BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN WANA WISATA MONUMEN SOERDJO NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN DAN PELAYANAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

Tabel.1.1 Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Ngawi. Pondok Dam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

RENCANA KERJA Tahun 2016

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN NGAWI PERIODE TESIS

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Yogyakarta adalah kota yang dikenal sebagai kota perjuangan, pusat

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

STUDI KELAYAKAN API ABADI MRAPEN SEBAGAI OBYEK WISATA DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Pakpak merupakan suatu kelompok masyarakat yang terdapat

I. UMUM. Sejalan...

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya mencari kesenangan berubah menjadi desakan untuk

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi Undang- Undang 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan bagi Pemerintah Daerah dalam menjalankan roda pemerintahan di daerahnya. Otonomi daerah menciptakan ruang gerak yang lebih bebas dalam membuat kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait yang sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan masyarakat masing-masing daerah tersebut, tidak terkecuali dengan pembangunan sektor kepariwisataan. Pembangunan sektor pariwisata sebagaimana kedudukannya sekarang ini, merupakan salah satu sektor unggulan (leading sector) dalam perekonomian nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Jika ditinjau dari aspek social ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, peningkatan penerimaan devisa meningkatkan kewirausahaan nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan digariskan bahwa pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam kebudayaan bangsa Indonesia. 1

digilib.uns.ac.id 2 Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan hak pribadi masyarakat untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu dilakukan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepariwisataan digolongkan dalam sektor tersier yang meliputi sektor angkutan, fasilitas penginapan, jasa, dan perdagangan mulai dikenal di Indonesia sebagai suatu industri karena pengelolaan yang profesional sudah mencakup berbagai aspek perekonomian yang saling berkaitan satu sama lainnya dimana nantinya akan dapat mendukung peningkatan produktivitas pembangunan ekonomi baik regional maupun nasional. Pariwisata merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan wilayah regional dan nasional, karena pariwisata mencakup dan terkait dengan sektor lain seperti: kondisi politik, kamtibnas, telekomunikasi, perdagangan, dan industri serta sektor lainya. Pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sarana untuk menciptakan kesadaran akan identitas nasional dan kebersamaan dalam keragaman. Pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah, bertumpu kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakupi berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu

digilib.uns.ac.id 3 pengetahuan dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya. Pariwisata pada saat ini merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia, baik yang melakukan perjalanan wisata maupun masyarakat sekitar daerah tujuan wisata. Wisatawan butuh dipuaskan keinginannya, sementara masyarakat sekitar lokasi berharap akan mendapatkan implikasi positif berupa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Fenomena ini harus menjadi perhatian para pembantu kebijakan sebagaimana diamanatkan bahwa pembangunan kepariwisataan yang diarahkan menjadi sektor andalan dan unggulan secara luas akan diterjemahkan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Kondisi keuangan daerah Kabupaten Ngawi saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan karena beban belanja pegawai yang tinggi sehingga membuat pemerintah daerah Kabupaten Ngawi harus mencari sumber-sumber pendapatan asli daerah yang belum tergali secara maksimal. Salah satu sumber yang tengah menjadi perhatian pemerintah daerah adalah sektor pariwisata. Begitu banyaknya potensi wisata daerah yang belum dikenal masyarakat secara luas baik secara nasional maupun internasional membuat sektor pariwisata perlu dikembangkan lagi. Sarana dan prasarana yang belum mendukung seperti akses jalan yang kurang lebar dan aspal sudah banyak

digilib.uns.ac.id 4 yang rusak, kondisi lokasi wisata yang minim fasilitas umum dan jarang dilalui oleh kendaraan umum tentu membuat potensi sektor pariwisata masih perlu dilakukan pembenahan. Hal ini membuat kunjungan wisata dari wisatawan luar daerah Kabupaten Ngawi masih sangat minim. Kondisi ini dapat digambarkan pada tabel kunjungan wisatawan sebagai berikut : Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011 Tahun Wisatawan Wisatawan Nusantara (Orang) (%) Mancanegara (Orang) (%) 1997 198.415 0 15 0 1998 212.546 6,65 27 44,44 1999 228.576 7,01 38 28,95 2000 233.485 2,10 42 9,52 2001 239.547 2,53 54 22,22 2002 242.138 1,07 58 6,90 2003 246.645 1,83 51-13,73 2004 252.805 2,44 53 3,77 2005 258.337 2,14 48-10,42 2006 261.428 1,18 54 11,11 2007 263.345 0,73 59 8,47 2008 273.324 3,65 61 3,28 2009 282.419 3,22 48-27,08 2010 295.928 4,56 65 26,15 2011 324.527 8,81 78 16,67 Sumber : Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngawi Keterangan : = Peningkatan /tahun Tabel di atas menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Ngawi masih sangat minim. Padahal potensi wisata sebagai salah satu industri yang sangat menjanjikan seharusnya dapat memberi kontribusi yang tinggi terhadap pendapatan asli daerah. Banyak sekali obyek wisata di Kabupaten Ngawi yang hingga commit saat ini to belum user ditunjang sarana dan prasarana

digilib.uns.ac.id 5 pendukung yang memadai. Lokasi wisata Kabupaten Ngawi seperti Waduk Pondok, Waduk Sangiran, Rumah Batu, Sumber Air Panas Ketanggung, Air Terjun Suwono, Pemandian Tawun, Kebun Teh Jamus, Hutan Wisata Srambang, Pesanggrahan Srigati, Museum Purbakala Trinil, Monumen Soerjo, Pemandian Water Boom Tirto Nirmolo, Gunung Karawakan, Benteng Pendem, dan Wisata Kali Tempuk. Hampir semua lokasi wisata tersebut terutama yang dikelola pemerintah daerah belum mendapat sarana dan prasarana yang menunjang sehingga kurang dapat menjadi tujuan wisata yang menarik. Padahal kalau dari faktor alam sudah sangat mendukung. Hanya pemandian Water Boom Tirto Nirmolo yang dikelola pihak swasta yang saat ini masih diminati wisatawan karena fasilitas, sarana dan prasarananya mendukung. Hal ini membuktikan bahwa peran pihak swasta dalam melakukan investasi di sektor pariwisata sangat penting. Pengelolaan industri pariwisata yang serius tentu akan menghasilkan hasil yang memuaskan dari wisatawan yang datang. Karena wisatawan tentu tidak akan merasa keberatan mengeluarkan dana rekreasinya pada lokasi wisata yang dianggap menyenangkan dan memuaskan wisatawan. Selain beberapa lokasi di atas, masih ada lokasi wisata yang belum sama sekali mendapatkan perhatian dari pemerintah karena keterbatasan anggaran yang ada seperti air terjun Jumog atau yang lebih dikenal dengan air terjun pengantin. Kondisi di atas menggambarkan perlunya kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta untuk melakukan investasi dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi. Sehingga Kabupaten

digilib.uns.ac.id 6 Ngawi akan menjadi tujuan wisata yang menarik bagi para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Karena selain wisata alam, Kabupaten Ngawi juga memiliki potensi wisata budaya seperti upacaya Keduk Beji di Sendang Tawun yang merupakan salah satu warisan budaya yang juga dapat dilestarikan. Begitu banyaknya obyek wisata di Kabupaten Ngawi, namun potensi ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Banyak obyek wisata yang bahkan tidak dikenal atau belum pernah dikunjungi oleh warga Kabupaten Ngawi sendiri. Diperlukan penanganan yang professional dan sistematis yang biasanya dilakukan oleh pihak swasta namun juga tetap didukung peraturan yang mempermudah swasta dalam melakukan investasi serta terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Pemerintah perlu mencari upaya-upaya untuk menarik pihak swasta menanamkan modalnya atau berinvestasi demi kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi. Semakin banyak investasi yang masuk ke wilayah Kabupaten Ngawi, tentu akan semakin membuat obyek wisata yang ada menjadi lebih baik kondisinya. Perbaikan sarana umum, kelengkapan berbagai macam petualangan yang seru di lokasi wisata seperti flying fox yang disediakan pada kebun teh Jamus yang memiliki kontur tanah yang beragam dan hawa yang sejuk tentu dapat semakin menarik minat wisatawan. Namun karena jumlah pengunjung yang masih sepi membuat upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak swasta seringkali mengalami kegagalan. Dukungan pemerintah dalam bentuk perawatan jalan menuju lokasi

digilib.uns.ac.id 7 wisata yang masih banyak berlubang sangat diperlukan karena akan mempermudah akses wisatawan mengunjungi lokasi wisata yang diinginkan. Pariwisata merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Oleh karena itu pemanfaatan potensi wisata yang ada sebaiknya selalu ditingkatkan. Pertumbuhan sektor pariwisata juga akan memberi kesempatan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata. Pengelolaan obyek wisata yang ada dengan menggandeng investor dari pihak swasta akan membuat obyek wisata yang ditawarkan semakin dikenal dan diminati wisatawan. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Ngawi berupaya secara intensif mengundang calon investor untuk melihat potensi wisata yang ada. Bupati Ngawi beserta jajaran dinas di bawah pimpinannya saat ini sering mengajak calon investor mengikuti kegiatan keliling Kabupaten Ngawi menggunakan motor trail. Selain untuk meningkatkan wisata olahraga, kegiatan ini juga memperkenalkan obyek-obyek wisata yang belum tertangani secara profesional pada pengusaha yang potensial menjadi investor sektor pariwisata. Bupati dibantu bawahannya dapat mempresentasikan secara langsung potensi wisata yang ada. Kegiatan ini tentu merupakan salah satu bukti nyata keseriusan pemerintah Kabupaten Ngawi dalam menggandeng pihak swasta memajukan pariwisata. Investasi sektor pariwisata baik dari pihak swasta maupun anggaran dari pemerintah dapat dilihat pada tabel berikut :

digilib.uns.ac.id 8 Tabel 1.2 Investasi Sektor Pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode 1997 2011 Tahun Investasi Sektor Pariwisata Swasta Pemerintah Total Investasi 1997 432.500.000 180.500.000 613.000.000 1998 470.500.000 200.000.000 670.500.000 1999 503.750.000 225.000.000 728.750.000 2000 645.000.000 230.000.000 875.000.000 2001 655.000.000 245.000.000 900.000.000 2002 754.000.000 255.000.000 1.009.000.000 2003 825.000.000 270.000.000 1.095.000.000 2004 901.800.000 310.000.000 1.211.800.000 2005 550.500.000 255.000.000 805.500.000 2006 870.300.000 317.500.000 1.187.800.000 2007 2.195.800.000 418.500.000 2.614.300.000 2008 1.715.400.000 575.000.000 2.290.400.000 2009 1.258.350.000 615.000.000 1.873.350.000 2010 1.376.000.000 705.000.000 2.081.000.000 2011 1.385.600.000 825.000.000 2.210.600.000 Sumber : Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sektor pariwisata sudah mendapatkan perhatian dari pihak swasta maupun pemerintah. Hal ini nampak bahwa dari tahun ke tahun investasi yang disalurkan pada sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi semakin meningkat. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah sudah menunjukkan hasil dengan peningkatan investasi pada sektor pariwisata. Namun apakah investasi yang dilakukan ini sudah efektif dalam meningkatkan pendapatan asli daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi. Hal ini perlu dikaji agar dapat ditemukan investasi yang tepat untuk meningkatkan daya tarik wisata daerah Kabupaten Ngawi. Berbagai potensi wisata yang belum ditangani dengan baik oleh pemerintah dapat diajukan kepada pihak swasta agar dikelola dengan lebih maksimal.

digilib.uns.ac.id 9 Berdasarkan fenomena yang ada di atas, maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Pengaruh Investasi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ngawi Periode 2007 2011. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan dan investasi sektor pariwisata secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011? 2. Bagaimana pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011? 3. Bagaimana pengaruh investasi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini didasari pemikiran bahwa masih banyak potensi wisata yang harus dikembangkan di Kabupaten Ngawi. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas membutuhkan campur tangan dari pihak swasta agar semua potensi wisata yang ada dapat digali dan dikelola dengan baik untuk menumbuhkan ekonomi yang lebih baik pada masyarakat dan berimbas pada pendapatan asli daerah. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

digilib.uns.ac.id 10 1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh jumlah wisatawan dan investasi sektor pariwisata secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011. 2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh investasi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 2011. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat yang dapat diambil antara lain : 1. Dapat memberikan bahan masukan dan informasi untuk Pemerintah Kabupaten Ngawi tentang pentingnya investasi dan penyediaan sarana prasarana sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. 2. Membantu memberikan bantuan pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk merumuskan kebijakan guna menarik investor yang lebih banyak lagi demi kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi; 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi akademisi atau peneliti selanjutnya mengenai investasi sektor pariwisata serta dampaknya terhadap Pendapatan Asli Daerah.