PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY BASIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMP NEGERI 2 AMBULU - JEMBER. Syahrul Bayuni 1) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Oleh : Darsih Windarwanti Guru SMP Negeri 1 Paron ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELAPORKAN ISI BACAAN MELALUI METODE DISKUSI. Karyadi

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Jus Sulastri SDN 009 Tanjung Palas

STRATEGI PEMBELAJARAN GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA PELAJARAN PRODUKTIF LISTRIK DI SMK MELALUI GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KOOPERATIF MODEL TPS (THINK PAIR SHARE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENERAPKAN MODEL BELAJAR INQUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN I JATI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Jurnal Langsat Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2017

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Oleh: N. Komariyah, S.Pd.I NIP ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Suyono 20. Kata kunci : Media Pembelajaran, Media Gambar, IPA, Hasil Belajar. Guru SDN 3 Tlogosari Situbondo

PENINGKATAN PRESTASI PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL PEMBELAJARAN TERARAH

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Kata Kunci : Reading Guid dan Index Card Matc, Pendidikan Kewarganegaraan.

MODEL PEMBELAJARAN TUGAS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH.

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

UPAYA MENINGGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PELAJARAN KOOPERATIF

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Ratna Juita

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

Oleh: Tutut Trinarmi Guru SDN 2 Krandegan, Trenggalek

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Minarsih 1) TK DWP DUWET TULUNGAUNG/ Bertina Septialvita 2) PG PAUD IKIP PGRI MAIDUN/

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

Volume 07, Nomor 02, desember 2016

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN BANYUAJUH 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Metode Kooperatif Model TAPPS

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG PEMAHAMAN PERMASALAHAN SOSIAL MELAUI PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PENINGKATAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS VI SDN 20 SEMADU KABUPATEN SANGGAU ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

Sudarjatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Fungsi

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (13-17)

BELAJAR AKTIF MODEL MEMBERIKAN PERTANYAAN DAN MENDAPATKAN JAWABAN DAPAT MENGINGAT KEMBALI MATERI PELAJARAN MATEMATIKA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD Negeri 26 Sabang

TIWIS HERLINA P

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Penggunaan Metode Fernald Untuk Meningkatkan Prestasi Membaca Braille Siswa Tunanetra Kelas II SDLB Negeri Sabang

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Kamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Perkembangan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia Melalui Metode Belajar Kelompok Siswa Kelas VI/A SD Negeri 2 Sabang

Persada, 1996), hlm.10. Rosdakarya, 2009), hlm. 13. hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA SISWA KELAS VII.3 SMP NEGERI 2 PEUSANGAN BIREUEN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Asmawaty Guru PJOK SD negeri Surel:

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY BASIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMP NEGERI 2 AMBULU - JEMBER Syahrul Bayuni 1) 1) SMP Negeri 2 Ambulu - Jember ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran inquiry basic dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-A SMP Negeri 2 Ambulu. Selama penggunaan metode pembelajaran inquiry basic siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah dan guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah. Tujuan dalam penelitian ini ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran IPA pokok bahasan sistem ekskresi pada manusia dan kesehatan setelah diterapkannya pengajaran inquiry basic pada siswa kelas IX-A semester ganjil SMPN 2 Ambulu Kabupaten Jember. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IX-A SMPN 2 Ambulu Kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pengajaran inquiry basic memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (51%), siklus II (86%), siklus III (92%). Penerapan pengajaran inquiry basic mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran IPA yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran inquiry basic sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Kata Kunci : Inquiri Basic, Diskusi, dan Hasil Belajar PENDAHULUAN Proses Belajar Mengajar memerlukan kolaborasi guru dan siswa. Penjelasan dan pemeragaan semata dari pembelajaran, tidak akan membuahkan hasil belajar yang maksimal. Salah satu upaya untuk membuahkan hasil belajar yang maksimal hanyalah kegiatan pengajaran inquiry basic. Agar proses belajar mengajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus mempergunakan pengetahuan yang diperoleh, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Agar mampu mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Tidak hanya itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Agar pemahaman dapat ditingkatkan, maka guru harus dapat menumbuhkan minat belajar pada siswa, sehingga dalam setiap proses belajar Education Journal : Journal Educational Research and Development 15

Volume 1, Nomor 1, Februari 2017 mengajar, siswa dapat secara aktif dan kreatif, memiliki semangat untuk belajar dan merasa bahwa bahan ajar yang disampaikan bermanfaat bagi dirinya. Peran guru semakin besar dengan memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan guru harus dapat memiliki solusi kondisi-kondisi yang membuat siswa merasa kurang bergairah atau kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran inquiry basic untuk mengungkapkan apakah dengan model inquiry basic dapat meningkatkan kemampuan diskusi dan prestasi sains. Dalam metode pembelajaran inquiry basic siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Nopember semester ganjil tahun pelajaran 2011/ 2012, penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Ambulu. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus yaitu yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2011 di kelas IX-A dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2011 di kelas IXA dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. 16 Education Journal : Journal Educational Research and Development

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Basic (Syahrul Bayuni) Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pengamatan dilakukan pada saat diskusi kelompok dan akhir pada saat test formatif. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2011 di kelas IX-A dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan. Hasil reflekasi ini diharapkan muncul rencana perbaikan terhadap metode yang telah diterapkan pada siklus sebelumnya. Analisis Data Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Cara dalam menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga Education Journal : Journal Educational Research and Development 17

Volume 1, Nomor 1, Februari 2017 diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Keterangan : X = Nilai rata-rata Σ N = Jumlah siswa Σ X = Jumlah semua nilai siswa Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode inquiry basic memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 51%, 86%, dan 92%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Gambar 1. Ketuntasan Siswa Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan pengajaran inquiry basic yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa Siswa. yang. tuntas. belajar P x100% aktivitas siswa dapat (Depdiknas, dikategorikan 2004:17) aktif. Siswa 100 50 0 Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pengajaran inquiry basic dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan/ melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Siklus I Siklus II Siklus III Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan 18 Education Journal : Journal Educational Research and Development

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Basic (Syahrul Bayuni) selama tiga siklus, dan berdasarkan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pembelajaran dengan pengajaran inquiry basic memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (51%), siklus II (86%), siklus III (92%). b. Penerapan pengajaran inquiry basic mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran IPA yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran inquiry basic sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: a. Pelaksanaan pengajaran dengan metode inquiry basic memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pengajaran inquiry basic dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. b. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemuan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. c. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas IX-A semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM. Melvin, L. Siberman. 2004. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Education Journal : Journal Educational Research and Development 19

Volume 1, Nomor 1, Februari 2017 Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press). Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. 20 Education Journal : Journal Educational Research and Development