BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Tabel 1.1 Jumlah Gerai Toko Ritel Maret 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan poin saat berbelanja di ritel tersebut. tahun 1990-an. Perkembangan bisnis Hypermarket merek luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. juga perlu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. minimarket, supermarket dan hypermarket terus meningkat, hal ini diiringi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya keidupan modern masyarakat khususnya di perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

I. PENDAHULUAN. gejolak keinginanya bahkan sebagian orang rela membelanjakan uang lebih

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah tangga (Ma ruf, 2006:7). Bisnis ritel saat ini perkembangannya sangat

BAB I LATAR BELAKANG. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan. konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan informasi.

Oleh : M. Dian Azhari F BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengembangkan tempat perbelanjaan. Pola

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket,

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan Ritel Modern di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dari toko ritel buka selama 24 jam. Pertumbuhan bisnis ritel ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I. Pendahuluan. Asia, khususnya di antara negara berkembang. Kondisi perekonomian Indonesia

ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA. 6/11/2013

Lampiran 1. Gambar Beberapa Produk House Brand Giant

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Kawasan Asia sangat diperhitungkan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan maka perlu mempelajari karakteristik yang dimiliki konsumen.

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas di awal abad 21 membuat. perkembangan lingkungan pemasaran semakin global, persaingan di antara

BAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Pasar modern berkonsep toko ritel banyak berdiri di kota-kota besar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ini biasanya didapatkan dari berhutang kepada pihak luar seperti bank.

BAB I PENDAHULUAN. datangi sesuai dengan harapannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya dan bagaimana kebutuhan tersebut dapat dengan cara yang menguntungkan.

1.1 Latar Belakang Masalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini tersusun ke dalam enam sub-bab, yang meliputi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Alfa, Indomaret, Makro, Carrefour, Giant, Hypermarket dan lainnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pokok sehari-hari, maka pada tahun 1998 didirikan sebuah gerai yang di beri

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya tingkat kebutuhan manusia akan banyak hal pada saat ini telah mempengaruhi tingkat keinginan belanja seseorang. Semakin besar tingkat kebutuhan seseorang maka akan semakin tinggi pula kemungkinan berbelanja seseorang demi memenuhi semua kebutuhannya. Kebutuhan menuntut manusia untuk berbelanja meskipun terkadang harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Keputusan berbelanja seseorang tentunya mempertimbangkan beberapa faktor baik itu dari aspek produk maupun tempat sebagai pendukungnya. Aspek yang berhubungan dengan produk misalnya harga dan kualitas produk dan aspek pendukungnya adalah citra merek, tempat, suasana, pelayanan, dll. Dewasa ini, sangat banyak pilihan tempat berbelanja yang bisa dipilih konsumen mulai dari pasar tradisional sampai pasar modern. Terlebih lagi saat ini telah banyak bermunculan ritel modern di Indonesia khususnya di DIY seperti minimarket, supermarket, hypermarket, department store dan convinience store yang telah menjamur di setiap sudut kota yang secara tidak langsung telah menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya keinginan berbelanja seseorang. Berdasarkan data dari Nielsen Ritel Audit berikut ini adalah data jumlah gerai 10 toko ritel sepanjang bulan Maret 2017. Tabel 1.1 Jumlah Gerai Toko Ritel Maret 2017 No. Nama Ritel Jumlah gerai 1. Indomart 14,2 ribu unit 2. Alfamart 12,7 ribu unit 3. Alfa Midi 1,3 ribu unit 4. Circle K 410 unit 5. Hypermart 115 unit 6. Giant Express 112 unit 7. Ramayana 97 unit 8. Foodmart 68 unit 9. Hero 30 unit 10. Rach Market 13 unit Sumber: https://artikel.co.id/2017/07/13/berapa-jumlah-gerai-alfamart-dan-indomaret-tahun-2017- berikut-ulasanya/ Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Indomaret berada diurutan tertinggi dengan jumlah gerai paling banyak yaitu mencapai 14,2 ribu unit per Maret 2017 dan 1

2 Indomaret bersaing dengan Alfamart yang jumlah gerainya 12,7 ribu unit. Dengan begitu tingkat persaingan antar ritel modern khususnya Indomaret dan Alfamart serta ritel yang lain pun semakin kuat dan hal ini menjadikan setiap ritel modern memiliki strategi untuk memenangkan persaingan tersebut. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah membuat produk private label. Produk private label merupakan merek yang dimiliki oleh pengecer atau grosir untuk lini produk atau variasi produk di bawah kontrol ritel tersebut dan didistribusikan khusus oleh ritel (Kotler: 2006). Banyaknya produk private label yang mulai muncul saat ini secara tidak langsung telah menambah variasi produk yang dapat di pilih konsumen. Pada dasarnya produk private label memiliki nilai fungsional yang hampir sama dengan produk merek yang lainnya akan tetapi produk private label merupakan produk yang sering dianggap sebagai produk alternatif. Hal itu bisa dikarenakan konsumen lebih mengenal dan percaya pada produk lain yang telah mereka konsumsi selama sebelum adanya produk private label yang dikeluarkan oleh peritel. Indomaret merupakan salah satu ritel yang mempunyai produk private label. Cukup banyak produk private label Indomaret yang bisa kita jumpai ketika masuk dan berbelanja ke Indomaret. Menurut Wiwiek Yusuf (Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dalam setahun Indomaret mengeluarkan 100-200 item produk private label dan Indomaret tidak punya strategi khusus dalam mengelola produk private label, intinya harganya bisa lebih murah dan penempatan barang (display) menarik. Tabel berikut akan menyajikan beberapa contoh produk private label Indomaret. Tabel 1.2 Contoh Produk Private Label Dan Produk Merek Lain No Nama Produk Private Label Merek Pabrik 1 Gula 2 Minyak goreng 3 Beras 4 Tisu 5 Air mineral

3 Dengan banyaknya jenis atau varian produk yang ditawarkan kepada konsumen akan menjadikan konsumen memiliki banyak pilihan dan minat beli konsumen semakin tinggi untuk membeli suatu produk. Minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001: 75). Dengan adanya produk produk baru yang memiliki keunggulan dibandingkan produk lainnya akan meningkatkan kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut terlebih lagi produk tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen dan juga dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen tersebut. Minat beli dapat diidentifikasikan melalui beberapa indikator, antara lain minat transaksional, yaitu kecendrungan seseorang untuk membeli, minat refrensial yaitu kecendrungan seseorang untuk mereferensikan suatu produk kepada orang lain, minat preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefensi utama pada produk tersebut, dan yang terakhir yaitu minat eksploratif yaitu menggambarkan prilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat sifat positif dari produk tersebut (Ferdinan, 2002: p.129) Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Citra Merek, dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli pada Produk Private Label Indomaret di Yogyakarta (Studi Kasus pada Mahasiswa) dan melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi pihak perusahaan melalui perbaikan perbaikan atas pelayanan dan produk yang ditawarkan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Produk merek lain lebih dikenal konsumen dibandingkan produk private label Indomaret 2. Produk merek lain lebih di percaya konsumen dibandingkan produk private label Indomaret

4 3. Banyaknya peritel yang mengeluarkan produk private label 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan hanya pada Indomaret yang ada di Yogyakarta 2. Responden yang menjawab kuesioner hanya yang pernah berbelanja di Indomaret yang ada di Yogyakarta dengan sasaran terbanyak adalah mahasiswa 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada November 2017 sampai dengan selesai 4. Variabel yang diteliti adalah mengenai persepsi harga, citra merek, kualitas produk dan minat beli. 1.4 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk 2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap minat beli konsumen pada produk 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada produk 4. Bagaimana pengaruh persepsi harga, citra merek, dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada produk private label Indomaret di Yogyakarta (Studi Kasus pada Mahasiswa)? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk private label Indomaret di Yogyakarta (Studi Kasus pada Mahasiswa) 2. Pengaruh citra merek terhadap minat beli konsumen pada produk private label Indomaret di Yogyakarta (Studi Kasus pada Mahasiswa) 3. Pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada produk private label Indomaret di Yogyakarta (Studi Kasus pada Mahasiswa)

5 4. Pengaruh persepsi harga, citra merek, dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada produk private label Indomaret di Yogyakarta (Studi Kasus pada Mahasiswa) 1.6 Manfaat Penelitian 1. Menambah wawasan pengetahuan bagi khalayak umum 2. Sebagai Praktisi bagi perusahaan atau industri yang sama dalam mengelola bisnisnya 3. Sebagai Kebijakan bagi investor yang ingin menanamkan saham pada perusahaan serupa