BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan sejenis sayuran tergolong famili Solanaceae yang dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 3-4 bulan yang dapat ditanam sepanjang tahun (Surtinah, 2007). Buahnya kaya akan vitamin dan mineral. Penggunaan buahnya semakin luas, karena selain dikonsumsi sebagai tomat segar dan bumbu masakan, dapat diolah sebagai bahan baku industri makanan seperti sari buah dan saus tomat. Maka daripada itu dari tahun ke tahun Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan produksi tomat. Namun hingga tahun 2004 Indonesia masih mengimpor tomat sebanyak 8.192.280 kg baik dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan yang berasal dari berbagai negara (Sagala, 2009). Di Indonesia sendiri menurut laporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) (Wa Ode S, dkk, 2012) luas panen tomat dalam tahun 1998 adalah 45.129 hektar dan total produksi 581. 707 ton dengan rata-rata hasil panen sekitar 12,89 ton. Menurut Villareal (1979), nilai ini masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produktivitas tomat di negara maju seperti Amerika Serikat yang dapat mencapai 39 ton/ha (Duriat, 1997). Menurut BPS Provinsi Sulawesi Tengah (2002), di Sulawesi Tengah, tanaman tomat telah lama diusahakan oleh petani sebagai tanaman yang bersifat komersil, yaitu dicirikan sebagian besar hasil produknya ditujukan 1
untuk memenuhi permintaan pasar. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa luas pertanaman tomat sekitar 1,377 ha dengan produktivitas rata-rata 2,9 ton/ha. Hasil survei yang dilakukan BPTP Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa rendahnya produktivitas disebabkan petani belum menggunakan varietas tomat yang unggul, dan tanaman tomat belum dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan terutama iklim. Sedangkan di Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah di Sulawesi yang memiliki prospek untuk pengembangan tomat, karena memiliki lahan kering yang cukup luas dengan curah hujan yang sedang. Produktivitas yang dicapai dari tahun ke tahun menurun. Fluktuasi produksi tomat dipengaruhi berbagai faktor antara lain teknik budidaya, terutama dalam masalah pemupukan (Wa Ode S, dkk, 2012: 102-103). Seperti pada umumnya produksi sayuran yang intensif, tanaman tomat dianjurkan diberi tambahan nutrisi. Selain dari tanah, petani tomat juga memberikan nutrisi tambahan berupa pupuk. Pupuk sendiri digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses, disebut dengan pupuk organik. Sedangkan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia (buatan) disebut pupuk anorganik. Namun dewasa ini kegiatan pertanian konvensional yang hanya berorientasi pada pemaksimalan hasil, dengan mengandalkan bahan kimia berupa pupuk anorganik dan pestisida secara terus menerus, akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan (kesuburan tanah, kebersihan 2
udara, dan kelangsungan ekosistem alami) dan menurunkan produktivitas. Tingginya penggunaan pupuk anorganik menimbulkan berbagai masalah seperti leveling off (kelandaian peningkatan produktivitas), rendahnya keuntungan petani karena tingkat biaya input tinggi, masalah-masalah lingkungan, dan kesehatan, serta ketidakseimbangan hara dan penyakit, sehingga merugikan terhadap produser, konsumer, maupun lingkungan (Yuseffa Amilla, 2011). Maka sebab itu penambahan nutrisi bagi tanaman dianjurkan menggunakan pupuk organik. Hal ini disebabkan karena bahan organik memegang peranan penting sebagai sumber nutrien yang diperlukan untuk hasil sayuran yang tinggi, perbaikan struktur tanah dan kapasitas penahan air dalam daerah perakaran, meningkatkan aerasi dari media perakaran serta meningkatkan kapasitas pemegang nutrien (Sagala, 2009). Saat ini sudah dikenalkan suatu terobosan baru sebagai teknologi alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi yaitu teknik Sonic Bloom. Sonic Bloom merupakan teknologi yang menggunakan efek gelombang suara disertai pemberian nutrisi organik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman yang diciptakan oleh Dan Carlson dari Amerika Serikat dan mulai disebarkan secara komersial pada tahun 1980. Teknologi ini memanfaatkan gelombang suara alami dengan frekuensi tertentu yang mampu merangsang mulut daun (stomata) tetap terbuka sehingga, dapat meningkatkan laju dan efisiensi penyerapan pupuk daun yang bermanfaat bagi tanaman. Atau dengan kata lain teknologi ini sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dan hasil akhir fotosintesis 3
guna meningkatkan jumlah produksi dengan mutu yang baik. Peneliti menggunakan teknik Sonic Bloom dengan menggunakan suara garengpung (Dundubia manifera), merujuk dari penelitian Yeni Widyawati dkk tahun 2011 tentang Pengaruh Suara Garengpung (Dundubia manifera) Termanipulasi pada Peak Frekuensi (6,07±0,04) 10 3 Hz terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang Dieng (Vicia faba Linn), Hasil pemaparan suara garengpung memberi dampak terhadap pembukaan stomata dan produktivitas tanaman kacang dieng (Yeni Widyawati dkk, 2011: 520). Peneliti juga merujuk pada penelitian oleh Nur Kadarisman dkk tahun 2013 tentang teknik untuk menyuburkan tanaman menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi antara 3000 Hz-5000 Hz dan dipadu nutrisi organik. Teknologi ini merupakan cara pemupukan daun dengan larutan pupuk yang mengandung trace mineral yang digabungkan serentak bersama gelombang suara frekuensi tinggi. Hasil dari perpaduan pemaparan gelombang suara dan pemberian nutrisi organik memberi pengaruh terhadap laju pertumbuhan tanaman karet. Oleh karena itu dalam penelitian ini perpaduan antara pemaparan gelombang suara dan pemberian pupuk organik cair diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tanaman tomat. 4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain : 1. Terjadi peningkatan kebutuhan tomat namun tingkat produktivitas tanaman tomat masih rendah. 2. Dibutuhkan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jumlah produksi 3. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan merusak lingkungan C. Pembatasan Masalah Penelitian ini terfokus untuk mengetahui pengaruh pemaparan suara garengpung termanipulasi 4500 Hz pada luas bukaan stomata dan untuk mengetahui konsentrasi pupuk cair organik yang optimal terhadap bobot buah, jumlah buah, dan aktivitas nitrat reduktase tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). dengan pemaparan suara garengpung termanipulasi 4500 Hz D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pemaparan gelombang suara garengpung termanipulasi pada frekuensi 4.500 Hz terhadap luas bukaan mulut stomata daun daun tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)/ 5
2. Adakah pengaruh variasi dosis pupuk cair organik terhadap hasil produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan pemaparan suara garengpung termanipulasi pada frekuensi 4.500 Hz? 3. Berapa konsentrasi optimum pupuk cair organik yang dapat memberikan hasil produksi terbaik bagi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan pemaparan suara garengpung termanipulasi pada frekuensi 4.500 Hz? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh pemaparan gelombang suara garengpung termanipulasi pada frekuensi 4.500 Hz terhadap luas bukaan mulut stomata daun daun tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)? 2. Mengetahui pengaruh variasi dosis pupuk cair organik terhadap hasil produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan pemaparan suara garengpung termanipulasi pada frekuensi 4.500 Hz? 3. Mengetahui konsentrasi optimum pupuk cair organik yang dapat memberikan hasil produksi terbaik bagi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan pemaparan suara garengpung termanipulasi pada frekuensi 4.500 Hz? F. Manfaat Penelitian 1. Dapat mengetahui pengaruh pemaparan suara garengpung termanipulasi terhadap luas bukaan mulut stomata daun tanaman tomat. 6
2. Dapat mengetahui pengaruh variasi dosis pupuk cair organik terhadap hasil produksi tanaman tomat dengan pemaparan suara garengpung termanipulasi. 3. Dapat diaplikasikan oleh petani sebagai salah satu cara meningkatkan produktivitas tanaman tomat. 4. Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan oleh mahasiswa untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan antara ilmu fisika dan ilmu biologi yang dalam hal ini frekuensi suara dengan variasi dosis pupuk. G. Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, maka perlu adanya pembatasan istilah secara operasional terhadap istilah yang terdapat dalam penelitian ini: 1. Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang digunakan merupakan varietas servo 2. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik cair dengan merk Mithagrow 3. Produktivitas tanaman adalah hasil dari tanaman yang akan diterima pada waktu panen. 4. Suara garengpung termanipulasi yaitu gelombang suara asli dari hewan garengpung yang dianalisis frekuensi aslinya, kemudian dilakukan manipulasi frekuensi menggunakan suatu program suara. 7