ARTIKEL TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR ASIN YANG DIASINKAN DENGAN UMUR TELUR YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN

Pengaruh Teknik Inkubasi Pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Sifat Kimia dan Organoleptiknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan jenis penelitian eksperimen faktorial (factorial design). Eksperimen

PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN UMUR TELUR TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TELUR ASIN.

Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Telur Asin Ayam Ras dan Telur Asin Itik Di Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

UJI ORGANOLEPTIK TELUR ASIN DENGAN KONSENTRASI GARAM DAN MASA PERAM YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

PENGARUH CARA PEMASAKAN TELUR ASIN AYAM NIAGA PETELUR YANG BERBEDA TERHADAP KADAR GARAM DAN KESUKAAN

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

PENGARUH BERBAGAI METODE PENGASINAN TERHADAP KADAR NaCl, KEKENYALAN DAN TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN PADA TELUR PUYUH ASIN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

PENGARUH PROSES PENGGARAMAN TRADISIONAL TERHADAP RASIO KEKERASAN DAN KEMASIRAN TELUR ASIN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

METODE. Waktu dan Tempat

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI TELUR ASIN MENGGUNAKAN PERENDAMAN LUMPUR SAWAH NASKAH PUBLIKASI

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

I. PENDAHULUAN. peternakan mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

Mutu Telur Asin Desa Kelayu Selong Lombok Timur yang Dibungkus dalam Abu Gosok Dan Tanah Liat

Sifat Fisik Dan Organoleptik Jamu Instan Plus

PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KADAR PROTEIN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK TELUR BEBEK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kandungan gizi telur pada umumnya terdiri atas: air, protein, lemak, karbohidrat,

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA TELUR BEBEK DENGAN PERENDAMAN BEKATUL PADI NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.

Modul. Modul 32 BAB I PENDAHULUAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KADAR NaCl DAN AROMA PADA TELUR ASIN DENGAN PENAMBAHAN JAHE (Zingiber officinale Roscoe) SEBAGAI PERISA ALAMI SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

Disusun Oleh: RURIYAWATI LISTYORINI A

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

PENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR

BAB III METODE PELAKSANAAN

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

III. BAHAN DAN METODE

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH UMUR TELUR TERHADAP KUALITAS KEMASIRAN TELUR ASIN YANG DIASIN SELAMA 14 HARI SKRIPSI BUDI UTOMO

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Metode Pengasinan dan Konsentrasi Sodium Nitrit Terhadap Karakteristik Telur Itik Asin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

PENDAHULUAN. banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah. kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

PENGGUNAAN BUAH LABU KUNING SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PEWARNA ALAMI PADA PRODUK MIE BASAH

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA IKAT AIR, ph DAN SIFAT ORGANOLEPTIK CHICKEN NUGGET YANG DISUBSTITUSI DENGAN TELUR REBUS

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

METODE. Materi. Rancangan

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh

Transkripsi:

ARTIKEL TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR ASIN YANG DIASINKAN DENGAN UMUR TELUR YANG BERBEDA Oleh: WAHYU RIADI NPM. 13.1.04.01.0021 Dibimbing oleh : 1. Nur Solikin, S.Pd., M.MA 2. Dr. Budi Utomo, MP PROGRAM STUDI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2018 1

2018ENGARUH PROBIOTIK NIKKI SAE TERHADAP PEFORMA AYAM RAS 1

TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR ASIN YANG DIASINKAN DENGAN UMUR TELUR YANG BERBEDA Wahyu Riadi NPM. 13.1.04.01.0021 Fapet Prodi Peternakan Email: wriadi40@gmail.com Nur Solikin, S.Pd., M.MA 1 dan Dr. Budi Utomo, S.Pt., MP 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap telur asin yang diasinkan dengan umur telur yang berbeda. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana tingkat kesukaan konsumen terhadap telur asin yang diasinkan dengan umur telur yang berbeda. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April ampai Mei 2017. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan empat perlakuan dengan umur telur 1, 7, 14, dan 21 hari dengan ukuran sedang (60-65g), Parameter yang diamati adalah Uji Organoleptik (warna, rasa, dan tekstur) menggunakan 10 panelis standar dan dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji Organoleptik telur asin yang paling disukai terdapat pada perlakuan pengasinan pada umur telur 14 hari dengan skor 4,43 (warna), 4,13 (rasa) dan 4,43 (tekstur).hasil penelitian ini adalah pengasinan pada umur telur yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap rasa dan tekstur masir, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap warna pada telur asin yang dihasilkan. KATA KUNCI : Tingkat Kesukaan, Telur Asin, Umur Telur I. PENDAHULUAN Telur asin adalah salah satu sumber gizi yang disukai banyak orang. Telur asin memiliki rasa yang lezat dan zat gizi yang lengkap sehingga baik untuk tubuh. Namun, permasalahan yang dihadapi sekarang ini adalah telur asin di Indonesia belum seragam, contohnya adalah rasa dari telur asin ada yang terlalu asin dan ada yang kurang asin, ada kuning telur yang masir dan ada juga kuning telur yang kurang masir. Menurut Utomo (2006), umur telur yang berbeda mempengaruhi kualitas kemasiran telur asin. Semakin lama umur telur, kesegaran telur akan semakin menurun. Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya pelepasan CO2 dari dalam isi telur, menguapnya air dari dalam telur ke permukaan telur dan masuknya mikroba melalui pori kulit telur (Romanoff, 1949). Sehingga perlu dipikirkan penggunaan telur yang berumur optimal untuk pembuatan telur asin sehingga dapat meningkatkan daya kesukaan konsumen. Tingkat kesukaan konsumen dapat diukur menggunakan uji organoleptik melalui alat indra. Kegunaan uji ini diantaranya untuk pengembanagan produk 2

baru (Soekarto,1985). Menurut Winarno (1997), bahwa pengujian bahan pangan tidak hanya dilihat dari aspek kimiawinya saja, tetapi juga dari cita rasa dan aroma. Oleh karena itu menentukan tingkat kesukaan konsumen sangat penting dalam mewujudkan kepuasan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi. Makalah ini menyajikan tingkat kesukaan konsumen terhadap telur asin yang diasinkan dengan umur telur yang berbeda. II. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah ember plastik, kompor atau pemanas, Panci, piring, serta wadah telur (eggtray). Bahan utama yang digunakan adalah telur itik. Telur itik diperoleh dari peternakan itik petelur di daerah kandat, Kediri, Jawa Timur. Spesifikasi telur yang digunakan adalah telur berumur 1 hari setelah ditelurkan, kulit telur utuh dan berukuran sedang (60-65g). Bahan lain adalah garam (NaCl), serbuk batu bata, serta air mineral. B. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan umur telur (1, 7, 14, dan 21 hari) maing-maing perlakuan digunakan 30 butir telur itik. Data yang diperoleh dianalisa dengan analisa varian (ANOVA) dan dilanjutkan dengan BNJ 5% (Beda Nyata Jujur) apabila ada perbedaan nyata. C. Tahapan Penelitian 1. Pembuatan Telur Asin Pembuatan telur asin diawali dengan pembuatan adonan pengasinan yang terdiri dari campuran serbuk batu bata halus, garam dengan perbandingan 1:1 dan air mineral. Telur itik yang telah sesuai dengan spesifikasi dicuci bersih kemudian dibungkus dengan adonan pengasinan secara merata pada permukaan telur itik dengan tebal kira-kira 1 1,5 cm, kemudian dilakukan pemeraman selama 14 hari, kemudian telur dicuci dan direbus selama 15 menit (Lesmayati, S dan S, Rohaeni, 2014). 2. Pengujian Organoleptik Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis dan mengetahui apakah ada perbedaan nyata dari masing-masing sampel dengan menggunakan uji kesukaan (Hedonik). Panelis diminta untuk menilai sampel berdasarkan kesukaannya, menurut skala nilai yang sudah disediakan (Kartika dkk., 1988). Parameter mutu yang dinilai adalah warna, rasa, dan tekstur. Skala nilai 3

yang digunakan antara 1 sampai dengan 6, dengan skala nilai 1 yang berarti panelis tidak suka dan skala nilai 6 yang berarti panelis sangat suka terhadap sampel produk. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Warna Telur Asin Hasil analisa ragam pada parameter warna telur asin dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil uji hedonik tingkat kesukaan untuk parameter warna telur asin yang diasinkan pada umur telur berbeda Perlakuan telur 1 hari telur 7 hari telur 14 hari telur 21 hari Rata-rata Tingkat kesukaan(*) 4,03 ± 0,72a 4,13 ± 0,73a 4,43 ± 0,68a 4,03 ± 0,81a Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α 0.05 Warna yang disukai pada telur asin yaitu putih bersih pada bagian putih telur dan orange pada bagian kuning telur. Kualitas putih telur ditentukan oleh tingginya lapisan putih telur yang kental. Kekentalan terebut akan menurun dengan semakin lamanya penyimpanan, karena akibat pelepaan air dan penguapan CO2 (Hasrah, 2017). Lai et al menjelaskan dalam Nursiwi dkk (2013) bahwa terbentuknya warna orange pada kuning telur disebabkan karena telur kehilangan air selama proses perendaman dalam larutan garam. Konsentrasi garam menyebabkan kadar air telur menurun sehingga adanya perubahan warna pada kuning telur. Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat kesukaan konsumen pada parameter warna telur asin dengan perlakuan pengasinan pada umur telur 1, 7, 14, dan 21 hari tidak menunjukkan perbedaan nyata. Hal ini terjadi dikarenakan telur itik diambil dari lokasi yang sama, pemberian pakan, serta menerapkan manajemen pemeliharaan yang sama. Sehingga diduga warna telur yang dihasilkan sama. B. Rasa Telur Asin Hasil analisa ragam pada parameter rasa telur asin dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil uji organoleptik tingkat kesukaan untuk parameter rasa telur asin yang diasinkan pada umur telur berbeda. Perlakuan telur 1 hari telur 7 hari Rata-rata Tingkat kesukaan(*) 2,86 ± 0,73a 3,57 ± 0,89b 4

telur 14 hari telur 21 hari menyebabkan telur semakin asin. 4,13 ± 0,86c 2,20 ± 0,61a Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α 0.05 Rasa asin putih telur dipengaruhi oleh banyaknya garam yang masuk ke dalam putih telur setelah garam mengion menjadi ion Na+ dan Cl-. Rasa asin berasal dari zat-zat anionik seperti Cl- dan kation Na+ (Soekarto, 1985). Lai et al. (1998) menambahkan bahwa semakin lama umur telur maka membran vitelin akan semakin melemah, sehingga garam dari putih telur mudah masuk ke dalam kuning telur dan mengakibatkan rasa pada kuning telur terlalu asin. Karakteristik rasa telur asin yang paling banyak disukai oleh konsumen diperoleh pada perlakuan pengasinan pada umur telur 14 hari dengan skor rata-rata 4,13 dan yang paling tidak disukai oleh konsumen diperoleh pada perlakuan pengasinan pada umur telur 21 hari dengan skor rata-rata 2,20. Hal ini sesuai dengan peryataan Utomo (2006) semakin tua umur telur yang diasin, maka kadar garam yang masuk ke dalam putih telur akan semakin besar dikarenakan putih telur yang semakin encer akibat semakin lama umur simpan telur sehingga penetrasi garam ke dalam putih telur semakin mudah sehingga C. Tekstur Masir Telur Asin Hasil analisa ragam pada parameter tekstur masir telur asin dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil uji organoleptik tingkat kesukaan untuk parameter tekstur masir telur asin yang diasinkan pada umur telur berbeda. Perlakuan telur 1 hari telur 7 hari telur 14 hari telur 21 hari Rata-rata Tingkat kesukaan(*) 2,47 ± 1,17a 4,03 ± 0,67b 4,43 ± 0,89b 4,87 ± 0,73c Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α 0.05 Karakteristik tekstur telur asin yang paling banyak disukai oleh konsumen diperoleh pada perlakuan pengasinan pada umur telur 21 hari dengan skor rata-rata 4,87 dan yang paling tidak disukai oleh konsumen diperoleh pada perlakuan pengasinan pada umur telur 1 hari dengan skor rata-rata 2,47. Hal tersebut dikarenakan dikarena air dan garam selama proses pengasinan semakin mudah masuk ke dalam kuning telur sehingga menyebabkan semakin banyak granula yang membesar. 5

Nurhayati dkk (2013) nambahkan bahwa kemasiran telur asin dapat terjadi karena kemampuan NaCl untuk mengikat air mempunyai afinitas yang lebih besar dari pada protein menyebabkan ikatan antar molekul semakin kuat. Ikatan yang kuat menyababkan protein menggumpal. Penggumpalan protein dalam kuning telur menyebabkan rasa asin dan berpasir. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari sifat organoleptik telur asin pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengasinan pada umur telur yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap rasa dan tekstur masir, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap warna pada telur asin yang dihasilkan. Sensoris Telur Asin Rasa Asap. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, VI(2): 82-89. Romanoff, A. L dan A. J. Romanoff. 1963. The Avian Eggs. John Willey and Sons, Inc., New York. Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Sudaryani, T. 1996. Telur dan Hasil Olahannya. Penerbit Swadaya. Jakarta. USDA. 2000. Egg-grading manual. (Online), tersedia: https://www.ams.usda.gov/publicat ions/content/egg-grading-manual. Diunduh 02 september 2016. Utomo, B. 2006. Pengaruh umur telur terhadap kualitas kemasiran telur asin yang diasinkan selama 14 hari. Skripsi. Fakultas Peternakan. Bogor: IPB. 1V. DAFTAR PUSTAKA Hasrah. 2017. Karakteristik Organleptik Telur Asin yang Diberikan ombinasi Bawang Putih (Allium sativum) dan Cabai (Capsicum annum L) Pada Lama Penyimpanan Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Makassar: Universitas Hasanuddin. Lesmayati, S. dan E. S. Rohaeni. 2014. Pengaruh Lama Pemeraman Telur Asin Terhadap Tingkat Kesukaan Konsumen. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. 695-601. Nursiwi, A., P. Darmadji dan S. Kanoni. 2013. Pengaruh Penambahan Asap Cair Terhadap Sifat Kimia dan 6