BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tidur minimal terjadi tiga kali dalam seminggu selama satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus. dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Insomnia merupakan suatu kesulitan kronis dalam. memulai tidur, mempertahankan tidur / sering terbangun

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa program studi lain di sektor non-medis (Navas, 2012), dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

I. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia yaitu sebesar 8%.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa termasuk dalam kelompok dewasa muda yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN NILAI AKADEMIK MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN ALIFAH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

Differences in Stress Level Between First-Year and Second-Year Medical Students in Medical Faculty of Lampung University

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan dasar setiap orang supaya bisa berfungsi normal setelah melakukan aktivitas hariannya adalah tidur. Ketika tidur, tubuh akan mengalami proses pengembalian energi sehingga kembali pada kondisi yang optimal. Proses tidur sering mengalami gangguan. Salah satu diantara gangguan tidur adalah insomnia. 1 Insomnia merupakan kondisi dimana individu sukar untuk memulai atau mempertahankan tidur minimal terjadi tiga kali dalam seminggu selama satu bulan. Sekitar sepertiga dari total orang dewasa di Amerika dilaporkan mengalami gangguan tidur selama hidupnya. 1 Menurut United States Census Bureau, International Data Base tahun 2010 terhadap penduduk Indonesia dinyatakan bahwa dari 238,5 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28 juta jiwa (11,7%) mengalami insomnia. Insomnia yang terjadi secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak, yaitu tidak produktif, susah fokus, tidak bisa membuat keputusan, pelupa, pemarah, meningkatkan risiko kematian dini, dan depresi. 2 Gangguan tidur pada mahasiswa kedokteran di Indonesia pada tahun 2015 dilaporkan 45,7% dengan 56,2% mahasiswa mengalami gangguan tidur berupa insomnia. 3 Hasil penelitian pada tahun 2015 mengenai prevalensi kualitas tidur pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta didapatkan bahwa dari 104 1

responden terdapat 47 orang (45,19%) yang didiagnosis menderita insomnia. Pravelensi insomnia pada kelompok mahasiswa yang kuliah dibidang medis (57,69%) lebih tinggi dari pada nonmedis (42,31%). 4 Insomnia pada mahasiswa fakultas kedokteran terjadi karena mahasiswa fakultas kedokteran memiliki tekanan akademik yang lebih besar dibandingkan fakultas yang lain. Tekan tersebut yang menjadi stressor timbulnya insomnia. Penelitian pada mahasiswa di Singapur pada tahun 2011 menyatakan bahwa tingkat stress mahasiswa kedokteran (57%) lebih tinggi dibandingkan mahasiswa fakultas hukum (47,2%). 5 Menurut penelitian di Universitas Chicago mengatakan insomnia yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan konsentrasi belajar pada mahasiswa terganggu sehingga membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien, maka tidak akan mampu mengingat apa yang akan dipelajari dan dialami selama seharian.6 Universitas Muhammadiyah Semarang merupakan salah satu Univerasitas di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran. Belum pernah dilakukan penelitian Insomnia murni yang penyebabnya bukan karena masalah psikis, dan kondisi medis di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, sehingga peneliti ingin memulai penelitian tingkat insomnia mahasiswa tahap sarjana angkatan 2015 semester III di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 74 mahasiswa karena mahasiswa semester III merupakan angkatan tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, mahasiswa sedang dalam masa adaptasi dari kurikulum di Sekolah Menengah Atas dengan kurikulum di kampus baru. Peneliti juga ingin meneliti insomnia pada mahasiswa tahap profesi 2

angkatan 2012 yang telah kepaniteraan klinik di Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 60 mahasiswa karena angkatan 2012 adalah mahasiswa yang menjalankan kepaniteraan klinik di rumah sakit tahun pertama dan sedang dalam masa adaptasi dari tiap stase di rumah sakit serta masa adaptasi perpindahan dari perkuliahan di kampus dengan kondisi di rumah sakit. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan tingkat insomnia mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi B. RUMUSAN MASALAH Apakah terdapat perbedaan tingkat insomnia pada mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan tingkat insomnia pada mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 3

2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan tingkat insomnia pada mahasiswa tahap sarjana b. Mendiskripsikan tingkat insomnia pada mahasiswa tahap profesi c. Menganalisis perbedaan tingkat insomnia pada mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perbedaan tingkat insomnia pada mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi 2. Manfaat praktis a. Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menentukan langkah selanjutnya dalam mengantisipasi dengan mencari penyebab insomnia pada mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 4

b. Insitusi Universitas Muhammadiyah Semarang Penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan tentang perbedaan tingkat insomnia mahasiswa tahap sarjana dan tahap profesi c. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding dan pustaka untuk penelitian selanjutnya. E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel.1 Keaslian Penelitian Peneliti Tahun Judul Metode Penelitian Hasil Gunanthi NM, Ni Ketut Sri D. Alsaggaf MA, et al. 2016 Prevalensi dan gambaran gangguan tidur berdasarkan karakteristik mahasiswa semester I program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran Universitas Udayana tahun 2015. 2016 Sleep quantity, quality, and insomnia symptoms of medical students during clinical years relationship with stress and academic performance. Metode penelitian yang dipakai yaitu deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian yang dipakai yaitu observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. 45,7% responden mengalami gangguan tidur, dengan karakteristik responden didapatkan pada mahasiswa usia 20 tahun (100%), mahasiswa perempuan (66,7%), mahasiswa yang kost (52,3%), dan hanya mengikuti kegiatan organisasi saja sebagai kegiatan sampingan (47,5%). Dari 45, 7% yang mengalami gangguan tidur, sebagian besar terbangun 1-2 kali saat tidur masingmasing 31,2%, rata- rata waktu tidur selama 5 jam (34%), tingkat kesulitan tidur dari sedang hingga sangat sulit (56,2%), dan perasaan tetap mengantuk setelah terbangun (50%). Mahasiswa rata-rata tidur 5,8 jam setiap malam. Sekitar 8% mahasiswa didapatkan tidur pada siang hari dan terjaga pada malam hari. Didapatkan 30% mahasiswa dengan kualitas tidur yang buruk dan didapatkan hubungan yang signifikan antara kualitas tidur yang buruk, gejala insomnia dengan stres dan prestasi akademik. 5