BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan melalui upaya promotif dan preventif. Terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang optimal, hidup produktif secara sosial ekonomi, proaktif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 (DepKes RI, 1999). Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia di atas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause (berhenti siklus haid), dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan (Delta FM, 2005). Menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-2010 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perempuan berusia di atas 50 tahun adalah 20,9 juta orang, dan tahun 2025 akan ada 60 juta perempuan yang mengalami menopause (BKKBN, 2006). Menopause sesungguhnya merupakan hal yang secara alamiah akan dialami tiap perempuan. Menurut National Institutes of Health, Amerika Serikat, menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks perempuan, yakni estrogen dan progesterone dari indung telur (BKKBN, 2006). Walaupun kebanyakan wanita 16
mengalami perubahan ini antara usia 48 dan 52 tahun, beberapa yang lain berhenti haid pada akhir 30-an atau awal 40-an, dan yang lain terus mengalami haid hingga pertengahan 50-an (BKKBN, 2006). Sebagian besar wanita Indonesia dalam memasuki masa menopause tidak mengetahui dengan benar dampak yang bisa timbul dari datangnya menopause, dimana ketidaktahuan itu didasari pada pandangan yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu gejala yang alami. Padahal saat memasuki masa tidak haid atau menopause, seorang wanita bisa saja menjadi rentan terhadap penyakit fisik seperti gelisah,, sakit kepala, sakit sendi dan otot, sakit punggung yang disebabkan oleh berkurangnya produksi kalsium di dalam tubuh, vagina mengering sehingga mengakibatkan rasa nyeri sewaktu senggama, pengeroposan tulang, dan penyakit jantung. Menopause juga berdampak pada segi psikologis, karena kebanyakan wanita menganggap menopause sebagai gerbang selamat datang usia lanjut, pudarnya daya pikat fisik dan seksual, bahkan pikiran yang menganggap bahwa usia lanjut adalah anggota masyarakat yang tidak produktif yang hanya menciptakan beban dalam hidup. Hal ini menyebabkan wanita merasa murung, merasa tidak disayangi, mudah tersinggung, dan marah (Mangoenprasodjo, 2004). Dampak tersebut sebenarnya dapat diminimalkan apabila ibu saat menjelang menopause mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai menopause. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan mengenai menopause sangatlah diperlukan oleh wanita karena banyak wanita 17
merasa takut mencapai masa menopause dan enggan membicarakan fase menopause, karena ada anggapan umum bahwa ini adalah pintu yang harus dilalui menuju usia tua (Notoatmodjo, 2002). Sudah saatnya wanita tentang pengetahuan menopause yang perlu diketahui oleh ibu saat menjelang menopause adalah mengenai apa itu menopause, proses terjadinya menopause, gejala-gejala menopause, faktor-faktor yang mempercepat atau memperlambat usia memasuki menopause, dan terapi yang dapat digunakan dalam menghadapi menopause. Dengan peningkatan pengetahuan pada ibu saat menjelang menopause, diharapkan dapat mengurangi kecemasan yang nantinya muncul jika menopause terjadi (Mangoenprasodjo, 2004). Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua orang. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi individu. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran, pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005). Kecemasan menghadapi menopause adalah kecemasan yang dirasakan wanita ketika masa menopausenya datang. Kecemasan dapat teratasi jika ibu mempunyai pengetahuan sehingga lebih siap menghadapi menopause. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu perlu mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang menopause yang karena dengan kegiatan tersebut dapat menambah informasi tentang menopause. Hal ini menyebabkan ibu lebih siap dalam menghadapi masa menopause, sehingga keluhan-keluhan yang 18
dirasakannya menjelang menopause dapat teratasi dengan baik, yang berlanjut dapat terhindar dari kecemasan dibandingkan dengan wanita yang kurang pengetahuan tentang menopause (Palupi, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Maret 2009 di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang tentang pengetahuan yang dimiliki ibu-ibu premenopause dengan tingkat kecemasan ibu saat menjelang menopause yang telah dilaksanakan dengan wawancara pada 10 wanita premenopause dan didapatkan data sebanyak 8 orang merasa cemas saat menjelang menopause seperti firasat buruk, takut tidak bisa membahagiakan pasangan, merasa mudah tersinggung, sedangkan 2 orang tidak merasa cemas seperti yang diatas. Hal ini dapat diasumsikan bahwa ibu kurang dalam pengetahuan tentang menopause yang disebabkan karena kurangnya informasi yang dimiliki ibu saat menjelang menopause. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan ibu saat menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan 19
ibu menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan ibu menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. 2. Tujuan Khusus a. Mengambarkan tingkat pengetahuan ibu saat menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. b. Mengambarkan tingkat kecemasan pada ibu menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. c. Menganalisis tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu saat menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan Keperawatan Gerontik Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bekal mahasiswa keperawatan dalam mendalami dan mengkaji tingkat kecemasan pada ibu saat menjelang menopause yang meliputi masalah fisik maupun psikologisnya. 20
2. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan program kesehatan ibu premenopause dan menopause dalam meningkatkan pelayanan kesehatan wanita usia lanjut. 3. Bagi Ibu Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan para ibu saat menjelang menopause di Desa Krengseng Kecamatang Gringsing Kabupaten Batang mengenai menopause, terutama mengenai apa itu menopause, gejala-gejala yang timbul saat menopause dan cara-cara yang digunakan untuk mengatasi menopause, serta meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi menopause. 4. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran bagi penelitian selanjutnya dan sebagai bahan masukan cara penyelesaian masalah kecemasan yang dialami oleh ibu saat menjelang menopause. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kesehatan keperawatan keluarga dan komunitas. 21