PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

PENGARUH JARAK TANAM DAN DEFOLIASI DAUN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENGARUH WAKTU PENYIANGAN DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA KONDISI TANPA OLAH TANAH

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Nabire, Papua

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN AIR TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L.)

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

PENGARUH PUPUK KANDANG DAN Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN BERBAGAI MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) VAR.

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

PENGARUH VARIETAS DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.)

PENGARUH MACAM BAHAN ORGANIK DAN INOKULUM RHIZOBIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

STUDI OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (GLYCINE MAX L.) HYBRID CULTIVAR (GENERATION F4) BETWEEN AP WITH ARGOPURO, UB AND TANGGAMUS VARIETY

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

PENGARUH BERBAGAI KADAR AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI YANG DIBERI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Agrivet (2015) 19: 30-35

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.))

EVALUASI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) HASIL MUTASI KOLKISIN PADA KONDISI NAUNGAN

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN KETERKAITAN ANTAR SIFAT KUANTITATIF KETURUNAN HASIL PERSILANGAN ANTARA SPESIES KACANG TUNGGAK DENGAN KACANG PANJANG

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DI LAHAN KERING PADA BERBAGAI INTENSITAS PENYIANGAN. Wafit Dinarto dan Dian Astriani

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

Riama Dewi Sartika Sihotang*) Moch. Nawawi dan Syukur Makmur Sitompul

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

Yoga Sasmita Nugraha* ), Titin Sumarni dan Roedy Sulistyono

PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

KARAKTER MORFOLOGIS, PRODUKSI, DAN KANDUNGAN LEMAK KEDELAI (Glycine Max L.Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M6 SKRIPSI OLEH :

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

NARWIYAN AET PEMULIAAN TANAMAN

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Jurnal Cendekia Vol 13 No 2 Mei 2015 ISSN RESPON MACAM VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS PUPUK PETROGANIK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) KANDANG AYAM SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Transkripsi:

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean (Glycine max (L.) Merr.) on Hybrid of Brawijaya and Argomulyo Varieties) F. Setyawan, S.M. Sitompul dan S.Y. Tyasmoro ABSTRACT Field experiment was done to study the effect of number of pods/seed from elders to seedlings. The experiment has been conducted at Jatikerto research farm, + 303 m asl., Alfisol, Malang, since February 2011 up to May 2011. The experiment used a RAK (randomized block design) method, consists of 4 treatment (seed 1, 2, 3 and 4) with 4 replications. Phenotype F6 used is soybean F5 has been selected based the number of pods/seed (seed 1, 2, 3 and 4) with the number of pods ( 80 pods/plant). The results showed phenotype F5 are not significantly different on the observation destructive, non destructive and yield components in F6 plants. Key words : Soybean, the number of seeds/pod. ABSTRAK Penelitian lapang telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh jumlah biji/polong dari induk ke turunannya. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Jatikerto, ± 303 m dpl, Alfisol, Malang, sejak Februari 2011 hingga Mei 2011. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 1 faktor berdasarkan perbedaan jumlah biji/polong (biji 1, 2, 3 dan 4) diulang 4 kali. Fenotip F6 yang digunakan ialah kedelai F5 yang telah diseleksi berdasarkan jumlah biji/polong (biji 1, 2, 3 dan 4) dengan jumlah polong ( 80 polong/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata pada variabel pengamatan destruktif, non destruktif dan komponen hasil tanaman F6 dengan tanaman F5. Kata kunci : kedelai, jumlah biji/polong.

PENDAHULUAN Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai, salah satunya melalui perbaikan teknologi budidaya, termasuk perbaikan potensi untuk mendapatkan varietas kedelai unggul, namun usaha tersebut masih belum menunjukkan hasil yang positif. Upaya tersebut menemui beberapa kendala, diantaranya harga kedelai impor yang relatif lebih murah daripada harga kedelai dalam negeri, luas areal pertanian yang cenderung menurun karena perubahan fungsi lahan ke nonpertanian, serta berkurangnya minat petani untuk menanam kedelai karena keuntungannya kecil (Adisarwanto, 2007). Pendekatan melalui karakter fisiologis tanaman seperti laju fotosintesis, klorofil, kadar nitrogen daun, jumlah polong dan bobot biji dapat digunakan dalam pengujian produktivitas kedelai. Menurut Basuki (2002), karakter fisiologis dapat dijadikan sebagai kriteria efektif dalam program perbaikan hasil kedelai. Pada penelitian ini seleksi F6 dilakukan dengan tetua var. Agromulyo dan Brawijaya. Var. Argomulyo memiliki sifat jumlah polong sedang dan laju fotosintesis tinggi sedangkan Brawijaya memiliki sifat jumlah polong tinggi laju fotosintesis sedang. Persilangan antara dua varietas diharapkan menghasilkan kedelai dengan jumlah polong dan laju fotosintesis tinggi. Seleksi pada F2, F3, F4 dan F5 telah dilakukan dan hasilnya masih menunjukkan tingkat keragaman yang tinggi. Oleh karena itu seleksi F6 perlu dilakukan. Seleksi F6 dilakukan berdasarkan jumlah biji/polong pada kedelai F5. Biji kedelai F6 yang diseleksi berdasarkan jumlah biji/polong tinggi pada tanaman F5 diharapkan akan menghasilkan tanaman F6 dengan jumlah biji/polong yang tinggi. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari pengaruh jumlah biji/polong dari induk ke turunannya. Hipotesis yang diajukan ialah jumlah biji/polong akan menurunkan jumlah biji/polong yang lebih banyak pada turunannya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 hingga Mei 2011 di kebun percobaan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan dalam percobaan ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 1 faktor berdasarkan perbedaan jumlah biji/polong (biji 1, 2, 3 dan 4) diulang 4 kali sehingga diperoleh 16 perlakuan. Fenotip F6 yang digunakan ialah kedelai F5 yang telah diseleksi berdasarkan jumlah biji/polong (biji 1, 2, 3 dan 4) dengan jumlah polong ( 80 polong/tanaman). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ialah tali rafia, penggaris, rol film, mortar, gelas ukur, sprayer, kamera, mika, spektrofotometer, timbangan analitik dan oven. Bahan bahan yang digunakan ialah benih F5 kedelai hasil persilangan var. Argomulyo dan Brawijaya, furadan, pupuk Urea (46% N) 50 kg ha -1, SP 36 (36% P 2 O 5 ) 100 kg ha -1, KCl (60% K 2 O) 50 kg ha -1 dan insektisida. Pengamatan dilakukan pada tanaman kedelai misalnya pengamatan pertumbuhan dan panen. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif dan non destruktif. Pengamatan dekstruktif dilakukan 1 kali dan non destruktif dilakukan sebanyak 4 kali adalah pada saat tanaman berumur 15, 30, 45 dan 60. Variabel pengamatan destruktif meliputi : kadar nitrogen daun dan kadar klorofil daun.

Variabel pengamatan non destruktif meliputi : tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan hasil meliputi : jumlah polong, jumlah biji, total jumlah polong (1, 2, 3 dan 4), jumlah polong isi dan bobot kering biji. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F pada taraf 5%. HASIL 1. Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman Pada pengamatan jumlah daun per tanaman, umur pengamatan 15, 30, 45 dan 60 hst memiliki rerata jumlah daun yang sama. Berdasarkan uji t rerata jumlah daun per tanaman pada umur 15, 30, 45 dan 60 hst menunjukkan bahwa rerata jumlah daun pada tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Histogram rerata jumlah daun tanaman F5 dan F6 pada umur pengamatan (a) 15 hst, (b) 30 hst, (c) 45 hst dan (d) 60 hst. Pengamatan tinggi tanaman, pada umur pengamatan 15 hst rerata tinggi tanaman pada biji/polong 1, 2, 3 dan 4 tanaman F5 memiliki rerata tinggi tanaman yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan rerata tinggi tanaman F6. Berbeda dengan pengamatan rerata tinggi tanaman pada umur pengamatan 15 hst, pada umur pengamatan 30, 45 dan 60 hst tanaman F6 memiliki rerata tinggi tanaman yang cenderung lebih tinggi dibandingkan tanaman F5. Berdasarkan uji t rerata tinggi tanaman per tanaman pada umur 15, 30, 45 dan 60 hst menunjukkan bahwa rerata jumlah daun pada tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5.

(a) (b) (c) (d) Gambar 2. Histogram rerata tinggi tanaman (cm) F5 dan F6 pada umur pengamatan (a) 15 hst, (b) 30 hst, (c) 45 hst dan (d) 60 hst. 2. Polong dan Biji Pengamatan total jumlah polong, pada total jumlah polong 1, 2, 3 dan 4 rerata total jumlah polong pada biji/polong 1, 2, 3 dan 4 tanaman F6 memiliki rerata total jumlah polong yang relatif sama dengan tanaman F5. Berdasarkan uji t rerata total jumlah polong tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5. (a) (b)

(c) Gambar 3. Histogram rerata total jumlah polong F5 dan F6 pada (a) polong 1, (b) polong 2, (c) polong 3 dan (d) polong 4. Pada pengamatan polong isi per tanaman, biji/polong 2, 3 dan 4 pada tanaman F6 memiliki rerata polong isi yang cenderung lebih banyak dari pada tanaman F5, sedangkan biji/polong 1 pada tanaman F5 memiliki rerata polong isi yang cenderung lebih banyak dari pada tanaman F6. Berdasarkan uji t rerata polong isi menunjukkan bahwa tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5. (d) Gambar 4. Histogram rerata polong isi tanaman F5 dan F6 Pengamatan jumlah biji per tanaman, pada biji/polong 1 tanaman F5 dan F6 memiliki rerata jumlah biji yang sama yakni 128, sedangkan pada biji/polong 2, 3 dan 4 tanaman F6 memiliki jumlah biji yang cenderung lebih banyak dari pada tanaman F5. Berdasarkan uji t rerata jumlah biji menunjukkan bahwa tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5.

Gambar 5. Histogram rerata jumlah biji tanaman F5 dan F6 Pengamatan bobot kering biji, pada biji/polong 1 dan 4 tanaman F5 memiliki rerata bobot kering biji yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan tanaman F6, sedangkan pada biji/polong 2 dan 3 tanaman F6 memiliki rerata bobot kering biji yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan tanaman F5. Berdasarkan uji t rerata bobot kering biji menunjukkan bahwa tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5. Gambar 6. Histogram rerata bobot kering biji tanaman F5 dan F6 3. Nitrogen dan Klorofil Pengamatan nitrogen pada tanaman F6 diperoleh rata rata nitrogen tanaman biji/polong 1, 2, 3 dan 4 yaitu 3.20, 3.95, 3.95 dan 3.56 % (Lampiran 9). Pada uji t rerata nitrogen (%) menunjukkan bahwa tanaman F6 berbeda nyata dengan tanaman F5.

Gambar 9. Histogram rerata nitrogen tanaman F5 dan F6 Pengamatan klorofil daun diperoleh rata rata klorofil tanaman F6 biji/polong 1, 2, 3 dan 4 yaitu 2.70, 2.65, 2.50 dan 2.67 mg g -1 BK (Lampiran 10). Pada tanaman F6 biji 1, 2, 3 dan 4 memiliki rerata klorofil (mg g -1 BK) cenderung lebih besar dari pada tanaman F5. Berdasarkan uji t rerata klorofil (mg g -1 BK) menunjukkan bahwa tanaman F6 tidak berbeda nyata dengan tanaman F5. Gambar 10. Histogram rerata klorofil total tanaman F5 dan F6 PEMBAHASAN Perkembangan tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukkan pola yang hampir sama antar fenotip F6. Tinggi tanaman dan jumlah daun terus meningkat dari awal pertumbuhan hingga 60 hst. Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga menentukan hasil tanaman. Pertambahan ukuran tubuh tanaman

secara keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan ukuran organ tanaman akibat dari pertambahan jaringan sel yang dihasilkan oleh pertambahan ukuran sel. Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. Interaksi antara genotip dengan lingkungan memberikan penampakan pada tanaman. (Gardner et al., 1991; Humphries dan Wheeler, 1963; Sitompul dan Guritno, 1995 ). Hal ini menunjukkan jumlah daun memiliki peranan untuk dapat meningkatkan hasil kedelai karena fotosintesis terjadi di dalam daun. Daun sebagai organ fotosintat utama karena fungsinya sebagai penerima cahaya dan alat fotosintesis, maka daun secara tidak langsung memiliki peranan yang besar terhadap hasil kedelai (Sitompul dan Guritno, 1995). Sedangkan tinggi tanaman tidak berpengaruh secara langsung pada jumlah polong, berat kering biji dan jumlah biji. Hubungan kandungan klorofil dan kadar nitrogen daun menunjukkan bahwa kadar klorofil dalam daun (mg g -1 BK) tidak secara langsung dipengaruhi oleh kadar nitrogen daun (%). Berdasarkan Hasil menunjukkan bahwa klorofil dan nitrogen dalam daun tidak berpegaruh secara nyata terhadap fotosintesis. Hal ini menunjukan bahwa proses fotosintesis tidak hanya dipengaruhi oleh faktor klorofil dan nitrogen tetapi oleh banyak faktor seperti kosentrasi karbondioksida, persediaan air, intensitas cahaya, kandungan khlorofil, suhu, faktor-faktor protoplasma, suhu dan resistensi difusi gas (Gardner et al., 1995; Salisbury dan Ros, 1995). KESIMPULAN 1. Hasil menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata pada variabel pengamatan destruktif, non destruktif dan komponen hasil tanaman F6 dengan tanaman F5. 2. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa jumlah biji/polong F5 tidak menurunkan jumlah biji/polong lebih banyak pada tanaman F6. DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, Subandi, dan Sudaryono. 2007. Teknologi Produksi Kedelai. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan Bogor.Bogor. p. 229-252. Basuki, N. 2002. Implikasi Keragaman Genetik, Korelasi Fenotipik dan Genotipik Untuk Perbaikan Hasil Sejumlah Galur Kedelai (Glycine max (L.) Merril). Gardner, P. dan Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. pp. 428. Humphries, E.C. dan A.W. Wheeler. 1963. Annu. Rev. Plant Physiology. 14:385-410 dalam Gardner, Pearce dan Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.

Salisbury, B. dan Ros, W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu. ITB. Bandung. p.72-83. Sitompul, S.M. 1995. Fisiologi Tanaman Tropis. Universitas Mataram. Lombok. p. 16-51. Sitompul, S.M. dan B.Guritno. 1995. Analisa pertumbuhan tanaman. UGM Press. Jogyakarta. pp. 412.