BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret April 2011. C. Obyek Penelitian 1) Populasi Penelitian Populasi yang digunakan adalah seluruh mahasiswa DIII Analis Kesehatan angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Semarang dimana populasi ini merupakan populasi yang homogen. 2) Sampel Penelitian Karena populasi yang homogen sehingga sampel ditentukan dengan rumus Simple Random Sampling sebagai berikut : N = 65 orang p = 50 % q = 100 p L = 5 % 22
23 n 1 = 4 x p x q n 2 = n 1 L 2 1 + n 1 N (Bastaman Basuki, 1999) n1 = 4 x 50 x (100 50) 5 x 5 = 400 n2 = 400 1 + 400 65 = 400 = 56 1 + 6,15 Jadi jumlah mahasiswa yang akan diteliti sebanyak 56 orang yang akan diambil secara acak sederhana. D. Pengumpulan Data Data dikumpulkan setelah sampel diambil dan dilakukan pemeriksaan. Pengumpulan data dilakukan satu per satu sebanyak sampel yang telah ditentukan yaitu 56 orang. E. Analisis Data Data yang berupa hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin metode Cupri Sulfat (CuSO 4 ) skala datanya berbentuk ordinal. Sedangkan data yang berupa hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin metode Cyanmethemoglobin dimana skala datanya berbentuk ratio, akan diturunkan menjadi bentuk ordinal supaya skala datanya sama dengan
24 skala data metode Cupri Sulfat (CuSO4). Kemudian kedua variabel itu akan dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon. F. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kapas alkohol, lanset darah, Spektrofotometer, mikropipet, yellowtips, tabung reaksi, dan bekkerglass. 2) Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain darah kapiler, sedangkan reagen yang digunakan antara lain larutan Drabkin dan larutan Cupri Sulfat. G. Prosedur 1) Pengambilan sampel darah kapiler a. Pada orang dewasa dipakai ujung jari tangan untuk mengambil darah kapiler. b. Jari yang dipilih dipijat secara perlahan dan dibersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas alkohol dan biarkan sampai mengering. c. Dipegang jari yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. d. Ditusuk dengan cepat memakai lanset steril. Ditusuk dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah keluar. Hendaknya jangan sampai menekan-nekan jari untuk mendapatkan cukup darah. Darah yang diperas ke luar semacam itu telah
25 bercampur dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan. e. Dibuang tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal kapas kering. Tetes darah yang berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan. 2) Penetapan kadar hemoglobin metode Cupri Sulfat Awalnya menyediakan larutan kupersulfat B.Dnya 1,053 dari serbuk kupersulfat. Ditimbang kupersulfat (CuSO 4 5H 2 O) sebanyak 10 gram. Dilarutkan dalam 100 ml aquadest sedikit demi sedikit agar mudah larut, lalu dicampur baik-baik. Larutan kupersulfat tersebut diambil dan di masukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml yang sebelumnya telah ditimbang berat kosongnya. Kemudian ditimbang berat labu ukur beserta larutan kupersulfat tersebut. Larutan kupersulfat tersebut akan diukur berat jenisnya menggunakan rumus sebagai berikut : Berat larutan = (berat labu ukur + larutan) berat labu ukur kosong Berat jenis = massa (berat larutan) volume (labu ukur yang digunakan) (Kamus Sains, 2004) Apabila berat jenisnya belum sesuai, larutan tersebut dapat diencerkan dengan aquadest atau dipekatkan dengan ditambah serbuk kupersulfat.
26 Cara melakukan test : Bekkerglass volume 100-200 ml diisi dengan larutan kupersulfat B.D 1,053. Dari jarak kira-kira 1 cm diatas permukaan cairan, darah diteteskan 1 tetes. Diperhatikan apakah darah itu mengapung, melayang, atau tenggelam ke dasar bekkerglass. Penafsiran 1. Darah terapung, kadar Hb kira-kira di bawah 80 % (< 12,0 g/dl). 2. Darah melayang, kadar Hb kira-kira berkisar 80 % (= 12,0 g/dl). 3. Darah tenggelam, kadar Hb kira-kira di atas 80 % (> 12,0 g/dl). 3) Penetapan kadar hemoglobin metode Cyanmethemoglobin Hemoglobin darah diubah menjadi cyanmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 546 nm atau filter hijau dengan faktor 36,77 dan program c/f. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi cyanmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur. Cara : a. Ke dalam tabung reaksi di masukkan 5,0 ml larutan Drabkin serta pada tabung reaksi yang lainnya di masukkan 1,0 ml larutan Drabkin sebagai blangko.
27 b. Dengan mikropipet diambil 20 µl darah kapiler, sebelah luar ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan membilasnya beberapa kali. c. Dicampur isi tabung dengan dikocok-kocok beberapa kali. Tindakan ini juga akan menyelenggerakan perubahan hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin. d. Dibaca dalam spektrofotometer pada gelombang 546 nm, sebagai blanko digunakan larutan Drabkin. e. Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan standard cyanmethemoglobin atau dibaca dari kurve tera. H. Definisi Operasional 1. Kadar Hemoglobin merupakan kadar zat protein yang ditemukan dalam sel darah merah (SDM), yang memberi warna merah pada darah. Kadar ini dapat diukur dengan metode semi kuantitatif dan kuantitatif. 2. Metode semi kuantitatif merupakan metode penetapan kadar hemoglobin yang sudah mulai menyatakan kadar secara kuantitas (angka), tetapi belum mencapai nilai kadar dengan tepat, salah satu misalnya adalah metode Cupri Sulfat (CuSO 4 ). 3. Metode kuantitatif merupakan metode penetapan kadar hemoglobin yang sudah menyatakan kadar secara kuantitas (angka). Metode ini
28 cukup teliti dalam menetapkan kadar hemoglobin. Salah satu yang termasuk metode ini adalah cyanmethemoglobin.