BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005). 3.2 Lokasi dan waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Lokasi penelitian adalah Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat dengan pertimbangan bahwa tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas tersebut kebanyakan wanita dan memiliki anak yang berusia usia di bawah 5 tahun, sehingga diharapkan mereka masih mengingat peristiwa ketika menyusui bayi mereka, memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang ASI eksklusif akan tetapi ada yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. 3.2.1 Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2010. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah seluruh tenaga kesehatan wanita yang bekerja di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010 sebanyak 63 orang.
3.3.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan wanita yang bekerja di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010 yang memiliki anak berusia kurang dari 5 tahun sebanyak 30 orang, dengan pertimbangan responden masih mengingat kejadian 5 tahun yang lalu termasuk ketika responden menyusui bayi mereka. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau purposive sampling (Budiarto, 2001). 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. 3.4.2 Data Sekunder Data yang diperoleh dari Puskesmas berkaitan dengan jumlah tenaga kesehatan dan gambaran umum dari Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat. 3.5 Definisi Operasional 3.5.1 Definisi Operasional Variabel Dependen Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi umur 0-6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim.
Pemberian ASI eksklusif dikategorikan menjadi 2 kelompok: 0. ASI eksklusif 1. Tidak ASI eksklusif 3.5.2 Definisi Operasional Variabel Independen 1. Umur adalah umur responden ketika menyusui bayi, yang dikategorikan dalam 2 kelompok: 1. 33 tahun 0. < 33 tahun 2. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden dinyatakan dalam bentuk ijazah yang dikategorikan dalam 2 kelompok: 1. Pendidikan menengah yaitu tingkat pendidikan menengah atas (Sekolah Perawat Kesehatan, Sekolah Menengah Farmasi, Diploma 1 Kebidanan). 0. Pendidikan Tinggi yaitu tingkat pendidikan tinggi yaitu Diploma III (Akademi Perawat, Akademi Kebidanan, Akademi Gizi, Akademi Analis Kesehatan) dan Strata 1 (dokter, Sarjana Kesehatan Masyarakat). 3. Pekerjaan adalah status kepegawaian responden yang dinyatakan dengan Surat Keputusan pengangkatan dari pejabat yang berwenang yang dikategorikan dalam 2 kelompok: 0. Pegawai Tidak Tetap (PTT) memiliki waktu kerja yang fleksibel karena bertugas di desai. 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) bertugas di Puskesmas, di Desa ataupun di Puskesmas Pembantu.
4. Lama waktu kerja adalah lama waktu ibu bekerja di luari rumah dalam 1 hari yang dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: 0. < 6 jam per hari 1. 6 jam per hari 5. Bentuk persalinan adalah cara responden melahirkan anak terakhir yang dikategorikan menjadi 2 kelompok: 0. Normal 1. Sectio caesarea 6. Iklan susu formula adalah pernyataan responden untuk menerima atau menolak iklan susu formula. Iklan susu formula dikategorikan menjadi 2 kelompok: 0. Menolak 1. Menerima 7. Dukungan suami adalah pernyataan responden tentang suami yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: 0. Suami memberi dukungan 1. Suami tidak memberi dukungan 3.6 Teknik Pengolahan Data Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori. Entry data
yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer. 3.7 Analisis Data 1. Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor-faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010 dengan menggunakan uji distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen yaitu faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, lama waktu kerja, bentuk persalinan), faktor pendukung (iklan susu formula) dan faktor pendorong (dukungan suami) dengan variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif menggunakan uji Chi Square pada regresi logistik sederhana. 3. Analisis Multivariat dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh masingmasing variabel independen yaitu faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, lama waktu kerja, bentuk persalinan), faktor pendukung (iklan susu formula) dan faktor pendorong (dukungan suami) dengan variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif menggunakan uji regresi logistik ganda.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Bahorok 4.1.1 Sejarah Berdirinya Puskesmas Bahorok Puskesmas Bahorok berdiri pada tahun 1975 dan diresmikan oleh Bupati KDH TK-II Langkat, dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat yang seoptimal mungkin secara merata di Kecamatan Bahorok. Puskesmas Bahorok merupakan salah satu pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan di Kecamatan Bahorok yang melayani kesehatan masyarakat di 1 kelurahan dan 16 Desa. Puskesmas Bahorok terletak di Jl. Karya No. 61 Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 4.1.2 Ketenagaan Tabel 4.1 Ketenagaan Berdasarkan Status Kepegawaian di Puskesmas Bahorok Tahun 2010. Status kepegawaian Jumlah % PNS 55 50,00 PTT 6 14,54 TKS 37 33,64 Honor daerah 2 1,82 Jumlah 110 100,00 Sumber : Puskesmas Bahorok Tahun 2010 Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 110 orang pegawai Puskesmas Bahorok, yang bekerja sebagai sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 55 orang (50%), yang bekerja sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 16 orang (14,54%), yang
berskerja sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) sebanyak 37 orang (33,64%) dan bekerja sebagai honor daerah sebanyak 2 orang (1,82%). 4.2 Hasil Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing masing variabel bebas dan variabel terikat. Tabel 4.2 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bahorok Tahun 2010. Karakteristik Jumlah % Pemberian ASI eksklusif ASI eksklusif 6 20 Tidak ASI eksklusif 24 80 Jumlah 30 100 Dari Tabel 4.2 dapat diketahui dari 30 orang responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sebanyak 6 orang (20%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sebanyak 24 orang (80%).
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi Pemberian ASI Eksklusif pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bahorok Tahun 2010. Karakteristik Jumlah % Umur < 33 Tahun 14 46,7 33 Tahun 16 53,3 Pendidikan Terakhir Menengah 12 60,0 Tinggi 18 40,0 Pekerjaan PNS 24 80,0 PTT 6 20,0 Lama Waktu Kerja < 6 Jam 14 46,7 6 jam 16 53,3 Bentuk Persalinan Normal 15 50,0 Sectio caesarea 15 50,0 Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berumur < 33 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), dan yang berumur 33 tahun sebanyak 16 orang (53,3%), responden yang memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak 12 orang (40%) yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 18 orang (60%). Responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 24 orang (80%) dan yang bekerja sebagai PTT sebanyak 6 orang (20%), responden yang memiliki waktu kerja < 6 jam per hari sebanyak 14 orang (46,7%), dan yang bekerja 6 per hari sebanyak 16 orang (53,3%), responden yang bersalin secara normal sebanyak 15 orang (50%), dan yang bersalin secara sectio caesarea sebanyak 15 orang (50%).
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung Pemberian ASI Eksklusif pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bahorok Tahun 2010. Karakteristik Jumlah % Iklan Susu Formula Menerima 24 80 Menolak 6 20 Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang menerima iklan susu formula sebanyak 24 orang (80%) dan yang menolak iklan susu formula sebanyak 6 orang (20%). Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Pemberian ASI Eksklusif pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bahorok Tahun 2010. Karakteristik Jumlah % Dukungan suami Mendukung 8 26,7 Tidak mendukung 22 73,3 Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang suaminya mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 8 orang (26,7%) dan yang suaminya tidak mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 22 orang (73,3%).
4.3 Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.6 Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen Menggunakan Regresi Logistik Sederhana. Variabel Independen p Exp (B) Umur 0,460 0,500 Pendidikan 0,000 0,000 Pekerjaan 0,082 0,000 Lama Waktu Kerja 0,855 1,182 Bentuk Persalinan 0,358 2,364 Iklan Susu Formula 0,003 22,000 Dukungan Suami 0,001 35,000 Dari Tabel 4.6 diketahui hasil uji bivariat antara umur dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,460, dengan nilai Exp (B) = 0,500 artinya umur 33 tahun mempunyai kemungkinan memberikan ASI eksklusif seperlima kali lebih kecil dari pada yang berumur < 33 tahun. Pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,000, dengan nilai Exp (B) = 0,000 artinya ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai kemungkinan yang sama dengan ibu yang berpendidikan menengah dalam memberikan ASI eksklusif. Pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,082, dengan nilai Exp (B) = 0,000 artinya ibu yang bekerja sebagai PNS mempunyai kemungkinan yang sama dengan ibu yang bekerja sebagai PTT dalam memberikan ASI eksklusif. Lama waktu kerja dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,885, dengan nilai Exp (B) = 1,182 artinya responden yang bekerja bekerja 6 jam per mempunyai kemungkinan memberikan ASI eksklusif 1,182 kali lebih kecil dari pada
yang hari < 6 jam per hari. Bentuk persalinan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,358, dengan nilai Exp (B) = 2,364 artinya responden yang bersalin secara sectio caesarea mempunyai kemungkinan memberikan ASI eksklusif 2,364 kali lebih kecil dari pada yang bersalin secara normal. Iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,003, dengan nilai Exp (B) = 22 artinya responden yang menerima iklan susu formula mempunyai kemungkinan memberikan ASI eksklusif 22 kali lebih kecil dari pada yang menolak iklan susu formula. Dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p = 0,001, dengan nilai Exp (B) = 35 artinya responden yang tidak mendapat dukungan suami mempunyai kemungkinan memberikan ASI eksklusif 35 kali lebih kecil dari pada yang mendapat dukungan suami. 4.4 Hasil Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diuji secara bersamaan terhadap variabel terikat melalui uji logistik ganda. Pada penelitian ini terdapat 7 variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, lama waktu kerja, bentuk persalinan, iklan susu formula dan dukungan suami) yang akan diteliti dan 1 variabel dependen (Pemberian ASI eksklusif). Langkah-langkah pemodelan regresi logistik adalah sebagai berikut: 1. Terlebih dahulu dilihat hasil bivariat untuk menentukan variabel mana yang menjadi kandidat model. Bila hasil uji bivariat mempunyai nilai p < 0,25 maka dijadikan sebagai kandidat model multivariat. Berdasarkan hasil Chi Square dari 7 variabel bebas terdapat 4 variabel bebas (pekerjaan, pendidikan, Iklan susu
formula dan dukungan suami) yang memiliki nilai p < 0,25 memenuhi kriteria dan layak dimasukkan pada model analisis multivariat. Tabel 4.7 Nilai Signifikansi Hasil Analisis Pengaruh Variabel Independen terhadap Pemberian ASI Eksklusif yang Masuk sebagai Model Multivariat. Variabel Independen p Pekerjaan 0,082 Pendidikan 0,000 Iklan susu formula 0,003 Dukungan Suami 0,001 2. Memasukkan atau mengeluarkan variabel kedalam model multivariat menggunakan dengan menggunakan metode stepwise seleksi maju (backward selection). Tabel 4.8 Alternatif Model Multivariat berdasarkan Nilai 2 Log LR dan Nilai Signifikansi Model p -2Log LR ASI eksklusif=f{pendidikan, Pekerjaan, Iklan, Dukungan} 0,000 ASI eksklusif=f{ Pendidikan, Iklan, Dukungan} 0,000 ASI eksklusif=f{pendidikandukungan} 0,000 Berdasarkan Tabel 4.8 model akhir yang dipilih adalah ASI eksklusif = f{pendidikan, Dukungan suami}dengan nilai -2 Log RL = dengan nilai p = 0,000.
3. Memeriksa interaksi antar variabel independen. Interaksi merupakan keadaan satu variabel independen terhadap variabel dependen yang berbeda menurut tingkat variabel independen yang lain. Tabel 4.9 Nilai Signifikansi Hasil Interaksi Variabel Independen Variabel Interaksi p Pendidikan x Dukungan suami 0,820 Dari Tabel 4.9 dapat di ketahui nilai p = 0,820 > 0,05 berarti tidak ada interaksi antar variabel independen. 4. Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan konfounder dengan melihat perbedaan nilai Exp(B). Tabel 4.10 Hasil Pemeriksaan Konfounder Model Exp (B) ASI eksklusif = Dukungan suami 35,000 ASI eksklusif = Pendidikan + Dukungan suami 25,000 28,5 Dari hasil pemeriksaan konfounder ternyata variabel pendidikan dan dukungan suami merupakan konfounder karena selisih nilai Exp(B) = 28,5% >10% sehingga model terpilih : ASI eksklusif=f{ Pendidikan + Dukungan suami}
Tabel 4.11 Hasil Akhir Analisis Multivariat Exp(B) 95% CI for Exp(B) Variabel B p (OR) Lower Upper Umur -20,723 0,000 0,000 0,998 Dukungan suami 3,219 25,000 1,200 520,734 0,038 Konstanta 19,113 2E+008 0,998 Berdasarkan hasil akhir analisis multivariat regresi logistik ganda diperoleh variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif adalah variabel dukungan suami. Model akhir logistik yaitu : Pemberian ASI eksklusif = 19,113 + 25 (dukungan suami) + 0,000 (pendidikan).