HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun (helai) dan Luas Daun (cm 2 )

dokumen-dokumen yang mirip
I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Limbah Cair Budidaya Air Lele Dengan Pupuk Nitrogen. Terhadap Tinggi Tanaman, dan Jumlah Daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAHAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan Berat Kering Tanaman. Hasil analisis data masing masing parameter akan. A. Tinggi Tanaman (cm)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN. sumber nutrisi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET AZOLLA-ARANG SEKAM GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan bersifat irreversible (Anderson dan Beardall, 1991). Tanaman semasa

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Electrical Conductivity (EC) Menurut Sutiyoso (2009) untuk sayuran daun digunakan EC 1,5-2,0 ms/cm.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Varietas Biru Lancor (Allium

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perkembangan Akar. Akar adalah bagian dari tumbuhan yang tumbuh ke arah bawah yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

(g/ kg gambut) D0(0) DI (10) D2 (20) D3 (30)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. a b c. Pada proses pembentukan magnetit, urea terurai menjadi N-organik (HNCO), NH + 4,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. masing parameter akan disajikan secara berturut turut sebagai berikut : A. Tinggi Tanaman (cm)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Sawi 1. Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun (helai) dan Luas Daun (cm 2 ) Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang diamati selama penelitian berlangsung untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif pada suatu tanaman. Tanaman akan terus tumbuh dengan ditandai adanya pembesaran sel dan telah mengalami pembelahan. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lingkungan, fisiologi tanaman, genetika (Awalludin, 2016). Hasil sidik ragam rerata tinggi tanaman, rerata jumlah daun dan rerata luas daun ( lampiran III.a) disajikan pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Rerata tinggi tanaman sawi (cm), jumlah daun (helai) dan luas daun (cm 2 ) minggu ke 4 Perlakuan rerata tinggi rerata jumlah daun rerata luas tanaman (cm) (helai) daun (cm2) A 39,08 a 10,17 a 1280,3 a B 42,78 a 10,55 a 1423,3 a C 41,50 a 12,44 a 1537,0 a D 43,97 a 12,61 a 1931,7 a E 44,00 a 11,83 a 1650,3 a F 41,75 a 12,17 a 1587,7 a Keterangan: nilai rerata diikuti dengan huruf sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan pada kolom hasil uji F taraf α = 5% 17

18 Hasil dari sidik ragam terdapat rerata tinggi tanaman sawi (lampiran III.a) menunjukan tidak beda nyata antara masing-masing perlakuan. Hal ini diduga dikarenakan, unsur hara dari pupuk urea tersebut hilang, baik hilang melalui penguapan maupun kecuci oleh air. Berikut ini dapat dilihat pada grafik tinggi tanaman dengan berbagai macam perlakuan pada umur 1 MST hingga 4 MST pada gambar 1. Gambar 1. Grafik rerata tinggi tanaman pada minggu 1 sampai minggu ke- 4 Dapat dilihat pada tabel 1. Rerata tinggi tanaman sawi pada minggu pertama dan minggu ke 2 setiap perlakuan menunjukan tinggi tanaman tidak berbeda jauh, pada minggu ke 3 masing-masing perlakuan mulai menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata untuk perlakuan cenderung yang terendah ialah 100 % Urea dengan tinggi tanaman 39,08 cm, Sedangkan perlakuan 20 % N Urea + 80 % N POC Urine Kelinci dengan hasil 44 cm, cenderung meberikan hasil yang baik.

19 Hal ini diduga karena, pada POC Urine Kelinci memiliki unsur hara lebih seperti Mg, sulfur, Ca, dibandingkan dengan pupuk urea. Nutrisi dari pupuk urea mudah menguap maupun tercuci oleh air, sedangkan pada penyerapan nutrisi dari pupuk POC Urine kelinci dapat diserap oleh akar secara maksimal. Suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, apabila unsur hara yang tersedia itu lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka nutrisi unsur hara itu sendiri akan tetap berada pada media tanam. Engestald (1997), menyatakan bahwa tidak selamanya pemupukan dengan pemberian dosis besar dapat memberikan hasil yang terbaik juga, hal ini justru akan membuat pertumbuhan terhambat dan dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman. Oleh karena itu, ketersediaan unsur hara yang diserap akar tanaman melalui media mampu membantu pertumbuhan tinggi tanaman. Daun adalah organ tanaman yang sangat penting, karena daun merupakan tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan suatu tanaman dan sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan fotosintesis akan lebih banyak sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik (Ekawati dkk, 2006). Hasil sidik ragam terhadap rerata jumlah daun tanaman sawi (lampiran III.b) menunjukkan bahwa tidak beda nyata. Dapat dilihat pada tabel 1 menunjukan hasil rerata jumlah daun pada perlakuan 40% N Urea + 60% N POC Urine kelinci menghasilkan 12.61 helai cenderung memberikan hasil yang baik sedangkan pada perlakuan 100% N Urea menghasilkan 10.17 helai yang terendah.

20 Hal ini diduga karena, pada POC Urine Kelinci memiliki unsur hara lebih seperti Mg, sulfur, Ca, dibandingkan dengan pupuk urea. Nutrisi dari pupuk urea mudah menguap maupun tercuci oleh air, sedangkan pada penyerapan nutrisi dari pupuk POC Urine kelinci dapat diserap oleh akar secara maksimal. Suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, apabila unsur hara yang tersedia itu lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka nutrisi unsur hara itu sendiri akan tetap berada pada media tanam. Berikut ini disajikan grafik jumlah daun pada umur 1 MST hingga 4 MST pada gambar 2. Gambar 2. Grafik Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi Gambar 2 menunjukan pengaruh tiap perlakuan ini tidak beda nyata (Non Significant) pada rerata jumlah daun dan dapat dilihat pada hasil rerata pengaruh

21 tiap perlakuan terhadap jumlah daun sawi pada gambar 2. menunjukan bahwa perlakuan yang cenderung memberikan hasil terbaik yaitu Urea 40% + 60% POC Urine Kelinci (12,6 helai), dan dibandingkan pada perlakuan terendahnya yaitu perlakuan Urea 100% (10,16 helai). Syarief (1986), menyatakan bahwa ketersediaan unsur N, P, K pada tanaman merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun. Unsur N merupakan unsur utama dari semua protein asam nukleat, sehingga jika unsur N tersedia dalam jumlah yang cukup, maka akan menghasilkan protein yang lebih banyak untuk meningkatkan pertumbuhan daun Hasil sidik ragam terhadap rerata luas daun tanaman sawi (lampiran III.h) menunjukkan antara perlakuan tidak beda nyata. Perlakuan 40 % N Urea + 60 % N POC Urine kelinci cenderung memberikan hasil yang paling baik, hal ini diduga nutrisi yang diberikan mampu larut dengan cepat sehingga tanaman mampu menyerap hara yang tersedia, dibandingkan perlakuan yang cenderung paling rendah 100% N UREA. Hanya saja dosis pupuk yang tepat mampu memberikan hasil yg terbaik. Dimana luas daun membutuhkan nutrisi yang cukup untuk diserap dan dijadikan lembaran daun yang baru. Hal ini didukung juga dengan banyaknya jumlah daun dan nutrisi yang diserap oleh akar tanaman, sehingga mempengaruhi dari pertumbuhan luas daun tersebut. Menurut Lakitan (2007) dallam Awalludin (2016) jika kandungan hara dalam tanah cukup tersedia (subur) maka indeks luas daun suatu tanaman akan semakin tinggi, dimana sebagian besar asimilat dialokasikan untuk pembentukan daun yang mengakibatkan luas daun bertambah. Adanya penambahan jumlah

22 daun disetiap minggunya diduga pada tanaman sawi yang menyerap unsur N mulai membentuk daun dengan cadangan makanannya, sehingga lebih banyak digunakan dalam pembentukan daun baru. Kemudian hal ini diperkuat pernyataan oleh Filter dan Hay (1992) bahwa klorofil dalam tanaman sebagian besar berada dibagian daun tanaman. Penangkapan cahaya oleh daun sangat dipengaruhi morfologi daun.. 2. Panjang Akar (cm), Berat Segar Akar (g) dan Berat Kering Akar (g) Akar merupakan fondasi utama yang dapat menopang dan memperkokoh berdirinya suatu tanaman. Sistem perakaran tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan media tanam sebagai media tumbuh tanaman. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap dari larutan pada media tanam melalui akar. Berat akar merupakan berat yang masih memiliki kandungan air dan nutrisi yang menjadi komponen penyusunan utama. Kapasitas air dan nutrisi oleh akar dapat diketahui melalui metode pengukuran berat segar akar. Tabel 2. Rerata Berat Segar Akar (g), Berat Kering Akar (g) dan Panjang Akar (cm) Perlakuan rerata berat segar rerata berat kering rerata panjang akar (g) akar (g) akar (cm) A 3,42 a 1,45 a 23,50 a B 3,47 a 1,45 a 24,28 a C 4,17 a 1,77 a 26,67 a D 5,50 a 2,12 a 31,17 a E 3,53 a 1,49 a 25,94 a F 4,09 a 1,92 a 28,56 a Keterangan: nilai rerata diikuti dengan huruf sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan pada kolom hasil uji F taraf 5%

23 Hasil sidik ragam terhadap rerata panjang akar tanaman sawi (lampiran III.c) menunjukan bahwa tidak beda nyata. Perlakuan yang memiliki hasil panjang akar yang cenderung memberikan hasil yang paling baik adalah 40 % N Urea + 60 % N POC urine kelinci (31,16 cm), dibandingkan hasil yang cenderung paling rendah Urea 100% (23,50 cm). Hal ini diduga karena, pada POC Urine Kelinci memiliki unsur hara lebih seperti Mg, sulfur, Ca, dibandingkan dengan pupuk urea. Nutrisi dari pupuk urea mudah menguap maupun tercuci oleh air, sedangkan pada penyerapan nutrisi dari pupuk POC Urine kelinci dapat diserap oleh akar secara maksimal. Suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, apabila unsur hara yang tersedia itu lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka nutrisi unsur hara itu sendiri akan tetap berada pada media tanam. Menurut lakitan (2007) menyatakan bahwa dengan demikian, semakin banyak dan panjang akar tanaman maka akan semakin besar cakupan akar untuk menyerap air dan hara untuk pertumbuhan dan produksi tanaman semakin terjamin. Panjang akar berpengaruh terhadap ketersediaan nutrisi dari berbagai dosis pupuk tiap perlakuanya. Sebagaimana dijelaskan oleh (gardener et.al 1991) bahwa akar juga sebagai organ vegetatif tanaman yang mempunyai fungsi dalam memasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

24 Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pemberian imbangan pupuk dengan dosis 40% N Urea + 60% N POC Urine kelinci cenderung memberikan hasil berat segar akar yang paling baik. Hal itu diduga karena mampu mempercepat pertumbuhan perakaran tanaman dan akar menjadi banyak dan berat. Tinggi rendahnya nilai berat segar akar tanaman pada penelitian ini dipengaruhi oleh kecukupan selama proses pertumbuhan vegetatif, sebagaimana dinyatakan oleh (Sallisbury dan Ross, 1995) bahwa nitrogen ini berperan dalam proses pertumbuhan vegetatif dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akar tanaman. Hasil sidik ragam berat kering akar tanaman sawi (lampiran III.e) menunjukkan bahwa perlakuan imbangan pupuk 40% N Urea + 60% N POC Urine Kelinci cenderung memberikan hasil yang paling baik dikarenakan pada rerata berat kering akar dipengaruhi dari berat segar akar, dimana berat kering merupakan hasil akumulasi bahan kering (fotosintat) pada proses fotosintesis. Perlakuan menunjukan hasil tidak beda nyata terhadap pertumbuhan akar tanaman. Hal ini disebabkan karena, berat kering akar diperoleh dengan cara menghilangkan kadar air pada akar dengan cara di oven hingga konstan pada suhu 80 0 C. Oleh karena itu, diduga berat kering akar tersebut dipengaruhi panjang akar dan luas jangkauan akar serta unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman, sehingga dengan adanya akar yang panjang maka akar tanaman memiliki berat yang lebih tinggi. Sebagaimana dinyatakan oleh (Sallisbury dan Ross, 1995) bahwa berat kering suatu tanaman merupakan suatu indikasi terjadinya penyerapan unsur hara tersebut ditentukan oleh akar tanaman.

25 3. Berat Segar Tajuk Tanaman (g) dan Berat Kering Tanaman (g) Hasil sidik ragam parameter berat segar tanaman menunjukan tidak beda nyata, berdasarkan DMRT pada taraf 5% (lampiran III.f) dan Hasil sidik ragam parameter berat kering tajuk tanaman (lampiran III.g) hasil berat segar tanaman. Hasil sidik ragam dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Berat Segar Tajuk Tanaman (g) dan Berat Kering Tajuk tanaman (g) Perlakuan rerata berat segar rerata berat kering tajuk (g) tajuk (g) A 106,26 a 9,753 a B 129,50 a 11,29 a C 137,17 a 11,70 a D 166,69 a 12,86 a E 147,40 a 12,03 a F 136,12 a 11,66 a Keterangan: nilai rerata diikuti dengan huruf sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan pada kolom hasil uji F taraf 5% Hasil tersebut menunjukan bahwa pemberian imbangan pupuk 40% N Urea + 60% N POC Urine Kelinci yang diberikan cenderung memberikan hasil berat segar tanaman yang paling baik. Hal itu diduga karena pemberian imbangan pupuk 40% N UREA + 60% N POC Urine Kelinci akan meningkatkan ketersediaan unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Menurut (Manuhuttu dkk,2014) mengakatan bahwa berat segar tanaman juga dipengaruhi oleh keadaan hara yang tersedia dalam media tanam. Hal ini diduga karena, pada POC Urine Kelinci memiliki unsur hara lebih seperti Mg, sulfur, Ca, sebagai unsur tambahan

26 bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk urea hanya memiliki unsur N untuk mempercepat pertumbuhan daun. Nutrisi dari pupuk urea mudah menguap maupun tercuci oleh air, sedangkan pada penyerapan nutrisi dari pupuk POC Urine kelinci dapat diserap oleh akar secara maksimal. Suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, apabila unsur hara yang tersedia itu lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka nutrisi unsur hara itu sendiri akan tetap berada pada media tanam. Hasil sidik ragam berat kering tajuk tanaman yang ditunjukkan tabel 4 bahwa perlakuan 100% N Urea menunjukan cenderung memberikan hasil yang paling terendah sedangkan perlakuan 40% N Urea + 60% N POC Urine Kelinci cenderung memberikan hasil yang paling baik. Menururt penelitian Latinka (1996) juga menyatakan bahwa unsur hara yang diserap oleh tanaman, baik yang digunakan dalam sintesis senyawa organik maupun yang di tetapkan dalam bentok ionic dalam jaringan tanaman akan memberikan kontribusi terhadap pertambahan berat tanaman. B. Hasil Produksi Tanaman Sawi ton/ha 4. Hasil Produksi Tabel 5. Rerata hasil produksi sawi hijau (ton/ha) Perlakuan Rerata produksi ton/ha A 47,22 a B 57,55 a C 60,97 a D 74,08 a E 65,51 a F 60,50 a Keterangan: nilai rerata diikuti dengan huruf sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan pada kolom hasil uji F taraf 5%

27 Hasil sidik ragam terhadap rerata luas daun tanaman sawi (lampiran III.i) menunjukan bahwa antar perlakuan tidak beda nyata (non significant). Perlakuan terbaik 40% UREA + 60% POC URINE KELINCI menunjukan hasil 74,08 ton/ha, Sedangkan perlakuan terendah 100% N UREA dengan hasil produksi 47,22 ton/ha. Hanya saja dosis pupuk yang tepatlah mampu memberikan hasil yg terbaik. Hal ini diduga karena, pada POC Urine Kelinci memiliki unsur hara lebih seperti Mg, sulfur, Ca, sebagai unsur tambahan bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk urea hanya memiliki unsur N untuk mempercepat pertumbuhan daun. Menurut Rukmana (1994) hasil produksi sawi hijau pada umumnya menghasil 20 60 ton/ha, dibandingkan dengan perlakuan 40% Urea + 60% POC Urine Kelinci menghasilkan 74,08 ton/ha dengan demikian semua perlakuan imbangan yang diujikan dapat menggantikan penggunaan pupuk anorganik 100%.