BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan bisnis telah memasuki era globalisasi, dimana. persaingan semakin tinggi baik itu di pasar domestik ataupun pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan perubahan life style dalam kehidupan menjadi sesuatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana dapat dijadikan andalan utama untuk berfungsi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat sehingga menimbulkan

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atmodjo (2005,p.7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, yang ditandai dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, banyak persaingan yang terjadi diantara perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian . ( . (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang kebutuhan manusia selalu bertambah, baik kebutuhan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan tersebut ditandai dengan banyaknya jumlah bank dan

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi kaum wanita. Kecantikan merupakan harta yang

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

PENDAHULUAN. seperti yang disajikan oleh data dibawah ini: Tabel I. Data Populasi Kota Bandung. Pria Wanita

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat pada lingkungan bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Semakin banyaknya produk yang sejenis dipasarkan akan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB I PENDAHULUAN. adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Saat ini kegiatan bisnis telah memasuki era globalisasi, dimana persaingan semakin tinggi baik itu di pasar domestik ataupun pasar internasional. Agar dapat berkembang atau paling tidak dapat bertahan, perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif berupa kualitas jasa yang baik bagi konsumen. Menurut Wykof yang dikutip oleh Tjiptono (2006:59), Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan pada bisnis apapun sangat penting bagi masyarakat, hal ini disebabkan selain karena adanya perubahan pola berbelanja masyarakat yang semakin selektif, juga karena adanya perbedaan cara pandang konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan produsen. Seperti halnya dalam sektor bisnis jasa kecantikan, dulu bisnis yang bergerak dalam bidang kecantikan belum semarak seperti saat sekarang. Persaingan yang semakin kompetitif antara pengusaha domestik maupun asing dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya berdasarkan kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan, menjadi pendorong bagi pengusaha jasa kecantikan yang memberikan pelayanan (perawatan, rambut, dan spa) kepada konsumen, untuk memperbaiki kualitas layanan dan produknya dalam memenuhi kebutuhan kecantikan bagi

masyarakat khususnya kebutuhan jasa kecantikan. Semakin meningkatnya potensi pasar yang membutuhkan jasa kecantikan dan masyarakat yang sadar akan pentingnya kecantikan diindikasikan dengan semakin banyaknya jumlah salon kecantikan dan spa yang ada di Kota Bandung. Tabel 1.1 Jumlah Salon Kecantikan dan Spa di Kota Bandung No Keterangan Tahun 2011 2012 2013 1 Salon Kecantikan 279 296 313 2 Spa 59 76 98 Sumber :Situs Google http://telpon.info/salon-kecantikan/bandung/page- 1.html Terjadi kenaikan jumlah Salon Kecantikan dan Spa dari tahun ke tahun.pada umumnya tahun 2011 sampai 2013 terjadi kenaikan jumlah salon kecantikan dan spa yang ada di Kota Bandung. Hal ini disebabkan karena masyarakat pun sudah mulai sadar akan pentingnya kecantikan dan menjaga penampilan tidak hanya kaum wanita saja, tetapi kaum pria pun butuh akan perawatan kecantikan tersebut. Melihat peluang tersebut, pengusaha berlombalomba mendirikan Salon kecantikan, baik bermitra maupun dengan pihak asing dan lebih meningkatkan kembali kualitas pelayanan dan mutu yang dirancang oleh pemilik jasa kecantikan tersebut.

Alena Beauty Salon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa kecantikan di Kota Bandung. Berdirinya salon tersebut karena adanya kecintaan yang dimiliki pemilik terhadap perkembangan dunia kecantikan, dimana pada mulanya pemiliki telah memiliki pengalaman dalam jasa kecantikan maka dibentuknya Alena Beauty Salon pada tahun 2007. Pada mulanya Alena Beauty Salon bertempat di jalan Cihampelas, dan pada tahun 2012 membuka cabang di jalan Merdeka dengan mutu dan kualitas pelayanan yang baik guna dapat lebih memuaskan pelanggannya. Kecantikan dan keindahan merupakan hal terpenting bagi setiap manusia khususnya wanita. Salon Kecantikan kini dirancang sebagai pelayanan jasa perawatan, rambut, dan spa. Salah satu upaya Alena Beauty Salon dalam memenangkan persaingan yang terjadi tersebut yaitu dengan memberikan pelayanan jasa perawatan, rambut, dan spa. Alena Beauty Salon menawarkan bermacam-macam jasa misalnya treatment rambut, atau manicure-pedicure, creambath, make-up, spa dan lain-lain. Banyak cara yang sudah dilakukan Alena Beauty Salon ini untuk mencapai target penjualanya misalnya meningkatkan pelayanan dengan kenyamanan, kemudahan dan ketersediaan berbagai produk. Meskipun Alena Beauty Salon sudah memberikan pelayanan dengan kenyamanan tetapi hal ini tidak menjamin untuk konsumen merasa puas. Hal ini dibuktikan dengan menurunya konsumen Alena Beauty Salon dari satu tahun terakhir sebagai berikut :

Grafik 1.2 Jumlah konsumen Alena Beauty Salon pada tahun 2012 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jumlah konsumen Jumlah konsumen Sumber : Alena Beauty Salon Berdasarkan grafik di atas dari bulan januari ke febuari mengalami penurunan dan dari febuari ke mei tidak terjadi peningkatan atau penurunan konsumen dan pada bulan juni ke juli mengalami peningkatan kembali tetapi pada bulan agustus sampai desember mengalami penurunan jumlah konsumen Alena Beauty Salon. Dari data yang tergambarkan dalam grafik diatas, dapat dilihat bahwa jumlah konsumen Alena Beauty Salon terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat dalam jasa kecantikan yang ada di Bandung. Dari pemaparan diatas, selain faktor-faktor eksternal dari teknis pelayanan Alena Beauty Salon, menjadi indikasi bahwa Alena Beauty Salon masih belum optimal dalam menjalankan kualitas pelayanannya. Dalam hal kenyamanan

gedung yang cukup sempit sehingga tidak ada tempat untuk menampung konsumen yang waiting list ketika ramai. Hal ini membuat konsumen tidak mendapatkan kepuasan yang diharapkannya, hal ini berdampak pada penurunan jumlah kunjungan konsumen. Bahwa kepuasan konsumen adalah tujuan utama yang selalu dijaga oleh perusahaan sebagai upaya memelihara kepercayaan konsumen. Karena mereka percaya bahwa kepuasan konsumen akan berbanding lurus dengan kelangsungan perkembangan Alena Beauty Salon ini kedepan dan dalam memenuhi kepuasan konsumen dapat memberikan pelayanan optimal yang diberikan, hal ini dipertegas oleh salah satu pakar yang mengkaji tentang kepuasan konsumen yaitu Kotler & Keller (2010;138), adalah kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyajikan dalam suatu karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen pada Alena Beauty Salon. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang mengenai pentingnya memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Jasa yang dilakukan oleh Alena Beauty Salon? 2. Bagaimana tingkat Kepuasan Konsumen pada Alena Beauty Salon? 3. Bagaimana besar pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen Alena Beauty Salon? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan kualitas pelayanan jasa dan pengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Alena Beauty Salon. Hasilnya akan penulis gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang akan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang Sarjana di Fakultas Bisnis Manajemen Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Jasa yang dilakukan oleh Alena Beauty Salon. 2. Untuk mengetahui tingkat Kepuasan Konsumen pada Alena Beauty Salon. 3. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen pada Alena Beauty Salon. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan melakukan penelitian di harapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi perusahaan

Penelitian ini di harapkan mampu memberikan informasi yang berguna dan dasar sumbangan pemikiran bagi perusahaan. 2. Bagi penulis Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dalam bidang pemasaran khususnya dalam ilmu pemasaran mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen pada Alena Beauty Salon. Selain itu ditunjukan untuk menyusun skripsi pada program Studi Manajemen S1 Universitas Widyatama. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini di harapkan mampu memberikan bahan bacaan atau referensi tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen pada Alena Beauty Salon. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pemasaran merupakan faktor penting dalam perusahaan untuk mempertahankan kegiatan usahaanya secara berkesinambungan. Untuk meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan, maka perusahaan perlu menghasilkan sebuah strategi di bidang jasa kecantikan maupun bidang bisnis dan juga memastikan bahwa jasa kecantikan secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap para konsumennya. Pengusaha jasa kecantikan pada umumnya merupakan bidang usaha yang memiliki gabungan yang seimbang antara produk berwujud dengan produk

jasanya. Semakin kompleksnya masalah dalam pemasaran menyebabkan perusahaan yang ada saling bersaing memperebutkan pangsa pasar dan dalam situasi persaing yang kompetitif ini perusahaan dituntut untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya. Menurut Kotler (2007:9) definisi manajemen pemasaran diuraikan sebagai berikut : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan dan individu dan tujuan-tujuan organisasi. Perusahaan harus dapat memahami, menetapkan memutuskan strategi yang akan dijalankan atau dipakai dalam menghadapi lingkungan eksternal dan internal. Konsep pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan. Salah satu konsep tentang kegiatan pemasaran adalah bauran pemasaran. Adapun pengertian bauran pemasaran Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Molan (2007;23) dalam bukunya Manajemen Pemasaran : Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Selanjutnya menurut Kotler (2007;18) bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4P (Product, Price, Place, Promotion). Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah :

1. Product Produk merupakan kombinasi penawaran barang dan jasa perusahaan kepada pasar, yang mencakup antara lain : kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. 2. Price Harga adalah sejumlah uang yang harus pelanggan bayar untuk produk tertentu. 3. Place Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion Promosi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Sedangkan menurut Tjiptono (2008:145) di dalam perusahaan jasa bauran pemasaran di tambah menjadi 7P, adapun 3P tambahannya, yaitu : 5. People (Orang) Perusahaan dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan dan berhubungan dengan pelanggan, dari pada karyawan persaingannya. 6. Physical Environtment (Lingkungan Fisik) Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang atraktif.

7. Process (Proses) Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang superior misalnya home banking yang dibentuk oleh banking tertentu. Kepuasan konsumen merupakan suatu hal yang sangat berharga demi mempertahankan eksistensi perusahaan di masa yang akan datang. Layanan yang diberikan kepada konsumen akan memacu puas atau tidaknya seorang konsumen atas pelayanan yang diberikan. Pelayanan sebagai proses (jasa) tidak dapat terpisahkan, kunci dari kualitas pelayanan adalah menyesuaikan atau melebihi apa yang menjadi harapan dari konsumen akan kualitas pelayanan. Menurut Kotler (2007:486) menyatakan bahwa : Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarny tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Salon kecantikan merupakan salah satu bentuk jasa, karena pelayanan yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Meningkatkan persaingan antar perusahaan sejenis menyebabkan masing-masing salon kecantikan berusaha untuk memberikan kualitas pelayanan jasa yang terbaik kepada konsumennya agar unggul dalam persaingan. Menurut Lovelock-Wright (2007:96) bahwa : Kualitas jasa adalah evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa atau perusahaan. Sedangkan menurut Parasuraman, Berry, dan Zeithaml (2006:181) mengungkapkan bahwa :

Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan serta layanan yang mereka terima. Pada dasarnya konsumen menggunakan kriteria-kriteria tertentu tentang kualitas pelayanan jasa yang diharapkan. Terdapat lima dimensi penentu mutu jasa menurut Parasuraman, Zeithaml, Berry yang dikutip oleh Kotler (2007:275), kelimannya disajikan secara berurut berdasarkan tingkat kepentingannya: 1. Tangible (Berwujud) Meliputi fasilitas fisik (contohnya : gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya. 2. Reliability (Kehandalan) Kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 3. Responsiveness (Daya Tanggap) Sesuatu kebijakan untuk membentuk dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. 4. Assurance (Jaminan) Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. 5. Empathy (Empati)

Perusahaan jasa tersebut memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual kepada masing-masing konsumen. Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Sehingga konsumen bisa langsung mengambil kesimpulan apakah dirinya puas atau tidak menerima pelayanan yang diberikan perusahaan. Menurut Kotler & Keller (2010;138) menyatakan bahwa : Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Tingkat kepuasan konsumen dapat diukur dengan melihat apakah kualitas pelayanan jasa telah memenuhi harapan atau tidak. Jika kenerja dibawah harapan, konsumen tidak akan puas. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengetahui unsurunsur pelayanan mana yang harus ditingkatkan dan meminimkan ketidakpuasan konsumen dan memberikan pelayanan yang semakin hari semakin baik. Bukan itu saja, konsumen yang setia itu akan ikut mempromosikan perusahaan dengan cara menceritakan kepuasan yang mereka peroleh dari perusahaan. Adanya keterkaitan antara kualitas pelayanan jasa terhadapa kepuasan konsumen yang diungkapkan oleh Tjiptono (2000:32), yaitu: Dengan terciptanya kepuasan pelanggan maka akan memberikan banyak manfaat bagi kedua belah pihak antara lain membina hubungan yang harmonis antara konsumen dengan perusahaan. Apabila perusahaan

bisa memberikan kualitas pelayanan jasa yang baik maka konsumen pun akan merasa puas. Sejalan dengan uraian diatas, berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aryani dan Febrina Rosinta (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan. Menurut Rachmad Hidayat (2009) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa : - Kualitas layanan, Kualitas produk dan Nilai bagi nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah, - Nilai bagi nasabah, Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah, - Kualitas layanan dan Kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah. Sedangkan menurut Dodik Agung Indra dan Tri Gunarsih (2004) dalam jurnal yang Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Kredit Perorangan dan Kelompok : Studi Kasus pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Karanganyar. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa Variable bebas reliability, responsiveness, empathy, assurance, dan tangible secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan debitur di PD BPR Bank Pasar Kabupaten Karanganyar.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan konsumen 1. Tangible (Berwujud) 2. Reliability (Keandalan) 3. Responsiveness (Daya Tanggap) 4. Assurance (Jaminan) 5. Empathy (Empati) Bedasarkan kerangka pemikiran yang telah diurai diatas, maka penulis membuat hipotesis terhadap masalah penelitian adalah Semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. 1.6 Metodelogi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menurut M. Nazir (2011:54) : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Marzuki (2002:7) : Metode yang bertujuan melakukan pengujian hipotesis, pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan tujuan dari metode verifikatif adalah untuk menguji suatu pengetahuan. Dalam mengumpulkan informasi-informasi tersebut penulisan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian secara langsung ke tempat penelitian dengan maksud memperoleh data primer. Data primer ini di peroleh dengan cara : a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung ke perusahaan yang diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak atau pejabat yang berwenang yang berhubungan dengan objek yang diteliti. c. Kuesioner, yaitu lembar isian yang didalamnya berisi pertanyaan dan pertanyaan yang dapat mengolah data kualitatif menjadi kuantitatif dengan pengujian hipotesis. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan diperoleh dengan pengumpulkan data dan informasi literatur-literatur yang ada untuk ditelaah serta catatan yang diperoleh di bangku kuliah maupun mass media lainnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian tersebut. Penulis mencoba untuk

melaksanakan analisi yang kemudian akan diambil kesimpulan dan saransaran dengan batas kemampuan penulis. 1.7 Lokasi dan waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan Alena Beauty Salon yang berlokasi di jalan Merdeka No. 94 Bandung.