerja perusahaan, 5) mengenai sumber dan penggunaan kas, 6) penjelas dan interpretif serta, 7) untuk menilai stewardship (Yulia, 2005). Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan. Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat maka dilakukan penelitian mengenai manfaat laporan keuangan. Salah satu bentuk penelitian yang menggunakan rasio keuangan yaitu penelitian yang berkaitan dengan manfaat
3 laporan keuangan dengan tujuan memprediksi financial distress. Rasio yang sering digunakan untuk memprediksi kesehatan perusahaan yaitu likuiditas. Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya yang jika perusahaan semakin likuid maka financial distress akan semakin kecil terjadi (Yulia, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2003) menunjukkan bahwa current ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka semakin kecil kemungkinan terjadinya financial distress. Selanjutnya rasio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini memperlihatkan proporsi seluruh aset yang didanai oleh hutang (Fraser dan Ormiston, 2008). Dengan kata lain, menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Analisis terhadap rasio ini diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang (jangka pendek dan jangka panjang) apabila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan (Widarjo dan setiawan, 2009). Rasio leverage yang biasa digunakan adalah rasio utang (debt-asset ratio) yaitu total utang dibagi dengan total aset. Rasio lain yang digunakan untuk memprediksi terjadinya financial distress adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau
4 keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aset atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Ardiyanto, 2011). Rasio ini menggunakan proksi Return on Assets (ROA). ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2004) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap terjadinya kondisi financial distress. Penelitian lainnya dilakukan oleh Salehi (2009) yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya kesulitan keuangan. Disamping itu, arus kas juga merupakan laporan yang memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode waktu tertentu. Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas yang masuk lebih besar daripada arus kas yang keluar maka hal ini akan menunjukkan positive cash flows, sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus kas keluar maka akan terjadi negative cash flows. Penelitian yang dilakukan Setyaningrum (2002) dalam Atmini (2005) memprediksi kekuatan dan arti penting arus kas dalam memprediksi kebangkrutan. Perusahaan industri barang-barang konsumsi yang menjadi objek penelitian selama periode pengamatan 2009-2013, boleh dikatakan perusahaan eksis pada masa krisis dan terus memperlihatkan pertumbuhan semakin baik pada tahun-tahun terakhir ini. Hal ini dikarenakan hasil dari industri selalu dibutuhkan
5 oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Perusahaanperusahaan ini mencakup perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil air minum dalam kemasan, dimana jelas bahwa air yang sehat sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari masyarakat, industri makanan, rokok, kosmetik, obatobatan, dan barang-barang keramik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul: Analisis Kemungkinan Terjadinya Financial Distress Ditinjau dari Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Arus Kas (Studi Pada Perusahaan di Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan di industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI? 2. Apakah leverage berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan di industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan di industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI? 4. Apakah arus kas berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan di industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?
6 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap financial distress pada 2. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap financial distress pada 3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap financial distress pada 4. Untuk menganalisis pengaruh arus kas terhadap financial distress pada 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang kondisi financial distress perusahaan serta untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang tepat. b. Bagi Investor Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kondisi perusahaan dan digunakan sebagai pertimbangan sebelum pengambilan keputusan investasi.
7 c. Bagi Kalangan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian sejenis, serta hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian teoritis dan referensi.