KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAWAHLUNTO DARI TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS JUMLAH WISATAWAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI HOTEL DAN RESTORAN KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK DAERAH ( Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA MUSEUM ADITYAWARMAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas, dalam menyelenggarakan

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pemerintahan Daerah memiliki tujuan untuk membangun daerahnya dan

Keyword: Local Tax, Local Retribution, Local Original Revenue.

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dan mendatangkan devisa daerah Kota Bandung. Bandung terletak pada koordinat BT dan LS.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

Endro Adhi Saputro, Amiek Soemarmi *), Indarja

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

JURNAL. Oleh: EKO SATRIADI PUTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang negatif. Dampak ini dapat dilihat dari ketidakmerataan

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup. Pelaksanaan pembangunan nasional berkaitan. dalam memperlancar pembangunan nasional.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

I. PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DAERAH SEKTOR PARIWISATA KOTA BANDA ACEH

KONTRIBUSI PEMUNGUTAN RETRIBUSI TERMINAL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Kasus pada Terminal Tirtonadi Surakarta tahun )

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Keyword : the revenue of Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicle, regional development fund, Contribution

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

ABSTRACT. Keywords: Effectivity of Restaurants Tax Collection, Revenue Of Bandung City. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

Transkripsi:

1 KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAWAHLUNTO DARI TAHUN 2010-2015 Shintya Paradilla.A 1, Slamet Rianto 2, Ade Irma Suryani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Shintya3006@gmail.com ABSTRACT This study aims to analyze : 1) The contribution of the number of tourist visiting to income to the originaly revenue area of Sawahlunto city from year 2010-2015. 2) Accomodation contribution to originaly revenue area of Sawahlunto city from year 2010-2015. 3) Contribution of tourism sector to the originaly revenue area of Sawahlunto city from year 2010-2015. The type of research used in this study is descriptive quantitative. Data analysis methods used this study include the analysis of local revenue (). Types and sources of data using the approach quantitative with secondary data in the form of time series data with the observation period of 2010-2015. The result of research indicate that : 1) There is contribution of number of tourist visiting to of Sawahlunto city in the year 2010 that is 9,89%. 2) There is an accommodation contribution to in Sawahlunto period 2010-2015 is 1,37%. 3) The contribution of tourism sector to of Sawahlunto city in 2010-2015 is 4,19%. Proved that tourism sector also contribute to the original revenue area of Sawahlunto city. Keywords: Contribution, Original Local Government Revenue PENDAHULUAN dengan kualitas terbaik. Di zaman kolonial Belanda kota ini pernah Perkembangan di menjadi sumber penggerak pilar Indonesia secara terus menerus ekonomi di Sumatera Barat. Nama Kota mengalami pertumbuhan dan kemajuan itu adalah Sawahlunto. baik di bidang fisik maupun Beberapa tahun terakhir ini pelayanannya. Dimana Negara pertumbuhan melaju dengan Indonesia merupakan Negara yang pesat, faktor yang menyebabkan terletak sangat strategis dibandingkan cepatnya pertumbuhan sektor dengan negara-negara lainnya yang ada di seluruh dunia adalah kegiatan yang di dunia. (Bakaruddin, 2009) tercakup di dalamnya sangat luas yang Salah satu contoh kawasan wilayah meliputi perhotelan, rumah makan atau Indonesia yang berlimpah akan wilayah restoran, angkutan, hiburan, objek wisata, salah satunya kota yang perdagangan, serta jasa perjalanan terdapat di Sumatera Barat. Kota ini wisata yang telah menjadi industri dikenal sebagai pusat produksi batubara 1

2 terbesar di dunia dan pencipta lapangan pekerjaan yang cukup besar. Sektor yang sangat terkait dengan sektor lain merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi tamu yang datang berkunjung mulai dari jaminan keamanan dan kenyamanan selama berada di wilayah Indonesia. Industri diharapkan mampu menunjukkan peranannya pada sektor perekonomian, sosial, budaya, penerimaan devisa, lapangan pekerjaan, serta sebagai wahana mengatasi konflik yang terjadi di Negara dengan kemajemukan yang luar biasa seperti Indonesia. Adanya juga akan menumbuhkan usaha ekonomi yang saling menunjang sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Perkembangan dapat memberikan dampak yang positif terhadap kebudayaan. Pemerintah menyadari bahwa sektor merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah dan juga berpotensi dalam meningkatkan. Potensi alam dan seni budaya yang cukup besar juga dapat dimanfaatkan oleh daerah untuk meningkatkan daerah tersebut seperti bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang berkunjung. Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah,hasil distribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain, pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otoda sebagai perwujudan asas desentralisasi. (Herlina Rahman, 2005). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis data tentang: 1) Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. 2) Kontribusi akomodasi terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. 3) Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif disebut juga sebagai metode positivistik karena berlandaskan kepada filsafat positifisme. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017. Jenis data yang digunakan adalah data time series selama tahun 2010-2015.

3 Penelitian dilakukan di Kota Sawahlunto dengan menggunkan data sekunder. Target atau sasaran dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto dari tahun 2010-2015 dilihat dari dua sektor yaitu jumlah kunjungan wisatawan dengan akomodasi. Akomodasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah hotel dan rumah makan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis pendapatan asli daerah (). Menurut Handayani Dhina (2012:57) untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah, dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Dalam penelitian ini akan memperlihatkan klasifikasi kontribusi dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Untuk mengukur nilai kontribusi secara lebih rinci digunakan kriteria berdasarkan Tim Litbang Depdagri UGM tahun 1991 mengkategorikan kriteria kontribusi kedalam enam tingkat kontribusi terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria 0-10 Sangat Kurang 11-20 Kurang 21-30 Sedang 31-40 Cukup Sedang 41-50 Baik Diatas 50 Sangat Baik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2017 di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah dan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga Kota Sawahlunto tahun 2017 di dapatkan hasil sebagai berikut : 1) Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015 berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata pendapatan dari jumlah kunjungan wisata di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 3.840.808.667 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Untuk mengetahui

4 seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Hasil perhitungan kontribusi pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut: Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Jml Kunjungan Wisata = x 100 = 23.044.852.000 233.005.472.886 x 100 = 9,89 % Dari hasil perhitungan kontribusi pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan rata-rata pendapatan dari jumlah kunjungan wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 9,89% dalam tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata pendapatan jumlah kunjungan wisata Kota Sawahlunto sebesar Rp. 3.840.808.667 selama kurun waktu tahun 2010-2015. 2) Kontribusi akomodasi terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto dari tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata akomodasi di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 532.969.572 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Hasil perhitungan kontribusi akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut: Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah = Akomodasi = x 100 3.197.817.429 233.005.472.886 x 100 = 1,37 % Dari hasil perhitungan kontribusi akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan rata-rata akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 1,37% dalam tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka

5 di dapatkan rata-rata akomodasi Kota Sawahlunto sebesar Rp. 532.969.572 selama kurun waktu tahun 2010-2015. 3) Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata pendapatan di bidang di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 1.628.914.366 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut : Kontribusi = YPAR x 100 % Keterangan : YPAR = Nilai pendapatan sektor = Nilai Hasil perhitungan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut: Kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Pendapatan Sektor Wisata = x100 = 9.773.486.196 233.005.472.886 x 100 = 4,19 % Dari hasil perhitungan kontribusi sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan rata-rata sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 4,19% dalam tahun 2010-2015. Berdasarkan analisis data di atas maka di dapatkan rata-rata kontribusi di sektor Kota Sawahlunto sebesar Rp. 1.628.914.366 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Berdasarkan data yang telah diolah di atas dan telah sesuai dengan penelitian maka dapat diambil pembahasan dari hasil penelitian Pertama, Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Kota Sawahlunto pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 9,89% Pada tahun 2010 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 3.586.646 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp.23.782.088.437 dengan kontribusi sebesar 15.08%. Tahun 2011 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 4.129.481.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 36.382.150.723 dengan kontribusi sebesar 11,35%. Tahun 2012 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp.4.226.189.000 dengan kontribusi sebesar 12,23%. Tahun 2013 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesarrp. 4.492.549.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 37.104.573.791 dengan kontribusi sebesar 12,11%.

6 Kemudian tahun 2014 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 3.524.326.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 48.580.391.650 dengan kontribusi sebesar 7.25%. Dan terakhir tahun 2015 pemasukan jumlah kunjungan wisatawan sebesar Rp. 3.045.661.000 terhadap Kota Sawahlunto sebesar Rp. 52.268.500.528 dengan kontribusi sebesar 5,83%. Terlihat bahwa telah terjadi peningkatan kunjungan wisatawan secara bertahap. Jumlah keseluruhan penjualan tiket masuk dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, namun tahun 2014-2015 mengalami penurun dengan selisih sekitar Rp. 478.665.000. Dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto, akan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan Kota Sawahlunto dan juga berdampak baik bagi pendapatan daerah dari sektor pajak. Dari analisa data yang telah dilakukan sebelumnya di dapatkan hasil bahwasanya terbukti adanya kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Memberikan sumbangan sebesar Rp. 23.044.852.000 Kedua, Kontribusi akomodasi terhadap Kota Sawahlunto pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 1,37%. Dapat dilihat dari analisis data di atas bahwa jumlah kontribusi akomodasi dari tahun 2010-2015 yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 755.209.793 dan yang terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 122.558.857. Pada tahun 2010 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 490.962.944 dengan kontribusi sebesar 2.06%. Tahun 2011 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 592.954.761 dengan kontribusi sebesar 1.63%. Tahun 2012 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 670.181.074 dengan kontribusi sebesar 1.92%. Tahun 2013 penerimaan akomodasi Rp. 565.950.000 dengan kontribusi sebesar1.53%. Kemudian tahun 2014 penerimaan akomodasi sebesar Rp. 755.209.793 dengan kontribusi sebesar 1.55%. Dan terakhir tahun 2015 penerimaan akomodasi Rp. 122.558.857 dengan kontribusi sebesar 0.23% Di Kota Sawahlunto telah disediakan hotel, wisma, homestay, beberapa rumah makan dan cafe di setiap kecamatan yang ada di Kota Sawahlunto. Sehingga sangat membantu para wisatawan yang sedang berkunjung untuk berwisata dengan jasa penginapan dan tempat makan yang telah di sediakan di Kota Sawahlunto. Hal ini sesuai dengan pendapat Dhina Handayani (2012) untuk rumah

7 makan dikenakan pajak. Biasanya dalam nota pesanan setelah dijumlah harga yang telah di bayar kemudian ditambah 10% untuk pajak pertambahan nilai (PPN). Begitu pula dengan hotel, juga dikenakan pajak sebesar 10%. Jumlah keseluruhan penerimaan akomodasi yang masuk ke dalam penerimaan daerah dari tahun 2010 hingga tahun 2015 adalah sebesarrp. 3.197.817.429 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 532.969.572. Disini terlihat bahwa sumbangan yang diberikan akomodasi tersebut masuk kedalam pendapatan daerah dari sektor yang nantinya menjadi salah satu penambah bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto. Hal ni menunjukkan bahwa terdapatnya kontribusi akomodasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto tahun 2010-2015. Ketiga, Kontribusi sector wisata terhadap Kota Sawahlunto pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 4,19%. Dilihat dari jumlah kunjungan wisata, banyaknya penjualan tiket masuk serta akomodasi, terlihat memberikan sumbangan yang cukup besar kepada pendapatan daerah Kota Sawahlunto. Salah satu faktor untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto juga bersumber dari sektor. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan rata-rata pendapatan di bidang di Kota Sawahlunto adalah sebesar Rp. 1.628.914.366 selama kurun waktu tahun 2010-2015. Dari hasil perhitungan kontribusi sektor terhadap pendapatan asli daerah Kota Sawahlunto di dapatkan hasil sumbangan sector terhadap pendapatan asli daerah sebesar 4.19% yang juga dilihat dari hitungan jumlah penerimaan kunjungan wisatawan dengan akomodasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ni Komang Sri Wulandari (2014) bahwa semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata maka semakin banyak pula uang yang akan dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut paling sedikit untuk keperluan makan, minum, dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut. Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan wisatanya akan menimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan wisata. Meningkatnya pendapatan dapat dilihat dari perkembangan pendapatan sektor

8 di Kota Sawahlunto. Dilihat dari analisa data yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan hasil bahwasanya terbukti adanya kontribusi sektor terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto tahun dari 2010-2015. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Kota Sawahlunto yaitu sebesar 9,89%. Jika dilihat dari kriteria berdasarkan Litbang Depdagri UGM tahun 1991 kontribusi dapat dikategorikan sangat kurang, dimana dikatakan baik apabila rasio yang dicapai 50%. Namun dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto, semakin banyak juga wisatawan yang mengunjungi objek wisata dan penjualan tiket wisata semakin besar pula. Yang kemudian akan membantu menambah kembali kontribusi jumlah kunjungan wisatawan terhadap Kota Sawahlunto. Kunjungan objek wisata Kota Sawahlunto terjadi peningkatan yang drastis apabila saat libur sekolah (libur panjang) dan lebaran. Pada saat-saat seperti itulah terjadinya peningkatan penjualan tiket masuk di seluruh objek wisata yang ada di Kota Sawahlunto. 2. Kontribusi akomodasi terhadap Kota Sawahlunto yaitu sebesar 1,37%. Kontribusi dari akomodasi masih dikategorikan sangat kurang. Walaupun masuk dalam kategori sangat kurang, akomodasi juga memberikan sumbangan terhadap Kota Sawahlunto. Oleh karena itu, semakin tinggi arus kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto maka Pendapatan Asli Daerah juga akan semakin meningkat. 3. Kontribusi sektor terhadap Kota Sawahlunto yaitu sebesar 4,19%. Jika dilihat dari kriteria berdasarkan Tim Litbang Depdagri UGM tahun 1991 kontribusi dapat dikategorikan sangat kurang. Dimana dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Namun apabila dilihat dari perkembangan pendapatan menunjukkan kecendrungan meningkat. Meningkatnya pendapatan dapat dilihat dari perkembangan pendapatan sektor di

9 Kota Sawahlunto. Denganarti kata bahwa sektor juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah Kota Sawahlunto walaupun hanya sebesar 4,19 %. Atma Jaya Yogyakarta : Fakultas Ekonomi. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Bakaruddin. 2009. Perkembangan dan Permasalahan Kean. Padang: UNP Press. Dhina Handayani. 2012. Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Daerah Di Kabupaten Ngawi Tahun 2003-2010. Tesis. Universitas Sebelas Maret : Program Studi Ekonomi Devilian Fitri. 2010. Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah () Di Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. STKIP PGRI SUMATERA BARAT : Program Studi Ekonomi Nani Novianti. 2015. Pengaruh Tingkat pendidikan Orang Tua Dan Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Tahun 2014-2015 DI SMP N 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Ni Komang Sri Wulandari. Peran Sektor Pariwisata Dalam Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 1990-2014. Skripsi. Universitas