PENGAJARAN REFLEKTIF

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

KEBUGARAN JASMANI. Wawan S. Suherman, M.Ed. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Kolombo 1 Yogyakarta

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk:

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta usaha yang dilakukan secara sadar melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA KULIAH. 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Psikologi Diferensial dalam Pembelajaran Kode Mata Kuliah :

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Sandra Irani, 2013

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

1. Pendahuluan Perkenalan Aturan dan tata tertib perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berberfikir kritis, keterampilan sosial,

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif. Pendidikan jasmani merupakan

ZANUAR BUDIANTO K

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

DASAR-DASAR PENDIDIKAN. Ahmad Rithaudin, M.Or JASMANI

ABSTRAK. Kata Kunci : Anak berkebutuhan khusus, TK, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjaskes) adalah bagian

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hak cuti kepada guru yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MODEL PERMAINAN SEPAKBOLA STOP PASSING, EKO S, GAWANG TIANG TUNGGAL TERHADAP ASPEK PSIKOMOTOR SISWA SD KELAS V

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU D ALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN IND IVIDUAL DI SLB AD ITYA GRAHITA KOTA BAND UNG

Persiapan Praktik Mengajar

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. Pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada para siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

2015 PENGARUH SPORT EDUCATION MODEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

Pengaruh Metode Pendekatan Bermain terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa Adaptif Tuna Grahita Ringan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh; Aris Fajar Pambudi* (dosen POR FIK UNY)

KONSEP DASAR BIMBINGAN JASMANI ADAPTIF BAGI TUNANETRA. Irham Hosni PLB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan siswa sebagai yang menjadi objek dan subjek dalam mewujudkan

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

Isu Kurikulum Pendidikan Jasmani SMU

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN. Hendra Saputra 1. Abstrak

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, pendidikan pada dasarnya merupakan usaha. pengembangan sumber daya yang berkualitas.

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Zen Fadli Ardiansyah Harahap Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999),

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Endi Rustandi, 2013

C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN TENNIS

DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA. Mudjihartono. (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB).

IMPLEMENTASI Manajemen Olahraga Sekolah. Agus Mahendra

PROFIL MATA SAJIAN PEDOMAN IMPLEMENTASI PENJAS ADAPTIF

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG UNSUR GERAK TARI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SDN 40 HULOTHALANGI KOTA GORONTALO ABSTRAK

Unnes Journal of Sport Sciences

Transkripsi:

PENGAJARAN REFLEKTIF Graham, G., Holt/Hale, S.A., and Parker, M. (2010). Children moving: a reflective approach for teaching physical education. 8 th ed. Boston: Mc Graw Hill. (63-93)

Pendahuluan Ketika mengajarkan pendidikan jasmani kepada anak-anak, guru yang baik harus menghubungkan pengajarannya dengan dunia anak-anak yang sesungguhnya, bukan dunia seperti yang direkanya. Pencarian atas cara yang kaku dalam mengajar telah lama berlalu dan digantikan dengan pemanfaatan aturan dan prinsip pengajaran yang propoorsional.

Pengajaran Reflektif Pengajaran reflektif mempertimbangkan perbedaan sifat dan kemampuan anak. PR disebut pula dengan pengajaran adaptif karena guru menyesuaikan muatan dan pengajarannya dengan kebutuhan siswa secara individual dan kelas. PR berkaitan erat dengan konsep DAT, yang memahami bahwa anak-anak berkembang pada tahapan dan rentang yang berbeda.

Karakteristik Pengajaran Reflektif 1. Guru yang reflektif percaya bahwa siswa, kelas, dan situasi pembelajaran selalu berbeda, karenanya ia mengembangkan pengajaran dan kurikulum yang sesuai. 2. Sistem nilai pribadi guru merupakan sifat yang paling penting bagi guru reflektif atau guru rutin.

Karakteristik Pengajaran Reflektif 3. Jumlah siswa dalam kelas, frekuensi dan lama pelajaran, fasilitas, peralatan, perilaku siswa, dan karakteristik sekolah merupakan faktor yang harus diperhitungkan oleh guru reflektif ketika mereka mengembangkan RPP dan program.

Karakteristik Pengajaran Reflektif 4. Guru yang rutin jarang menunjukkan keefektifannya, terus menerus mengajarkan materi dan pengajaran yang sama selama bertahun-tahun, dan mengabaikan kemajuan dan minat siswa. 5. Guru reflektif terus berpikir tentang apa yang perlu diubah, atau dikerjakan dengan cara yang berbeda, untuk meningkatkan keefektifan pengajaran dan programnya.

Praktik Pengajaran Reflektif 1.Dengan peningkatan keberagaman siswa SD dewasa ini, guru penjas harus siap menyediakan pembelajaran penjas yang berkualitas bagi anak-anak yang kemampuan, kebutuhan dan minat yang beragam; 2. Guru bertanggungjawab untuk belajar tentang kekhasan kebutuhan anak yang beragam dan implikasinya bagi penjas.

Praktik Pengajaran Reflektif 3. Inklusi merupakan filosofi bahwa siswa yang beragam termasuk siswa berkemampuan fisik dan mental, tingkat keterampilan, tingkat kebugaran, gender, budaya, bahasa, agama, kelas, dan karakteristik fisik yang berbeda dapat belajar dan mengembangkan keterampilan dalam pelajaran penjas reguler.

Praktik Pengajaran Reflektif 4. Dengan mengubah komponen aktivitas dasar dan menyediakan berbagai pilihan pada tugas belajar yang selaras, guru dapat mendorong dan memberi kesempatan bagi seluruh siswa untuk belajar dan berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Praktik Pengajaran Reflektif 5. Layanan Penjas perlu disediakan dan diberikan kepada kelompok difabel sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6. Guru Penjas adalah anggota penting bagi M-team dan harus hadir dalam pertemuan yang melibatkan siswa yang diajarnya. 7. M-tem bertujuan melayani siswa difabel dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif

Praktik Pengajaran Reflektif 8. Suatu model ekologi top-down menyediakan wahana bagi keberhasilan program inklusi bagi anak difabel: menetapkan keterampilan yang perlu dikuasai, menganalisis program yang sedang dikerjakan, dan mendisain modifikasi.

Penutup Pengajaran reflektif merupakan upaya kita bersama untuk memberikan pengalaman penjas yang menyenangkan bagi anak-anak sesuai dengan minat, kebutuhannya. Pada praktiknya, pengajaran reflektif membutuhkan guru yang reflektif, yang selalu beruapay untuk selalu mengadakan perbaikan dalam pelaksanaan tugasnya.