PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA UNTUK SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Rancangan Peraturan Pemerintah Pengelolaan Sampah Spesifik

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menyebabkan bertambahnya volume

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

MANAJEMEN PENGANGKUTAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH DI DESA PENARUNGAN KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN BANYUMANIK KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat

PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 02 TAHUN 2014

Untuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini :

Transkripsi:

Jurnal ENVIROTEK Vol. 9 No. 2 PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA UNTUK SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA MALANG Agil Harnowo Putra Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur e-mail: agil.harnowo@gmail.com ABSTRAK Jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat sejalan dengan semakin banyaknya jumlah limbah dihasilkan khususnya di perkotaan. Kota Malang yang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dengan luas mencapai 110,06 km 2 dengan penduduk pada tahun 2015 sebesar 851.298 jiwa memiliki timbulan tinggi. Tercatat pada tahun 2015 timbulan dihasilkan adalah sebesar 699.128,48 m 3. Timbulan sampah ini perlu ditangani agar tidak terjadi penumpukan sampah baik di sumber maupun di tempat penampungan sementara (TPS). Kondisi pada tahun 2015 untuk sarana TPS di Kota Malang memiliki 68 TPS aktif dengan lokasi tersebar di lima kecamatan yang berbeda. TPS di Kota Malang mempunyai volume bervariasi dari 8 m 3 hingga 40 m 3. Penelitian ini akan menghitung proyeksi kebutuhan TPS dengan dasar proyeksi penduduk dan timbulan sampah serta menggunakan perhitungan kebutuhan TPS berdasarkan SNI-3242 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman. Proyeksi dilakukan hingga tahun 2030. Hasil dari proyeksi didapatkan bahwa pada tahun 2030 Kota Malang membutuhkan minimal 288 TPS yang tersebar di lima kecamatan untuk memenuhi sasaran pelayanan persampahan sebesar 100%. Kata kunci: timbulan sampah, sarana persampahan, tempat penampungan sementara. ABSTRACT The increasing number of world population is in line with the increasing amount of waste generated, especially in urban areas. Malang which are the second largest city in East Java with an area of 110.06 km 2 had a population in 2015 of 851,298 people that had result on high waste generation. Recorded in 2015 generated waste generated amounted to 699,128.48 m 3. This waste generation needs to be handled to prevent the accumulation of waste either at source or in temporary shelter (TPS). The condition in 2015 for TPS facilities in Malang City has 68 active TPS with locations spread over five different districts. TPS in Malang has varied volume from 8 m 3 to 40 m 3. This research will calculate the projection of TPS requirement based on population projection and waste generation and use calculation of TPS requirement based on SNI- 3242-2008 about waste management in settlement. The projection is done until 2030. The result of the projection shows that in 2030 Malang city needs at least 288 TPS spread in five districts to meet the target of waste service at 100%. Keywords: waste generation, waste facility, temporary shelters.

Sistem Persampahan di Kota Malang (Agil Harnowo Putra) PENDAHULUAN Jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat sejalan dengan semakin banyaknya jumlah limbah dihasilkan khususnya di area perkotaan. Hal ini akan menjadi masalah khususnya dari aspek lingkungan (Wijian, 2015). Laju pertumbuhan penduduk yang cepat dan konstan tidak diimbangi dengan pengelolaan timbulan muncul dengan baik. Pembuangan tidak sustainable merupakan masalah sensitif yang menyangkut tentang permasalahan lingkungan di dunia. Situasi saat ini pembuangan limbah langsung tanpa pemeriksaan dan pemisahan yang tepat dapat menyebabkan dampak serius bagi pencemaran lingkungan (Ashtashil, 2011). Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang menyatakan bahwa pada tahun 2012 tingkat Level of Service (LoS) sampah di Kota Malang mencapai 56%. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap harinya terdapat 44% berada di TPS-TPS di Kota Malang tidak terangkut. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya tidak terangkut adalah minimnya sarana persampahan di Kota Malang yaitu TPS. Kurangnya fasilitas TPS di Kota Malang membuat banyak sampah domestik maupun non domestik tidak dapat terangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Penelitian ini akan menjelaskan mengenai kebutuhan TPS di Kota Malang pada tahun 2030 agar timbulan semakin tahun semakin meningkat dapat teratasi. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian sampah didefinisikan dalam peraturan Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yaitu sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah dibagi menjadi tiga kategori yaitu sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga, dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga adalah berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga tidak termasuk tinja. Sampah sejenis rumah tangga adalah berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Sampah spesifik adalah mengandung bahan berbahaya dan beracun, mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun, timbul akibat bencana, sampah dari puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau timbul secara tidak periodik. Teknis Penanganan Sampah Teknik operasional penanganan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk kegiatan-kegiatan pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pemindahan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan dan pendaurulangan sampah dan pemrosesan akhir sampah. Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak dari pewadahan sampah sampai dengan pemrosesan akhir sampah. Teknik operasional sampah perkotaan yang baik adalah operasional yang bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya (Damanhuri, 2010). Tipe Tempat Pembuangan Sementara (TPS) TPS menurut SNI 3242-2008 adalah tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut dapat dipindahkan secara langsung atau melalui tempat penampungan sampah sementara (TPS). Menurut SNI 3242-

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 9 No. 2 2008, klasifikasi TPS terbagi menjadi 3 jenis dengan karakteristik seperti yang ditunjukkan tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Tipe TPS No. Klasifikasi Karakteristik TPS 1 TPS tipe 1 o Ruang pemilahan o Gudang o Tempat pemindahan dilengkapi dengan landasan container o Luas lahan ± 10 50 m 2 2 TPS tipe 2 o Ruang pemilahan (10 m 2 ) o Pengomposan sampah organik (200 m 2 ) o Gudang (50 m 2 ) o Tempat pemindahan dilengkapi dengan landasan kontainer (60 m 2 ) o Luas lahan ± 60 200 m 2 3 TPS tipe 3 o Ruang pemilahan (30 m 2 ) o Pengomposan sampah organik (800 m 2 ) o Gudang (100 m 2 ) o Tempat pemindahan dilengkapi dengan landasan container (60 m 2 ) o Luas lahan > 200 Sumber: SNI-3242-3008 m 2 METODE PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk menentukan kebutuhan sarana persampahan (TPS) di Kota Malang pada tahun 2030. Analisis yang akan dilakukan diantaranya yaitu analisis proyeksi penduduk, analisis proyeksi timbulan sampah, dan analisis kebutuhan sarana persampahan. Analisis Proyeksi Penduduk Analisis proyeksi penduduk menggunakan metode aritmatik. Metode ini sesuai dengan perkembangan penduduk di Kota Malang yang naik secara konstan. Pn = Po + r (dn) (1) Keterangan : Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun periode Po = Jumlah penduduk awal proyeksi r = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun dn = Kurun waktu proyeksi Analisis Proyeksi Timbulan Sampah Analisis proyeksi timbulan sampah mengikuti dari analisis proyeksi penduduk yaitu dengan menghitung jumlah timbulan sampah dengan satuan orang/m 3 /hari. Berdasarkan SNI 19-3964-1994, satuan timbulan sampah perorang perhari di Kota Besar adalah 0,4 0,5 kg/orang/hari dengan asumsi standar yang digunakan adalah tahun 1995 sehingga pada kondisi saat ini timbulan sampah perorang perhari dapat mencapai 0,5 0,8 kg/orang/hari. Analisis Proyeksi Sarana Persampahan Kota Analisis proyeksi sarana persampahan kota akan menghitung kebutuhan TPS pada tahun 2030 di Kota Malang. Standar untuk kebutuhan TPS mengikuti SNI 3242-2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman. Pada tabel 2 ditunjukkan bahwa kebutuhan mengenai tipe TPS di Kota Malang pada tahun 2030 akan disesuaikan dengan kondisi TPS yang sudah ada dan peningkatan TPS di lokasi yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi.

Sistem Persampahan di Kota Malang (Agil Harnowo Putra) Tabel 2. Spesifikasi Peralatan Persampahan 20 40 100 10 20 50 100 640 No. Jenis Kapasitas Pelayanan Peralatan Volume KK Jiwa 1 Wadah 0,5 komunal 1,0m 3 200 2 Komposter 0,5 komunal 1,0m 3 4 Container 6 m 3 3.200 arm roll truck 10 m 3 1.375 5.330 5 TPS Tipe 100 m 2 500 2.500 I Tipe ± 300 6.000 30.000 II m 2 Tipe III ± 1000 m 2 24.000 120.000 Sumber: SNI-3242-2008 HASIL DAN PEMBAHASAN Kependudukan Jumlah penduduk Kota Malang semakin meningkat setiap tahunnya. Adapun jumlah penduduk Kota Malang tahun 2015 berjumlah 892.352 jiwa. Tabel 3 menunjukan jumlah penduduk Kota Malang dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2008 2015 Tahun Jumlah (jiwa) 2008 823.040 2009 832.930 2010 842.610 2011 855.000 2012 868.400 2013 894.100 2014 913.540 2015 932.890 Sumber: RTRW Kota Malang 2010 Jumlah penduduk Kota Malang dari tahun 2009 hingga tahun 2015 mengalami peningkatan dengan ratarata pertumbuhan mencapai 1,81% setiap tahunnya. Persentase peningkatan jumlah penduduk paling tinggi berada pada rentang tahun 2012 2013 dengan nilai 2,96%. Peningkatan setiap tahunnya dikarenakan Kota Malang memiliki berbagai macam fungsi ekonomi dan industri sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur. Penambahan jumlah penduduk dan berbagai macam fungsi lahan dapat menyebabkan timbulan sampah di Kota Malang naik setiap tahunnya. Proyeksi jumlah penduduk di Kota Malang hingga tahun 2030 didapat dengan menggunakan metode aritmatik. Proyeksi kependudukan diperlukan untuk mengetahui proyeksi timbulan dihasilkan penduduk masing-masing kecamatan serta menghitung kebutuhan sarana prasarana persampahan di Kota Malang. Tabel 4. Proyeksi Penduduk Kota Malang Tahun 2016 2030 Berdasarkan tabel dan gambar di atas, pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Malang mencapai 892.352 jiwa dengan Kecamatan Lowokwaru merupakan daerah dengan jumlah penduduk tertinggi yaitu mencapai 226.572 jiwa. Pada tahun 2030 Kota Malang diproyeksikan mempunyai total jumlah penduduk sebesar 1.054.649 jiwa. Kecamatan Kedungkandang merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 332.008 jiwa. Timbulan Sampah Timbulan sampah di Kota Malang berdasarkan profil Kota Malang tahun 2015 sebesar 3,5 l/orang/hari atau dapat dikonversikan menjadi 0,7 kg/orang/hari. Dengan timbulan sampah/orang/hari tersebut maka Kota Malang dikategorikan menjadi Kota Besar. Timbulan sampah dalam proyeksi penelitian ini akan meningkat sebesar 0,01 kg/orang/tahun dikarenakan kebutuhan masyarakat yang meningkat setiap tahunnya. Tabel

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 9 No. 2 5 menjelaskan mengenai timbulan sampah di Kota Malang pada tahun 2011 2015. Tabel 5. Timbulan Sampah Kota Malang Tahun 2011 2015 Tahun Volume Sampah (m 3 )/hari 2011 1.864,10 2012 1.877,68 2013 1.891,80 2014 1.903,43 2015 1.915,42 Sumber: DLH Kota Malang, 2015 Tabel 5 menjelaskan bahwa peningkatan volume sampah sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Malang, sehingga apabila proyeksi penduduk Kota Malang hingga tahun 2030 mengalami peningkatan maka timbulan sampah juga akan meningkat. Tabel 6 menunjukkan proyeksi timbulan sampah di Kota Malang hingga tahun 2030. Tabel 6. Proyeksi Timbulan Sampah Kota Malang Tahun 2018 2030 Tahun Timbulan sampah (ton/hari) 2018 135,08 2023 147,89 2028 162,12 2030 168,03 Tabel 6 menunjukkan peningkatan timbulan sampah terjadi rata rata 2,74 ton/hari setiap tahunnya. Hal ini apabila tidak diimbangi dengan sarana persampahan yang cukup maka akan mengakibatkan penimbunan sampah yang tinggi di area sumber. Akibat lain yang ditimbulkan karena tidak adanya sarana yang memadai diantaranya adalah pembuangan tidak pada tempatnya yang menyebabkan wajah kota menjadi rusak serta fungsi lahan lain yang terganggu. Sarana Persampahan Kota Terdapat berbagai macam sarana yang dibutuhkan untuk menangani sampah perkotaan, mulai dari wadah, sarana pengangkutan, tempat penampungan sementara hingga tempat pemrosesan akhir. Pada penelitian ini akan dilakukan proyeksi untuk memenuhi kebutuhan tempat penampungan sementara agar sampah dapat tertampung sebelum dilanjutkan ke tempat pemrosesan akhir. Proyeksi dilakukan dengan menggunakan dasar SNI 3242 tahun 2008. Tabel 7 menunjukkan kebutuhan tempat penampungan sementara di Kota Malang pada tahun 2018 hingga 2030. Tabel 7. Kebutuhan Sarana Persampahan Kota Malang Tahun 2018 2030 Uraian 2018 2023 2028 2030 Laju pertumbuhan penduduk (%) 2,64 3,18 1,26 Jumlah penduduk (jiwa) 984,310 1,071,440 1,090,760 1,121,993 Peningkatan Produksi Sampah (kg/orang/hari) 0,75 0,80 0,85 0,87 Produksi Sampah (ton/hr)) 728,23 857, 15 927, 15 976, 13 Sasaran Pelayanan Persampahan (%) 93, 89 100 100 100 Produksi ditangani (ton/hr) 693,13 857,15 927,15 976,13 Bangunan TPS Tipe I (unit) 260 268 276 280 Bangunan TPS Tipe II (Unit) 7 7 8 8 Total TPS (Unit) 267 275 284 288 Tabel 7 menunjukkan bahwa proyeksi pertambahan penduduk di Kota Malang rata-rata naik 1 3% setiap tahunnya. Proyeksi penduduk pada tahun 2030 di Kota Malang mencapai 1.121.993 jiwa dengan pertumbuhan sampah mencapai 0,870 kg/orang/hari. Hal ini mengakibatkan produksi sampah mencapai 976,13 ton/hari dengan asumsi sasaran pelayanan persampahan

Sistem Persampahan di Kota Malang (Agil Harnowo Putra) mencapai 100% maka pada tahun 2030 dibutuhkan PTS Tipe I sebanyak 280 unit dengan proporsi 58 unit di Kecamatan Blimbing, 64 unit di Kecamatan Kedungkandang, 31 unit di Kecamatan Klojen, 62 unit di Kecamatan Lowokwaru dan 66 unit di Kecamatan Sukun sedangkan untuk TPS Tipe II dengan fasilitas yang lebih lengkap dan luas lahan yang lebih besar diperlukan 8 unit yang tersebar di lima kecamatan di Kota Malang. KESIMPULAN DAN SARAN Melalui hasil dan pembahasan penelitian pemenuhan kebutuhan sarana untuk sistem persampahan di Kota Malang maka kesimpulan yang diperoleh peneliti antara lain: 1. Analisis proyeksi kependudukan menunjukan kenaikan jumlah penduduk mencapai 189.103 jiwa selama 15 tahun, hal ini juga berdampak terhadap kenaikan timbulan sampah di Kota Malang yang meningkat hingga mencapai 976,13 ton/hari. 2. Berdasarkan analisis kebutuhan sarana dibutuhkan 2 jenis tipe TPS yang sesuai dengan kondisi Kota Malang yaitu TPS Tipe I dan TPS Tipe II. Pada tahun 2030 dibutuhkan 280 unit TPS Tipe I dan 8 unit TPS Tipe II di Kota Malang. Kebutuhan ini sesuai dengan timbulan sampah yang ada di Kota Malang sehingga diharapkan pada tahun 2030 tidak ada tidak tertangani ataupun tidak berada pada tempat penampungan sementara sebelum diproses menuju tempat pemrosesan akhir. International Journal of Advanced Engineering Sciences and Technologies (IJAEST). Pg : 202-207 Damanhuri, Enri, Tri Padmi. 2011. Diktat Sampah. Bandung: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Data Sarana dan Prassarana Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang Tahun 2014. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Jakarta. 2009 Peraturan Daerah Kota Malang nomor 10 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030. SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. DAFTAR PUSTAKA Bhambulkar, Ashtashil V. 2011. Municipal Solid Waste Collection Routes Optimized with Arc Gis Network Analyst.