G. URAIAN MATERI Proposal Pekerjaan Survei dan pemetaan adalah rencana suatu kegiatan dalam suatu pekerjaan survey dan pemetaan yang dimulai dari pendahuluan, persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pengolahan data dan pelaporan data yang berkaitan dengan suatu pekerjaan survey dan pemetaan. Contoh bentuk proposal pada pekerjaan adalah sebagai berikut, seperti yang dipublikasikan oleh Boykechourmain pada http://boykechourmain.blogspot.co.id/2012/03/proposalpekerjaan-survey-dan-pemetaan.html. 1. Pendahuuan Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu wilayah dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat mendesak untuk disegerakan pengadaannya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang kondisi topografi suatu daerah dengan terpaksa mengadakan survey dan pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau terlambatnya Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya untuk peta skala besar. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya diatas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi sebenarnya. Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi justru dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu dengan memperhitungkan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. 81
Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pemgembangan suatu wilayah. A. Maksud dan Tujuan Maksud diadakannya pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah yang akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat. B. Ruang Lingkup Pekerjaan Jenis lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan terdiri dari persiapan, pelaksanaan dan pekerjaan studio, dan uraian lingkup pekerjaan dari setiap yang akan dilaksanakan seperti pada Tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.13. Ruang Lingkup Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Ruang Lingkup Pekerjaan 1. Persiapan 1. Kantor 2. Administrasi 3. Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja 4. Peralatan + Personil 5. Lapangan 6. Mobilisasi 7. Orientasi Lapangan 2. Pelakasanaan 1. Kantor 2. Administrasi 3. Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja 82
3. Pekerjaan Studio 1. Pengolahan data 2. Editing data dan Penggambaran 3. Plotting peta hasil penggambaran (hard copy) 4. Pelaporan Sumber : Boyke, 2012 C. Struktur Organisasi Pekerjaan Survei dan Pemetaan Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan tujuan untuk menata dan mengatur pola kerja secara efektif dan efisien. Sebelum tim pelaksana lapangan mulai bekerja, volume pekerjaan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan telah diperhitungkan/diperkirakan. Dengan demikian struktur organisasi proyek yang efektif, efisien telah dideskripsikan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil serta hubungan kerja antara satu dengan lainnya. Selanjutnya saat pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan lainnya, dilakukan koordinasi baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun dengan Pemilik pekerjaan dan Pimpinan setempat. seperti pada bagan yang terdapat pada Gambar 4.12 dibawah ini: 83
KEPALA DIVISI SURVEY DAN MAPPING TIM LEADER GEODET WATERPASS GEODET TOTAL STATION SURVEYOR TENAGA PENDUKUNG Gambar 4.12. Bagan Struktur Organisasi Pekerjaan Survei dan Pemetaan (Irsyadi,2015) Pada Gambar 4.12 diatas dapat dilihat pekerjaan survey dimulai dari membentuk tim tim untuk sepenuhya bertanggung jawab terhadap pekerjan survey yang akan dilaksanakan. Mengenai tugas tugas dan wewenang dari personil lebih detil akan dijelaskan pada Tabel 4.14. Tabel. 4.14 Struktur Organisasi Pekerjaan Survei Dan Pemetaan No Tim Pelaksana Kriteria 1. Team Leader S-2 Geodesi Pengalaman 5 tahun Tugas dan Tanggung Jawab 1. Mengkoordir seluruh aktivitas tim dalam mengelola kegiatan baik di kantor maupun di lapangan. 2. Bertanggung Jawab terhadap Pemberi 84
2. Tenaga Ahli/Geodet/Water pass S-1 Geodesi Pengalaman 5 tahun pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan tim pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung. 3. Membuat jadwal kegiatan 4. Mengkaji ulang serta pengecekan seluruh hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan 5. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan intansi terkait 6. Bertanggung Jawab atas semua hasil dalam pekerjaan ini. 1. Melakukan koordnasi pelaksanaan pekerjaan survey dan pemetaan meliputi persiapan dan teknis engukuran yang dilakukan oleh surveyor. 2. Menyiapkan program kerja yang mengarahkan team surveyor dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan 3. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data seta mengarahkan tim dalam penggambaran. 4. Memeriksa gambar gambar yang telah di 85
3. Drafter Min SMK dengan pengalaman kerja 1 tahun dalam bidang computer dan berkaitan dengan survey pemetaan 4. Surveyor Min D-3 Geodesi dengan pengalaman kerja 2 tahun dalam bidang computer dan berkaitan dengan survey pemetaan Sumber : Irsyadi,2015 editing 5. Bertanggung jawab terhadap hasil pengukuran di lapangan. 1. Mengolah data hasil pengukuran dilapangan secara digital menggunakan software 2. Betanggung Jawab terhadap hasil pekerjaan penyajian data 3. Melakukan pembuatan laporan. 1. Melakukan pekerjaan pengukuran survey lapangan dan pemetaan sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK). 2. Bertanggung Jawab menjaga dan menggunakan peralatan survey 3. Menggambar skestsa pengukuran di lapangan 4. Melaporkan hasil pekerjaan kepada Geodetic Enginer serta masalah masalah yang dihadapi 86
2. Persiapan Pekerjaan a. Persiapan Kantor Pada pekerjaan persiapan kantor merupakan pekerjaan yang meliputi: 1) Persiapan dan Pembuatan Dokumen Kontrak Tahapan pekerjaan Persiapan Kontrak terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi: a. Pembuatan usulan teknik b. Pembuatan usulan biaya c. Pembuatan dokumen administrasi 2) Pengurusan surat-surat yang berkaitan dengan perijinan 3) Pengumpulan data pendukung proses pekerjaan lapangan 4) Pencarian informasi keadaan/kondisi lapangan 5) Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran 6) Persiapan Tim Pengukuran dan peralatan ukur b. Tim Pengukuran/Personil Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga-tenaga survey yang berpengalaman. Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah : 1) Team Leader/Geodetic Engineer 2) Chief Surveyor 3) Surveyor 4) Asisten Surveyor 5) Data Processing 6) Crew Survey b. Peralatan Survei Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi). 87
Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain : 1) Alat ukur Theodolite /Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan sudut terkecilnya 1 (satu) detik dan akurasi pengukuran jaraknya 5 + 3 ppm serta perlengkapannya 2) Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3 3) Kamera 4) Kompas (Shunto), GPS Handheld 5) Perlengkapan Lapangan c. Persiapan Lapangan Pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan lapangan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain: 1) Mobilisasi Tim Pengukuran 2) Persiapan base camp 3) Persiapan tenaga pembantu (tenaga lokal) 4) Persiapan material yang dibutuhkan 5) Koordinasi dengan instansi terkait 6) Pengenalan medan secara umum (orientasi lapangan) 7) Meneliti titik kontrol pemetaan yang dapat digunakan sebagai referensi atau titik ikat, misalnya titik kontrol hasil survey terdahulu. 8) Menentukan lokasi pemasangan titik-titik kontrol pemetaan 9) Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi 3. Pelaksanaan Lapangan Pemetaan dilaksanakan dengan melakukan pengukuran kerangka dasar yang terdiri dari pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal. Pengukuran tersebut dilakukan pada seluruh batas (garis terluar) dari area yang akan dipetakan. Tujuan pembuatan kerangka dasar ini adalah untuk membuat titik 88
kontrol dan referensi untuk keperluan pengukuran selanjutnya, misalkan pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi dan detail topografi. Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut : 1) Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon 2) Pengukuran Kerangka dasar Horisontal dan Vertikal 3) Pengukuran situasi dan detail topografi a. Pembuatan dan Pemasangan BM/Patok Poligon 1) Penyebaran Bench Mark (BM) terlebih dahulu direncanakan pada peta kerja dan diasumsikan dipasang beberapa buah BM. Bench Mark yang dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatkan terhadap Titik Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi satu sistem dengan Peta Nasional. 2) Secara umum pemasangan BM harus ditempatkan pada tempat yang stabil dan mengutamakan keamanan dan mudah ditemukan bila saat diperlukan, hal tersebut menjadi penting karena tugu yang terpasang tersebut akan dipakai untuk rekonstruksi. Agar mudah terlihat warna tugu tersebut diberi warna yang mencolok. Hal tersebut berlaku juga untuk pemasangan patok poligon. 3) Jarak antar patok poligon dapat dipasang 50 m atau disesuaikan dengan keadaan medan dan kemampuan jangkauan alat. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk mengontrol kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran. 4) Bench Mark dibuat sepasang pada posisi - Titik Awal Pengukuran - Pojok/titik sudut batas-batas utama area pemetaan (kerangka dasar) - Pada setiap kerapatan 1000 meter dari seluruh area pemetaan 5) Spesifikasi Bench Mark dan Patok Poligon 89
- BM pada titik awal dan titik sudut kerangka dasar dibuat dari beton dengan ukuran : 20 x 20 cm dengan panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 100 cm - BM pada kerapatan 1000 meter dibuat dengan pipa PVC ukuran 3 (tiga) inchi dengan ukuran panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 100 cm - Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm, panjang 40 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 25 cm b. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur poligon, jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga pada dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis pekerjaan poligon yaitu : 1) Pengukuran Poligon Utama Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan ukuran, dimana keandalan ukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian penutup sudut dan ketelitian linier jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar teknik maka diperlukan persyaratan tertentu pada pelaksanaan pengukurannya. Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur teodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik b. Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang sisi polygon diusahakan mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50 m). 90
c. Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60 o ) yang dapat memperbesar kesalahan penutup sudut. d. Guna memperkecil kesalahan penempatan target prisma digunakan metoda centering optis yaitu tinggi tripod/kaki tiga target depan akan menjadi tinggi tripod alat pada perpindahan alat kesisi polygon berikutnya. e. Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna. f. Titik-titik poligon harus diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar horisontal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan. g. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10 n, dimana n adalah jumlah titik pengamatan/polygon (dimungkinkan melakukan kesalahan pengukuran sudut tidak lebih dari 10 detik dikali akar dari jumlah titik pengamatan/polygon). h. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (dimungkinkan melakukan kesalahan pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km) 2) Pengukuran Poligon Cabang Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon utama hingga dengan adanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak cakupan titik detail yang ada di lapangan. Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan pengukuran poligon utama b. Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meter c. Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna, diikatkan pada titik kerangka dasar/poligon utama 91
d. Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines dilakukan dengan cara trigonometris e. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20 n, dimana n adalah jumlah titik pengamatan/poligon. f. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000 g. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm D c. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal Pengukuran Kerangka Vertikal dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan alat ukur theodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik yang pengambilan datanya bersamaan dengan pengukuran titik-titik kerangka dasar horisontal 2) Titik-titik kerangka dasar vertical diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar vertikal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan 3) Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris 4) Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 15 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), d. Pengukuran Situasi Dan Detail Topografi Untuk menampilkan peta tiga dimensi maka dilakukan pengukuran situasi dan detail dimana obyek yang diukur adalah segala obyek yang ada di lapangan baik berupa detail alam maupun detail buatan manusia. Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1) Pengukuran situasi dilakukan dengan cara trigonometris 92
2) Akurasi alat yang digunakan minimal 30 3) Pengukuran situasi dilakukan dengan metode grid dengan kerapatan maksimal 15 meter 4) Jika terdapat perubahan bentuk pada topografi maka perubahan tersebut harus diukur 5) Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan 6) Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope, elevasi, alur (creek), jalan, sungai, rawa dll. 7) Pengukuran sungai, alur (creek), jalan dilakukan oleh tim khusus (tersendiri) 8) Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama dan poligon cabang 9) Toleransi ketelitian linear pengukuran situasi adalah 1 : 1.000 10) Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan maksimal 20 meter 11) Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan maksimal 15 meter 12) Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15 meter 4. Pengolahan Data Pekerjaan kantor/studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses pekerjaan tahap akhir yang meliputi : 1. Pengolahan data-data kerangka dasar horizontal dan vertikal serta situasi 2. Pembuatan Peta (digital/garis) a. Pengolahan Data Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal Serta Situasi 1) Hasil Pengukuran Kerangka Dasar - Pengukuran Kerangka Dasar dilakukan menggunakan alat ukur Teodolite Total Station dimana data yang diamati dilapangan berupa 93
sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat tersebut yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau Notebook menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland Development, SDR, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses. Proses download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari lapangan untuk dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress kerja selanjutnya. Data yang diperoleh dari lapangan dihitung menggunakan hitung perataan pendekatan metoda Bowditch atau Least Square (Perataan Kwadrat Terkecil). - Hasil perhitungan koreksi beda tinggi berdasarkan jarak pengamatan pada setiap sisi (proposional terhadap jarak) - Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan pengukuran ulang pada sisi yang salah - Hasil Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi 2) Hasil Pengukuran Situasi Dan Detail Topografi - Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan menggunakan software survey - Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus disiapkan garis breaklines. Garis breaklines harus dibuat pada setiap: Kepala dan kaki slope Tepi atas dan tepi bawah sungai As alur Kedua tepi jalan Surface editing - Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation Irreguler Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi (X,Y,Z) dan garis breaklines 94
- Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus menggunakan garis breaklines - Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara bertahap dengan menampilkan gambar kontur yang dilengkapi dengan gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan poligon cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail topografi dihitung dengan koordinat sementara. - Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus dilakukan pengecekan ulang terhadap data situasi dan detail topografi. - Proses pembuatan surface final dengan menggunakan koordinat definitif dilakukan secara bersamaan untuk seluruh area pemetaan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur. Gambar kontur harus sesuai dengan sketsa lapangan. b. Pembuatan Peta Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200 mm x 900 mm). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain : 1) Peta topografi harus memuat : - Judul peta - Peta lokasi proyek - Peta indeks - Lembar sheet - Arah Utara peta - Legenda - Garis kontur dengan interval 1 meter 95
- Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll. - Bench Mark - Garis dan angka grid dengan interval 200 meter 2) Peta Traverse/Poligon harus memuat : - Judul peta - Peta lokasi proyek - Peta indeks - Lembar sheet - Arah Utara peta - Legenda - Bench Mark - Titik poligon kerangka dasar - Titik poligon cabang - Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll. 3) Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer tersendiri. 5. Laporan dan Data a. Pembuatan Laporan Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan survey dan pemetaan. Laporan yang akan disampaikan adalah : 1) Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja 2) Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan mingguan 3) Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan bulanan 4) Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan 96
b. Penyerahan Data Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah : 1) Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan 2) Print out peta topografi skala 1 : 1.000 3) Print out peta traverse/poligon skala 1 : 1.000 4) Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg) 5) Peta traverse/poligon dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg) 6) Data asli hasil pengukuran 7) Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy 8) Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code) 9) Foto dan deskripsi Bench Mark 97