BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. dokumenter tentang Wayang Krucil Wiloso di Kabupaten Malang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. kebudayaan. Perkembangan seni dan budaya didalamnya terdapat kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Teknik Vektor Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Lokal Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan topik bahasan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menurut Moleong didalam bukunya yang berjudul Metodologi penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI BERKARYA. ilmiah. Pengamatan dihasilkan dari kerja sama penglihatan dan presepsi,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. masyarakat. Pelaksanaan kerja praktik ini bertempat di TVRI Jawa Timur, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB III METODE PENELITIAN

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

Sumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah

John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925).

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

Aplikasi Augmented Reality Book and Stick Wayang Kulit Panca Pandawa Berbasis Mobile

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN Dalam bab ini dijelaskan metode pengambilan dan pengolahan data yang digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini. Berikut uraian penelitian dari metode yang digunakan dalam perancangan karya pembuatan film dokumenter tentang Wayang Krucil Wiloso di Kabupaten Malang. 3.1 Metode Penelitian Dalam penyutradaraan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu sebagai metode yang mengutamakan hubungan secara langsung antara peneliti dengan hal yang diteliti (Basrowi dan Suwandi, 2008: 20). Dengan demikian metode kualitatif dipilih karena data yang dihasilkan bersifat deskriptif, seperti hasil wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video, dan lain-lain secara mendalam, agar penelitian ini mampu mempunyai nilai bobot ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan penjelasan tersebut maka diputuskan dalam pembuatan film dokumenter tentang Wayang Krucil Wiloso penulis menggunakan penelitian secara kualitatif. Penelitian kualitatif merujuk dan berciri pada penulis mengamati, mencatat, bertanya, dan menggali sumber yang erat hubungannya dengan obyek yang akan diteliti, kemudian disusun, lalu dirumuskan, seperti observasi, wawancara, dan menggali sumber-sumber yang ada melalui studi literatur (Sugiyono, 2011: 34). 18

19 Melalui metode kualitatif ini, akan dicari hal-hal yang berkaitan dengan film dokumenter, Wayang Krucil Wiloso, penyutradaraan, D.O.P dan Silhouette. Pada film dokumenter, data diperoleh dari studi literatur yang dilakukan pada buku Film karya Himawan Pratista dan diambil dari internet situs www.landasanteori.com. Pengumpulan data pada Wayang Krucil Wiloso diperoleh melalui studi literatur, wawancara, dan observasi langsung ke Desa Gondowangi tempat dimana Wayang Krucil Wiloso dilestarikan. Pengumpulan data penyutradaraan diperoleh dari buku Teknik Dasar Videografi. Pengumpulan data D.O.P (Director Of Photography) didapat dari website blog.umy.ac.id. Wawancara dilakukan dengan kepala desa yang bernama Danis Setya, dalang Wayang Krucil yang bernama Bapak Paiman, dan pewaris Wayang Krucil yang bernama Mbah Saniyem beserta anaknya yang bernama Bapak Sugiyanto. Pengumpulan data pada silhouette diperoleh dari studi literatur yang dilakukan pada buku yang berjudul Perfect shot karya Wahyu Dharsito. 3.2 Obyek Penelitian Obyek penelitian yang menjadi bahasan utama dalam Tugas Akhir ini adalah Wayang Krucil khas Malang. Karena wayang krucil yang diteliti hampir punah karena gerusan zaman, maka dibuatlah melalui film dokumenter sebagai salah satu upaya pelestarian dan pengenalan tentang wayang krucil ini. Berikut adalah gambar 3.1 berikut adalah Wayang Krucil

20 Gambar 3.1 Wayang Krucil Wiloso (Sumber: Dokumentasi Penulis 2017) 3.3 Lokasi Tempat yang dituju untuk melakukan penelitian mencakup wilayah desa Gondowangi dan narasumber (Bapak Danis Setyo Kepala Desa, Bapak Paiman Dalang Wayang Krucil, Mbah Saniyem Pewaris Wayang Krucil, Bapak Sugiyanto Anak tertua pewaris wayang krucil ). untuk mengetahui data tentang Wayang Krucil. Wilayah yang dicakup yaitu Malang. Gambar 3.2 berikut Lokasi Gambar 3.2 Lokasi Desa Gondowangi (Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

21 3.4 Sumber Data Data sangat penting untuk penyusunan laporan Tugas Akhir ini agar laporan dapat dipertanggung jawabkan dan akurat. Sumber data pada laporan ini diperoleh dari internet atau studi literatur. Studi literatur diperlukan untuk menemukan keabsahan data yang sudah diterbitkan baik dari buku-buku maupun dari jurnal dan laporan penelitian sebelumnya. Selanjutnya sumber data dari observasi dengan cara memperhatikan rekaman yang ada maupun observasi secara langsung ke lokasi penelitian, serta dilakukan studi eksisting, untuk mempelajari film dokumenter yang memiliki kesamaan dengan karya Tugas Akhir ini untuk memperoleh masukan tentang kelebihan dan kekurangannya. Yang terakhir adalah wawancara dengan narasumber yang memiliki keahlian sesuai dengan bahasan yang ada, untuk mendapatkan informasi langsung dari orang-orang yang sudah ahli di bidangnya. Sumber data secara rinci dijelaskan pada bagian 3.5 Pengumpulan Data. 3.5 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil atau menjaring data penelitian (Suwartono, 2014: 41). Dengan demikian teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam menyutradarai pembuatan film dokumenter tentang Wayang Krucil Kabupaten Malang dan shilouette.

22 3.5.1 Film Dokumenter Dalam pencarian data tentang film dokumenter menggunakan studi literatur dari buku Memahami Film karya Himawan Pratista dan diambil dari internet situs www.landasanteori.com, dan melakukan observasi dengan mengamati film dokumenter yang telah ada seperti Wayang Krucil karya seni yang mulai terkucilkan karya humas Kabupaten Lumajang dan. Berikut adalah hasil dari datadata yang telah disimpulkan. 1. Studi Literatur Studi literatur digunakan sebagai pengumpulan data dengan mencari referensi atau teori yang diperlukan dari berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan. Berikut buku dan situs web yang dijadikan refrensi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara lain: a. Menurut Himawan Pratista dalam bukunya Memahami Film (2008: 4) kunci utama dari film dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik. b. Dalam situs www.landasanteori.com film dokumenter pertama kali diciptakan oleh Robert Flaherty mendefinisikan bahwa film dokumenter adalah karya cipta mengarah kenyataan (Creative Treatment Of Actuality) yang merupakan kenyataan-kenyataan yang menginterprestasikan

23 kenyataan. Titik fokus dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi. 2. Observasi Dalam Tugas Akhir ini, data observasi yang didapat bersumber dari pengamatan langsung di lapangan. Metode observasi dilakukan untuk mengenal lebih dalam tentang materi yang akan diteliti. Observasi dilakukan di Dukuh Wiloso, Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir pada hari Jum at dan Sabtu 13-14 Februari 2017. Menurut hasil pengamatan langsung di lapangan, Wayang Krucil Wiloso dari segi kondisi fisik terbilang rapuh karena banyak yang patah dan tidak mungkin diperbaiki dan belum ada duplikasi untuk wayang tersebut. sedangkan kesenian wayang ini patut untuk dilestarikan keberadaanya. Gambar 3.3 Pemilik Wayang Krucil (Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

24 Gambar 3.4 Kondisi Fisik Wayang Krucil (Sumber: Dokumentasi Penulis 2017) 3.5.2 Wayang Krucil Pengumpulan data terarah dilakukan untuk pembahasan tentang wayang terutama Wayang Krucil dengan gaya Jawa Timur-an. 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan Bapak Danis Setya sebagai kepala Desa Gondowangi. Bapak Danis mengatakan bahwa wayang adalah seni pertunjukan tradisional yang sarat akan kisah-kisah ketoprak dan damarwulan tapi selalu anggun dari karakter-karakternya. Wayang merupakan kekayaan budaya yang tidak tergantikan dengan materi apa-pun dan terus diturunkan dari generasi ke generasi. Namun pakem atau aturan-aturan yang kaku membuat wayang semakin ditinggalkan. Gambar berikut 3.5 Kepala Desa Gondowangi

25 2. Studi Literatur Gambar 3.5 Bapak Danis (Kepala Desa) (Sumber: Dokumentasi Penulis) a. Studi literatur dilakukan dengan memperhatikan buku Wayang Krucil Ereng-ereng Gunung Katu karya Afriza Wahyu Arizal. Wayang Krucil merupakan salah satu Wayang yang diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya, yang di buat dari bahan kayu dan berukuran kecil. Dalam literatur lain Wayang Krucil juga disebut Wayang Klithik b. Dalam buku Jagad Wayang karya Amrin Ra uf menjelaskan Wayang Krucil pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya, yang terbuat dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan Wayang Krucil Wayang ini dalam perkembangannya menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang kemudian dikenal sebagai wayang Klithik. c. Dalam situs www.mediamalang.com karangan David Currell tersebut berisi bahwa Wayang Krucil dengan Wayang Kulit mempunyai perbedaan, jika Wayang Kulit cerita yang diambil dari kisah Ramayana dan Mahabarata, untuk Wayang Krucil menceritakan alur sejarah bangsa dan penyebaran agama islam di pulau jawa. Biasanya dalam pementasan atau gebyak Wayang Krucil dimainkan kurang lebih 15 orang, yang terdiri 1

26 sinden, dan 12 wiyogo atau pemain gamelan yang dipergunakan untuk mengiringi pertunju kan wayang. 3. Observasi Observasi dilakukan di Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang Jawa Timur yang pada tanggal 22 April 2017. Maka dapat diambil kesimpulan jika Wayang Krucil merupakan seni pertujukan yang sangat kental dengan budaya Jawa. Cerita dari Wayang Krucil biasanya sangat menonjolkan sikap-sikap baik atau sikap kepahlawanan dan keanggunan dari tokoh utamanya. Karakter-karakter dari Wayang Krucil dibagi menjadi empat yaitu, Kapandhitan (pemuka agama), Bambangan (kesatria), Punakawan, dan sabrangan tokoh (antagonis). Variasi cerita biasanya hanya berkutat di sekitar selingan atau guyonan-guyonan serta kepiawaian dalang dalam mengolah goro-goro. Gambar berikut 3.6 Desa Gondowangi Gambar 3.6 Desa Gondowangi (Sumber: Dokumentasi Penulis)

27 Gambar 3.7 Wayang Krucil Wiloso (Sumber: Dokumentasi Penulis) 3.5.3 Penyutradaraan dan D.O.P ( Director Of Photography ) Pada tahapan ini, pengumpulan data terarah pada penyutradaraan dan D.O.P Dalam pencarian data tentang penyutradaraan dan D.O.P dilakukan dengan cara berikut: 1. Studi literatur a. Dalam buku Teknik Dasar Videografi sutradara adalah pimpinan tertinggi yang boleh disebut komandan atau seseorang yang bertanggung jawab penuh dalam proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Tabel 3.1 Tanggung Jawab sutradara Pra Produksi Produksi Paska Produksi Ide Gagasan Peliputan Editing (off line/ on line) Topik Koreksi audio visual Dubbing Angle/Prespektif Seleksi materi/peliputan Subtitle Rapat Budgeting Struktur penulisan Ilustrasi musik

28 Daftar pertanyaan Mixing Narasumber Ceklist peralatan b. D.O.P dalam website blog.umy.ac.id adalah yang menciptakan imaji visual film adalah sinematografer atau pengarah fotografi/pf. Ia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas fotografi dan pandangan sinematik (cinematik look) dari sebuah film. Ia juga melakukan supervisi personil kamera dan pendukungnya serta bekerja sangat dekat dengan sutradara. Dengan pengetahuannya tentang pencahayaan, lensa, kamera, emulsi film dan imaji digital, seorang sinematografer menciptakan kesan/rasa yang tepat, suasana dan gaya visual pada setiap shot yang membangkitkan emosi sesuai keinginan sutradara. 3.5.3 Shilouette Pengumpulan data terarah dilakukan untuk pembahasan tentang shilouette yang datanya diperoleh dari studi literatur dalam buku karya Wahyu Dharsito. 1. Studi Literatur a. Dalam buku hunting foto DSLR karya Hadiiswa menjelaskan foto silhouette adalah hasil foto yang obyek utamanya gelap tetapi latar belakangnya terang. Dan pada intinya foto siluet yaitu bermain-main dengan cahaya matahari. Agar hasil foto siluet menarik, sebaiknya selalu memperhatikan keadaan cahaya.

29 3.6 Teknik Analisa Data Setelah melakukan pengumpulan data maka proses selanjutnya adalah analisa data, data yang telah didapat dari berbagai sumber dikualifikasikan menurut darimana data itu didapat. Lalu diolah dengan mencari mana yang paling identik atau yang selalu ada saat proses pengumpulan data. 3.6.1 Mereduksi Data Reduksi data dalam analisis data penelitian kualitatif, menurut Miles & Huberman (1992: 16) sebagaimana ditulis Malik diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Film Jobdesk Wawancara Obyek Dokumenter Sutradara Kepala Desa Wayang Krucil Fiksi Editor Pewaris Komedi Skenario Dalang Thriller D.O.P

30 3.6.2 Menyajikan Data Untuk Menghasilkan gambaran data yang komunikatif dalam pembuatan film dokumenter wayang krucil ini, maka dibutuhkan penyajian data dalam bentuk tabel, bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data. Tabel 3.2. Penyajian Data Studi Literatur Wawancara Observasi Film Dokumenter - Dokumentasi suatu peristiwa - - Durasi - Makna - Penyajian Fakta dan Otentik - Situasi dan kondisi nyata Wayang Krucil - Cerita - Sejarah - Karakter Wiloso panji,damarwulan,dak - Menarik - Cerita wah - Daya Tarik - Budaya - Kondisi - Rapuh - Karakter - Dramatik - Gebyak Penyutradaraan - Perfilman - - - ide & gagasan - Tanggung Jawab - Pemimpin - Pra-pasca produksi D.O.P (Director Of Photography) - Visual - Pengarah/Pengkonsep - -

31 - Kesan - Gaya Silhoutte - Mudah dipahami - Bermain cahaya - Menarik - - 3.6.3 Meverifikasi Data Dari hasil analisa data film dokumenter, Wayang Krucil, penyutradaraan, D.O.P (Director Of Photography) dan silhoutte dapat disimpulkan bahwa Wayang Krucil secara fisik terbilang rapuh dan wayang krucil memiliki beraneka karakterkarakter dan budaya yang menjadi kearifan lokal. Selain itu, Wayang Krucil memiliki tradisi yang dinamakan gebyak/bersih desa. Kebudayaan dan kesenian Wayang Krucil ini akan dikemas dalam bentuk film dokumenter, dimana film dokumenter merupakan dokumentasi suatu peristiwa, meliputi fakta, otentik, dan situasi dan kondisi yang nyata. Guna menyempurnakan film dokumenter ini, maka digunakan metode berbasis silhoutte, dimana silhoutte akan menghasil video yang objek utamanya gelap tetapi latar belakangnya terang. Dan pada intinya video siluet yaitu bermain-main dengan cahaya matahari sehingga mudah dipahami oleh penonton.