BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN CIREBON 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon 3.1.2. Pertanian Penduduk mayoritas masih tinggal di perdesaan dengan mata pencaharian di sektor. Sektor dalam menyumbang PDRB di cukup besar dibandingkan sektor lainnya, begitu pula dalam penyerapan tenaga kerja cukup tinggi. Pengembangan urusan yang meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam rangka memberdayakan potensi sumberdaya yang dimiliki. a. Permasalahan 1) Alih fungsi lahan ke non masih cukup tinggi; 2) Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air; 3) Kerusakan infrastruktur jaringan irigasi; 4) Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai 5) Serangan hama dan penyakit masih cukup tinggi; 6) Harga hasil produksi tidak stabil; 7) Pengelolaan lahan tegalan belum optimal; 8) Kemampuan dalam pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil produk masih rendah; 9) Pengelolaan manajemen agribisnis belum optimal; 10) Sistem informasi belum optimal; 11) Tata guna dan tata kelola lahan dan air belum optimal; 12) Akses permodalan bagi petani belum merata; RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -1
13) Rendahnya kandungan bahan organik lahan ; 14) Masih adanya penyakit hewan menular dan zoonosis; 15) Banyaknya produk asal hewan yang belum ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal); 16) Diversifikasi produk pangan lokal belum optimal; 17). Masih rendahnya populasi ternak besar (sapi); 18). Belum terintegerasinya usaha ternak domba yang dilakukan oleh peternak dengan kebutuhan pasar. 3.1.2. Kehutanan Pembangunan urusan kehutanan di sesuai dengan potensinya lebih diarahkan untuk konservasi. Selain itu sebagian masyarakat di Kabupaten Cirebon membudidayakan beberapa jenis tanaman kayu sebagai upaya untuk konservasi tanah dan air yang dikategorikan sebagai hutan rakyat. a. Permasalahan 1) Akses petani kehutanan terhadap sumber permodalan masih kurang; 2) Luas hutan rakyat semakin berkurang akibat dari kegiatan penambangan; 3) Luas lahan kritis masih cukup banyak. 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahTerpilih Sesuai dengan amanat dalam RPJMD, bahwa Visi Tahun 2014-2019 adalah : Mewujudkan Masyarakat yang agamis, maju, adil, sinergi, dan sejahtera. Untuk memperjelas tujuan dan sasaran yang hendak diwujudkan, maka diberikan pengertian terhadap variabel tersebut di atas sebagai batasan operasionalnya, yaitu: Agamis : Suatu kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada pengalaman nilai-nilai agama menuju tatanan masyarakat dan aparatur pemerintah yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -2
Maju : Suatu kondisi masyarakat dan pemerintah yang dinamis, produktif, kreatif, inovatif dan berdaya saing nasional dan global berdasarkan kemampuan, ketrampilan, keunggulan, dan ketangguhan yang didukung oleh potensi dan ketersediaan sumber daya yang berorientasi pada pencapaian hasil kinerja yang lebih baik, berprestasi dan berdaya guna. Adil : Suatu kondisi masyarakat yang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil-hasil pembangunan sesuai dengan peran dan fungsinya. Sinergi : Suatu kondisi pembangunan daerah yang menjadi bagian dari pembangunan Jawa Barat dan Nasional yang merupakan satu kesatuan Sejahtera : Suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan pokok/dasarnya secara lahir dan bathin dalam berbagai aspek dan memiliki rasa aman, damai dan tentram. Untuk mencapai visi tersebut, Bupati Cirebon menyusun misi yang di dalamnya memuat tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut: Misi pertama, Meningkatkan SDM yang berakhlak mulia yang berlandaskan pada pelaksanaan pendidikan agama yang baik. Misi Kedua, Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang seha, berbudaya, berilmu dan berketrampilan melalui pembangunan pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan. Misi Ketiga, Mendorong pemerataan pembangunan tematik/sektoral dan kewilayahan berdasarkan potensi yang tersedia. Misi Keempat, Menciptakan sinergi pembangunan secara menyeluruh antar berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, dunia usaha, akademik dan komuniti) Misi Kelima, Mewujudkan standar hidup layak masyarakat melalui pemenuhan hak-hak dasar terutama kebutuhan pokok masyarakat dan penciptaan rasa aman, damai dan tentram. RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -3
Misi Keenam, Mewujudkan tatanan masyarakat dan reformasi sistem birokrasi menuju sistem berbangsa dan bernegara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Berdasarkan misi diatas, Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan kehutanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan Misi ke-tiga yaitu Mendorong pemerataan pembangunan tematik/sektoral dan kewilayahan berdasarkan potensi yang tersedia dan Misi Kelima yaitu mewujudkan standar hidup layak masyarakat melalui pemenuhan hak-hak dasar terutama kebutuhan pokok masyarakat dan penciptaan rasa aman, damai dan tentram : Bidang ekonomi. Permasalahan dalam pengembangan mencakup, antara lain: (1) Pengembangan agroindustri yang belum optimal dalam pengolahan dan pemasaran; (2) Pengembangan masih bersifat parsial pada sistem ; (3) Ketidaksiapan dalam menghadapi persaingan global; (4) Ketersediaan input produksi relatif terbatas; (5) Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai; (6) Tingkat kerawanan dan keamanan pangan masyarakat, serta tata niaga bahan pangan pokok belum terkendali dengan baik. Permasalahan pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, adalah (1) Potensi sumber daya air di cukup terbatas dan belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan, industri, dan kebutuhan domestik; (2) Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan sistem informasi sumber daya air dirasakan masih belum memadai; (3) Bencana banjir dan kekeringan masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi; dan (4) Kondisi jaringan irigasi juga belum memadai mengingat jaringan irigasi dalam kondisi rusak berat dan ringan cukup banyak. RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -4
3.3. Telahaan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra Propinsi Berdasarkan telahaan terhadap Rencana Strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2010-2014, permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan. No. Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L 1. Pertumbuhan Komoditas Pangan: a. Padi 3,56%/thn Permasalahan Pelayanan Tanaman Pangan Kabupaten Cirebon a. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global b. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana, lahan dan air Sebagai Faktor Penghambat Pendorong a. Keterbatasan alokasi anggaran pembangunan b. Semakin tingginya alih fungsi lahan a. Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas b. UU No. No. 41 thn 2009 tentang Lahan Pertanian Abadi dan Perda Provinsi Jawa Barat No. 27 th 2010 tentang perlindungan lahan pangan berkelanjutan b. Jagung 10,02%/thn c. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas c. Menurunnya kesuburan lahan c. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia d. Revitalisasi infrastruktur c. Kacang d. Sistem d. Kerusakan kedelai perbenihan dan infrastruktur 20,05%/thn perbibitan belum berjalan optimal jaringan irigasi d. Kacang hijau e. Keterbatasan e. Aksestibilitas e. Penerapan RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -5
4,55%/thn akes petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani petani terhadap sarana produksi dan permodalan terbatas teknologi ramah lingkungan e. Ubi kayu 4,55%/thn f. Ubi jalar 6,78%/thn g. Hortikultura (sayuran, buahbuahan, tanaman hias dan tanaman obat) 5,55%/thn f. Makin berkembangnya hama dan penyakit tanaman (OPT) g. Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai f. Tingkat kehilangan hasil Berdasarkan telaahan terhadap Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan dapat dilihat pada tabel. Tabel. permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Berdasarkan Sasan Renstra Provinsi No. Sasaran Jangka Menengah Renstra Distanbunakhut 1. Pertumbuhan Komoditas tanaman pangan dan hortikultura : 1-5%/tahun Permasalahan Pelayanan Tanaman Pangan Kabupaten Cirebon a. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global b. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana, lahan dan air Sebagai Faktor Penghambat Pendorong a. Keterbatasan alokasi anggaran pembangunan b. Belum ditindaklanjutinya UU No. No. 41 thn 2009 tentang Lahan Pertanian a. Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas b. Dukungan anggaran dan kebijakan dalam pencegahan RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -6
c. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas d. Sistem perbenihan dan perbibitan belum berjalan optimal e. Keterbatasan akes petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani f. Makin berkembangnya hama dan penyakit tanaman (OPT) Abadi dan Perda Provinsi Jawa Barat No. 27 th 2010 tentang perlindungan lahan pangan berkelanjutan c. Menurunnya kesuburan lahan d. Kerusakan infrastruktur jaringan irigasi e. Aksestibilitas petani terhadap sarana produksi dan permodalan terbatas f. Tingkat kehilangan hasil serta penanggulangan OPT c. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia d. Revitalisasi infrastruktur e. Penerapan teknologi ramah lingkungan 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2019, Kabupaten Cirebon ditetapkan ke dalam Wilayah Pengembangan (WP) Ciayumajakuning diarahkan sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan sarana dan prasarana yang terintegerasi, dan mengarahkan kegiatan utama pada sektor industri, bisnis kelautan dan, dan kegiatan pertambangan mineral. RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -7
No. Tabel. Permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya KLHS terkait Tugas dan fungsi OPD 1. Perkembangan alih fungsi lahan produktif merupakan permasalahan dalam kegiatan investasi industri, jasa maupun pemukiman yang tidak sejalan dengan pola perencanaan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan dampak berupa kerusakan lingkungan, penurunan daya dukung lingkungan serta mengancam ketahanan pangan. 2. Tingkat pencemaran lingkungan di sungai utama Kabupaten Cirebon masih tinggi Permasalahan Pelayanan OPD Belum adanya PERDA Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Cirebon belum optimalnya upaya penegakkan hukum di dalam memberikan efek theraphy terhadap pelaku pencemar. shock Penghambat a. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cirebon yang setiap tahun meningkat Rendahnya partisipasi sektor industri dalam program EPCM dan produksi bersih Faktor Pendorong Pemanfaatan penerapan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan masih belum optimal 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Berdasarkan hasil telaahan tersebut, Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan menetapkan beberapa isu strategis yang perlu ditangani dalam Renstra Strategis, yaitu : A. Urusan Pertanian 1) Terbitnya Peraturan Daerah Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; 2) Tersedianya infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air; RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -8
3) Rehabilitasi infrastruktur jaringan irigasi; 4) Pembuatan dan atau rehabilitasi infrastruktur jalan ke sentra produksi; 5) Pencegahan dan Penanggulangan Serangan hama dan penyakit ; 6) Termonitornya Harga hasil produksi tetap stabil; 7) Peningkatan Pengelolaan lahan tegalan; 8) Peningkatan pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil produk ; 9) Peningkatan Pengelolaan manajemen agribisnis; 10) Peningkatan akses pemasaran hasil ; 11) Peningkatan akses permodalan bagi petani; 12) Peningkatan penerapan teknologi yang berwawasan lingkungan; 13) Pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan menular dan zoonosis; 14) Peningkatan produk asal hewan yang ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal); 15) Peningkatan diversifikasi produk pangan lokal; 16) Peningkatan populasi ternak besar (sapi); 17) Terintegerasinya usaha ternak domba yang dilakukan oleh peternak dengan kebutuhan pasar. B. Urusan Kehutanan 1) Peningaktan Akses petani kehutanan terhadap sumber permodalan; 2) Peningkatan luas hutan rakyat; 3) Penurunan Luas lahan kritis. RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan III -9