BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taekwondo merupakan salah satu jenis olahraga beladiri yang berasal dari Korea. Taekwondo mengandung unsur filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari Taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Secara sederhana, Taekwondo adalah seni atau cara mendisiplinkan diri dengan menggunakan teknik kaki dan tangan kosong (Suryadi Y, 2002:15). Materi terpenting dalam berlatih Taekwondo adalah poomsae, kyukpa dan kyoruki. Orang yang menjadi anggota Taekwondo disebut taekwondoin. Teknik dasar yang harus dikuasai seorang taekwondoin (Hu-seup Song dan Jongo Kim (1986:39-61) dalam Suyardi, Y (2002:35)) yaitu : 1. Kuda-kuda (Seogi) 2. Teknik serangan (Kongkyok Kisul) yang terdiri dari pukulan (Jierugi), sabetan (Chigi), tusukan (Chierugi) dan tendangan (Chagi) 3. Tangkisan (Makki) 4. Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So) 5. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan Menurut Suryadi, Y (2002:1), poomsae adalah unit yang penting dalam sistem teknis Taekwondo. Poomsae adalah gerakan-gerakan kombinasi yang dirancang untuk berlatih tanpa instruktur dengan menggunakan dasar kinerja yang tetap dari menyerang dan bertahan. Latihan dalam waktu yang lama membutuhkan kondisi fisik yang prima. Olahraga beladiri Taekwondo sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Pemain harus melakukan gerakan-gerakan teknik tendangan dengan cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerakan meloncat, maju-mundur, memutar badan dengan cepat, melangkah dengan lebar tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Gerakangerakan ini harus dilakukan berulang kali dalam tempo lama, selama 1
2 pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan kelelahan yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, persendian tubuh, pernapasan, dan kerja otot. Oleh karena itu, seorang taekwondoin sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima. Dalam upaya pencapaian prestasi olahraga Taekwondo dapat dimulai dari peningkatan pembinaan di daerah-daerah. Salah satu kabupaten yang mengembangkan olahraga Taekwondo adalah Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Prestasi yang ditunjukkan dari Dojang Taekwondo Kabupaten Ngawi belum maksimal, sehingga masih diperlukan peningkatan kualitas pembinaan supaya prestasi yang diraih lebih maksimal. Pengurus organisasi dan pelatih perlu mengkaji berbagai faktor yang dapat mempengaruhi percapaian prestasi seorang atlet. Upaya mencapai prestasi yang baik dalam olahraga Taekwondo yaitu atlet harus memiliki kondisi fisik yang baik, karena fisik merupakan modal dasar dalam mencapai keterampilan yang optimal. Tanpa adanya kondisi fisik yang baik dari seseorang berarti akan sulit untuk menjalankan program latihan, sehingga keterampilan pun akan sulit tercapai. Menurut M. Sajoto (1988:57) dalam Sembiring (2013:9), salah satu faktor penentu dalam mencapai prestasi olahraga adalah terpenuhinya komponen fisik, yang terdiri dari kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscular power), fleksibilitas (flexibility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy) dan reaksi (reaction). Pada umumnya para ahli mengklasifikasikan kebugaran jasmani dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan yaitu (nadi, hemoglobin, tinggi badan, berat badan) dan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan gerak yaitu (kecepatan, daya tahan, daya ledak, fleksibilitas, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi).
3 Komponen kondisi fisik yang berhubungan dengan olahraga Taekwondo khususnya poomsae yaitu kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, power otot tungkai, dan volume oksigen maksimal. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang (Sumiyarsono, 2006:87). Menurut Amung Ma mun (2008:17), fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan otot dan persendian badan untuk bergerak seluas mungkin dan mempertahankannya dalam beberapa detik. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan equilibrium baik statis maupun dinamis tubuh ketika ditempatkan pada berbagai posisi (Delitto, 2003). Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Power otot tungkai yaitu kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu bekerja dimana kemampuan itu dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk melakukan gerakan yang mendukung. Volume oksigen maksimal adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dihirup dari udara kemudian diangkut dan digunakan dalam jaringan tubuh (Wilmore and Costill, 2005). Berdasarkan keseluruhan komponen kondisi fisik yang telah disebutkan di atas, pemeliharaan dan peningkatannya tidak terlepas antara satu dengan yang lain, sehingga prestasi seorang atlet dapat meningkat. Karena kurangnya perhatian terhadap komponen kondisi fisik seorang pemain, prestasi pemain menjadi kurang maksimal sesuai apa yang telah diharapkan. Menurut Suryadi, Y (2002:1) menerangkan bahwa tiga materi terpenting dalam berlatih Taekwondo, yaitu Poomsae, Kyukpa, dan Kyoruki. Dalam penelitian ini prestasi Taekwondo yang digunakan adalah Poomsae atau rangkaian jurus yaitu rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri yang dilakukan melawan musuh yang imajiner dengan mengikuti diagram tertentu.
4 Berdasarkan hasil observasi awal di Dojang Taekwondo Kabupaten Ngawi, saat diadakan tes keterampilan poomsae, terlihat sangat jelas bahwa kemampuan atlet menurun pada akhir poomsae seperti kecepatan tendangan, keakuratan gerakan dan juga kelelahan yang berlebihan. Adanya fakta tersebut membuktikan bahwa perlu adanya perhatian lebih untuk meningkatkan kondisi fisik atlet, selain perhatian untuk penguasaan teknik keterampilan saja. Oleh karena itu, Taekwondoin Kabupaten Ngawi masih perlu dibina dan diarahkan untuk diberikan latihan-latihan kondisi fisik yang berhubungan dengan keterampilan gerak antara lain kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, power otot tungkai dan volume oksigen maksimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang Pencapaian Keterampilan Poomsae ditinjau dari Kecepatan, Fleksibilitas, Keseimbangan, Koordinasi, Power Otot Tungkai dan Volume Oksigen Maksimal Studi Korelasional pada Taekwondoin Putra Kabupaten Ngawi. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Pembinaan pada olahraga Taekwondo Kabupaten Ngawi kurang berkembang sehingga pencapaian prestasi kurang maksimal. 2. Bentuk atau metode latihan yang belum tepat sehingga prestasi Taekwondoin kurang optimal. 3. Kurangnya perhatian terhadap kondisi fisik seorang Taekwondoin, prestasi Taekwondoin menjadi kurang maksimal. 4. Besarnya kontribusi kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, power otot tungkai dan volume oksigen maksimal terhadap pencapaian prestasi poomsae Taekwondoin putra Kabupaten Ngawi belum diketahui.
5 C. Pembatasan Masalah Dari permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini hanya akan membahas tentang hubungan komponen kondisi fisik yang meliputi kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, power otot tungkai dan volume oksigen maksimal dengan keterampilan poomsae Taekwondoin Putra Kabupaten Ngawi serta besar kontribusi masing-masing komponen terhadap keterampilan poomsae Taekwondoin Putra Kabupaten Ngawi. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah hubungan antara kecepatan dengan keterampilan poomsae 2. Adakah hubungan antara fleksibilitas dengan keterampilan poomsae 3. Adakah hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan poomsae 4. Adakah hubungan antara koordinasi dengan keterampilan poomsae 5. Adakah hubungan antara power otot tungkai dengan keterampilan poomsae 6. Adakah hubungan antara volume oksigen maksimal dengan keterampilan poomsae 7. Adakah hubungan antara kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, power otot tungkai, dan volume oksigen maksimal dengan keterampilan poomsae
6 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis hubungan antara kecepatan dengan keterampilan poomsae 2. Menganalisis hubungan antara fleksibilitas dengan keterampilan poomsae 3. Menganalisis hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan poomsae 4. Menganalisis hubungan antara koordinasi dengan keterampilan poomsae 5. Menganalisis hubungan antara power otot tungkai dengan keterampilan poomsae Taekwondoin Putra serta mengetahui seberapa besar kontribusinya. 6. Menganalisis hubungan antara volume oksigen maksimal dengan keterampilan poomsae Taekwondoin Putra serta mengetahui seberapa besar kontribusinya. 7. Menganalisis hubungan antara kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, power otot tungkai, dan volume oksigen maksimal dengan keterampilan poomsae Taekwondoin Putra serta mengetahui seberapa besar kontribusinya.
7 F. Manfaat Penelitian 1. Teori Sebagai bahan masukan dan kajian bagi Dojang Taekwondo Kabupaten Ngawi dalam peningkatan kondisi fisik atlet agar dapat memperoleh prestasi yang maksimal. 2. Bagi Taekwondoin Kabupaten Ngawi Diharapkan dapat meningkatkan prestasi Taekwondo pada teknik poomsae dengan melakukan rangkaian tes yang menunjang peningkatan kondisi fisik taekwondoin. 3. Pelatih Poomsae Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam program latihan yang berkaitan dengan pembentukan fisik Taekwondoin. 4. Program Studi Ilmu Keolahragaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran untuk penelitian selanjutnya yang lebih luas agar penelitian dapat ditindaklanjuti dan dikembangkan dengan penambahan variabel, sampel dan unsur lainnya.