BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dari kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

Penataan Ruang Berbasis Bencana. Oleh : Harrys Pratama Teguh Minggu, 22 Agustus :48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

BAB I PENDAHULUAN. Hujan yang terus-menerus mengguyur hampir seluruh wilayah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alam tidak dapat ditentang begitu pula dengan bencana (Nandi, 2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAKTI SOSIAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

BAB I PENDAHULUAN. kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian. Banjir merupakan bencana

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

KONSEP LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 26 Oktober 2010 : Ribuan rumah warga Kecamatan Medan Belawan,

PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari pulau, daratan seluas 1,9 juta km 2, panjang garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa, budaya. Kemajemukan

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

BAB I PENDAHULUAN. kualitatif. Suatu saat nanti, air akan menjadi barang yang mahal karena

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dari kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula. Anak-anak berkembang dari suatu hubungan interaksi antara kondisi dalam diri dan kondisi lingkungan luar. Artinya, lingkungan memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Sebaliknya, kehidupan manusia juga akan mempengaruhi lingkungan hidupnya (Budi Juliardi, 2014: 182). Persoalan lingkungan mulai menjadi topik dunia ketika manusia mulai merasakan dampaknya yang semakin meluas yakni terlihat pada banyaknya bencana yang terjadi di muka bumi ini akibat berbagai aktivitas manusia itu sendiri seperti banjir, pencemaran air akibat limbah industri, dan lain sebagainya. Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah lama terjadi bahkan tanpa campur tangan manusia. Kerusakan dan pencemaran lingkungan makin dipercepat karena meningkatnya aktivitas manusia dan sifat manusia yang serakah.

2 Bencana alam merupakan permasalahan yang sering terjadi di seluruh Negara, termasuk Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia tahun 2016 mencapai 2.384. Jumlah tersebut terbilang cukup besar dibanding pada tahun 2015 dimana catatan bencana alam hanya berjumlah 1.732. Sedangkan untuk tahun 2017 yang tercatat hingga bulan April berjumlah 1.089 bencana alam. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting belitung dan kekeringan merupakan jenis bencana yang dominan di Indonesia (http://dibi.bnpd.go.id) Bencana banjir merupakan fenomena alam yang wajar atau alamiah. Sebab, banjir merupakan suatu siklus yang terjadi secara alamiah. Banjir tidak dapat kita hindari, oleh karena itu, banjir harus dikelola dan diwaspadai ketika telah berubah menjadi suatu bencana (Primus Supriyono, 2014: 3). Menurut ensiklopedia (Wikipedia, 2012), banjir diartikan sebagai suatu peristiwa dimana air menggenangi daratan atau lahan yang semestinya kering sehingga menimbulkan kerugian fisik bagi manusia serta berdampak secara sosial dan ekonomi. Bencana banjir secara alamiah disebabkan karena adanya gangguan pada siklus air. Tindakan manusia terhadap alam, seperti pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak bijaksana akan menyebabkan terjadinya gangguan pada siklus air. Pengelolaan SDA yang tidak bijaksana ini misalnya penebangan hutan secara liar, pembangunan kawasan industri di daerah hulu,

3 dan perluasan kawasan permukiman penduduk di daerah resapan air. Campur tangan manusia terhadap alam yang mengakibatkan terganggunya siklus air, inilah yang menyebabkan terjadinya banjir (Primus Supriyono, 2014: 6). Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai masyarakat majemuk, beragam suku bangsa, baik langsung maupun tidak langsung, bersatu di bawah kekuasaan sebuah sistem nasional. Indonesia sebagai negara pluralistik dan multikulturalistik, dihuni oleh berbagai etnis, bahasa, agama, dan ideologi serta letak geografis antardaerah yang luas dipisahkan oleh ribuan pulau. Selain itu yang mencolok dari ciri kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam komunitas-komunitas suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan sebagai acuan utama bagi jatidiri individu. Berdasarkan hal tersebut, terjadi kesatuan sosial yang disebabkan oleh perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, perbedaan adat, dan sebagainya. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang terdiri dari berbagai masyarakat yang berasal dari suku dan budaya yang berbeda. Misalnya Rancaekek sebagai salah satu daerah yang terletak di Kabupaten Bandung, beragam masyarakat yang ada di Rancaekek, yakni memiliki ciri penting yaitu meliputi unsur agama, suku/etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian masyarakat Rancaekek bersifat terbuka, tidak hanya masyarakat dengan suku tertentu

4 yang bermukim disana, namun banyak ragam suku yang telah bermukim di daerah tersebut. Perbedaan budaya yang ada pada setiap penduduk mempengaruhi cara mereka untuk berkomunikasi atau bersosialisasi dengan penduduk lainnya. Pola hubungan sosial yang diterapkan oleh masyarakat Rancaekek, khususnya Desa Bojongloa, berpengaruh dengan kehidupan yang mereka jalani seharihari, sehingga perbedaaan suku dan budaya tidak dijadikan sebagai alasan terjadinya perpecahan atau pertentangan di dalam berbaur antar masyarakat pluralis. Banjir merupakan permasalahan yang sering terjadi di Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Banjir yang terjadi diyakini sebagai kiriman dari luapan sungai Cikeruh (dekat pasar Dangdeur Rancaekek). Setiap hujan deras mengguyur daerah Rancaekek sudah dapat dipastikan akan terjadi banjir. Seringkali banjir pun menyebabkan akses jalan dari Rancaekek menuju Majalaya terputus. Bencana banjir terakhir merendam Desa Bojongloa yakni terjadi pada hari Jum at, 15 Desember 2017, mencapai 1,5 meter. Banjir tersebut terjadi pada pukul 16.00 WIB setelah diguyur hujan deras selama dua jam. Warga menilai banjir disebabkan luapan sungai Cikeruh yang sudah tidak menampung air saat hujan. Sungai yang dangkal dan badan sungai yang menyempit juga membuat air masuk kepemukiman warga. Namun, warga tetap mencoba bertahan dirumah, karena banjir sudah menjadi hal yang biasa

5 sehingga mereka mencoba untuk diam dirumahnya (Kompas, 17 Desember 2017). Luapan sungai Cikeruh disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya banjir di Desa Bojongloa, akan tetapi kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan pun menjadi salah satu faktor terjadinya banjir. Kesadaran tersebut dimulai dari hal-hal seperti membuang sampah pada tempatnya sehingga pada saat hujan turun terus-menerus, tidak mengakibatkan sungai atau saluran air yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal warga meluap. Dari adanya banjir tersebut, meskipun banyak menimbulkan banyak kerugian, akan tetapi bencana banjir yang terjadi tentunya memiliki fungsi tersendiri khususnya bagi masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Solidaritas sosial menurut Emile Durkheim merupakaan setia kawan, solidaritas sosial dibagi menjadi dua, (1) solidaritas organik; (2) solidaritas mekanik. Masyarakat pluralis di Desa Bojongloa yakni tergolong pada solidaritas organik, yakni adanya ikatan bersama yang dibangun atas dasar perbedaan. Tentunya ini sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada di Desa Bojongloa, mereka terdiri dari berbagai macam kelompok ras/etnik. Hubungan mereka pun terbangun dari adanya perbedaan. Desa Bojongloa merupakan suatu desa dimana masyarakatnya yang heterogen dan beragam/pluralis. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Bojongloa yaitu 5678 KK, yang terdiri dari 17 Rukun Warga (RW) dan 95

6 Rukun Tetangga (RT). Terdapat 128 Kepala Keluarga masyarakat Suku Minang. Kemudian untuk masyarakat Suku Jawa terdapat 256 Kepala Keluarga, 177 Kepala Keluarga untuk masyarakat Suku Batak, dan sisanya Suku Sunda. Sehingga jumlah masyarakat pendatang yang ada di Desa Bojongloa adalah 561 Kepala Keluarga, dan mayoritas dari mereka (penduduk pendatang) yakni sebagai pedagang/pengusaha. Setiap hari Minggu, masyarakat di Desa Bojongloa (penduduk lokal dan penduduk pendatang) melakukan kerja bakti yakni membersihkan sampahsampah yang ada di selokan, agar aliran airnya tidak tersumbat. Kemudian meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi banjir agar masing-masing individu dapat bertindak lebih cepat ketika banjir terjadi. Hal ini tentunya sebagai wujud nyata dalam membangun solidaritas sosial pada masyarakat pluralis di Desa Bojongloa. Dari uraian diatas, tentang bencana banjir yang sering dialami oleh masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, maka peneliti ingin melihat bagaimana bencana banjir dapat membangun hubungan solidaritas sosial yang terjadi diantara mereka.

7 1.2 Identifikasi Masalah Peneliti menemukan banyak sekali permasalahan yang ada di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, diantaranya sebagai berikut: 1. Bencana banjir di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung; 2. Solidaritas sosial masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung; 3. Bencana banjir dalam membangun solidaritas sosial masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bencana banjir di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? 2. Bagaimana solidaritas sosial masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? 3. Bagaimana bencana banjir dalam membangun solidaritas sosial masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung?

8 1.4 Tujuan Penelitian adalah: Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini 1. Untuk mengetahui bencana banjir di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung; 2. Untuk mengetahui solidaritas sosial masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung; 3. Untuk mengetahui bencana banjir dalam membangun solidaritas sosial masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan disiplin ilmu sosiologi terutama Sosiologi Budaya dan Sosiologi Lingkungan, khususnya tentang solidaritas sosial masyarakat pluralis yang sering mengalami bencana banjir di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Selain itu, untuk memenuhi referensi

9 hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi sebagai bahan pertimbangan dalam menangani terjadinya banjir agar masyarakat di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung tidak kesulitan menanggulanginya jika bantuan solidaritas masyarakat dari luar Kecamatan berkurang. Selain itu, agar mereka tetap menjaga solidaritas sosial masyarakat sekitarnya dalam bantuan tolongmenolong yang diberikan dalam menangani banjir yang terjadi. 1.6 Kerangka Pemikiran Berawal dari pembahasan tentang masyarakat pluralis, secara sederhana pluralis merupakan sebuah kerangka dimana terdapat interaksi antara beberapa kelompok masyarakat yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain, mereka hidup bersama tanpa terjadi konflik. Dari uraian tersebut, masyarakat harus mampu beradaptasi dengan kelompok lainnya untuk bisa bertahan hidup karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain meskipun orang tersebut berbeda kelompok, ras/suku. Unsur-unsur yang terdapat dalam hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, yakni terdiri dari hal-hal berikut (Herimanto dan Winarno, 2010: 40):

10 1) Susunan kodrat manusia yang terdiri atas raga dan jiwa; 2) Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial; 3) Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan. Pembahasan selanjutnya yakni tentang lingkungan. Lingkungan sangat penting bagi manusia, segala yang ada dalam lingkungan dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia antara lain sebagai berikut (Budi Juliardi, 2014: 185): 1) Lingkungan merupakan tempat manusia untuk hidup, tinggal menetap hingga berkembang biak; 2) Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, seperti tanah yang subur, dapat ditanami dengan berbagai macam tanaman yang menjadi penopang keberlangsungan hidup manusia (padi, kopi, the dan lain-lain) dan lingkungan perairan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tambak ikan, dan sebagainya; 3) Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter dan perilaku manusia yang mendiaminya. Manusia yang hidup di lingkungan pegunungan pada umumnya bersuara lembut dan memiliki sifat yang lembut pula. sementara manusia yang hidup di lingkungan dekat pantai umumnya bersuara keras (akibat pengaruh kerasnya suara deburan ombak), dan memiliki sifat yang keras pula;

11 4) Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia, karena kondisi lingkungan dapat membuat manusia berpikir bagaimana cara mengolahnya dengan menggunakan akal budinya sehingga manusia akan mampu mencipta dan mengkreasi; 5) Manusia memperbaiki, mengubah bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup. Penjelasan diatas, tentunya terdapat problema lingkungan sosial budaya yang dihadapi oleh masyarakat. Lingkungan dapat mengalami suatu perubahan dalam proses interaksi dengan manusia. Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena berkurangnya fungsi dari sebagian komponen lingkungan. Dengan campur tangan manusia dan faktor alami yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Peran yang dilakukan oleh masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dalam meminimalisir terjadinya bencana banjir yaitu dengan melakukan kerja bakti setiap hari Minggu dalam gerakan pungut sampah serta membersihkan selokan dan sungai, agar tidak terjadinya gangguan pada siklus air yang dapat menyebabkan terjadinya banjir. Dari peran yang dilakukan inilah, sehingga banjir memiliki fungsi dalam meningkatkan hubungan solidaritas sosial pada masyarakat pluralis di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

12 Emile Durkheim mengatakan bahwa, terdapat dua jenis solidaritas sosial, yakni (1) Solidaritas Organik; (2) Solidaritas Mekanik. Sehingga dengan adanya bencana banjir, masyarakat pluralis dapat membangun solidaritasnya untuk dapat menghadapi dan menanggulangi bencana banjir yang terjadi di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Durkheim juga menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan kelompok yang didasarkan pada kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim (1855-1917) dalam mengembangkan teori sosiologi. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok yang didasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern. Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi pusat perhatian Durkheim dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas sosialnya (Wardi Bachtiar, 2010: 86).

13 Gambar 1.1: Alur Pikir Konsep Penelitian Masyarakat Pluralis Faktor Penyebab Bencana Banjir Peran Penanggulangan Solidaritas Sosial Bencana Banjir Dalam Membangun Solidaritas Sosial Masyarakat Pluralis