1 KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAWAHLUNTO DARI TAHUN 2010-2015 Shintya Paradilla.A 1, Slamet Rianto 2, Ade Irma Suryani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Shintya3006@gmail.com ABSTRACT This study aims to analyze : 1) The contribution of the number of tourist visiting to income to the originaly revenue area of Sawahlunto city from year 2010-2015. 2) Accomodation contribution to originaly revenue area of Sawahlunto city from year 2010-2015. 3) Contribution of tourism sector to the originaly revenue area of Sawahlunto city from year 2010-2015. The type of research used in this study is descriptive quantitative. Data analysis methods used this study include the analysis of local revenue (). Types and sources of data using the approach quantitative with secondary data in the form of time series data with the observation period of 2010-2015. The result of research indicate that : 1) There is contribution of number of tourist visiting to of Sawahlunto city in the year 2010 that is 9,89%. 2) There is an accommodation contribution to in Sawahlunto period 2010-2015 is 1,37%. 3) The contribution of tourism sector to of Sawahlunto city in 2010-2015 is 4,19%. Proved that tourism sector also contribute to the original revenue area of Sawahlunto city. Keywords: Contribution, Original Local Government Revenue PENDAHULUAN dengan kualitas terbaik. Di zaman kolonial Belanda kota ini pernah Perkembangan di menjadi sumber penggerak pilar Indonesia secara terus menerus ekonomi di Sumatera Barat. Nama Kota mengalami pertumbuhan dan kemajuan itu adalah Sawahlunto. baik di bidang fisik maupun Beberapa tahun terakhir ini pelayanannya. Dimana Negara pertumbuhan melaju dengan Indonesia merupakan Negara yang pesat, faktor yang menyebabkan terletak sangat strategis dibandingkan cepatnya pertumbuhan sektor dengan negara-negara lainnya yang ada di seluruh dunia adalah kegiatan yang di dunia. (Bakaruddin, 2009) tercakup di dalamnya sangat luas yang Salah satu contoh kawasan wilayah meliputi perhotelan, rumah makan atau Indonesia yang berlimpah akan wilayah restoran, angkutan, hiburan, objek wisata, salah satunya kota yang perdagangan, serta jasa perjalanan terdapat di Sumatera Barat. Kota ini wisata yang telah menjadi industri dikenal sebagai pusat produksi batubara 1
2 terbesar di dunia dan pencipta lapangan pekerjaan yang cukup besar. Sektor yang sangat terkait dengan sektor lain merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi tamu yang datang berkunjung mulai dari jaminan keamanan dan kenyamanan selama berada di wilayah Indonesia. Industri diharapkan mampu menunjukkan peranannya pada sektor perekonomian, sosial, budaya, penerimaan devisa, lapangan pekerjaan, serta sebagai wahana mengatasi konflik yang terjadi di Negara dengan kemajemukan yang luar biasa seperti Indonesia. Adanya juga akan menumbuhkan usaha ekonomi yang saling menunjang sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Perkembangan dapat memberikan dampak yang positif terhadap kebudayaan. Pemerintah menyadari bahwa sektor merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah dan juga berpotensi dalam meningkatkan. Potensi alam dan seni budaya yang cukup besar juga dapat dimanfaatkan oleh daerah untuk meningkatkan daerah tersebut seperti bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang berkunjung. Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah,hasil distribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain, pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otoda sebagai perwujudan asas desentralisasi. (Herlina Rahman, 2005). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis data tentang: 1) Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. 2) Kontribusi akomodasi terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. 3) Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif disebut juga sebagai metode positivistik karena berlandaskan kepada filsafat positifisme. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017. Jenis data yang digunakan adalah data time series selama tahun 2010-2015.
3 Penelitian dilakukan di Kota Sawahlunto dengan menggunkan data sekunder. Target atau sasaran dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto dari tahun 2010-2015 dilihat dari dua sektor yaitu jumlah kunjungan wisatawan dengan akomodasi. Akomodasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah hotel dan rumah makan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis pendapatan asli daerah (). Menurut Handayani Dhina (2012:57) untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah, dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Dalam penelitian ini akan memperlihatkan klasifikasi kontribusi dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Untuk mengukur nilai kontribusi secara lebih rinci digunakan kriteria berdasarkan Tim Litbang Depdagri UGM tahun 1991 mengkategorikan kriteria kontribusi kedalam enam tingkat kontribusi terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria 0-10 Sangat Kurang 11-20 Kurang 21-30 Sedang 31-40 Cukup Sedang 41-50 Baik Diatas 50 Sangat Baik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2017 di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah dan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga Kota Sawahlunto tahun 2017 di dapatkan hasil sebagai berikut : 1) Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015 berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata pendapatan dari jumlah kunjungan wisata di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 3.840.808.667 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Untuk mengetahui
4 seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Hasil perhitungan kontribusi pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut: Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Jml Kunjungan Wisata = x 100 = 23.044.852.000 233.005.472.886 x 100 = 9,89 % Dari hasil perhitungan kontribusi pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan rata-rata pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 9,89% dalam tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata pendapatan jumlah kunjungan wisata Kota Sawahlunto sebesar Rp. 3.840.808.667 selama kurun waktu tahun 2010-2015. 2) Kontribusi akomodasi terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto dari tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata akomodasi di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 532.969.572 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Hasil perhitungan kontribusi akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut: Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah = Akomodasi = x 100 3.197.817.429 233.005.472.886 x 100 = 1,37 % Dari hasil perhitungan kontribusi akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan rata-rata akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 1,37% dalam tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka
5 di dapatkan rata-rata akomodasi Kota Sawahlunto sebesar Rp. 532.969.572 selama kurun waktu tahun 2010-2015. 3) Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata pendapatan di bidang di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 1.628.914.366 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Hasil perhitungan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut: Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Pendapatan Sektor Wisata = x100 = 9.773.486.196 233.005.472.886 x 100 = 4,19 % Dari hasil perhitungan kontribusi sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan rata-rata sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 4,19% dalam tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata kontribusi di sektor Kota Sawahlunto sebesar Rp. 1.628.914.366 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Berdasarkan data yang telah diolah di atas dan telah sesuai dengan penelitian maka dapat diambil pembahasan dari hasil penelitian Pertama, Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Kota Sawahlunto pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 9,89% Pada tahun 2010 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 3.586.646 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp.23.782.088.437 dengan kontribusi sebesar 15.08%. Tahun 2011 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 4.129.481.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 36.382.150.723 dengan kontribusi sebesar 11,35%. Tahun 2012 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp.4.226.189.000 dengan kontribusi sebesar 12,23%. Tahun 2013 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesarrp. 4.492.549.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 37.104.573.791 dengan kontribusi sebesar 12,11%.
6 Kemudian tahun 2014 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 3.524.326.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 48.580.391.650 dengan kontribusi sebesar 7.25%. Dan terakhir tahun 2015 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 3.045.661.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 52.268.500.528 dengan kontribusi sebesar 5,83%. Terlihat bahwa telah terjadi peningkatan kunjungan wisatawan secara bertahap. Jumlah keseluruhan penjualan tiket masuk dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, namun tahun 2014-2015 mengalami penurun dengan selisih sekitar Rp. 478.665.000. Dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto, akan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan Kota Sawahlunto dan juga berdampak baik bagi pendapatan daerah dari sektor pajak. Dari analisa data yang telah dilakukan sebelumnya di dapatkan hasil bahwasanya terbukti adanya kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Memberikan sumbangan sebesar Rp. 23.044.852.000 Kedua, Kontribusi akomodasi terhadap Kota Sawahlunto pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 1,37%. Dapat dilihat dari analisis data di atas bahwa jumlah kontribusi akomodasi dari tahun 2010-2015 yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 755.209.793 dan yang terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 122.558.857. Pada tahun 2010 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 490.962.944 dengan kontribusi sebesar 2.06%. Tahun 2011 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 592.954.761 dengan kontribusi sebesar 1.63%. Tahun 2012 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 670.181.074 dengan kontribusi sebesar 1.92%. Tahun 2013 penerimaan akomodasi Rp. 565.950.000 dengan kontribusi sebesar1.53%. Kemudian tahun 2014 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 755.209.793 dengan kontribusi sebesar 1.55%. Dan terakhir tahun 2015 penerimaan akomodasi Rp. 122.558.857 dengan kontribusi sebesar 0.23% Di Kota Sawahlunto telah disediakan hotel, wisma, homestay, beberapa rumah makan dan cafe di setiap kecamatan yang ada di Kota Sawahlunto. Sehingga sangat membantu para wisatawan yang sedang berkunjung untuk berwisata dengan jasa penginapan dan tempat makan yang telah di sediakan di Kota Sawahlunto. Hal ini sesuai dengan pendapat Dhina Handayani (2012) untuk rumah
7 makan dikenakan pajak. Biasanya dalam nota pesanan setelah dijumlah harga yang telah di bayar kemudian ditambah 10% untuk pajak pertambahan nilai (PPN). Begitu pula dengan hotel, juga dikenakan pajak sebesar 10%. Jumlah keseluruhan penerimaan akomodasi yang masuk ke dalam penerimaan daerah dari tahun 2010 hingga tahun 2015 adalah sebesarrp. 3.197.817.429 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 532.969.572. Disini terlihat bahwa sumbangan yang diberikan akomodasi tersebut masuk kedalam pendapatan daerah dari sektor yang nantinya menjadi salah satu penambah bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto. Hal ni menunjukkan bahwa terdapatnya kontribusi akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. Ketiga, Kontribusi sector wisata terhadap Kota Sawahlunto pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 4,19%. Dilihat dari jumlah kunjungan wisata, banyaknya penjualan tiket masuk serta akomodasi, terlihat memberikan sumbangan yang cukup besar kepada pendapatan daerah Kota Sawahlunto. Salah satu faktor untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto juga bersumber dari sektor. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan rata-rata pendapatan di bidang di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 1.628.914.366 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Dari hasil perhitungan kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan sector terhadap pendapatan asli daerah sebesar 4.19% yang juga dilihat dari hitungan jumlah penerimaan kunjungan wisatawan dengan akomodasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ni Komang Sri Wulandari (2014) bahwa semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata maka semakin banyak pula uang yang akan dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut paling sedikit untuk keperluan makan, minum, dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut. Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan wisatanya akan menimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan wisata. Meningkatnya pendapatan dapat dilihat dari perkembangan pendapatan sektor
8 di Kota Sawahlunto. Dilihat dari analisa data yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan hasil bahwasanya terbukti adanya kontribusi sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto tahun dari 2010-2015. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Kota Sawahlunto yaitu sebesar 9,89%. Jika dilihat dari kriteria berdasarkan Litbang Depdagri UGM tahun 1991 kontribusi dapat dikategorikan sangat kurang, dimana dikatakan baik apabila rasio yang dicapai 50%. Namun dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto, semakin banyak juga wisatawan yang mengunjungi objek wisata dan penjualan tiket wisata semakin besar pula. Yang kemudian akan membantu menambah kembali kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Kota Sawahlunto. Kunjungan objek wisata Kota Sawahlunto terjadi peningkatan yang drastis apabila saat libur sekolah (libur panjang) dan lebaran. Pada saat-saat seperti itulah terjadinya peningkatan penjualan tiket masuk di seluruh objek wisata yang ada di Kota Sawahlunto. 2. Kontribusi akomodasi terhadap Kota Sawahlunto yaitu sebesar 1,37%. Kontribusi dari akomodasi masih dikategorikan sangat kurang. Walaupun masuk dalam kategori sangat kurang, akomodasi juga memberikan sumbangan terhadap Kota Sawahlunto. Oleh karena itu, semakin tinggi arus kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto maka Pendapatan Asli Daerah juga akan semakin meningkat. 3. Kontribusi sektor terhadap Kota Sawahlunto yaitu sebesar 4,19%. Jika dilihat dari kriteria berdasarkan Tim Litbang Depdagri UGM tahun 1991 kontribusi dapat dikategorikan sangat kurang. Dimana dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Namun apabila dilihat dari perkembangan pendapatan menunjukkan kecendrungan meningkat. Meningkatnya pendapatan dapat dilihat dari perkembangan pendapatan sektor di
9 Kota Sawahlunto. Denganarti kata bahwa sektor juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah Kota Sawahlunto walaupun hanya sebesar 4,19 %. Atma Jaya Yogyakarta : Fakultas Ekonomi. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Bakaruddin. 2009. Perkembangan dan Permasalahan Kean. Padang: UNP Press. Dhina Handayani. 2012. Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Daerah Di Kabupaten Ngawi Tahun 2003-2010. Tesis. Universitas Sebelas Maret : Program Studi Ekonomi Devilian Fitri. 2010. Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah () Di Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. STKIP PGRI SUMATERA BARAT : Program Studi Ekonomi Nani Novianti. 2015. Pengaruh Tingkat pendidikan Orang Tua Dan Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Tahun 2014-2015 DI SMP N 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Ni Komang Sri Wulandari. Peran Sektor Pariwisata Dalam Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 1990-2014. Skripsi. Universitas