BAB I PENDAHULUAN. UKM dan industri tersebut sangatlah berperan penting dalam pembangunan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Posisi Daya Saing Indonesia Negara

Pusat pembangunan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional telah berkembang begitu pesat terutama pada industri restoran. Data di atas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

BAB I PENDAHULUAN. sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsumsi makanan sehat merupakan salah satu inovasi yang hadir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian nasional salah satunya dipicu oleh. kemunculan para pengusaha kecil menengah dan usaha mikro dalam

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha pemasaran untuk mendapatkan hasil penjualan maximal sesuai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba cepat saat ini globalisasi ekonomi telah menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya keadaan ekonomi saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

I. PENDAHULUAN. Perkembangan sektor jasa di Indonesia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan kecil menengah adalah sebuah entitas yang memiliki skala

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah bisnis di bidang Bakery. Roti memiliki sejarah panjang karena bagaimana. pun roti adalah makanan yang sehat dan bergizi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus bertahan dan bersaing serta mampu memanfaatkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. I 2015 menjadi 4,67% pada kuartal II Hal ini disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. industri mendorong perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. hal kebutuhan, kemampuan dan kemajuan teknologi. Keadaan ini

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba mempromosikan beragam paket menarik sebagai kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggandrungi dan menyadari bahwa memiliki bisnis sendiri merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral dan enzim-enzim,

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi yang makin pesat ini, terjadi perubahan yang sangat cepat dan berdampak luas dalam kondisi perekonomian. Dampak terbesar yang terlihat adalah semakin ketatnya persaingan pada berbagai sektor usaha. Dan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah dengan pemanfaatan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh daerah masing-masing secara optimal, salah satu yang berpengaruh adalah sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan industri. Karena peran UKM dan industri tersebut sangatlah berperan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Sektor-sektor tersebutlah yang diharapkan memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing baik dengan produk dalam yang berada di pasar domestik maupun terhadap produk luar. Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu usaha di dalam perdagangan. Daya saing diukur dari kinerja ekonomi,efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Posisi Indonesia dalam kesepakatan perdagangan bebas dunia relatif kurang menguntungkan, hal tersebut dapat dilihat dari data berikut: 1

2 Tabel 1.1. Posisi Daya Saing Indonesia NEGARA 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 USA 1 1 1 1 1 1 3 3 5 7 Singapura 4 2 3 3 5 5 1 1 2 2 Malaysia 21 16 28 23 21 21 18 26 21 14 Korea 37 35 29 38 13 11 27 22 24 22 Jepang 25 23 21 17 9 8 17 10 9 10 China 29 24 31 19 30 34 18 27 26 26 Thailand 30 29 27 32 34 34 37 38 39 38 Indonesia 57 58 59 52 54 55 42 35 33 42 Sumber : Larasati (2013) Berdasarkan Tabel 1.1 posisi daya saing Indonesia sangatlah mengkhawatirkan. Dari tahun 2003 hingga 2005 mengalami penurunan dari peringkat 57 hingga 59 pada 2005. Sedangkan pada tahun 2009 peringkat Indonesia mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu peringkat 42. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan dan penurunan lalu kembali di peringkat 42 pada tahun 2012. Sehingga dari data diatas dapat dilihat bahwa daya saing Indonesia masih lebih rendah disbanding Negara Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, China dan Thailand. Perkembangan sektor industri pada negara-negara di dunia khususnya negara berkembang seperti Indonesia, turut serta meramaikan persaingan pasar dunia. Untuk itu dibutuhkan andil dari berbagai pihak agar industri pangan Indonesia dapat bersaing atau berkompetitif dengan industri negara berkembang maupun negara maju sekalipun. Salah satu aspek yang menjadi pondasi kemajuan industri suatu negara adalah industri kecil dan menengah, atau yang biasa disebut Usaha Kecil Menengah (UKM).

3 Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Sesuai dengan UU No. 9 Tahun 1995 kriteria usaha kecil yaitu memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp1.000.000.000,-, memiliki kekayaan bersih Rp200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan, berdiri sendiri, milik WNI, berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau ada yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2008 kriteria usaha menengah yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- paling banyak Rp 10.000.000.000,-, hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- paling banyak Rp 50.000.000.000,-. Saat ini banyak perusahaan-perusahaan di bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berdiri karena makin terbuka lebarnya peluang usaha disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan produk-produk yang memiliki biaya relatif bersahabat dan terjangkau. Perkembangan UKM menarik perhatian lebih serius dari pemerintah maupun masyarakat. Karena peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja, sumbangan pendapatan nasional (GDP) dan fleksibilitas UKM dalam menyiasati perubahan. Peran UKM terhadap perekonomian nasional dinilai sangat strategis. Penyerapan tenaga kerja pada UKM dapat membantu pemerintah mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. Berikut adalah tabel jumlah perusahaan industri mikro dan kecil menurut provinsi dari tahun 2013 sampai 2014:

4 Tabel 1.2. Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut Provinsi, 2013 2014 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) diakses pada 5 Maret 2015 pukul 10.30 WIB Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan permintaan produk pangan, salah satunya yaitu produk bakery atau roti dan kue. Produk bakery saat ini bukan hanya dilihat sebagai makanan sampingan, melainkan sudah menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama bagi sebagian besar masyarakat perkotaan. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, produk bakery mulai bisa menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Simple and instant food, mungkin itu sebutannya karena bisa langsung dikonsumsi serta tidak susah untuk menemukan produk bakery yang ingin dikonsumsi. Mengkonsumsi roti dianggap lebih praktis bagi pola hidup masyarakat

5 perkotaan yang cenderung sibuk dan aktif. Untuk menunjukkan seberapa besar tingkat konsumsi roti di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.3. Konsumsi Roti Per Kapita/Tahun Pada 2009 2010 NO Negara 2009 2010 (dolar AS) (dolar AS) Perubahan 1 Indonesia 1,2 1,5 25% 2 Korea Selatan 14,3 16,5 15,4% 3 Thailand 3,5 3,9 11,4% 4 China 1,4 1,5 7,1% 5 Taiwan 1,4 1,5 7,1% Sumber: Setiawati (2014) Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan Negara tertinggi pengkonsumsi roti di tahun 2009 hingga 2010, karena mengalami perubahan sebesar 25%. Sedangkan data tabel produksi roti di Indonesia dari tahun 2005 hingga 2013 yaitu: Tabel 1.4. Jumlah Produksi Roti di Indonesia dari Tahun 2005 2013 Tahun Jumlah Produksi (per Ton) Nilai Produksi (Ribu Rupiah) 2005 22.749 124.638.695 2006 24.547 125.487.235 2007 25.102 126.285.362 2008 26.263 128.554.348 2009 27.908 130.146.824 2010 29.656 131.759.026 2011 31.514 133.391.199 2012 33.488 135.043.592 2013 35.586 136.716.453 Sumber : Anonim 1 (2015)

6 Dilihat dari Tabel 1.4 menunjukkan bahwa komoditi roti memiliki pasar yang bagus bagi produsen roti. Adanya potensi bisnis di bidang bakery, mendorong para pelaku bisnis untuk meningkatkan usahanya. Kepuasan konsumen menjadi hal yang harus diperhatikan oleh produsen karena dengan memenuhi kepuasan konsumen, produsen dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya dan menguasai pasar. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat memuaskan konsumen dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya di bidang bakery. Salah satunya dengan mengetahui atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Apabila atribut tersebut diketahui, produsen dapat menyusun peningkatan mutu atribut yang sesuai dengan keinginan konsumen, memperbaiki mutu produk bakery, memperluas jangkauan pemasaran, menyempurnakan produk yang dihasilkan di masa datang. Dilihat dari perspektif konsumen, apabila kepuasan konsumen terpenuhi oleh suatu produk maka hal tersebut akan berpengaruh secara signifikan terhadap sifat loyalitas konsumen pada produk tersebut. Sehingga dari terbentuknya loyalitas konsumen terhadap suatu produk, akan meningkatkan penjualan dan omset dari industri tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen menurut Dharmmesta (1999) adalah kualitas produk dan promosi. Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang produk yang sama. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan produsen atau pemilik UKM bakery yaitu atribut produk bakery seperti merek, rasa, dan pelayanan. Selain atribut produk diatas, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi loyalitas

7 pelanggan yaitu dari segi Customer Relationship Management yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Suatu perusahaan harus berusaha untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan mempertahankan hubungan denan konsumen, perusahaan membutuhkan suatu strategi yang dinamakan Customer Relationship Management (CRM) sebagai pendekatan dalam membangun long term and profitable relationship dengan konsumen (Coltman, 2011). Dengan mengetahui respon konsumen terhadap atribut mutu pemasaran pada UKM bakery diharapkan pemilik usaha dapat mengetahui seberapa besar pengaruh atribut mutu pemasaran terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen, khususnya bagi konsumen UKM bakery di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta sebagai fokus penelitian dikarenakan jumlah penduduk per Km 2 dari kedua wilayah tersebut lebih besar dibanding wilayah lain di Provinsi DIY. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa jumlah pelaku bisnis salah satunya industri bakery, dan aktivitas jual beli yang ada di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta lebih tinggi dibanding wilayah lain. Karena lebih padatnya jumlah penduduk, maka hal ini mendorong para pelaku bisnis khususnya industri bakery untuk mendirikan toko bakerynya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta agar dapat lebih menjaring konsumen yang banyak. Dapat dilihat pada tabel berikut:

8 Tabel 1.5. Jumlah Penduduk di Kota Yogyakarta Semester I 2015 Sumber : Data Dinas Kependudukan diakses pada 8 Januari 2016 pukul 10.30 WIB Tabel 1.6. Jumlah Penduduk di Kabupaten Sleman Semester I 2015 Sumber : Data Dinas Kependudukan diakses pada 8 Januari 2016 pukul 10.45 WIB

9 Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai atribut mutu pemasaran, khususnya atribut mutu pada UKM bakery di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dituangkan dalam suatu penelitian berjudul Analisis Pengaruh Atribut Mutu Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen di UKM Bakery Yogyakarta. B. Perumusan Masalah 1. Seberapa signifikan besar pengaruh atribut mutu toko bakery terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen? 2. Variabel atribut mutu yang manakah yang paling berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen? C. Batasan Penelitian 1. Penelitian dilakukan pada Usaha Kecil Menengah produk bakery yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. 2. Penelitian hanya dilakukan terhadap usaha bakery dengan skala kecil maupun menengah. 3. Penelitian mencakup responden dari konsumen yang melakukan pembelian di toko bakery yang diteliti.

10 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besar pengaruh atribut mutu seperti merek, rasa, pelayanan dan CRM terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen produk bakery berbasis usaha kecil menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Mengetahui variabel atribut mutu yang paling signifikan berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. E. Manfaat Penelitian Sebagai informasi dan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian mengenai pentingnya atribut mutu di bidang industri makanan yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen.