PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka pengaturan Retribusi Pasar perlu disesuaikan; b. bahwa untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana dimaksud huruf a konsideran ini, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara TAhun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan REtribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 97
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 terntang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 10. Ke[utusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1999 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-Jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan DAerah Tingkat II; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 13 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II Tapin; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Tapin sebagai Daerah Otonom. M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TENTANG RETRIBUSI PASAR 98
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Tapin; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tapin; c. Bupati adalah Bupati Tapin; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapin; e. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten TApin; f. Bendaharawan Khusus Penerima, adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapin; g. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; h. Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang-barang maupun jasa-jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; i. Pasar Daerah adalah Pasar Umum dan pasar Khusus yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah; j. Lingkungan Pasar Daerah adalah tempat berjualan atau tempat lain di lingkungan Pasar; k. Los adalah bangunan di pasar yang tetap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit yang digunakan untuk usaha berjualan; l. Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan; m. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan; n. Retribusi Pasar adalah pungutan yang dilakukan / dikenakan pada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas pasar; o. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundangundangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi; p. Pelayanan Pasar adalah fasilitas Pasar Tradisional / sederhana yang berupa halaman (lapangan terbuka) dan Bangunan / Los yang dikelola Pemerintah DAerah, dan khusus disediakan untuk pedagang; q. Bangunan-bangunan adalah semua bangunan yang berada dalam Pasar yang dipergunakan untuk kegiatan jual beli; 99
r. Pejabat / Petugas Pasar Daerah adalah pejabat / petugas dalam lingkungan Pemerintah Daerah yang ditunjuk atau ditugaskan oleh Kepala Daerah; s. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Pasar dipungut retribusi atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas Pasar Tradisional / Sederhana yang berupa halaman (lapangan terbuka), los dan atau kios yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khususnya disediakan untuk pedagang. Pasal 3 Obyek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas Pasar Tradisional / Sederhana yang berupa halaman (lapangan terbuka), los dan atau kios yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan pelayanan penyediaan fasilitas pasar. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Pasar digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan Jasa Retribusi Pasar diukur berdasarkan luas dan jenis tempat yang digunakan. 100
BAB V PRINSIP PENETAPAN DAN STRUKTUR BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 7 Prinsip Penetapan tariff Retribusi Pasar adalah dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan dan penyediaan fasilitas pasar dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. Pasal 8 (1) Retribusi Pasar digolongkan berdasarkan / jenis fasilitas yang terdiri atas halaman (lapangan terbuka) dan los, BangunaN Loas / Toko, Ruko / Warung yang bukan milik Pdemerintah Daerah, serta Kios/Rombong/Warung yang bukan milik Pemerintah Daerah. (2) Struktur besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut : Jenis Bangunan Ukuran Tarif / hari a. Los Pasar Raya Lantai II b. Halaman Terbuka c. Bangunan Loas/Toko (milik Pemda) d. Ruko / Warung (bukan milik Pemda e. Kios/Rombong/Warung (bukan milik Pemda) f. Lain-lain tempat 1 m x 1 m 1 m x 1 m Perbuah Perbuah Perbuah - - BAB VI WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah / Daerah tempat penyediaan pelayanan fasilitas pasar yang diberikan. 101
BAB VII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 10 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat dialihkan kepada pihak ketiga atau diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Pasal 11 (1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas. (2) Hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Daerah ini disetor ke Kas Daerah. Pasal 12 (1) Pasar yang dibuka pada pagi hari, siang, sore atau malam tetap dikenakan retribusi harian sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. (2) Bagi pedagang yang tidak berjualan, tetapi masih menempatkan/meninggalkan barang dagangannya di dalam Pasar Daerah, dikenakan Retribusi sebesar 100 % (seratus persen). Pasal 13 (1) Setiap pembayaran Retribusi diberikan karcis yang telah diperporasi sebagai bukti pembayaran. (2) Bantuk, warna, ukuran dan nilai nominal karcis, serta tata cara pengadaannya ditetapkan oleh Bupati. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 14 Bupati menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini. 102
BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 15 Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi 5 (lima) juta rupiah. BAB X PENYIDIKAN Pasal 16 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah DAerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; g. menyuruh berhenti dan melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; i. memanggil orang untuk didenganr keterangannya dan diperiksa sebagai Tersangka atau Saksi; j. menghentikan penyidikan; 103
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hokum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 10 Tahun 1983 tentang Retribusi Pasar beserta Peraturan Daerah perubahannya dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 18 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tapin. Disahkan di Rantau pada tanggal 30 Desember 2003 BUPATI TAPIN, Diundangkan di Rantau pada tanggal 2 Januari 2004 IDIS NURDIN HALIDI SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, Drs.H. HURIANSYAH, MM. Pembina Tingkat I NIP. 540 003 853 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2004 SERI C NO. SERI 02 104