JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015:

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal ISSN

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi tinja cair

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

Perbedaan Lama Rawat Inap Balita Diare Akut dengan Probiotik dan Tanpa Probiotik

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

Keywords : diarrhea, zinc, diarrhea

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PEMBERIAN TABURIA (SPRINKLE) BERPENGARUH TERHADAP LAMA DAN FREKUENSI DIARE AKUT ANAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

Hubungan Status Gizi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Plered Bulan Maret Tahun 2015

Pengaruh Pemberian Vitamin A terhadap Kadar Vitamin A dalam Darah dan Lama Diare pada Pasien Diare Akut di Bagian Anak RS. Muh.

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak di dunia. kedua pada anak dibawah 5 tahun. 1

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

PERBANDINGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PUSKESMAS I UBUD DAN PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN JANUARI OKTOBER 2012

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

ZINK EFEKTIF MENGATASI DIARE AKUT PADA BALITA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

Pola Konsumsi Omega 3 Dari Makanan Berbahan Ikan Pada Ibu Hamil di Kota Tarakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Transkripsi:

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 117

118 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 119 Pengaruh Suplementasi Vitamin A Terhadap Lama pada Anak Usia 14-51 Bulan yang Berobat di Puskesmas Sukarami Palembang Miko Septa S.K 1, Hasri Salwan 2, R.M. Suryadi Tjekyan 3 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unsri/RSMH Palembang Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Jl. Dr. Mohammad Ali Komplek RSUPMH KM.3.5, Palembang, 30126, Indonesia Abstrak Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang berperan dalam tubuh. Pada penderita diare dengan kekurangan dapat menyebabkan kerusakan mukosa usus sehingga adanya gangguan absorbsi yang dapat menyebabkan tekanan dalam lumen usus meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suplementasi terhadap lama diare pada anak di Puskesmas Sukarami Palembang. Jenis penelitian ini adalah penelitian potong lintang analitik dilakukan dengan concecutive sampling yang menggunakan data primer dari kuesioner pada bulan Nopember- Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dilakukan dengan uji t dengan program SPSS 19.0.Didapatkan 60 sampel dengan 43 anak (71,7%) yang diberi suplementasi dan 17 anak (28,3%) yang tidak diberi. rerata lama diare pada balita yang diberi suplementasi sebesar 5,06±1,66 hari. Rerata lama diare pada balita yang diberi suplementasi sebesar 4,32±1,26 hari lebih cepat sembuh dibandingkan dengan balita yang tidak diberi sebesar 6,94±0,89 hari (P=0,000). pada balita yang mendapat suplementasi lebih cepat sembuh dibandingkan balita yang tidak mendapat suplementasi. Kata Kunci: Vitamin A,,Usia 14-51 bulan Abstract Vitamin A is one of the important nutrients that contributes to the body. Diarrhea in patients with a deficiency of can cause damage to the intestinal mucosa absorption disorder that can cause increased pressure in the intestinal lumen. The purpose of this study was to determine the influence of supplementation on diarrhea in Sukarami Public Health Center Palembang.This research is a cross-sectional analytic study by concecutive sampling using primary data from questionnaires in November-December 2013 which appropriate the inclusion criteria. Data analysis was performed with t-test using SPSS 19.0.Obtained 60 samples with 43 children (71,7%) who were given and 17 children (28,3%) who did not receive. mean of long diarrhea in infants who were given supplementation was 5,06±1,66 days. The mean of long diarrhea in infants who were given supplementation was 4,32±1,26 days faster recovery compared with infants who did not receive was 6,94±0,89 days (P=0,000).Diarrhea in infants who received supplementation heal faster than infants who did not receive supplemental. Keywords: Vitamin A, Diarrhea, Age 14-51 months 1. Pendahuluan merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena mortalitas dan morbiditasnya yang masih tinggi. merupakan penyebab kedua kematian terbanyak kedua setelah Pneumonia. adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya atau lebih dari 3 kali dalam sehari yang dapat menyebabkan hilangnya

118 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 cairan, dan dapat mengancam jiwa, terutama pada anak-anak dan orang-orang yang kurang gizi atau memiliki gangguan kekebalan. 1 Survei morbiditas Departemen Kesehatan dari tahun 2009 dengan jumlah penderita diare 53.854 sampai tahun 2010 dengan jumlah penderita diare 54.612 menunjukkan jumlah penderita diare meningkat. Tahun 2010 perbandingan menjadi 411/1000 penduduk. Prevalensi diare di Sumatera Selatan menurut Riskesdas tahun 2007 untuk Sumatera Selatan 7,0. Kasus diare pada tahun 2011, di perkirakan 60.204 diare di Kota Palembang dan hanya 45.707 (75,92%) kasus diantaranya mampu ditangani. Prevalensi tertinggi di Kecamatan Ilir Timur II, diikuti kecamatan Seberang Ulu I dan Kecamatan Sukarame. Terdapat 3 puskesmas di Kecamatan Sukarami dengan angka kejadian diare tertinggi berturut-turut adalah Puskesmas Sosial, Talang Betutu, dan Sukarami. Di Puskemas Sukarami, terdapat 1.034 jiwa (2,26%) yang mengalami diare. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati. Vitamin A tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Dimana sumber utama salah satunya berasal dari bahan makanan hewani dan jingga serta sayuran yang berwarna hijau tua 2. Penggunaan pada penelitian Almatsier dapat mengurangi angka kejadian ISPA dan diare 3. Long dkk dalam penelitian menyatakan hal yang sama dan menyatakan bahwa kejadian ISPA dan diare pada anak yang mendapatkan suplemen seng dan vitamin mengalami penurunan 4. Bayi dan balita lebih rentan mengalami infeksi saluran cerna. Vitamin A dapat membantu memperbaiki epitel intestinal yang rusak akibat infeksi akut. Vitamin A berperan pada proliferasi dan diferensiasi sel-sel serta meningkatkan respon sistem imun. Defisiensi menyebabkan anak rentan mengalami penyakit diare 5. Sekitar 23-62% kasus diare merupakan kasus diare persisten yang erat kaitannya dengan kematian dibeberapa negara berkembang. Data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 menunjukkan hanya 85,53% bayi usia 6-11 bulan yang mendapatkan vitamin A dan 81,21% balita usia 12-59 bulan yang mendapatkan. Di Kecamatan Sukarame khususnya di Puskesmas Sukarami belum dijumpai data pasti mengenai jumlah kapsul yang disediakan dan jumlah yang diterima anak. Penyakit diare masih menempati peringkat ketiga sebagai Kecamatan diare terbanyak. Penyebaran yang tidak mencakup seluruh anak dapat menyebabkan prevalensi penyakit diare meningkat. Penyakit diare pada anak yang tidak mendapat suplementasi lebih lama daripada tidak mendapatkan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Apakah suplemen yang tidak diberikan pada anak diare dapat memperpanjang lama diare pada anak. 2. Metode Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan yaitu mulai dari Juni 2013 Desember 2013 di Puskesmas Sukarami Palembang. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua anak usia 14-51 bukan yang datang ke Puskesmas Sukarami Palembang pada Tahun 2013 bulan Nopember 2013 sampai dengan Desember 2013 yang menderita diare 2 minggu terakhir. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data primer. Dalam penelitian ini data yang digunakan didapat dari kuesioner yang dilakukan pada ibu dengan anak yang mengalami diare. Data yang telah didapatkan dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Kemudian variabel-variabel yang diperlukan dianalisis secara deskriptif dengan menghitung rerata lama diare.

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 119 3. Hasil Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Sukarami Palembang dari tanggal 18 November sampai 18 Desember 2013. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu yang membawa anaknya ke Puskesmas. anak yang terdata sebesar 220 orang, 99 orang yang mengalami diare dan hanya 60 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data mengenai variabel yang diteliti yakni rerata lama diare dan karakteristik umum sampel yang meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu dan berat lahir serta pengaruh suplementasi dianalisis secara bivariat untuk mengetahui distribusi frekuensinya. Hasil penelitian dan analisis disajikan dalam bentuk tabel. Distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum sampel dapat dilihat pada Tabel 1 sampai Tabel 5. Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan umum jenis kelamin (n=60) % Jenis kelamin Laki-laki 35 58,3 Perempuan 25 41,7 60 100 Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum usia balita % Usia balita 14-23 bulan 24 40 24-32 bulan 22 36,7 33-41 bulan 6 10 42-51 bulan 8 13,3 60 100 Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum berat bayi lahir % Berat lahir bayi < 2500 9 15 Normal 51 85 60 100 Tabel 3 menunjukkan hasil distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum berat bayi lahir, didapatkan dibawah dari 2500 sebanyak 9 (15%) balita dan normal 51 (85%) balita. Tabel 4 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum usia ibu % Usia ibu < 25 tahun 21 35 25-29 tahun 26 43,3 30-34 tahun 9 15 >35 tahun 4 6,7 60 100 Tabel 4 menunjukkan hasil distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum usia ibu, didapatkan 21 (35%) usia dibawah 25 tahun, 26 (43,3%) ibu berusia 25-29 tahun, 9 (15%) usia 30-34 tahun, dan 4 (6,7%) ibuusia lebih dari 35 tahun. Tabel 5 Distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum Pendidikan ibu % Tingkat pendidikan ibu Pendidikan dasar TS, SD, dan SMP 28 47 Pendidikan tinggi SMA dan PT 32 53 Junlah 60 100 Tabel 5 menunjukkan hasil distribusi sampel karakteristik umum berdasarkan pendidikan ibu, didapatkan 28 (47%) anak, ibu dengan tingkat dasar dan 32 (53%) anak, ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. Distribusi Riwayat Suplementasi Vitamin A Riwayat suplementasi pada anak yang mengalami diare ini dibagi menjadi menjadi dua kelompok yaitu yang diberi suplementasi sebanyak 43 anak (71,7%) dan tidak diberi suplementasi

120 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 sebanyak 17 anak (28,3%). Distribusi riwayat suplementasi pada anak dapat dilihat pada tabel 6 sampai 10. Tabel 6. Distribusi riwayat suplementasi berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Laki-laki Suplementasi Diberi Tidak diberi 35 23 (65,7%) 12 (34,3%) (100%) Perempuan 25 20 (80,0%) 5 (20,0%) (100%) 43 17 60 Tabel 6 menunjukkan hasil distribusi riwayat suplementasi berdasarkan jenis kelamin, laki-laki didapatkan 35 anak, 23 anak (65,7%) diantaranya diberikan suplementasi dan 12 anak (34,3%) tidak diberikan. perempuan didapatkan sebanyak 25 anak, dimana 20 anak (80%) diberikan suplementasi vitamin A dan 5 anak (20%) tidak diberikan suplementasi. Tabel 7. Distribusi riwayat suplementasi berdasarkan usia balita Suplementasi Diberi Tidak diberi Usia balita 14-23 bulan 12 (50%) 12 (50%) 24 (100%) 24-32 bulan 19 (86,4%) 3 (13,6%) 22 (100%) 33-41 bulan 4 (66,7%) 2 (33,3%) 6 (100%) 42-51 bulan 8 (100%) 0 (0%) 8 (100%) 43 17 60 Tabel 7 menunjukkan hasil distribusi riwayat suplementasi berdasarkan usia balita, didapatkan 24 balita usia 14-23 bulan, 12 anak (50%) diantaranya diberikan suplementasi dan 12 anak (50%) tidak diberikan. Balita usia 24-32 bulan didapatkan sebanyak 22 balita, dimana 19 anak (86,4%) diberikan suplementasi dan 3 anak (13,6%) tidak diberikan. Balita usia didapatkan sebanyak 6 balita, 4 anak (66,7%) diberikan suplementasi dan 2 anak (33,3%) tidak diberikan. Balita usia 42-51 bulan didapatkan sebanyak 8 balita, 8 anak (100%) diberikan suplementasi dan 0 (0%) tidak diberikan. Tabel 8. Distribusi riwayat suplementasi berdasarkan berat bayi lahir Suplementasi Diberi Tidak diberi BBL < 2500 5 (55,6%) 4 (44,4%) 9 (100%) Normal 38 (74,5%) 13 (25,5%) 51 (100%) 43 17 60 Tabel 8 menunjukkan hasil distribusi riwayat suplementasi berdasarkan berat bayi lahir, dimana berat lahir bayi dibawah 2500 didapatkan sebanyak 9 anak, 5 anak (55,6%) diantaranya diberikan suplementasi dan 4 anak (44,4%) tidak diberikan. Berat bayi lahir normal didapatkan sebanyak 51 anak anak, dimana 38 anak (74,5%) diberikan suplementasi dan 13 anak (25,5%) tidak diberikan. Tabel 9. Distribusi riwayat suplementasi berdasarkan usia ibu Suplementasi Diberi Tidak diberi Usia ibu < 25 tahun 14 (66,7%) 7 (33,7%) 21 (100%) 25-29 tahun 19 (73,1%) 7 (26,9%) 26 (100%) 30-34 tahun 7 (77,8%) 2 (22,2%) 9 (100%) >35 tahun 3 (75,0%) 1 (25%) 4 (100%) 43 17 60 Tabel 9 menunjukkan hasil distribusi riwayat suplementasi berdasarkan

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 121 usia ibu, didapatkan 21 ibu usia dibawah 25 tahun, 14 anak (66,7%) diberikan suplementasi dan 7 anak (33,7%) tidak diberikan. ibu usia 25-29 tahun didapatkan sebanyak 26 ibu, 19 anak (73,1%) diberikan suplementasi dan 7 anak (26,9%) tidak diberikan. Ibu usia 30-34 tahun didapatkan sebanyak 9 ibu, 7 anak (77,8%) diberikan suplementasi dan 2 anak (22,2%) tidak diberikan. Ibu usia lebih dari 35 tahun sebanyak 4 ibu, diantaranya 3 anak (75%) diberikan suplementasi dan 1 anak (25%) tidak diberikan. Tabel 10. Distribusi riwayat suplementasi berdasarkan pendidikan ibu Tingkat pendidikan ibu Pendidikan dasar Suplementasi Tidak Diberi diberi 19 (67,85%) 9(32,15%) 28 TS, SD,SMP (100%) Pendidikan Tinggi 24 (75%) 8 (25%) 32 SMA dan PT (100%) 43 17 60 Tabel 10 menunjukkan hasil distribusi riwayat suplementasi berdasarkan pendidikan ibu, dimana pendidikan ibu dengan tingkat pendidikan dasar didapatkan sebanyak 28 ibu, 19 anak (67,85%) diantaranya diberikan suplementasi vitamin A dan 9 anak (32,15%) tidak diberikan. Pendidikan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi didapatkan sebanyak 32 ibu, 24 anak (75%) diberikan suplementasi dan 8 anak (25%) tidak diberikan. anak yang berkunjung ke Puskesmas Sukarami Palembang sebanyak 220 anak, dan Sebanyak 99 anak menderita diare dan hanya 60 anak yang menjadi sampel penelitian. Prevalensi diare yang didapatkan di Puskesmas Sukarami sebesar 27,2%. anak yang menjadi sampel penelitian yaitu 60 anak. Anak yang mendapat suplementasi sebesar 43 anak (71,7%) dan anak yang tidak mendapat sebesar 17 anak (28,3%). Analisis rerata durasi diare pada kelompok yang mendapat suplementasi dan tidak mendapat suplementasi yang selanjutnya didapatkan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test. Uji One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test digunakan untuk mengetahui kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Uji normalitas Variabel Rata-rata SD P diare Lama diare 5,06 1,66 0,242 p = > 0,05 Tabel 11 Menunjukkan bahwa distribusi lama diare terdistribusi normal dengan p = 0,242 dengan rerata diare dua kelompok adalah 5,06±1,66 menggunakan One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Analisis perbedaan rerata durasi diare yang didapatkan dari 60 sampel dimana, Distribusi perbedaan rerata durasi diare berdasarkan pemberian dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perbedaan durasi diare yang diberi dan tidak diberi vitamina Lama diare Diberi Tidak diberi p = < 0,05 Jumla h Rat a- rata diar e 43 4,32 1,26 17 6,94 0,89 SD P T 0,000 8,976 Tabel 12 menunjukkan hasil rerata lama diare yang diberi suplementasi vitamin A sebesar 4,32±1,26 hari lebih cepat

122 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 dibandingkan dengan yang tidak diberi suplementasi sebesar 6,94±0,89 hari sebanyak 17 anak adalah 6,94±0,89 hari dengan taraf kepercayaan 95% dengan confident interval adalah 2,02 sampai 3,20. Nilai p yang didapatkan berdasarkan hasil analisis uji t-independent sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna rata-rata lama diare antara balita yang menderita diare pada balita yang sebelumnya diberi suplementasi dan tidak diberi suplementasi di Puskesmas Sukarami Palembang. 4. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata lama diare berdasarkan pemberian pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang. Penelitian yang dilakukan dari bulan September sampai Desember 2013. anak yang terdata mengunjungi Puskesmas Sukarami Palembang sebesar 220 anak. Sebanyak 60 anak yang sesuai dengan kriteria inklusi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan anak laki-laki lebih banyak mengalami diare (58,3%) dibandingkan dengan anak perempuan (41,7%). Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan shimelis tahun 2008 bahwa terdapat 53,3% kejadian diare pada anak laki-laki dan terdapat 46,7% kejadian diare pada anak perempuan 6. Kejadian diare pada penelitian ini berdasarkan usia balita, didapatkan bahwa 24 (40%) balita usia 14-23 bulan, 22 (36,7%) balita usia 24-32 bulan, 6 (10%) balita usia 33-41 bulan, dan 8 (13,3%) balita usia 42-51 bulan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gascon dkk tahun 2000 di Ifakara, Tanzania dimana didapatkan kasus diare paling banyak terjadi pada anak usia 1-3 tahun (65,1%) dan anak usia 4-5 tahun (31%) 7. Berdasarkan pemberian, jumlah anak yang mendapat suplementasi sebanyak 43 anak (71,7%) sedangkan jumlah anak yang tidak mendapat suplementasi sebanyak 17 anak (28,3%). Hasil ini tidak sesuai dengan data profil kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 yang menunjukkan 81,21% balita usia 12-59 bulan yang mendapatkan. Berdasarkan tingkat pendidikan ibu, ibu dengan tingkat pendidikan dasar sebanyak 28 orang (47%) dimana anaknya yang diberi suplementasi sebanyak 19 anak (67,85%) dan tidak diberi suplementasi sebanyak 9 anak (32,15%%). Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 32 orang (53%) dimana anaknya yang diberi suplementasi sebanyak 24 anak (75%) dan tidak diberi suplementasi vitamin A sebanyak 8 anak (25%). Hasil ini menunjukkan bahwa proporsi anak yang diberikan pada tingkat pendidikan ibu dengan pendidikan dasar lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pendidikan ibu dengan pendidikan tinggi ibu lebih tinggi. Durasi diare merupakan lama kejadian diare berlangsung atau rentang waktu kejadian diare, dari mulai diare sampai berhenti. dianggap berhentiapabila feses encer terakhir berlangsung 2 kali 24 jam. Durasi diare pada penelitian ini terlama adalah 8 hari dan yang tercepat adalah 2 hari. Rerata durasi diare pada anak yang mendapatkan suplementasi vitamin A sebesar 4,32±1,26 hari lebih cepat bila dibandingkan dengan tidak diberikan suplementasi yakni, 6,94±0,89 hari. Hasil uji t-independent untuk membandingkan rerata durasi diare pada kelompok yang mendapatkan suplementasi dan tidak mendapatkan suplementasi dengan durasi taraf kepercayaan 95% adalah 2,02 sampai 3,20 didapatkan nilai p 0,000 (p<α = 0,05), kesimpulan hasil ini adalah terdapat perbedaan rata-rata lama diare antara balita yang menderita diare pada balita yang sebelumnya diberi suplementasi vitamin A lebih pendek dibandingkan tidak diberi suplementasi di Puskesmas Sukarami Palembang.

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 117-123 123 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sylviati di Surabaya yang mendapatkan lama penyembuhan diare pada anak yang mendapat lebih cepat penyembuhannya dibandingkan yang tidak diberi 8. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Dumalang di Manado yang mendapatkan lama diare pada penderita diare yang diberi adalah 3,68 hari dan pada penderita yang tidak diberi adalah 4,7 hari 9. Penggunaan dapat membantu memperbaiki epitel intestinal yang rusak akibat infeksi akut. Vitamin A berperan dalam proliferasi dan differensiasi epitel dapat meningkatkan respon sistem imun sehingga dapat mengurangi risiko terjadi diare persisten 10. 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang ada, dapat disimpulkan bahwa:prevalensi diare pada anak usia 14-51 bulan di Puskesmas Sukarami Palembang adalah sebesar 27,2%. Dimana, sebanyak 43 (71,7%) anak diare yang mendapat suplementasi dan 17 (28,3%) anak yang diare tidak mendapat suplementasi.rerata durasi diare pada kedua kelompok penelitian 5,06 ± 1,66 hari.anak yang mendapat suplementasi mempunyai rerata durasi diare lebih pendek (4,32 ± 1,26 hari) dibandingkan anak yang tidak mendapat suplementasi (6,94 ± 0,89 hari), dengan perbedaan yang bermakna (p = 0,000). Daftar Acuan 1. World Health Organization. 2013. Ending Preventable Child Deaths From Pneumonia And Diarrhoea By 2025: The Integrated Global Action Plan for Pneumonia And Diarrhoea. WHO, Geneva. Hal. 10. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Apa dan Mengapa Tentang Vitamin A. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 11-13. 3. Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Edisi IV. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Indonesia. 4. Long, K. Z., dkk. 2006. A Double-blind, Randomized, Clinical Trial Of The Effect Of Vitamin A And Zinc Supplementation On Diarrheal Disease And Respiratory Tract Infection In Children In Mexico City, Mexico. American Journal Clinical Nutrition; 83:693-700. 5. Fedriyansyah, dkk. 2010. Hubungan Kadar Seng dan Vitamin A dengan Kejadian ISPA dan Pada Anak. Sari Pediatri, Hal 24. 6. Shimellis, D., dkk. 2008. Effect Of Zinc Supplementation In Treatment Of Acute Diarrhoea Among 2 59 Months Children Treated In Black Lion Hospital, Addis. Ababa. Ethiophia Journal of Health, 22(2):187-190. 7. Gascon, dkk. 2000. Diarrhea In Children Under 5 Years Of Age From Ifakara, Tanzania: A Case-Control Study, Journal Of Clinical Microbiology, 38:12. 8. Dyah, S., 1997. Tesis: Pengaruh Pemberian Vitamin A Terhadap Perjalanan Akut. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR, Surabaya, Indonesia. 9. Dumalang. P., dkk. 1996. Tesis: Pengaruh Vitamin A Terhadap Lama Akut Pada Anak-Anak Yang Dirawat di RSUP Manado Selang Bulan September 1995- Maret 1996, Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak X, Bukit Tinggi. 10. Edem, D.O, 2009. Vitamin A:Review. Asian Journal of Clinical Nutrition. 68 : hal 65-82.