BAB III METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Beberapa bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB IV PROSES PENGUJIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

3.1 Alat dan Bahan Alat

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

Analisa Kalori dengan Bom Kalorimeter. Oleh: Ilzamha Hadijah R, S.TP., M.Sc

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

HALAMAN JUDUL. PENGARUH VARIASI SUDUT ORIENTASI KONDENSOR (0 o, 15 o, 30 o ) TERHADAP HAIL PIROLISIS PLASTIK LDPE DENGAN DEBIT AIR PENDINGIN 18 LPM

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

LAPORAN TETAP TEKNOLOGI BIOMASSA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

INSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

Lampiran 1. Hasil Pengujian Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh Minyak Jarak (Castor Oil) dan Minyak Kelapa (Coconut Oil)

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

METODOLOGI PENELITIAN

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Data Analisa Rendemen Produk Biodiesel Tabel 14. Data Pengamatan Analisis Rendemen Biodiesel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Oleh : Wahyu Jayanto Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Minyak jarak (Castor Oil) Minyak jarak diperoleh di Toko Sari Bahan Batik dan Kimia, Jalan Katamso Brigjen 91 Yogyakarta. b. Minyak kelapa sawit (Palm Oil) Minyak kelapa sawit diperoleh dari Bogor. 3.1.2 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Toples Plastik Pada Gambar 3.1 (a) adalah toples plastik berkapasitas 1000 ml dan Gambar 3.1 (b) adalah toples plastik berkapasitas 40 ml.yang keduanya digunakan untuk menyimpan sampel minyak yang sudah dicampur (a) (b) Gambar 3.1 (a) Toples plastik 1000 ml, (b) Toples plastik 40 ml 14

15 2. Neraca Digital Analitik Timbangan digital dibawah ini untuk menimbang berat atau massa suatu benda, bisa dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.2 Neraca digital Analitik 3. Magnetic Stirrer Pada gambar 3.4 adalah magnetic stirrer digunakan untuk memanaskan sampel yang akan dilakukan pengambilan data viskositas dan densitas. Gambar 3.3 Magnetic stirrer 4. Gelas Beker Gelas beker dngan skala 1000 ml seperti pada gambar 3.5 yang digunakan sebagai tempat pencampuran, pengadukan, dan pemanasan dari kedua minyak.

16 Gambar 3.4 Gelas beker 5. Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur sampel yang akan diuji yaitu densitas. Gelas ukur yang digunakan saat penelitian berlangsung yaitu 50 ml seperti pada gambar 3.6. Gambar 3.5 Gelas ukur 6. Alat Pencampur dan Pemanas Alat pencampur dan pemanas pada gambar 3.7 digunakan sebagai pencampur dari kedua bahan baku dengan variasi campuran yang sudah ditentukan dan memanaskan kedua bahan dengan suhu dan waktu yang sudah ditentukan.

17 Gambar 3.6 Alat pemanas dan pencampur 7. Digital Rotary Viscometer Digital Rotary Viscometer pada gambar 3.8 digunakan untuk mengukur kekentalan (viskositas) dari kedua sampel minyak. Kapasitas alat ini yaitu 1000 ml. Gambar 3.7 Digital Rotary Viscometer 8. Alat Uji Densitas Alat uji densitas digunakan untuk mengetahui besaran kerapatan massa dari sampel minyak yang dinyatakan berat benda per satuan volume. 9. Flash point (Titik Nyala) Gambar 3.9 alat uji flash point digunakan untuk mengetahui titik nyala pada sampel minyak.

18 Gambar 3.8 Flash point (titik nyala) 10. Stopwatch Pada gambar 3.10 yaitu stopwatch digunakan untuk mengukur waktu pada saat pencampuran sampel berlangsung. Gambar 3.9 Stopwatch 11. Thermometer Thermometer digunakan untuk mengukur suhu sempel pada pengujian densitas dan viskositas, seperti pada gambar 3.11. Gambar 3.10 Thermometer

19 12. Bom Calorimeter Bom calorimeter digunakan untuk mengetahui besar atau kecil nilai kalor yang terdapat pada sampel minyak seperti gambar 3.12. Gambar 3.11 Bom calorimeter 3.2 Waktu dan Tempat penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboraturium Teknik Mesin, Universitas Muhammadyah Yogyakarta. 3.3 Diagram Alir Penelitian Pada diagram alir ini digunakan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Pada gambar 3.13 merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini.

20 Mulai Minyak Nabati 1. Minyak jarak (Castor Oil) 2. Minyak kelapa sawit (Palm Oil) Proses pembuatan sampel Pencampuran antara minyak jarak dan minyak kelapa sawit pada temparatur 120 C dengan waktu pemanasan 30 menit dan variasi waktu 30, 60, 90 menit pada komposisi 50:50%. Dengan variasi campuran yaitu: 0:100, 10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10, 100:0 %. Pengujian Karakteristik variasi sampel minyak: 1. Densitas 3. Flash Point 2. Viskositas 4. Nilai Kalor Mencatat data hasil pengujian, menganalisa hasil data pengujian dan membuat kesimpulan hasil pengujian. Selesai Gambar 3.12 Diagram Alir Penelitian 3.4 Tahap Penelitian Tahap penelitian diawali dengan mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan penelitian. Selanjutnya pembuatan sampel dengan variasi minyak jarak dengan minyak kelapa sawit yang sudah ditentukan sebanyak 13 sampel. Setelah didapat sampel dari variasi kedua minyak tersebut maka langkah selanjutnya yaitu pengujian karakteristik per sampel variasi minyak yang terdiri dari viskositas, densitas,

21 flash point, dan nilai kalor. Setelah pengujian selesai dilakukan, kemudian pengolahan data dan analisa. 3.4.1 Proses Pemanasan dan Pencampuran Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh komposisi minyak jarak dan minyak kelapa sawit dengan variasi waktu 30, 60, 90 menit pada suhu reaksi 120 C terhadap sifat campuran minyak. Variasi campuraan minyak dibuat bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dari campuran minyak jarak dan minyak kelapa sawit dengan parameter yang diuji meliputi: viskositas, densitas, flash point, dan nilai kalor. Yusnita, dkk (1999) telah menganalisa sifat minyak biji kemiri dengan suhu pemanasan 95 C, 105 C, 115 C dan waktu pemanasan yaitu 20 menit, 30 menit, 40 menit, dan 50 menit. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak kemiri yang tinggi dengan sifat fisik kimia yang baik diperoleh dari kombinasi suhu 95 C dan waktu pemanasan 30 menit. Pertama yang akan dilakukan tahap pencampuran dan pemanasan sampel minyak adalah mempersiapkan alat dan bahan penelitian. Selanjutnya mengatur komposisi campuran variasi dari minyak jarak dan minyak kelapa sawit, dimana variasi yang digunakan pada proses pencampuran, suhu pemanasan dan waktu pemanasan dapat dilihat pada tabel 3.1.

22 No Keterangan: Sampel Tabel 3.1 Variasi Pembuatan Sampel Variasi Komposisi Suhu Waktu Pencampuran Campuran (%) Minyak Minyak Sawit Jarak 1 MS 100% 100-2 MS 90:MJ 10% 90 10 3 MS 80:MJ 20% 80 20 4 MS 70:MJ 30% 70 30 5 MS 60:MJ 40% 60 40 6 MS 50:MJ 50% 50 50 7 MS 40:MJ 60% 40 60 8 MS 30:MJ 70% 30 70 9 MS 20:MJ 80% 20 80 10 MS 10:MJ 90% 10 90 11 MJ100% - 100 12 MS:MJ 50% 50 50 13 MS:MJ 50% 50 50 MS = Minyak Sawit 100% MS 90:MJ 10% = Minyak Sawit 90% : Minyak Jarak 10% MS 80:MJ 20% = Minyak Sawit 80% : Minyak Jarak 20% MS 70:MJ 30% = Minyak Sawit 70% : Minyak Jarak 30% MS 60:MJ 40% = Minyak Sawit 60% : Minyak Jarak 40% MS 50:MJ 50% = Minyak Sawit 50% : Minyak Jarak 50% MS 40:MJ 60% = Minyak Sawit 40% : Minyak Jarak 60% MS 30:MJ 70% = Minyak Sawit 30% : Minyak Jarak 70% MS 20:MJ 80% = Minyak Sawit 20% : Minyak Jarak 80% MS 10:MJ 90% = Minyak Sawit 10% : Minyak Jarak 90% MJ = Minyak Jarak 100% Pencampuran C 120 dan Variasi Waktu (menit) 30 (60 dan 90)

23 Semua sampel dipanaskan dan diaduk dengan waktu 30 menit, terkecuali pada sampel 50%:50% pemanasan dan pengadukan dengan variasi waktu 30 menit, 60 menit dan 90 menit dengan suhu 120 C. Adapun tahapan pemanasan dan pengadukan yang meliputi: a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Menentukan persentase perbandingan campuran antara minyak jarak dan minyak kelapa sawit menggunakan gelas beker dan menuangkan pada gelas beker. c. Menempatkan gelas beker yang telah diisi dengan campuran minyak jarak dan minyak kelapa sawit ke alat pencampur dan pemanasan minyak. d. Menyalakan alat pengaduk dan pemanas, kemudian menentukan suhu dan kecepatan sesuai dengan kebutuhan. e. Proses pencampuran dilakukan selama 30 menit (30 menit, 60 menit, 90 menit untuk sampel 50%:50%) dengan suhu 120 C. f. Sebelum mematikan alat, suhu pada pemanas diturunkan di bawah suhu ruang terlebih dahulu baru mematikan putaran pengaduk. g. Mematikan saklar pengaduk dan pemanas. h. Kemudian menuang sampel campuran minyak ke dalam wadah toples yang berkapasitas 1000 ml dan 40 ml. i. Ulangi langkah diatas untuk melakukan pencampuran sampel dengan variasi lain. 3.5 Pengujian Karakteristik Biodiesel Setelah mendapatkan sampel, selanjutnya pengambilan data dengan melakukan pengukuran Flash point, viskositas, densitas, dan nilai kalor. Adapun tabel yang saya buat untuk pengujian karakteristik minyak biodiesel nabati dapat dilihat pada tabel 3.2.

24 Table 3.2 Pengambilan data pengujian karakteristik biodiesel Hari: Tanggal: Kode Sampel: Hasil Pengujian Uji Densitas Uji Viskositas Uji Flash Point Uji nilai kalor 3.5.1 Pengujian Densitas Pengujian densitas merupakan perbandingan berat suatu sampel dengan volumenya pada suhu yang sudah ditentukan untuk pengujiannya. 3.5.1.1 Prosedur Pengujian Setelah melakukan pembuatan sampel, selanjutnya pengujian densitas pada sampel dengan melakukan beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum dan proses pengujian berlangsung, yaitu: a. Mempersiapkan alat neraca digital, dan gelas ukur 50 ml. b. Menimbang terlebih dahulu gelas ukur yang akan digunakan dalam kondisi kosong dan dikalibrasikan. c. Memanaskan sampel terlebih dahulu menggunakan magnetic stirrer dengan suhu 40 C. d. Selanjutnya mengisi sampel biodiesel ke dalam gelas ukur. e. Setelah gelas ukur diisi dengan sampel, selanjutnya menempatkan gelas ukur ke neraca digital. f. Setelah gelas ukur ditempatkan di neraca digital selanjutnya mencatat hasil pengujian. g. Membersihkan alat dan tempat setelah melakukan pengujian kemudian merapikan alat penguji yang sudah dipakai. 3.5.2 Pengujian Viskositas Pengujian viskositas menggunakan alat viskometer tipe Cone/Plate NDJ 8S. Prinsip kerjanya dengan meletakkan sampel biodiesel di gelas ukur berukuran 500 ml.

25 Proses kerja rotor yang ada pada viscometer berputar untuk mengetahui viskositas yang ada pada gelas ukur. Kecepatan putar rotor viscometer dapat diatur sesuai yang dibutuhkan untuk pengujian vikositas secara otomotis. 3.5.2.1 Prosedur Pengujian Dalam pengujian viskositas yang telah dilakukan pada sampel ini, selanjutnya melakukan beberapa langkah yang dilakukan sebelum dan melakukan pengujian berlangsung, yaitu: a. Menyiapkan sampel yang akan diuji pada viskometer Cone/Plate NDJ 8S. b. Selanjutnya menyiapkan yang harus dipersiapkan dalam pengujian viskositas, adapun alat yang harus dipersiapkan antara lain: a. Prosedur untuk menyiapkan viskometer NDJ 8S yang harus disiapkan adalah sebagai berikut: i. Merangkai penyangga viskometer. Pada saat merangkai mur terlebih dahulu dikencangkan menggunakan kunci yang sudah disediakan, hal ini bertujuan agar penyangga tidak lepas pada saat pengujian berlangsung. ii. Selanjutnya memasang viskometer NDJ 8S pada penyangga yang sudah dirangkai. Setiap rangkaian harus mengencangkan baut, bertujuan agar pengujian berlangsung rangkaian tidak lepas dan menjaga alat agar tidak jatuh/rusak. iii. Memposisikan viskometer yang telah dirangkai pada posisi yang terhindar dari goncangan yang besar, tidak ada gas korosif dan tidak ada gangguan elektromagnetik. iv. Memasang rotor yang akan digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan rotor 1, karena dinilai paling efektif seperti pada gambar 3.13. v. Memastikan pengaturan viskometer tidak dalam keadaan miring, dengan menggunakan waterpass yang ada dibagian atas viskometer. vi. Memasang kabel power dari soket keviskometer dan tekan tombol on/off.

26 b. Magnetic Stirrer i. Menyiapkan stop kontak untuk memasang kabel power dari soket ke magnetic stirrer. ii. Memposisikan magnetic stirrer di samping viskometer. c. Termometer i. Sebelum menggunakan termometer, terlebih dahulu dikalibrasikan. ii. Memposissikan termometer di tengah-tengah gelas ukur agar hasil pengukuran suhu yang ditentukan valid. c. Setelah semua alat siap, selanjutnya adalah mempersiapkan sampel pada toples berkapasitas 1000 ml. Sampel yang digunakan kurang lebih 800 ml. d. Langkah selanjutnya rotor yang terdapat pada alat viskometer dimasukkan ke dalam toples yang sudah terisi sampel dengan cara menurunkan posisi viskometer menggunakan lifting knop pada bagian penyangga viskometer. e. Menyalakan viskometer dengan menekan tombol power pada bagian belakang viskometer. f. Menyesuaikan jenis rotor yang dipakai dan atur kecepatan putar rotor yang sudah ditentukan dengan menekan panel control seperti pada gambar 3.13. Gambar 3.13 Control panel g. Mengatur kecepatan putar rotor 6 rpm, 12 rpm, dan 30 rpm secara bergantian setelah putar rotor yang disesuaikan selesai dengan menggunakan rotor 1. h. Menekan tombol (OK) untuk menjalankan viskometer. i. Menunggu sampai proses pengukuran selesai, selanjutnya tekan tombol reset.

27 j. Mencatat hasil pembacaan viskometer yang ditampilkan pada display berupa speed viskositas, data viskositas dan percent viskositas. k. Mematikan alat, kemudian membersihkan area pengujian viskositas dan membersihkan alat yang sudah dipakai. l. Mengulang langkah c sampai k untuk pengujian pada sampel lainnya. 3.5.3 Pengujian Flash Point Flash point merupakan temperatur terendah dimana campuran senyawa dengan udara pada tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi, jika dikenai sumber api. Dalam hal ini bahan bakar membutuhkan oksigen untuk menghasilkan api. 3.5.3.1 Prosedur Pengujian Selanjutnya untuk pengujian flash point, ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum pengujian dimulai dan saat pengujian berlangsung, yaitu: a. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pengujian flash point. b. Mengukur minyak sampel menggunakan gelas ukur sebanyak 10 ml. c. Setelah mengukur sampel, selanjutnya menempatkan sampel pada cawan. d. Memanaskan sampel hingga suhu 250 C. e. Menyalakan api pemancing. f. Selanjutnya mengamati pada thermocouple, suhu berapa sampel mulai menyala. g. Mencatat hasil pengujian flash point. h. Membersihkan dan merapikan tempat pengujian setelah selesai. i. Mengulangi langkah b sampai h untuk pengujian sampel lainnya. 3.5.4 Pengujian Nilai Kalor Nilai kalor merupakan besarnya panas yang ditimbulkan jika suatu bahan bakar dibakar sempurna. Pengujian nilai kalor dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengggunakan alat bom calorimeter.